PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secum
professional (Gilies, 2005). Manajemen keperawatan pada dasarnya diperlukan
adanya manajer atau kepemimpinan yang merencanakan, mengorganisasi,
memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi individu, keluarga
dan masyarakat dan untuk mengelola perawat profesional serta pekerja
keperawatan non profesional Untuk itu, manajemen keperawatan berfungsi dalam
memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang holistic
sehingga kebutuhan klien selama dirumah sakit terpenuhi. Taylor dalam bukunya
The Principles of Scientific Management (1911) menganjurkan bahwa pekerjaan
harus dipelajari secara ilmiah untuk menentukan jalan terbaik dalam
melaksanakan setiap tugas. Prinsip yang dianut adalah menghasilkan produksi
semaksimal mungkin dengan pengeluaran energi yang minimal. Manajemen
ilmiah ini membutuhkan revolusi mental dan tanggung jawab moral yang tinggi
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, semua kegiatan harus
direncanakan sebaik mungkin baik dari segi keuntungan maupun kerugiannya
berdasarkan parameter-parameter ilmiah yang telah ditetapkan.
Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang
pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur lingkungan
kepemimpinannya. Jadi dalam kepemimpinan ada keterkaitan antara pemimpin
dengan berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh pemimpin tersebut.
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
diperlukan manajemen keperawatan yang efektif dan efesien. Untuk mampu
melaksanakannya dibutuhkan berbagai keterampilan, salah satu diantaranya
adalah keterampilan kepemimpinan Kepemimpinan diperlukan dalam setiap
kegiatan keperawatan. Setiap perawat, apakah stuf, ketun tim, lepah ruangan,
pengawas atau kepala bidang keperawatan perlu memiliki ketrampilan
kepemimpinan sehingga efektif dalam mengelola pelayanan dan asuhan
keperawatan. Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat berupaya
memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasinya
untuk pencapain tujuan. Agar perawat mempunyai ketrampilan kepemimpinan
diperlukan pemahaman tentang teori, gaya dan ancam bagaimana seorang d
berperan sebagai pemimpin yang efektif
Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya seorang pemimpin yang dapat
mempengaruhi, memahami dan mengaplikasikan keterampilan dalam
melaksanakan proses manajemen dan kepemimpinannya dan sebaiknya
digunakan sebagai salah satu standar penilaian keberhasil dalam pelaksanaan
tugas kepemimpinan. Disamping itu baik atasan maupun bawahan perlu
memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya
akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang professional
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa pengertian tentang kepemimpinan menurut para ahli, antara lain :
a) Stogdill
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.(Russel C Swansburg, 2000, Hal : 267 )
b) Ordway Ted
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang
sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain
bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan
kepadanya.
c) Georgy R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang
dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara
sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d) Paul Hersay, Ken Blanchord
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam
suatu situasi tertentu. ( H. Zaidin Ali, 2000. Hal :3-5 )
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul
apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai
kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun
berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kepemimpinan dalam
konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi
memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Di dalam keperawatan
kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin
( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah
pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap
perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun
ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan
ditingkatkan
2.2 Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik unik, baik
fisik,mental maupun kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan
kepemimpinan. Teori ini menekankan pada ciri khas pribadi dari para pemimpin.
Menurut Kartono (1994 :27) teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian
suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya dengan
menonjolkan latar belakang histori , sebab-sebab timbulnya kepemimpinan,
persyaratan pemimpin,sifat utama pemimpin tugas pokok dan fungsinya serta
etika profesi kepemimpinan. Teori-teori dalam kepemimpinan, antara lain :
(b) Fungsi
Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan 5 fungsi pokok
kepemimpinan , yaitu :
1. Fungsi instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah)
bagaiamana ( cara menjalankan perintah), bila mana waktu memulai,
melaksanakan, dan melaporkan hasilnya, dan dimanan tempat mengerjakan
perintah, agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang
yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah
2. Fungsi konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dan arah.
Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan
yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orangyang
dipimpinnya.
3. Fungsi partisipasif
Dalam menjalankan fungsi partisipasif pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasif dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-
tugas pokok sesuai dengan posisi masing- masing.
4. Fungsi delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan
untuk melimpahkan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggung
jawab.
5. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu
mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan Bersama secara maksimal dalam
melaksanakan fungsi pengendalian. Pemimpin dpat mewujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut: