DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Aprila 2018.C10a.0958
Dantini 2018.C.10a.0963
Fitrialiyani 2018.C.10a.0967
Sapta 2018.C.10a.0984
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebebasan...................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................
3.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kebebasan
2. Bagaimana cara bertanggung jawab
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan
yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia
tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung
jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan
yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka ia harus berkomunikasi denhan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah
laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contohnya: Safi’i terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina orang
lain yang mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang
yang keya dikampungnya. Ia harus bertanggung jawab atas kelakuannya tersebut.
Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi oleh masyarakat
sekitar.
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertinggah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia
tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia
harus bertanggung jawab kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada
Ujung” karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru Isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali perbuatan
itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
Menurut pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan
ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai standar. Misalnya
hukum mengatur apabila perawat melakukan kegiatan kriminalitas, memalsukan ijazah,
melakukan pungutan liar dsb. Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap menerima
hukuman ( punishment) secara hukum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar
hukum.
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan
ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan
kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab
dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.
Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak
yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan
kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi. Beberapa cara dimana perawat dapat
mengkomunikasikan tanggung jawabnya .
2.Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan penjelasan
dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay).
Misalnya ; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan
darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
3.Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan perilaku
perawat. misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
4.Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens
desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu jelaskan
bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada
kepentingan perawat ; “Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak,
dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
5.Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory),
misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding
pasien yang tadi”.
6.Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien (see
the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klienmenyatakan
bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
4. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang dialami klien. Bila
terjadi gugatan akibat kasus-kasus malpraktek seperti aborsi, infeski nosokomial, kesalahan
diagnostik, kesalahan pemberian obat, klien terjatuh, overhidrasi, keracunan obat, over dosis dsb.
Perawat berkewajiban untuk menjadi saksi dengan menyertakan bukti-bukti yang memadai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan setelah mengetahui apa itu kebebasan dan tanggung jawab
kepada klien, kita sebagai perawat harus mampu melakukannya didunia
kesehatan agar tidak timbulnya kesalahpahaman antar perawat dan klien,
perawat dan perawat, perawat dan dokter, serta perawat dan tenaga kesehatan
lainnya.
Kami juga berharap atas kritik dan saran dari pembaca demi lebih baiknya
lagi makalah ini dan semakin memberi manfaat baik bagi kami. Sehingga di
lain waktu kami juga dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA