Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN BENCANA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :

DANTINI
FREDRIK IMMANUEL
FITRIALIYANI
OCTAVIA MARETANSE
SARPIKA YENA AMALIA
THOMAS ERIK HELVIN
WINDY WIDIYA
Konsep Dan Model-
Model Triase Bencana
• Triage
Sistem ini di kembangkan dari medan pertempuran dan
digunakan bila terjadi bencana. Dimedan Pertempuran,
triage digunakan untuk menentukan prioritas
penanganan pada korban Perang Dunia I.
• Definisi Triage
Triage adalah suatu proses penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan kondisinya
(Zimmerman dan Herr, 2006). Triage juga diartikan
sebagai suatu tindakkan pengelompokan penderita
berdasarkan pada beratnya cedera yang diprioritaskan
ada tidaknya gangguan pada airway (A), breathing (B),
dan Circulation (C) dengan mempertimbangkan sarana,
sumber daya manusia, dan probabilitas hidup
penderita.
Tujuan Triage
1.Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa.
2.Memprioritaskan pasien menurut kondisi
keakutannya,
3.Menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya
berdasarkan pada
pengkajian yang tepat dan akurat,
4.Menggali data yang lengkap tentang keadaan
pasien.
Klasifikasi Triage

• Sistem klasifikasi mengidentifikasi tiap pasien yang


memerlukan berbagai level prawatan. Prioritas didasarkan
pada pengetahuan, data yang tersedia, dan situasi terbaru
yang ada. Huruf atau angka yang sering digunakan antara
lain sebagai berikut,
• Prioritas 1 atau emergency
• Prioritas 2 atau urgent
• Prioritas 3 atau non urgent
Banyak tipe dari klasifikasi triage yang digunakan pada
pre-hospital ataupun hospital
Triage Pre-hospital
Hal pertama yang dapat dilakukan pada saat ditempat kejadian bencana adalah
berusaha untuk tenang, lihat sekeliling dan menyeluruh pada lokasi kejadian.
Laporan secara singkat pada call center dengan bahasa yang jelas mengenai
hasil pengkajian, meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Lokasi kejadian.
2) Tipe insiden yang terjadi.
3) Adanya ancaman atau bahaya yang mungkin terjadi
4) Perkiraan jumlah pasien.
5) Tipe bantuan yang harus diberikan
6) Lihat sekeliling dan menyeluruh pada lokasi kejadian.
Berfikir Kritis Dan Sistematis

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Karakteristik berpikir kritis
1. Konseptualisasi
2. Rasional dan beralasan (reasonable)
3. Reflektif
4. Bagian dari suatu sikap
5. Kemandirian berpikir
6. Berpikir kritis adalah berpikir kreatif
7. Berpikir adil dan terbuka
8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Penilaian Sistematis Sebelum, Saat, Dan Setelah Bencana Pada Korban, Survivor, Populasi
Rentan Dan Berbasis Komunitas

• Sebelum bencana Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam


situasi tidak terjadi bencana meliputi :
1. Perencanaan penanggulangan bencana
2. Pengurangan risiko bencana
3. Pencegahan
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan
5. Persyaratan analisis risiko bencana
6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang
7. Pendidikan dan pelatihan
8. Persyaratan standar teknis penanggulangan
bencana.
Situasi terdapat potensi
bencana pada situasi ini
perlu adanya kegiatan-
kegiatan.

1. Kesiapsiagaan
2. Peringatan dini
3. Mitigasi Bencana
Saat Bencana (Tanggap darurat)

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap


darurat meliputi:
1. Penyelamatan dan evakuasi korban dengan
menggunakan triage.
2. Penentuan status keadaan darurat bencana.
3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana.
4. Pemenuhan kebutuhan dasar.
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan (lansia, wanita
hamil dan menyusui, anak-anak, penderita penyakit
kronis, orang-orang dengan keterbatasan fisik/cacat,
penderita gangguan mental).
6. Pemulihan dengan segara sarana dan prasarana vital
Pasca Bencana (Recovery)

Penanggulangan pasca bencana meliputi dua tindakan


utama yaitu rehabilitas dan rekontruksi.
A. Rehabilitasi
1. Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2. Perbaikan prasarana dan sarana umum.
3. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4. Pemulihan sosial psikologis.
5. Pelayanan kesehatan (terlebih untuk populasi
rentan).
6. Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
7. Pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya.
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban.
9. Pemulihan fungsi pemerintahan.
10. Pemulihan fungsi pelayanan public
B. Rekontruksi
1. Pembangunan kembali prasarana dan sarana.
2. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat.
3. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya
masyarakat.
4. Penerapan rancang bangun yang tepat dan
penggunaan peralatan yang lebih memilih baik
dan tahan bencana.
5. Partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan
masyarakat. Peningkatan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya. Peningkatan fungsi
pelayanan public.
6. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
Surveilens Bencana

Surveilans Kesehatan adalah kegiatan Penyakit endemis yang dapat


pengamatan yang sistematis dan terus menerus meningkat paska  bencana :
terhadap data dan informasi tentang kejadian • Malaria
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan • DBD
dan penularan penyakit atau masalah
Penyebab Utama Kesakitan &
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan Kematian :
informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara • Pnemonia
efektif dan efisien
• Diare
Surveilans bencana meliputi :
• Malaria
Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana,
terutama penyakit menular. • Campak 

Penyakit Menular Prioritas (dalam pengamatan • Malnutrisi


dan pengendalian) : • Keracunan pangan
Penyakit yang rentan epidemik  (kondisi padat)
• Kolera
• Diare berdarah
• Thypoid fever 
• Hepatitis
Penyakit dalam program  pengendalian
nasional
Dokumentasi Dan Pelaporan Hasil Penilaian Bencana

a. Data pra bencana merupakan basis data c. Sumber Daya Manusia Relawan,
yang dapat digunakan apabila tenaga kesehatan (dokter, perawat,
diperlukan. Data ini memberikan bidan, sanitarian, apoteker, ahli gizi dan
gambaran mengenai kondisi geografis, lain-lain), TNI/Polri, tenaga SAR, desa
geologis, iklim, ketersediaan sumber siaga
daya dan lain sebagainya. Ketersediaan
data tersebut akan membantu sebagai
informasi awal dalam penanganan
bencana.
b. Peralatan Peralatan adalah segala bentuk
alat dan peralatan yang dapat
dipergunakan untuk membantu
terselenggaranya suatu kegiatan
penanggulangan  bencana, sehingga
dengan bantuan alat tersebut manusia
dapat memenuhi
kebutuhannya dan dapat melaksanakan

Anda mungkin juga menyukai