Anda di halaman 1dari 20

MELAKUKAN SIMULASI PENILAIAN SECARA

CEPAT, TEPAT, DAN SISTEMATIS PADA


KEADAAN SEBELUM, SAAT, DAN SETELAH
BENCANA

Kelompok 2 :
1. Agri Mahardika
2. Diah Ayu
3. Endang Kurnia
4. Eva Muzdalifah
5. Erlika Gaeliana
6. Febi Febrianti
7. Handariyatul M
8. Iyang Teguh
9. Nani Sulistya
10. Nurul Badriah
11. Sarah Dea
KONSEP DAN MODEL – MODEL TRIASE
BENCANA

Definisi Triase
Triase adalah proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cedera atau penyakit
(berdasarkan yang paling mungkin akan mengalami
perburukan klinis segera) untuk menentukan
prioritas perawatan gawat darurat medik serta
prioritas transportasi (berdasarkan ketersediaan
sarana untuk tindakan). Artinya memilih berdasar
prioritas atau penyebab ancaman hidup.
Tujuan Triage
• Bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat
menyelamatkan korban sebanyak mungkin.
• Untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan
yang memerlukan pertolongan kedaruratan
• Agar pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai
dengan tingkat kegawatannya, dapat menangani
korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat
sesuai dengan sumber daya yang ada.
Prinsip Triage

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek


mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time
serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan
seleksi korban berdasarkan :
• Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
• Dapat mati dalam hitungan jam
• Trauma ringan
• Sudah meninggal
Sistem Dalam Penanganan Triage

• Non Disaster : Untuk menyediakan perawatan sebaik


mungkin bagi setiap individupasien
• Disaster : Untuk menyediakan perawatan yang lebih
efektif untuk pasien dalam jumlah banyak
Model Triage Dalam Bencana
1. Single Triage
Digunakan untuk keadaan dimana pasien datang satu persatu, seperti misalnya
instalasi atau Unit gawat Darurat sehari-hari. Atau pada MCI (mass casualty
incident/ bencana dimana fase akut telah terlewati (setelah 5-10 hari) .
2. Simple Triage
Pada keadaan bencana massal (MCI) awal-awal, dimana sarana transportasi belum
ada, atau ada tapi terbatas, dan terutama sekali,belum ada tim medis atau paramedis
yang kompoten.

3. S.T.A.R.T. (Simple Triage And Rapid Treatment)


Prinsip dari START adalah START bertujuan untuk mengatasi ancaman hidup yang
utama, yaitu sumbatan jalan nafas dan eprdarahan arteri yang hebat. Pengkajian
diarahkan pada pemeriksaan: status respirasi, sirkulasi (pengisian kapiler_, dan status
mental.
Penilaian Sistematis Sebelum, Saat, dan setelah Bencana pada
Korban, Survivor, Populasi Rentan dan Berbasis Komunitas

Penilaian sistematis adalah kegiatan dan proses pengumpulan


data data dan informasi yang bersifat kualitatif yang disusun
secara berurutan, utuh dan terpadu untuk menjelaskan berbagai
rangkaian sebab akibat terkait suatu objek tertentu.
Penilaian sebelum bencana pada korban, survivor,
populasi rentan dan berbasis masyarakat
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian
bahaya, peringatan dan persiapan
1. Penilaian bahaya (hazard)
2. Peringatan (warning)
3. Persiapan (preparedness)

Pemahaman Tentang Kerentanan Masyarakat Kerentanan (vulnerability) adalah


keadaan atau sifat/perilaku manusia atau masyarakat yang menyebabkan
ketidakmampuan menghadapi bahaya atau ancaman. Penilaian kerentanan ini
dapat berupa :
4. Kerentanan Fisik
5. Kerentanan Ekonomi
6. Kerentanan Sosial
7. Kerentanan Lingkungan
Penilaian saat bencana
1. Penilaian korban
2. Penilaian lingkungan

Penilaian setelah bencana


Penilaian pasca bencana meliputi :
• Jumlah korban baik yang selamat maupun meninggal.
Termasuk populasi rentan lansia, ibu hamil, anak-anak dan
penderita disabilitas.
• Kerugian harta benda
• Kerusakan sarana dan prasarana
• Cakupan luas wilayah yang terkena bencana
• Dampak social ekonomi yang ditimbulkan
Surveilens Bencana

Definisi
Surveilans adalah kegiatan “analisis” yang sistematis
dan berkesinambungan melalui kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data serta penyebar luasan informasi
untuk pengambilan keputusan dan tindakan segera.
Tujuan surveilens

Tujuan Surveilans adalah untuk mendukung fungsi


pelayanan bagi korban bencana secara keseluruhan
untuk menekan dampak negatif yang lebih besar.
• Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan dan
kematian saat terjadi bencana.
• Mencegah atau mengurangi resiko munculnya
penyakit menular dan penyebarannya.
• Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi
dampak kesehatan lingkungan akibat
bencana(misalnya perbaikan sanitasi).
Surveilans berperan dalam :

• Saat Bencana
• Setelah Bencana
• Menentukan arah respon/penanggulangan dan
menilai keberhasilan respon/evaluasi
Surveilans Bencana Meliputi:
1. Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana, terutama penyakit
menular.
Ada 13 besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana : Campak, DBD, diare berdarah, diare
biasa, hepatitis, ISPA, keracunan makanan, malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma
(fisik), dan thypoid.
Penyakit Menular Prioritas (dalam pengamatan dan pengendalian) :
• Penyakit yang rentan epidemik (kondisi padat)
• Kolera
• Diare berdarah
• Thypoid fever
• Penyakit endemis yang dapat meningkat pasca bencana
• Hepatitis
• Penyakit dalam program pengendalian nasional
• Campak
• Tetanus
• Malaria
• DBD
2. Surveilans data pengungsi
Data pengungsi meliputi data jumlah total pengungsi dan kepadatan di tempat
pengungsian, data pengungsi menurut lokasi, golongan umur, dan jenis kelamin. Data
dikumpulkan setiap minggu atau bulanan.

3. Surveilans kematian
Yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau barak, umur, jenis
kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas pelapor.

4. Surveilans rawat jalan

5. Surveilans air dan sanitasi

6. Surveilans gizi dan pangan

7. Surveilans epidemiologi pengungsi


Manfaat Surveilans bencana
• Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air,
sanitasi, kepadatan, kualitas tempat penampungan.
• Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian
sehingga dapat diupayakan pencegahan.
• Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-
anak,lansia,wanita hamil,sehingga lebih memperhatikan
kesehatannya.
• Pendataan pengungsi di
wilayah,jumlah,kepadatan,golongan,umur,menurut jenis
kelamin.
• Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
• Survei Epidemiologi.
Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana

1. Pertolongan terhadap kelaparan


2. Kontrol Epidemik / kantor pengaduan Para epidemiologis
3. Surveilans Pencegahan Kematian, Sakit dan Cedera Masalah
kesehatan yang berkaitan dengan bencana besar
4. Surveilans Kebutuhan Perawatan Kesehatan
5. Penelitian untuk menghindari tindakan tidak perlu Setelah
bencana banyak lembaga dan donor yang menawarkan bantuan
peralatan dan tenaga untuk usaha-usaha pertolongan yang tidak
selalu sesuai dengan kebutuhan.
6. Analisis Epidemiologi
7. Analisis Peringatan dari Usaha Pertolongan Konsekuensi bencana
jangka panjang tidak cukup diperkirakan
Dokumentasi Dan Pelaporan Hasil Penilaian Bencana

1. Penilaian dalam kebencanaan


Penilaian resiko bencana dapat dilakukan berdasarkan dengan
hasil identifikasi bencana.Dengan dilakukan penilaian
kemungkinan dan skala dampak yang mungkin ditimbulkan oelh
bencana tersebut. Dengan demikian dapat diketahui, apakah
potensi sebuah bencana di suatu daerah tergolong tinggi atau
rendah.
2. Pelaporan kebencanaan
Informasi dalam penanggulangan bencana dimulai
sejak pengumpulan, analisis hingga diseminasi
informasi yang dilakukan secara cepat, tepat dan benar
sebagai bagian dalam penanggulangan bencana. Data
dan informasi becana dikumpulkan dari pemerintahan,
organisasi relawan/NGO/masyarakat dan berbagai
sumber media.
3. Dokumentasi kebencanaan
Data pra bencana merupakan basis data yang dapat
digunakan apabila diperlukan. Data ini memberikan
gambaran mengenai kondisi geografis, geologis, iklim,
ketersediaan sumber daya dan lain sebagainya.
Ketersediaan data tersebut akan membantu sebagai
informasi awal dalam penanganan bencana.

Anda mungkin juga menyukai