Anda di halaman 1dari 12

Assalamualaikum Wr.

Wb
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA
PASIEN MENJELANG AJAL
Kelompok 2
Di Susun Oleh :
1. Ade Hidayat
2. Aditya Arizal Fadilah
3. Dea Silvia
4. M. Rofi Almahmudy
5. Meli Nurmala
6. Nani Sulistyaningsih
7. Pebriyanti Wulandari
8. Rara Wahyuningsih
9. Sarah Dea Sugiharto Putri
10. Siti Zulfah
11. Yuyum Yumita Dewi
Komunikasi terapeutik

Komunikasi adalah suatu penyampaian informasi(pesan,


ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi
saling mempengaruhi di antara keduanya. 

Menurut Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa


komunikasi terapeutik merupakan hubungan intrapersonal
antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan
klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional klien. 
Cara Komunikasi
 Komunikasi Verbal
1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Tepat waktu dan relevan

 Komunikasi Non Verbal


1. Sikap tubuh dan cara berjalan.
2. Ekspresi wajah 
3. Gerakan Tangan
Prinsip Komunikasi Terapeutik
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami
dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya,
dan saling menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
5. Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya
sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
6. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan
maupun masalah.
Teknik Komunikasi Terapeutik
a. Mendengarkan ( Listening) :
b. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
c. Mengulang (Restarting).
d. Penerimaan (Acceptance
e. Klarifikasi
f. Refleksi
g. Asertif
h. Memfokuskan
i. Membagi persepsi
j. Identifikasi “tema
k. Diam
l. Informing
m. Humor
n. Saran
Pengertian Terminal & Jenis Penyakit Terminal

 Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju


kematian berjalan melalui suatau tahapan proses penurunan fisik,
psikososial, dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995).
  Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal
adalah :
a) Penyakit kanker.
b) Penyakit infeksi.
c) Stroke.
d) AIDS.
e) Akibat kecelakaan fatal
Respon Berduka

 Denial (Tahap Pegingkaran)


  Anger (Tahap Marah)
 Bergaining (Tahap Menawar)
 Depresion (Depresi)
 Acceptance (Tahap Menerima)
Tujuan Keperawatan Klien Terminal

 Menghilangkan/mengurangi rasa kesendirian,


takut, atau depresi.
 Mempertahankan rasa aman, harkat, dan rasa
berguna.
 Membantu klien menerima rasa kehilangan.
 Mempertahankan harapan
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Gali apakah klien menginginka untuk Memberikan arti dan tujuan dan dapat
melaksanakan praktek atau ritual menjadi sumber kenyamanan dan
keagamaan atau spiritual kekuatan
2 Ekspresikan penertian dan penerimaan Menunjukan sikap tak menilai dapat
anda tentang pentingnya keyakinan dan membantu mengurangi kesulitan klien
praktek religius atau spiritual klien dalam mengekspresikan keyakinan dan
prakteknya
3 Berikan privasi dan keterangan untuk Privasi dan ketenangan memberikan
ritual spiritual lingkungan yang memudahkan refresi dan
perenungan
4 Menawarkan untuk menghubungi Mengatur kunjungan menjelaskan
religius dan rohaniwan ketersediaan peleyanan misalnya : al-
quran dan ulama bagi yang beragama
islam
Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa yang ada pada pasien sakit terminal
 Duka cita adaftif berhubugan dengan kehilangan kepemilikan pribadi.
 Duka cita maladaptive berhubungan dengan penyakit terminal kronis.
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
factor psikologis (respon duka cita yang tertahan).
 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/kritis situasi.
 Isolasi social berhubungan dengan sumber pribadi tidak adekuat.
 Gangguan pada tidur berhubungan dengan stress karena respon
berduka.
 Distres spiritual berhubungan dengan perpisahan dari ikatan
keagamaan dan kultural.
TERIMAKASIH

WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai