Anda di halaman 1dari 7

PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA

Dosen Mata Kuliah :

Endah Sri Wijayanti, SST., M.Kes

DI SUSUN OLEH :

1. Hanifah Ekaputri Giyatri (NIM. 151911913001)


2. Khoirotun Maulida (NIM. 151911913014)
3. Suci Nur Fitriana (NIM.
151911913015)
4. Nur Elly Dwi Rachmawatti (NIM.
151911913016)
5. Al Syahid Akbar (NIM.
151911913017)
6. Churiyati Ulfah Desinta (NIM.
151911913018)
PRODI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
HASIL DISKUSI
1. 3 Keyakinan Perawat Jiwa Merawat Pasien Gangguan Jiwa
a. Bahwa manusia adalah makhluk holistik yang terdiri dari komponen bio-
psiko-sosio dan spiritual
Contoh :
 Mengajarkan kepada pasien gangguan jiwa tentang tata cara dalam
melakukan personal hygiene (perawatan diri).
 Mengajak pasien gangguan jiwa untuk berkomunikasi secara
perlahan agar pasien bisa mengungkapkan apa yang sedang ia
pikirkan atau inginkan.
 Mendorong pasien gangguan jiwa agar selalu ingat pada Tuhan-
Nya dan meminta pertolongan pada-Nya.
b. Tujuan pemberian asuhan keperawatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan manusia secara optimal
Contoh :
 Merapikan tempat tidur.
 Memandikan pasien.
 Memberikan kompres.
 Memberikan obat menurut jadwal yang diatur dokter.
 Membantu menenangkan pasien jika sedang kambuh dengan cara
memberi obat penenang atau yang lainya.
c. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan suatu metode
pemecahan masalah dengan pendekatan proses keperawatan
Contoh :
 Membujuk klien dan modifikasi dalam meminum obat.
 Partisipan membujuk klien untuk bekerja agar bisa memenuhi
kebutuhan klien.
 Partisipan lainnya dengan cara pendampingan dalam pengobatan.
 Pemberdayaan kelurga merupakan salah satu cara juga yang
digunakan untuk meghadapi permasalahan selama merawat klien
gangguan jiwa
 Melakukan psikoterapi
 Program rehabilitasi
 Dengan melakukan teknik komunikasi terapeutik
 Dengan membangun kepercayaan antara perawat dan klien
gangguan jiwa
 Memahami kondisi klien dengan cara berusaha memenuhi segala
fasilitas yang di butuhkan
 Memberikan apresiasi dengan tepuk positif yang berbentuk “prok
prok prok prok prok prok prok prok prok prok . kita semua
memang hebat!”
 Komunikasi verbal dan non verbal diantaranya yaitu dengan
menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang berkaitan,
memberikan penghargaan. Untuk non verbal bisa menggunakan
isyarat vokal (suara) isyarat tindakan ( ekspresi wajah, gerakan
tubuh).

2. Motivasi yang Mendorong Perawat Merawat Pasien Gangguan Jiwa


1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab perawat adalah menjaga keamanan klien. Dengan
demikian, perawat harus mengidentifikasi dan mengkaji setiap pasien, tak
terkecuali pasien gangguan jiwa.
2. Caring
Fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa,
dan mempunyai hubungan dengan sesama. Setiap tindakan yang dilakukan
oleh perawat untuk berperilaku caring sangat erat kaitannya dengan
motivasi (niat). Nursalam (2012) menyatakan, motivasi adalah pemberian
atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi
motif.
3. Motivasi berprestasi tinggi
Perawat akan merasa tertantang untuk melakukan hal-hal yang baru dan
menguji kemampuannya, sehingga semua pekerjaan dengan tingkat
kesulitan yang tinggi akan di selesaikan dengan baik. menjadi perawat
jiwa merupakan suatu tantangan yang unik karena pasien gangguan jiwa
sangat berbeda dengan pasien non gangguan jiwa, setiap kondisi kejiwaan
pasien menjadi suatu tantangan bagi perawat, seperti pasien tidak mau
makan, pasien tidak mau makan obat, dll. Keberhasilan dalam menangani
pasien-pasien tesebut akan membuat perawat merasa puas karena melewati
tantangan dengan baik.

4. Konsep Model Gangguan Jiwa


1. Model PSIKOANALISA
Dikembangkan oleh sigmund freud disempurnakan oleh ericson, A.
freud klein, horney dan reich manninger . Gangguan jiwa terjadi akibat
tidak terselesaikan konflik 2 pada masa perkembangan. Gangguan jiwa
muncul sebagai upaya untuk mengatasi ansietas dan berhubungan dengan
konflik yang tidak terselesaikan.
Perkembangan masa anak  perkembangan prilaku dewasa  gagal 
regresi penyimpangan prilaku masa dewasa
Proses terauputik
 Mengintepretasikan perilaku
 Memperbaiki pengalaman masa lalu

Peran klien
 Mengungkapkan semua pikiran dan mimpi

Peran perawat
 Mengintepretasikan pikiran dan mimpi pasien
2. Model INTERPERSONAL
Dikembangkan oleh sulivan and peplau. Gangguan jiwa terjadi akibat
ansietas yang timbul dan dialami dalam hubungan interpersonal.
Ketakutan mendasar pada manusia membutuhkan rasa aman dan kepuasan
dari hubungan interpersonal yang memuaskan.
Proses terauputik
 Hubungan P-K membangun rasa aman
 Terapist membantu klien memperoleh hubungan saling percaya dan
meningkatkan hubungan interpersonal
Peran klien
 Membagi ansietas kepada terapist
Peran perawat
 Mengembangkan hubungan saling percaya
 Empati
 Membantu klien mengklarifikasi situasi mengekspolarasi perasaan
3. Model EKSISTENSIAL
Dikembangkan oleh perls, glesser, Ellis, rogers, dan frank. Pada model
ini dinyatakan bahwa kehidupan akan penuh arti apabila manusia dapat
menerima dirinya sepenuhnya. Penerimaan terhadap diri dapat dicapai
melalui hubungan dengan orang lain.
Kehidupan akan berarti jika seseorang dapat merasakan pengalaman dan
menerima disi sendiri sepenuhnya  Bila gagal  Penyimpangan
perilaku
Proses teraupeutik
 Klien dianjurkan untuk menggali dan menerima diri dan dibantu untuk
mengendalikan perilakunya
Peran klien
 Bertanggung jawab terhadap prilakunya
 Berpartisipasi dalam pengalaman untuk belajar menerima diri

Peran perawat
 Menolong klien mengenali diri sendiri
4. Model TERAPI SUPORTIF
Dikembangkan oleh werman dan rockland. Menurut model ini masalah
yang muncul diakibatkan oleh faktor biopsikososial. Menekankan pada
respon koping yang terjadi.
Proses terauputik
 Meningkatkan tes realita dan harga diri dukungan sosial dikerahkan dan
respon koping yang adaptif dikuatkan

Peran perawat
 Hangat , empati, bersahabat dengan klien

Sumber:
https://media.neliti.com/media/publications/237845-none-9ce7d1f6.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/184247-ID-hubungan-pengetahuan-
dan-motivasi-terhad.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/295096200.pdf

Anda mungkin juga menyukai