Kelompok 5
Nurdewi Basarewan
Ronaldo Takarendehang
Rosita Dolo
Fitri idris
Pembahasan
Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada
tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan
perawatan umum yaitu adanya terapi sikap. Perawat menggunakan sikap yang baik
dalam menyembuhkan pasien.
Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan penerimaan,
pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada realitas, klien
diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus sesuai dengan masalah
yang dihadapi pasien.
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Mampu menghadapi kecemasan didalam diri
individu.
Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan
mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud klien
meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat.
Menurut American Nurses Association (ANA) mendefinisikan perawatan
kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu
perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental
masyarakat dimana klien berada.
Proses Terapi
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif,
individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang
ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan
masalahnya, fokusnya pada saat ini dan bukan pada masa lalu.
Peran
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping
yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin
hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping
klien yang adaptif.
Daftar Pustaka