Menurut ANA :
Pelayanan keperawatan profesional didasarkan
pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada
manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respons psiko-sosial yang maladaptif yang
disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan
jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas
keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan
proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga,
kelompok komunitas ).
B. PRINSIP KEPERAWATAN JIWA
PARADIGMA KEPERAWATAN, yaitu:
Manusia
Lingkungan
Kesehatan
Keperawatan
MANUSIA
Fungsi sbg makhluk holistik yaitu
bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan.
Mempunyai kebutuhan dasar yang sama
dan penting.
Memiliki harga diri dan martabat.
Tujuan individu adalah untuk tumbuh,
sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi
diri.
Mempunyai kemampuan untuk berubah dan
keinginan untuk mengejar tujuan personal.
Mempunyai kapasitas koping yang
bervariasi.
Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
Semua perilaku bermakna dimana perilaku
tersebut meliputi:
Pikiran
Perasaan
Tindakan
LINGKUNGAN
Manusia sebagai makhluk holistik
dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga,
kelompok, komunitas.
Dalam berhubungan dengan lingkungan,
manusia harus mengembangkan strategi
koping yang efektif agar dapat beradaptasi.
Hubungan interpersonal yang dikembangkan
dapat menghasilkan perubahan diri individu.
KESEHATAN
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang menunjukkan salah satu
segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.
KEPERAWATAN
Perawat memandang manusia secara
holistik dan menggunakan diri sendiri
secara terapeutik.
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah
menggunakan diri sendiri secara terapeutik
dan interaksinya interpersonal dengan
menyadari diri sendiri, lingkungan, dan
interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk
perubahan:
Klien bertambah sadar akan diri & situasinya,
sehingga lebih akurat mengidentifikasi
kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang
sehat untuk mengatasinya.
SEKARANG :
• Meningkatkan Iptek
• Pengetahuan masyarakat tentang gangguan
jiwa meningkat
• Perlu pemahaman tentang hak asasi manusia
• Penting meningkatkan mutu pelayanan dan
perlindungan konsumen
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di beberapa daerah di Indonesia, pasung masih
digunakan sebagai alat untuk menangani klien
gangguan jiwa di rumah. Saat ini, masih banyak
klien gangguan jiwa yang didiskriminasikan
haknya baik oleh keluarga maupun masyarakat
sekitar melalui pemasungan.
Philipp Pinel dianggap berjasa sebagai orang
pertama yang melepaskan para penderita
gangguan jiwa yang dirantai di Rumah Sakit
Bicetre and Salpetriere di Paris pada akhir abad
ke-18 (Beech, 2003, dalam Minas & Diatri, 2008).
PEMASUNGAN PENDERITA
GANGGUAN JIWA
DEFINISI
Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah
tindakan masyarakat terhadap penderita
gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan
cara dikurung, dirantai kakinya dimasukan
kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga
kebebasannya menjadi hilang.
ETIOLOGI
Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa malu pihak
keluarga, penyakit yang tidak kunjung sembuh,
tidak adanya biaya pengobatan, dan tindakan
keluaga untuk mengamankan lingkungan
merupakan penyebab keluarga melakukan
pemasungan (Depkes, 2005).
Perawatan kasus psikiatri dikatakan mahal
karena gangguannya bersifat jangka panjang
(Videbeck, 2008).
Alasan keluarga melakukan pemasungan diantaranya
Mencegah klien melakukan tindak kekerasan yang
dianggap membahayakan terhadap dirinya atau
orang lain
Mencegah klien meninggalkan rumah dan
mengganggu orang lain
Mencegah klien menyakiti diri seperti bunuh diri
Ketidaktahuan serta ketidakmampuan keluarga
menangani klien apabila sedang kambuh.
Faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan
keluarga merupakan salah satu penyebab pasien
gangguan jiwa berat hidup terpasung.
TERAPI
Memberikan konsultasi
Melaksanakan intervensi
Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan
kelompok pada berbagai tingkat usia
Memberikan intervensi pada komunitas &
organisasi yang telah teridentifikasi masalah yang
dialaminya
3. PERAN DALAM PREVENSI TERSIER
PASIEN DAN
KELUARGA
TIM TIM
KEPERAWAT KESEHATAN
AN LAIN
F. ASUHAN YG KOMPETEN BAGI
PERAWAT JIWA
Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya.
Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk
klien dan keluarga.
Peran serta dalam pengelolaan kasus:
mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi
pelayanan bagi individu dan keluarga.
Memberikan pedoman pelayanan bagi individu,
keluarga, kelompok, untuk menggunakan sumber yang
tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk
pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang
paling tepat.
Meningkatkan dan memelihara kesehatan
mental serta mengatasi pengaruh penyakit
mental melalui penyuluhan dan konseling.
Memberikan askep pada penyakit fisik yang
mengalami masalah psikologis dan penyakit
jiwa dengan masalah fisik.
Mengelola dan mengkoordinasi sistem
pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan
klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.
TERIMAKASIH