Anda di halaman 1dari 43

Konsep dasar keperawatan

jiwa
Pengertian sehat menurut WHO. Sehat
didifinisikan sebagai keadaan sejahtera
secara tubuh, jiwa dan sosial dan tidak
hanya sekedar bebas dari cacat dan
kelemahan
• Kesehatan jiwa menurut Undang-
Undang Kesehatan N0 3/ 1966
Suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual ,
emosional yang optimal dari seseorang
dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan orang lain.
Kesehatan Jiwa menurut undang-Undang
Kesehatan No 23/ 1992
“ Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk
mewujudkan jiwa yang sehat secara
optimal baik intelektual maupun
emosional”
• Upaya peningkatan kesehatan Jiwa
dilakukan untuk mewujudkan jiwa yang
sehat secara optimal baik intelektual
maupun emosional melalui pendekatan
peningkatan kesehatan , pencegahan
dan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan agar seseorang
dapat tetap atau kembali hidup secara
harmonis baik dalam lingkungan
keluarga, lingkungan kerja dan atau
dalam lingkungan masyarakat
Kesehatan mental menurut Maria Yahoda:
• Berpikir positip pada diri sendiri, percaya
dan menerima diri.
• Tumbuh kembang dan beraktualisasi.
• Memiliki integrasi, mampu bertahan
terhadap stres dan kecemasan.
• Memiliki otonomi ,
• Persepsi realitas..
• Menguasai lingkungan.
Kriteria jiwa yang normal menurut Maslow :
• mempunyai rasa aman yang wajar.
• Mempunyai kemampuan menilai diri sendiri
yang wajar
• Mempunyai tujuan hidup yang realistis
• mempunyai hubungan yang efektif dengan
kenyataan
• Mempunyai kepribadian yang terintegrasi dan
konsisten
• Mempunyai kesanggupan belajar dari
pengalaman
• mempunyai spontanitas yang wajar
• Mempunyai emosi yang wajar dan sesuia
dengan rangsangan
• mempunyai kesanggupan memuaskan
kehendak kelompok
• .Mempunyai kesanggupan memuaskan
kehendak jasmani secara wajar, tidak
berlebihan serta dengan cara yang disetujui
orang lain.
Konsep Keperawatan mental psikiatri
• Proses interpersonal sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia .
• Menggunakan teori ilmu prilaku
manusia,psikososial dan teori kepribadian
sebagai dasar pengetahuan
• Menggunakan diri secara terapetik
• meningkatkan kesehatan mental
masyarakat dimana klien berada,
B. Pengertian keperawatan jiwa :
• Menurut ANA ,
• keperawatan jiwa adalah suatu bidang
spesialistik praktik keperawatan yang
menerapkan teori prilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapetik sebagai kiatnya.
• Menurut Dorothy & Cecelia :
• Adalah proses dimana perawat membantu
individu atau keluarga dalam
mengembangkan konsep diri yang positif ,
pola hubungan antar pribadi yang lebih
harmonis berperan aktif dan produktif di
masyarakat
Manfaat Proses Keperawatan Bagi Perawat.

a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam


memberikan asuhan keperawatan.
b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah,
sistematis, dan terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan
memperlihatkan bahwa perawat bertanggung
jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK
keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir
penelitian
• Bagi Klien

• a. Asuhan yang diterima bermutu dan


dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Partisipasi meningkat dalam menuju
perawatan mandiri (independen care).
c. Terhindar dari malpraktik
• Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat
komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.
C. Peran fungsi perawat jiwa
Tiga area utama (Stuart & Sunden)
• Aktifitas memberikan asuhan keperawatan
secara langsung kepada klien.
• Aktifitas komunikasi.
• Aktifitas dalam pengelolaan(manajemen
keperawatan)
peran keperawatan jiwa meliputi :
• Kompetensi klinik.
• advokasi klien – keluarga.
• Tanggung jawab fiskal(keuangan),
• Kerjasama antar disiplin ilmu dibidang
perawatan dan pengobatan klien.
• Tanggung gugat sosial.
• Parameter etik legal.
dilakukan dengan cara :
1. Pencipta lingkungan terapetik :
2. Sosializing Agent :
3. Sebagai Konselor :
4.Mather Surrogate :
5.Advocasi :
6. Teknisi Keperawatan
7 Sebagai pendidik :
Prinsip perawatan mental psikiatri
• Psikoterapetik
• Pendidikan kesehatan
• Aktifitas kehidupan sehari-hari
• Terapi somatik
• Lingkungan terapetik
• Perawat jiwa menggunakan pengetahuan
dari ilmu psikososial, biofisik,, teori
kepribadian, dan perilaku manusia untuk
mendapatkan suatu kerangka berpikir
teoritis yang mendasari praktik
keperawatan.
Peran perawat dalam masing-masing
tingkat pelayanan kesehatan jiwa.
• 1. Peran perawat dalam prevensi
primer : (promotif danpreventif)
• Pendidikan kesehatan pada klien dan
keluarga tentang prinsip –prinsip sehat
jiwa misalnya
– pengertian kesehatan jiwa
– Penyebab gangguan jiwa
– Cara deteksi dini
– Cara mendapat pertolongan dan merujuk
ke unit pelayanan
• Penyebar luasan informasi untuk
meningkatkan kondisi kehidupan, bebas
dari kemiskinan, dan pendidikan.
• Memberikan pendidikan kesehatan
tentang pertumbuhan perkembangan
normal dan pendidikan seks.
• Melakukan rujukan yang sesuai sebelum
gangguan jiwa terjadi.
• Membantu klien di RSU untuk menghindari
masalah psikiatri dimasa mendatang,
mencegah masalah psikososial, akibat
gangguan fisik seperti amputasi, kanker luka
bakar
• Bersama-sama keluarga memberi dukungan
pada anggora keluarga dan meningkatkan
fungsi kelompok.
2. Peran perawat pada prervensi
sekunder.
• Melakukan skrening dan pelayanan
evaluasi kesehatan jiwa.
• Melaksanakan kunjungan rumah atau
pelayanan penanganan dirumah.
• Memberikan pelayanan kedaruratan
psikiatri di RSU
• Menciptakan lingkungan terapetik.
• Melakukan supervisi klien yang
mendapatkan pengobatan
• Memberikan pelayanan pencegahan
bunuh diri.
• Memberikan konsultasi.
• Melaksanakan intervensi krisis.
• 3. Peran perawat dalam prevensi tertier.
– Melaksanakan latihan vokasional dan
rehabilitasi.
– .Mengorganisasi after care untuk klien yang
telah pulang rawat untuk memudahkan
transisi dari rumah sakit ke komunitas.
– Memberikan pilihan “ Partial hospitalization “
(perawatan rawat siang ) pada klien.
• Memberikan psikoterapi individu ,
keluarga, kelompok pada berbagai tingkat
usia.
• Memberikan intervensi pada komunitas
dan organisasi yang telah teridentifikasi
masalah-yang dialaminya.
PRINSIP/Falsafah Keperawatan Jiwa. Meliputi4
komponen yaitu
1.manusia :
• memiliki harkat dan martabat yang sama
• tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
• berpotensi untuk berubah.
2.Lingkungan : mahluk holistik yang berinteraksi dan
bereaksi dengan lingkungan sebagai manusia yang
utuh.
• memiliki kebutuhan dasar yang sama.
• Semua prilaku individu bermakna.
• meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan
tindakan.
• memiliki kapasitas koping bervariasi,
dipengaruhi oleh kondisi genetik, lingkungan,
kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
3. Kesehatan :Setiap orang mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
sama.
- Individu mempunayi hak untuk berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan -
fisik dan mentalnya.
4. Keperawatan : Tujuan keperawatan adalah
meningkatkan kesejahteraan , memaksimalkan
fungsi, (meminimalkan kecacatan /ketidak
mampuan) dan meningkatkan aktualisasi diri.
• Dalam kep jiwa, perawat memandang manusia
secara holistik & menggunakan diri secara
terapeutik
4.
Model konsep dalam keperawatan jiwa.
1. Model Psikoanalisa ,
• dikembangkan oleh Sigmun Frued
disempurnakan Erickson, Klein, Horney
dan Reich Manninger.
• gangguan jiwa terjadi sebagai akibat tidak
terselesaikan konflik masa perkembangan
.
• Ini terjadi sebagai akibat dari pertahan ego
tidak dapat mengendalikan ansietas.
• Gejala gangguan jiwa muncul sebagai upaya
untuk mengatasi ansietas dan berhubungan
dengan konflik yang tidak terselesaikan.
• Proses terapi pada model psikoanalisa
adalah menggunakan tehnik asosiasi bebas
dan analisa mimpi
2. Model Interpersonal.
dikembangkan oleh Sulivan, dan Peplau.
Pandangan gangguan jiwa menurut model
ini adalah akibat ansietas yang timbul dan
dialami dalam hubungan interpersonal.
3. Model sosial.
Szasz dan Caplan ini memandang faktor
sosial dan lingkungan menyebabkan stres
yang menimbulkan ansietas dan gejala-
gejala gangguan jiwa. Sedangkan katagori
gangguan jiwa ditentukan oleh lingkungan
sosial.
• Pada model ini klien dituntut
mengekspresikan masalahnya
• Sedangkan peran terapis adalah
mengeksplorasi sistim sosial klien dan
sumber-sumber yang tersedia.
4. Model Eksistensi.
• Dikembangkan oleh Peris, Glasser, Ellis,
Rogers, dan Frank.
• Pada model ini dinyatakan bahwa
kehidupan akan penuh arti apabila
manusia dapat menerima dirinya
sepenuhnya.
• Peran klien dalam model ini adalah
mengungkapkan secara verbal semua
pikiran dan mimpinya untuk
diinterpretasikan oleh terapis.Terapis
sebaliknya berupaya memfasilitasi klien
untuk mengekspresikan perasaan dan
mimpinya.
5 Model Terapi Suportif.
• Dikembangkan oleh Werman dan
Rockland. Menurut model ini masalah
yang muncul diakibatkan oleh faktor bio-
psiko-sosial.Menekankan pada respon
koping yang terjadi.
6. Model Medikal.
Dikembangkan oleh Mayer ,
Kraeplin, Spizer, dan
Frances.menurut model ini gangguan
prilaku diakibatkan oleh proses
penyakit biologis
• Gejala muncul sebagai kombinasi faktor
fisiologis, genetik, lingkungan dan faktor
sosial.Proses terapi berfokus pada
penaganan diagnosis yang meliputi terapi
somatik dan tehnik interpersonal
7. Model Stres Adaptasi.
Dikembangkan oleh Roy.
• meyakini bahwa individu berpotensi sehat-
sakit , memiliki kemampuan adaptasi yang
meliputi fisik, konsep diri, peran, saling
ketergantungan.
• Individu mempunyai kemampuan
pertahanan diri yang berbeda tergantung
dari
• dari genetik, sifat, pengaruh lingkungan,
dan tingkat stres serta koping yang
tersedia.
• Respon adaptif individu dipengaruhi oleh
faktor presipitasi, penilaian awal terhadap
stresor, penilaian terhadap sumber koping
yang digunakan.
• .

Anda mungkin juga menyukai