Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang


menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya. praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks social dan
lingkungan. Keperawatan jiwa merupakan salah satu dari lima inti disiplin kesehatan
mental. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmi-ilmu psikososial, biofisik,
teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja
teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan. Saat ini berkembang perawatan
sebagai profesi yaitu keperawatan sebagai elemen inti dari semua praktik keperawatan.

Pelayanan keperawatan jiwa di Indonesia dimulai dengan dibukanya rumah sakit


jiwa pertama di Bogor pada tahun 1882 dan sampai sekarang telah berdiri 34 rumah
sakit milik pemerintah di 25 provinsi di Indonesia. Rumah sakit jiwa ditetapkan sebagai
pusat pengembangan-pelayanan keperawatan jiwa.masalah utama yang dihadapi
pelayanan keperawatan jiwa adalah kualitas dan kuantitas dari tenaga keperawatan
yang ada umumnya dengan latar belakang sekolah perawat kesehatan(SPK) , sekolah
pengatur rawat B (SPRB), sekolah perawat kesehatan spesialis jiwa (SPKSI).

Pada awalnya praktik keperawatan jiwa di rumah sakit jiwa dilakukan dengan
cara custodial care , kemudian berkembang terapi kejang listrik dan lain-lain.
Perawatan secara custodial care mulai berangsur-angsur diubah. Pasien mulai dilatih
bekerja sesuai kemampuan, walaupun ruangan masih dikunci dan pasien belum boleh
keluar ruangan.

Dengan perkembangan pengobatan gangguan kesehatan jiwa, maka dibutuhkan


perawat yang dapat menangani masalah fisik dan jiwa dirumah sakit jiwa. Inilah awal
perawatan kesehatan jiwa dibutuhkan dan diterima sebagai anggota tim kesehatan jiwa .
ilmu keperawatan dan kesehatan jiwa mulai dan terus berkembang. Peplau
mengemukakan bahwa dasar utama asuhan keperawatan kesehatan jiwa adalah

Regimen Terapeutik
hubungan interaksi antara perawat-pasien, kemudian berkembang komunikasi
terapeutik serta terapi modalitas dalam keperawatan jiwa.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Memahami dasar-dasar keperawatan jiwa

2. Memahami, memecahkan dan menelaah secara kritis dan rasional tentang


berbagai fenomena pada perawatan kesehatan jiwa.

3. Memahami tentang regimen teraupetik dalam keperawatan jiwa


4. Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah keperawatan jiwa

Regimen Terapeutik
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kesehatan dan Keperawatan Jiwa

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.

1. WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan
management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.

2. UU Kesehatan Jiwa No.13 Tahun 1966

Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara


optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain. Keperawatan
jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku,
ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi
terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan
proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan
memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok
komunitas ).

3. American Nurse Association

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang


menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (

Regimen Terapeutik
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan
dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai
manusia.

4. Yohada

Kes. Jiwa adalah keadaan yg dinamis yg mengandung pengertian positif, yg


dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkalaku, keutuhan kepribadian,
pengenalan yg benar dari realitas dan bukan hanya merupakan nkeadaan tanpa
adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.

B. Prinsip Keperawatan Jiwa


1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan
bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai
kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan
martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai
aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan
keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas
koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku
tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping
yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan
dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan
salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai
hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik.

Regimen Terapeutik
C. Ciri-ciri Sehat Jiwa
1. Bersikap positif terhadap diri sendiri
2. Mampu tumbuh, kembang dan aktualisasi diri
3. Mampu mengatasi stress dan masalah pada dirinya
4. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang di ambil
5. Persepsi realistic
6. Menghargai perasaan dan sikap orang lain
7. Menyusuaikan diri dengan lingkungan

D. Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan Jiwa


Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi :
1. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
2. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
3. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.

E. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa


Kapan seseorang dikatakan mengalamai gangguan jiwa Normal dan Abnormal. Gejala
gangguan jiwa merupakan interaksi dari berbagai penyebab sebagai proses penyesuaian
terhadap stressor. Gejala gangguan jiwa dapat berupa gangguan pada :
1. Kesadaran
2. Ingatan
3. Orientasi
4. Efek dan emosi
5. Psikomotor
6. Intelegensi
7. Kepribadian
8. Penampilan
9. Proses pikir, persepsi
10. Pola hidup

Regimen Terapeutik
F. Penyebab Terjadinya Gangguan Jiwa

Walaupun gejala utama terdapat pada unsur kejiwaan tapi penyebab utamanya
mugkin di badan (Somatogenik), di lingkungan sosial (Sosiogenik) atau psike
(Psikogenik) Penyebabnya tidak tunggal tapi beberapa penyebab yang terjadi
bersamaan dan saling mempengaruhi.

Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan
pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga
sebagai pencetus dari gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari
berkembangnya mental illness pd diri seseorang. Reaksi tiap orang terhadap stress
berbeda-beda.

Beberapa kemungkinan penyebab gangguan jiwa :

1. Somatogenik
a) Neuroanatomi
b) Neurofiologi
c) Neurokimia
d) Tingkat perkembangan organik
e) Faktor pre and perinatal
f) Excessive secretion of the neurotransmitter nor epineprine

2. Faktor Psikologik
a) Interaksi ibu dan anak
b) Peranan ayah
c) Persaingan antar saudara kandung
d) Hubungan dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat
e) Kehilangan
f) Kosep diri
g) Pola adaptasi
h) Tingkat perkembangan emosi

3. Faktor Sosial Budaya


a) Kestabilan keluarga
b) Pola asuh anak

Regimen Terapeutik
c) Tingkat ekonomi
d) Perumahan
e) Pengaruh rasial dan keagamaan, nilai-nilai

G. Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa dalam Upaya Penanganan Masalah Kesehatan


Jiwa
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara
langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi ini dapat dicapai dengan
aktifitas perawat kesehatan jiwa yaitu :
1) Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik, mental dan social
sehingga dapat membentu penyembuhan pasien.
2) Bekerja untuk mengatasi masalah klien here and now yaitu dalam membantu
mengatasi segera dan tiak itunda sehingga tidak terjai penumpukan masalah.
3) Sebagai model peran yaitu paerawat dalam memberikan bantuan kepada pasien
menggunakan dir sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku yang ditampilkan oleh
perawat.
4) Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal yang
penting. dalam hal ini perawat perlu memasukkan pengkajian biologis secara
menyeluruh dalam mengevaluasi pasien kelainan jiwa untuk meneteksi adanya
penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi dengan cara yang tepat.
5) Memberi pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan
komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, cirri-ciri
sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, cirri-ciri gangguan jiwa, fungsi dan ugas
keluarga, dan upaya perawatan pasien gangguan jiwa.
6) Sebagai perantara social yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak pasien,
keluarga dan masyarakat alam memfasilitasi pemecahan masalah pasien.
7) Kolaborasi dengan tim lain. Perawat dalam membantu pasien mengadakan
kolaborasi dengan petugas lain yaitu dokter jiwa, perawat kesehatan masyarakat
(perawat komunitas), pekerja social, psikolog, dan lain-lain.
8) Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan pemberian asuhan
keperawatan jiwa didasarkan pada management keperawatan kesehatan jiwa.
Sebagai pemimpin diharapkan dapat mengelola asuhan keperawatan jiwa membantu
perawat yang menjadi bawahannya.

Regimen Terapeutik
9) Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan mental. Hal ini
penting untuk diketahui perawat bahwa sumber-sumber di masyarakat perlu
iidentifikasi untuk digunakan sebagai factor penukung dalam mengatasi masalah
kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.

H. Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa


1) Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi
keperawatan jiwa : yang kompeten).
2) Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat
dengan klien).
3) Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
4) Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
5) Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam
keperawatan jiwa).
6) Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis
dalam keperawatan jiwa).
7) Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya
dalam keperawatan jiwa).
8) Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan
dalam keperawatan jiwa).
9) Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika
dalam keperawatan jiwa).
10) Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses
keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
11) Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar
professional).

I. Hak-hak Pasien Jiwa

1) Hak untuk dihormati sebagai manusia


2) Hak memperoleh privacy

Regimen Terapeutik
3) Hak untuk mempunyai kesempatan yg sama dan warga negara lainnya dlm
pelayanan kesehatan pendapatan, pendidikan pekerjaan perumahan, transportasi
dan hokum
4) Hak untuk mendapatkan informasi, pendidikan dan training ttg G.jiwa, pengobatan
perawatan dan pelayanan yg tersedia
5) Hak untuk bekerja atau berinteraksi dgn tenaga kesehatan, khususnya dlm
pengambilan keputusan sehubungan dgn tretment, perawatan dan rehabilitasi
6) Hak untuk complain
7) Hak untuk mendapatkan advocacy
8) Hak untuk menghubungi teman dan saudara
9) Hak mendapatkan pelayanan yg mempertimbangkan budaya, agama dan jenis
kelamin
10) Hak untuk hidup, bekerja dan berpartisipasi dlm masyarakat tanpa diskriminasi

J. Peran Perawat Kesehatan Jiwa


1. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
3. Berperan serta dlm pengelolaan kasus
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit
mental - penyuluhan dan konseling
5. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
6. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan.

K. Definisi Manajemen Regimen Terapeutik


Manajemen regimen terapeutik adalah pola dalam mengatur dan mengintegrasikan
progam terapi ke dalam kehidupan yang memuaskan dan mencukupi sesuai dengan
tujuan pemulihan kesehatan yang ingin dicapai (NANDA, 2010). Manajemen regimen
terapeutik pasienadalah pola dalam mengatur dan mengintegrasikan progam terapi
kedalam kehidupan pasien sehingga tujuan pemulihan kesehatan pasien tercapai.
Progam terapi pada pasien meliputi; aktivitas, makanan/diet, kedisiplinan, lingkungan,
dan pengobatan (Erwin, 1946; Rom & Garay, 1999; CDC, 2010). Kepatuhan pasien
dalam mengintegrasikan manajemen regimen terapeutik dalam kehidupan sehari
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor

Regimen Terapeutik
eksternal yang mempengaruhi adalah perawat. Pasien yang mengikuti petunjuk perawat
dalam mengintegrasikan manajemen regimen terapeutik dalam maka akan
menghasilkan manajemen regimen terapeutik yang efektif.
Manajemen regimen terapeutik adalah pola pengaturan dan pengintegrasian ke
dalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan skalanya yang
tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan khusus (NANDA, 2012 - 2014).

Kepatuhan pasien dipengaruhi oleh 2 golongan yaitu golongan internal dimana


perilaku kesehatan bersifat self directeddan eksternal yaitu orang lain yang dianggap
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi hasil kesehatan. Salah satu faktor eksternal
tersebut adalah perawat. Salah satu tugas perawat adalah membantu pasien secara
personal menyelesaikan masalah dan mengidentifikasi kebutuhannya. Apabila pasien
sudah menyadari kebutuhannya dan yakin kebutuhan tersebut akan mempengaruhi
kesehatannya maka pasien akan mencari tahu apa yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dan perawat dapat membantu pasien untuk mengidentifikasi
kebutuhannya (Blais, et al., 2007) .

1) Indikator Yang Mempengaruhi Keefektifan Managemen Regimen Terapeutik


Menurut NANDA (2010), indikator yang berpengaruh antara lain; pemilihan
aktivitas yang sesuai dan tidak sesuai dengan tujuan terapi, pengungkapan gejala
sakit, mengungkapkan keinginan untuk mengatur terapi dan progam pencegahan,
mengungkapkan perhatian untuk menurunkan faktor risiko bagi kesembuhan dan
gejala sisa, mengungkapkan kesulitan untuk mengatur progam terapi.

2) Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Managemen Regimen Terapeutik


Menurut NANDA (2010), faktor-faktor yang berpengaruh antara lain;
hambatan yang dirasakan, dukungan sosial, kelemahan/tak berdaya, penerimaan yang
dirasakan, perilaku personel kesehatan, pola perawatan keluarga, konflik keluarga,
ekonomi, kompleksitas regimen terapeutik, kompleksitas sistem pelayanan,
ketegangan yang dirasakan, pemberian info yang tidak adekuat. Pendidikan pasien
akan mempengaruhi persepsi dan perilaku pasien dalam menjalankan progam terapi
pengobatan yang telah diberikan (Blais, et al., 2007).

Regimen Terapeutik
3) Komponen Manajemen Regimen Terapeutik
Komponen manajemen regimen terapeutik yaitu komponen yang terdapat
dalam progam terapi meliputi; aktivitas, makanan/diet, kedisiplinan, lingkungan, dan
pengobatan. (Erwin, 1946; Rom & Garay, 1999; CDC, 2010).

a. Aktivitas
Istirahat adalah hal yang diperlukan untuk pengobatan pada semua
penyakit. Pasien yang tidak mengatur aktivitas mereka, akan membuat pasien
kelelahan dan kondisi pasien semakin memburuk. Diperlukan kerja sama
antara pasien dan keluarga pasien dalam pengaturan aktivitas untuk menjaga
kondisi pasien (Erwin, 1946; Rom & Garay, 1999; CDC, 2010).

b. Makanan atau diet


Pasien akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga membuat
berat badannya semakin menurun. Pasien akan mengalami kelemahan dan
penurunan sistem pertahanan tubuh pasien akibat pasien tidak mau makan.
Pasien perlu makan makanan yang banyak mengandung protein, karbohidrat,
vitamin dan mineral untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuhnya.
Vitamin C memiliki peran penting dalam tubuh karena digunakan untuk
mempertahankan daya tahan tubuh pasien agar tetap normal. Tidak ada diet
khusus untuk pasien. Pasien hanya dianjurkan untuk makan makanan yang
banyak mengandung protein dan vitamin C.

c. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah hal yang penting dalam pengobatan. Pasien
gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan, pendidikan kesehatan harus
diberikan yang meliputi cara minum obat, makanan, istirahat, cara mengatur
emosi, pengaturan alat makan, pengaturan mekanisme koping dan bagaimana
mengatur sanitasi rumah. Tugas perawat adalah memastikan pasien dan
keluarga melakukan hal tersebut dengan bertanya saat pasien datang ke klinik.
Kedisiplinan pasien dalam menjalani semua terapi pengobatan akan
mempengaruhi kesembuhan pasien.

Regimen Terapeutik
d. Lingkungan
Lingkungan rumah yang tidak kondusif merupakan salah satu faktor
penunjang timbulnya gangguan jiwa. Pasien yang menjalani rawat jalan, untuk
mendukung kesembuhannya harus membuat kondisi rumahnya yang tidak
memicu status kesehatan mentalnya kembali terganggu. Pasien juga diminta
untuk tidak terus berada dalam rumah, pasien tetap melakukan aktivitas seperti
biasanya untuk meningkatkan kondisi kesehatannya

Regimen Terapeutik
L. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

A. Data Keluarga
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK
b. Jenis Kelamin
c. Umur
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Alamat

2. Susunan Anggota Keluarga


No. Nama Hubungan Sex Umur Pendidikan Agama Ket.
1. --- -- - - - - -
2.
3.

3. Genogram
4. Type Keluarga
5. Suku / Kebangsaan
6. Agama
7. Status Sosial Ekonomi
a. Kegiatan Organisasi
b. Keadaan Ekonomi
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


9. Tahap Perkembangan Keluarga
10. Riwayat Keluarga Inti
KU
Tanda-tanda vital
Kepala
Hidung
Telinga
Leher

Regimen Terapeutik
Thorax
Abdomen
Ektremitas

B. Pola Kesehatan Keluarga


1. Kebersihan Diri
2. Penyakit Yang Pernah Diderita
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keturunan
Riwayat Penyakit Kronis
3. Pola Nutrisi
4. Pola Istirahat
5. Pola Eliminasi
6. Pola Aktivitas
7. Kesehatan Reproduksi
8. Sumber Pelayanan Kesehatan Yang Biasa Digunakan Keluarga

C. Pengkajian Lingkungan
1.) Kharakteristik Rumah
a. Pembuangan Air Kotor
b. Pembuangan Sampah
c. Sanitasi
d. Jamban Keluarga
e. Sumber Air Minum
2.) Kharakteristik Tetangga dan Komunitas RW
3.) Mobilitas Geografi Keluarga
4.) Sistem Pendukung Keluarga
a. Jarak Untuk Pelayanan Kesehatan Terdekat
puskesmas
puskesmas pembantu
rumah sakit
posyandu
b. Fasilitas Sosial
masjid/mushola
pasar

Regimen Terapeutik
D. Struktur Keluarga
Cara Berkomunikasi Anggota Keluarga
Struktur Kekuatan Keluarga
Struktur Peran
Nilai dan Norma Keluarga

E. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Fungsi Perawatan Keluarga
1. Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah
2. Kemampuan Keluarga Mengambil keputusan
3. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
4. Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan Rumah
5. Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Fungsi Reproduksi
Fungsi Sosialisasi
Fungsi Ekonomi

F. Stres dan Koping Keluarga


Strategi Koping
Status Emosi

G. Persepsi Keluarga Terhadap Masalah

Regimen Terapeutik
2. Diagnosa dan intervensi regimn teraupetik

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Manejemen regimen terapeutik NOC: NIC :


tidak efektif berhubungan dengan: Complience Behavior Self Modification assistance
Konflik dalam memutuskan terapi, Knowledge : treatment regimen Kaji pengetahuan pasien
konflik keluarga, keterbatasan Setelah dilakukan tindakan tentang penyakit, komplikasi
pengetahuan, kehilangan kekuatan, keperawatan selama . manejemen dan pengobatan
defisit support sosial regimen terapeutik tidak efektif pasien Interview pasien dan keluarga
DS: teratasi dengan kriteria hasil: untuk mendeterminasi masalah
Pilihan tidak efektif terhadap Mengembangkan dan mengikuti yang berhubungan dengan
tujuan pengobatan/program regimen terapeutik regimen pengobatan tehadap
pencegahan Mampu mencegah perilaku yang gaya hidup
Pernyataan keluarga dan pasien berisiko Hargai alasan pasien
tidak mendukung regimen Menyadari dan mencatat tanda- Hargai pengetahuhan pasien
pengobatan/perawatan, tanda perubahan status Hargai lingkungan fisik dan
Pernyataan keluarga dan pasien kesehatan sosial pasien
tidak mendukung/ tidak Sediakan informasi tentang
mengurangi faktor risiko penyakit, komplikasi dan
perkembangan penyakit atau pengobatan yang
skuelle direkomendasikan
DO : Dukung motivasi pasien untuk
Percepatan gejala-gejala melanjutkan pengobatan yang
penyakit berkesinambungan

3. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan intervensi

4. Evaluasi

a. Terbinanya hubungan saling percaya


b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya
c. Klien dapat mempertahankan mekanisme koping adaptif
d. Tidak terjadi perilaku mencederai diri
e. Klien dapat melakukan aktivitas atau kegiatan secara terarah
f. Nutrisi klien terpenuhi secara adekuat
g. Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi
h. Kebutuhan perawatan diri terpenuhi
i. Klien dapat minum obat dengan benar
j. Pemanfaatan sistem pendukung yang ada

Regimen Terapeutik
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.

Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada
otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai
pencetus dari gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya
mental illness pada diri seseorang.

Prinsip Keperawatan Jiwa

1. Manusia
2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keperawatan

Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara


langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi ini dapat dicapai dengan
aktifitas perawat kesehatan jiwa yang membantu upaya penanggulangan masalah
kesehatan jiwa.

Manajemen regimen terapeutik adalah pola pengaturan dan pengintegrasian ke


dalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan skalanya yang
tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan khusus (NANDA, 2012 - 2014).

B. Saran

Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam


penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa yang
ada serta upaya penanganannya dengan baik.

Regimen Terapeutik
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2.


Jakarta: EGC.

Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

https://id.scribd.com/doc/291620509/Askep-Penatalaksanaan-Regimen-Terapeutik-Inefektif
(akses tanggal 20 September 2017 pukul 17.00)

https://id.scribd.com/doc/95042302/Askep-Regimen-Terapeutik

(akses tanggal 20 September 2017 pukul 17.30)

Regimen Terapeutik

Anda mungkin juga menyukai