Anda di halaman 1dari 25

Makalah Keperawatan

Medikal Bedah I
Penyakit Jantung Koroner
Oleh:
Kelompok 2
Dameria Ivana Sinaga 18301007
Deva Arita 18301008
Diani 18301009
Duri Mandasari 18301010
Endang 18301011
1. Pengertian jantung koroner

Penyakit infark miokard akut atau jantung


koroner (PJK)/Acute coronary syndrome (ACS)
adalah gejala yang disebabkan adanya
penyempitan atau tersumbatnya pembuluh
darah arteri koroner baik sebagian/total yang
mengakibatkan suplai oksigen pada otot jantung
tidak terpenuhi (bachrudin, najib. 2016).
2. Etiologi
 Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya peny
empitan,penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri
koroner.
 Awalnya penyakit jantung di monopoli oleh orang tua.
Namun, saat iniada kecenderungan penyakit ini juga
diderita oleh pasien di bawah usia 40tahun. Hal ini bia
sa terjadi karena adanya pergeseran gaya hidup, kondi
silingkungan dan profesi masyarakat yang memuncul
kan “tren penyakit”baruyang bersifat degenaratif. Seu
mlah prilaku dan gaya hidup yang ditemui padamasya
rakat perkotaan antara lain mengonsumsi makanan sia
p saji yangmengandung kadar lemak jenuh tinggi, keb
iasaan merokok, minumanberalkohol, kerja berlebihan
, kurang berolahraga, dan stress.
3. Klasifikasi
 Asimtomatik ( silent myocardial ischemia )
 Angina Pektoris Stabil ( STEMI )
 Angina Pektoris tidak stabil ( NSTEMI )
 Infrak miokard (IMA)
4. Manifestasi Klinik
Menurut , hermawatirisa 2014 : Hal 3,Gejala
penyakit jantung coroner
 Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)
 Sesak nafas (Dispnea)
 Keanehan pada iram denyut jantung
 Pusing
 Rasa lelah berkepanjangan
 Sakit perut.mual dan muntah
5. Patofisiologi Dan WOC
a. Patofisiologi
Manifestasi penyakit jantung koroner disebabkan karena tidak
keseimbangan antara kebutuhan O2 sel otot jantung dan masukannya. Masukan
O2 untuk sel otot jantung tergantung dari O2 dalam darah dan pembuluh darah
arteri koronr penyaluran yang kurang dari arteri koroner akan menyebabkan
kerusakan sel otot jantung.
Hal ini terutama disebabkan karena proses pembentukan plak aterosklerosis
(sumbatan di pembuluh darah koronner). Sebablainnya dapat berupa spasme
(kontraksi) pembuluh darah atau kelainan kongenital (bawaan).
Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menyebabkan
kematian sel otot jantung, yaitu disebut dengan infark jantung, akut yang
irepersible ( tidak dapat sembuh kembali) hasil kerusakan ini juga akan
menyebabkan gangguan metabolik yang akan berefek gangguan fungsi jantung
dengan manifestasi gejala diantaranya adalah nyeri dada.
 woc
O2↓ dalam darah Aterosklerosis menyempit makan-makanan berat

Kelainan Vaskular aliran O2 arteri koronaria↓ aliran O2↑ kemesentrikus

Perfusi kejaringan↓ metabolisme aerob

Penyakit Jantung Koroner


Jantung kekurangan O2 Peningkatan asam laktat

Iskemia otot jantung perfusi jaringan menurun

Kontraksi jantung↓ pengeluaran mediator kimia kompensasi ventrikel kiri↓


oleh sel-sel radang
(histamin,bradikinin)

Sekresi pulmonali↓
Penurunan aliran darah merangsang nosiseptor

Curah jantung menurun dihantar oleh medula spinalis ketidakefektifan pola nafas

Cortex cerebri

Persepsi nyeri

Nyeri
6. Komplikasi
 Menurut, (Karikaturijo, 2010: hal 11 ) Komplikasi
PJK Adapun komplikasi PJK adalah:
 Disfungsi ventricular
 Aritmia pasca STEMI
 Gangguan hemodinamik
 Ekstrasistol ventrikel Sindroma Koroner Akut Elevasi
ST Tanpa Elevasi ST Infark miokard Angina tak
stabil
 Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel
 Syok kardiogenik
 Gagal jantung kongestif
 Perikarditis
 Kematian mendadak
7. Penattalaksanaan keperawata
dan medis.
 secara umum pasien perlu diberikan penjelasan
mengenai penyakitnya, penjelasan terkait hal-hal
yang mempengaruhi keseimbangan oksigen
miokardium, pengendalian faktor risiko,
pemberian pencegah aterosklerosis pada
pembuluh darah lainnya biasanya diberikan
Aspirin 375 mg, pemberian oksigen. Terapi
medikamentosa difokuskan pada penanganan
angina pektoris yaitu, nitrat diberikan secara
parenteral, sublingual, buccal, oral preparatnya
ada gliserin trinitrat, isosorbid dinitrat, dan
isosorbid mononitrat.
Lanjutan,

 Untuk mengurangi kebutuhan oksigen ada pindolol


dan propanolol yang bekerja cepat, sotalol dan nadalol
yang bekerja lambat.Obat-obatan golongan antagonis
kalsium digunakan untuk mengurangi kebutuhan
oksigen dan dilatasi koroner contohnya, verapamil,
dilitiazem, nifedipin, dan amlodipin.Prosedur yang
dapat dijadikan opsi nonoperatif atau invasive dan
opsi operasi.Pada non operatif ada Percutaneus
Transluminal Coronary Angiosplasty (PTCA) dengan
menggunakan balon untuk pelebaran arteri
koronaria.Opsi operasi atau sering disebut Coronary
Artery Surgery (CAS) juga bisa dibagi menjadi
operasi pintas koroner, Transmyocordial
recanalization, dan transpaltasi jantung
8. Pemeriksaan Penunjang /
Diagnosis
Diagnosis untuk penyakit jantung koroner dapat dilakukan
dengan:
 Pemeriksaan fisik, anamnesis.
 Pemeriksaan USG jantung dapat dilakukan dengan
ekokardiografi.
 CT scanner yang dapat melakukan CT angiografi koroner
(CTA) dengan mengurangi dosis radiasi pada pemeriksaan
klinis secara rutin.
 Pada gagal jantung penggunaan natriuretik beredar-peptida B
(BNP) sangat relevan, karena tingkat biomarker ini adalah
indikator yang baik untuk mengetahui sejauh mana fungsi
jantung terganggu. BNP digunakan baik untuk diagnosis awal
dan untuk pemantauan terapi.
ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN
A. Biodata Px
Nama : Ny.X
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
B. Anamnesis
• keluhan utama: Px mengatakan nyeri dada sebelah kiri dan nafsu
makan turun.
• Riwayat penyakit lain: Px mengatakan punya riwayat diabetes sejak 9
bulan yang lalu.
 DS :
- sesak sejak 6 bulan yang lalu tidak hilang dengan istirahat dan muncul
tiba-tiba.
- Mempunyai riwayat diabetes sejak 9 bulan yang lalu.
 DO :
- TTV =
TD : 110/80 mmhg
N: 88 x/i
RR : 24 x/i
T : 36,7℃
- Penampilan pucat, keringat, gelisah.
- Terdengarmya S3 - S4.
Diagnosa Keperawatan
 Penurunan curah jantung b.d perubahan irama
pada jantung.
 Nyeri akut b.d agen cedera biologis.
 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
INTERVENSI

1. Dx : penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan
penurunan curah jantung pada Px sudah mulai membaik.
Kriteria hasil : keefektivan pompa jantung
1. Suara yang abnormal
2. Pucat
3. Tekanan darah sistole
4. Tekanan darah diastole
Intervensi (penurunan curah jantung)
O M
1. Monitor nilai lab yang tepat 1. Pastikan tingkat aktivitas Px yang
(enzim jantung dan nilai tidak membahayakan curah
elekrolit). jantung ( memprovokasiserangan
2. Monitor toleransi aktivitas Px. jantung).
3. Monitor tanda-tanda vital. 2. Instruksikan Px tentang
pentingnya untuk segera
meraporkan bila merasakan nyeri
dada.
E K
1. Tawarkan dukungan spiritual 1. Rujuk ke program gagal jantung
kepada Px dan keluarga untuk dapat mengikuti program
(misalnya, menghubungi anggot edukasi pada rehibilitas jantung
kepedetaan), sebagai mana evaluasi dan dukungan yang
mestinya. sesuai pandung untuk meningkat
2. Berikan dukungan teknik yang aktivitas dan membangun hidup
efektif untuk mengurangi stres. kembali sebagaimana mestinya.
2. Dx : nyeri akut b.d dengan agen cedera biologis.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam, diharapkan
nyeri pada Px sudah menurun.
Kriteria hasil : (kontrol nyeri).
1. mengenali kapan nyeri terjadi.
2. mengunakaan analgesik yang direkomendasikan.
3.mengunakan tindak pencegahan.
Intervensi (pemberian anargerik)
O M
Monitor tanda vital sebelum dan setelah Lakukan tindakan untuk menurunkan
memeberikan analgesik pada sarkotik efek samping analgesik cek : konstipasi
pada dasar pertama kali / jika ditemukan dan instasi sambung.
tanda-tanda yang biasanya.
E K
Anjurkan tentang penggunaan Kolaborasi dengan dokter apakah obat,
analgesik, strategi untuk menurukan dosis, rute pemberian / perubahan
efek samping dan harapan terkait interval dibutuhkan. Buat rekomendasi
dengan keterlibatan dalam keputusan khusus berdasarkan prinsip analgesik.
pengurangan nyeri.
3. Dx : intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam, diharapkan
keadaan Px semakin membaik.
Kriteria hasil : (toleransi terhadap aktivitas).
1. temuan / hasil Ekg (elektrorandiogram).
2. saturasi oksigen ketika beraktivitas.
3. frekuensi nadi ketika beraktivitas.
4. tekanan darah sistolik ketika beraktivitas.
5. tekanan darah distolik ketika beraktivitas.
Intervensi (terapi aktivitas)
O M
Monitor respon emosi, fisik, sosial, dan Bantu dengan aktivitas fisik secara teratur
spiritual terhadap aktivitas (misal: ambulasi, transfer/berpindah
berputar dan kebersihan diri) sesuai
dengan kebutuhan
E K
Instruksikan klien dan keluarga untuk Berkolaborasi dengan (ahli) terapis fisik,
mempertahankan fungsi dan kes terkait okupasi dan terapis rekvesional dalam
peran dalam beraktifitas secara fisik, perencanaan dan pemantauan program
sosial, spiritual dan kognisi. aktivitas jika memang diperlukan.
Analisis kasus
Seorangperempuan berusia 53 tahundirawat di RS dengankeluhannyeri
dada sebelahkiri dan nafsumakanmenurun.Pasien mengatakan
sesaksejak6 bulanyang lalu tidak hilang dengan istirahat dan muncul
tiba-tiba, nyeri dirasakan seperti ditekan benda berat, skala nyeri 8.
Pasien mengatakan juga mempunyai riwayat diabetes sejak 9
bulanyang lalu. Pemeriksaan fisik TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi 88
kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit, suhu 36,70C, penampilan
pucat, keringat, gelisah, terdengar S3-S4, mukosakering,
terpasangkateter. Pemeriksaan laboratorium diketahui ureum 166
mg/dl, kreatinin 2,76 mg/dl, kolesterol total 196 mg/dl, HDL 28 mg/dl,
LDL 118 mg/dl, trigliserida 263 mg/dl, guladarahpuasa 433 mg/dl.
EKG 1 minggu yang lalu STEMI anterior luas, foto rontgent
menunjukkan kardiomegali tanpa bandungan paru. Terapi obat yang
didapat aplor 1x100 mg, clopidogreal 1×75 mg PO, furosemide 1x40
mg IV, bisoprolol 1×2.5 mg PO, ISDN PRN, simvastatin 0-0-20 mg
PO, laxadine 0-0-15 PO, diazepam 0-0-5 mg PO, carbamazepime 2 x
100 mg PO, insulin 6-6-6 ui SC.
MCP Kasus Dan Rencana
Intervensi Kasus
DX : penurunan curah
jantung b.d perubahan
MD = penyakit jantung
irama jantung.
coroner
DS : Px mengatakan sesak.
DO : - mukosa kering
Key ass :
RR 24 x/i
Nyeri dada sebelah kiri
Terdengar bunyi S3 – S4
Sesak nafas sejak dua
Px tampak gelisah
bulan yang lalu
Foto rontgen menunjukkan
Nyeri terasa seperti
kardio menguasi tanpa
ditekan benda berat
bedungan paru.
RR meningkat
Terapi :- bisoprolol 1 x 2,5
S3 - S4 bunyi jantung
mg po
Foto rontgen mengali
Pemberian oksigen
tanpa bendungan paru.
Clopidogreal 1x75 mg po
Ureum 10/50 mg/dl
Furosemide 1x40 mg iv
 Kretinin :<1,5mg/dl
Simvastatin 0-0-20 mg po
DX : nyeri otot akud b.d agen .DX : Intoleransi aktivitas b.d
cidera biologis. ketidaksemimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
DS : Px mengatakan nyeri dada
sebelah kiri dan berasa seperti DS : - Px mengatakan sesak
ditekan benda berat. seterlah beraktifitas.
DO : - skala nyeri 8 Px mengatakan
Penampilan pucat ketidaknyamanan setelah
Keringat beraktifitas.
Gelisah. Px mengatakan nyeri dada
Terapi : Aptor 1x100 mg. sebelah lagi.
Pembahasan kasus
Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat
diRumah Sakit dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri dan nafsu makan menurun.Sejak 6
bulan yang lalu setelah dilakukan pemeriksaan
ibu tersebut didiagnosa medis terkena penyakit
jantung koroner.Pasien tersebut didiagnosa
mengalami penurunan curah jantung b.d
perubahan irama jantung, nyeri akut b.d agen
cedera biologis, dan intoleransi aktivitas b.d
ketidak seimbangan Antara suplai dan
kebutuhan oksigen (O2).
Lanjutan,

Intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien


tersebut adalah monitor nilai laboratorium yang tepat
(enzim jantung & nilai elektrolit), monitor toleransi
aktivitas pasien, monitor tanda-tanda vital, pastikan tingkat
aktivitas pasien yang tidak membahayakan curah jantung
(memprovokasi serangan jantung), instruksikan pasien
tentang pentingnya untuk segera melaporkan bila
merasakan nyeri dada, tawarkan dukungan spritual kepada
pasien dan keluarga (misalnya, menghubungi aggota
kependetaan), sebagaimana mestinya, berikan dukungan
teknik yang efektif untuk mengurangi stres, rujuk
keprogram gagal jantung untuk dapat mengikuti program
edukasi pada rehabilitasi jantung, evaluasi dan dukungan
yang sesuai panduan untuk meningkatkan aktivitas dan
membangun hidup kembali sebagaimana mestinya.
Lanjutan,
 Implementasi keperawatan yang diberikan kepada pasien berupa
memonitor nilai laboratorium yang tepat (enzim jantung & nilai
elektrolit), memonitor toleransi aktivitas pasien, memonitor tanda-
tanda vital, pastikan tingkat aktivitas pasien yang tidak
membahayakan curah jantung (memprovokasi serangan jantung),
menginstruksikan pasien tentang pentingnya untuk segera
melaporkan bila merasakan nyeri dada, menawarkan dukungan
spritual kepada pasien dan keluarga (misalnya, menghubungi
aggota kependetaan) sebagaimana mestinya, memberikan
dukungan teknik yang efektif untuk mengurangi stres, merujuk
keprogram gagal jantung untuk dapat mengikuti program edukasi
pada rehabilitasi jantung, evaluasi dan dukungan yang sesuai
panduan untuk meningkatkan aktivitas dan membangun hidup
kembali sebagaimana mestinya.
 Terapi yang diberikan kepada pasien berupa, bisoprolol 1x2,5 mg
po, pemberian oksigen, clopidogreal 1x75 mg po, furosemide 1x40
mg IV, simvastatin 0-0-20 mg po, aptor 1x100 mg.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai