Anda di halaman 1dari 21

TREN

PERAWATAN
PALIATIF DI
INDONESIA
• NI MADE DESI ARI PARMITI (18.321.2845)
• PUTU ANANDA PRADNYA PARAMITA.P (18.321.2851)
• NI WAYAN DEVI LEONA CINTYA U.P (18.321.2858)
• PUTU DYAH CANDRA DEWI (18.321.2863)
• TU DE NGURAH PAPIN PRASETYA (18.321.2864)
Menurut dr. Maria A. Witjaksono, prinsip-
prinsip perawatan paliatif adalah sebagai
berikut:
• Menghargai setiap kehidupan.
• Menganggap kematian sebagai proses yang normal.
• Tidak mempercepat atau menunda kematian.
• Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.
• Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
• Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan
pasien dan Keluarga.
• Menghindari tindakan medis yang sia-sia.
• Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat.
• Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
• Sedangkan di Indonesia sendiri, perawatan paliatif baru dimulai
pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo (Surabaya),
disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais
(Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).
Pelayanan yang diberikan meliputi:
• Rawat jalan
• Rawat inap (konsultatif)
• Rawat rumah, yaitu dengan melakukan kunjungan ke rumah-
rumah penderita.
• Day care, merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak
memerlukan rawat inap, seperti perawatan luka,kemoterapi dll.
• Respite care, merupakan layanan yang bersifat psikologis.
Trend perkembangan paliative care
dibidang pendidikan dan pelayanan
• Dimensi dari kualitas hidup • Kepuasan terhadap
menurut Jennifer J. Clinch, pengobatan (termasuk
Deborah Dudgeeon dan masalah keuangan)
Harvey Schipper(1999), • Orientasi masa depan
adalah :
• Kehidupan seksual, termasuk
• Gejala fisik gambaran terhadap diri
• Kemampuan fungsional sendiri
(aktivitas) • Fungsi dalam bekerja
• Kesejahteraan keluarga
• Spiritual
• Fungsi sosial
• Menurut KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007 Palliative home care
adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah
pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/
pengawasan tenaga paliatif.
• Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium
terminal yang tidak dapat dirawat di rumah namun tidak
melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit.
Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi
dapat memberikan pelayaan untuk mengendalikan gejala-
gejala yang ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien
sendiri.
Jenis penyakit yang masuk
dalam perawatan paliatif
• Penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi 38.5%,
kanker 34%, penyakit pernapasan kronis 10.3%,
HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6% dan memerlukan
perawatan paliatif sekitas 40-60%.Pada tahun 2011
terdapat 29 juta orang meninggal di karenakan
penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif.
Kebanyakan orang yang membutuhkan perawatan
paliatif berada pada kelompok dewasa 60% dengan usia
lebih dari 60 tahun, dewasa (usia 15-59 tahun) 25%,
pada usia 0-14 tahun yaitu 6% (Baxter, et al., 2014).
Masalah Keperawatan Pada
Pasien Paliatif
• Masalah Fisik
• Masalah Psikologi
• Masalah Sosial
• Masalah Spiritual
Perkembangan Hospice Care
• Di Indonesia, perawatan di hospis atau Hospice care
merupakan hal yang baru. Falsafah Hospice Care
adalah manusia yang menderita harus dibantu dan
diringankan penderitaannya, agar kualitas hidupnya
dapat ditingkatkan selama sakit sampai ajal, dan
meninggal dengan tenang.
Lembaga Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :

• Rawat Jalan
• Institusi
• Hospice
• Community Based Agency
•Hospice care adalah perawatan pasien
terminal (stadium akhir) dimana pengobatan
terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi.
Perawatan ini bertujuan meringankan
penderitaan dan rasa tidak nyaman dari
pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-
sosial-spiritual. (Hospice Home Care, 2011)
Konsep Trend dan Issue
Home
• Menurut Care
Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa
home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit.
• Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan
merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik
yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh
tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan,
adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.
Landasan Hukum Home Care

• Fungsi hukum dalam Praktik Perawat:


• Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
mana yang sesuai dengan hukum
• Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
• Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri
• Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
UU Peraturan Home Care:
• UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
• UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
• UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
• PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
• PP Nomor 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
• PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi,
apoteker, asisten apoteker, pranata laboratorium kesehatan. epidemiologi
kesehatan, entomology kesehatan, sanitarian, administrator kesehatan,
penyuluh kesehatan masyarakat, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat,
radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis.
• SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
Tujuan Perawatan Kesehatan
Dirumah
• Membantu klien memelihara atau meningkatkan status
kesehatan dan kualitas hidupnya.
• Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada
anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
• Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.
• Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan
mendapatkan perawatan yang diperlukan rehabilitasi atau
perawatan paliatif.
Lingkup Praktik Home Care
• Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan
keperawatan perinatal, asuhan keperawatan
neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan
maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan
sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di
rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

• Pelayanan medik dan asuhan keperawatan


• Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang
terapeutik
• Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
• Pelayanan informasi dan rujukan
• Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
• Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
• Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social
Peran dan Fungsi Home Care
• Manajer kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan
pelayanan, dengan fungsi:
• Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
• Menyusun rencana pelayanan.
• Mengkoordinir aktifitas tim
• Memantau kualitas pelayanan
• Pelaksana: Memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan.
dengan fungsi:
• Melakukan pengkajian komprehensif
• Menetapkan masalah
• Menyusun rencana keperawatan
• Melakukan tindakan perawatan
• Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
• Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
• Melibatkan keluarga dalam pelayanan
• Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
• Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
• Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai