Anda di halaman 1dari 30

PERSPEKTIF KEPERAWATAN

PALIATIF CARE
ASRI RENI HANDAYANI S.Kep., M.H
Latar Belakang Palitif care
• bahwa kasus penyakit yang belum dapat
disembuhkan semakin meningkat jumlahnya
baik pada pasien dewasa maupun anak;
• Dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan bagi pasien dengan
penyakit yang belum dapat disembuhkan
selain dengan perawatan kuratif dan
rehabilitatif juga diperlukan perawatan paliatif
bagi pasien dengan stadium terminal;
Sejarah Paliatif Care
• Didunia pada abad 19.
• Menciptakan hospice yang memberikan
perawatan untuk orang sakit di London dan
Irlandia.
• Paliatif care berkembang pesat sejak tahun 1960-
an.
• Cicely Saunders memiliki peran penting dalam
perhatian pasien pada akhir kehidupannya saat
mengidap penyakit stadium lanjut.
• 1970 paliatif care dijadikan subyek kegiatan untuk
memberikan dukungan fisik, psikologis dan spiritual
pasien dengan penyakit yang membatasi hidup,
disampaikan oleh tim multidisipliner.
• Standar perawatannya pertama kali diperkenalkan di
Jepang pada 1997.
• 1998 di Malaysia
• Masuk kedalam rencana kesehatan nasional Mongolia.
• 2005 di akui sebagai spesialisasi ilmu di Australia
Sejarah Paliatif Care di Indonesia
• Tahun 1989 pembahasan tentang sistem
penanggulangan penyakit kanker.
• Harus dilaksanakan secara paripurna dengan
mengerjakan berbagai intervensi mulai dari
pencegahan,deteksi dini, terapi dan
perawatan paliatif care.
• Depkes RI menerbitkan Kepmenkes 812 tahun
2007 tentang kebijakan paliatif care.
• Rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan perawatan paliatif di Indonesia
masih terbatas di 5 (lima) ibu kota propinsi
yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar
dan Makassar.
• Ditinjau dari besarnya kebutuhan dari pasien,
jumlah dokter yang mampu memberikan
pelayanan perawatan paliatif juga masih
terbatas.
• Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif
di Indonesia masih belum merata sedangkan
pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu, komprehensif dan
holistik, maka diperlukan kebijakan perawatan
paliatif di Indonesia yang memberikan arah
bagi sarana pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan pelayanan perawatan
paliatif.
PENGERTIAN PALIATIF CARE
• Perawatan paliatif berasal dari bahasa inggris (palliate).
• Palliare ( bahasa latin) yang berarti menyelubungi.

• Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan


memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini
dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual
Tujuan Perawatan paliatif
• mengurangi penderitaan pasien
• memperpanjang umurnya
• meningkatkan kualitas hidupnya
• juga memberikan support kepada keluarganya.
• Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap
secara psikologis dan spiritual, tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.
Perawatan paliatif meliputi :
• Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala
menyedihkan lainnya
• Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual
perawatan pasien
• Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
• Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
• Menawarkan sistem pendukung untuk membantu
keluarga menghadapi penyakit pasien dan kehilangan
mereka.
• Menurut Prof. R. Sunaryadi Tejawinata dr., SpTHT (K), FAAO,
PGD.Pall.Med (ECU) –Kepala Pusat Pengembangan Paliatif &
Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo
• salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu
pentingnya aspek ini, sampai melebihi pentingnya penanganan
nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan paliatif.
• Beliau juga menyatakan, pada penderita kanker yang tidak
mungkin tersembuhkan lagi, perawatan paliatif pada dasarnya
adalah upaya untuk mempersiapkan awal kehidupan baru
(akhirat) yang berkualitas
Prinsip-prinsip dalam Perawatan Palliatif
Care
• Menurut dr. Maria A. Witjaksono, prinsip-prinsip perawatan paliatif adalah
sebagai berikut:
1. Menghargai setiap kehidupan.
2. Menganggap kematian sebagai proses yang normal.
3. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
4. Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.
5. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
6. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan
pasien dan Keluarga.
7. Menghindari tindakan medis yang sia-sia.
8. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai
dengan kondisinya sampai akhir hayat.
9. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar
berikut ini :
• Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap
kematian sebagai proses yang normal
• Tidak mempercepat atau menunda kematian.
• Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
menganggu.
• Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan
spiritual.
• Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya
• Berusaha membantu mengatasi suasana
dukacita pada keluarga
• Menggunakan pendekatan tim untuk
mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
• Menghindari tindakan yang sia-sia
Hak Hak Penderita
• Tahu status kesehatannya
• Ikut serta merencanakan perawatan
• Dapat informasi tindakan invasif
• Pelayanan tanpa diskriminasi
• Dirahasiakan penyakitnya
• Dapat bekerja dan dapat produktif
• Berkeluarga
• Perlindungan asuransi
• Pendidikan yang layak
• Kualitas Hidup ????
• Kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien
yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien
sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang
dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan,
dan niatnya.
Dimensi dari kualitas hidup
• Gejala fisik
• Kemampuan fungsional (aktivitas)
• Kesejahteraan keluarga
• Spiritual
• Fungsi sosial
• Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah
keuangan)
• Orientasi masa depan
• Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
• Fungsi dalam bekerja
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

• Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan


anggota keluarga, lingkungan yang
memerlukanperawatan paliatif di mana pun
pasien berada di seluruh Indonesia.
• Pelaksana perawatan paliatif : dokter,
perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya.
• Institusi-institusi terkait, misalnya:
a. Dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan
kabupaten/kota
b. Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan/hospis
e. Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta
lain.
LINGKUP KEGIATAN PERAWATAN PALIATIF

1. Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :


• Penatalaksanaan nyeri.
• Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
• Asuhan keperawatan
• Dukungan psikologis
• Dukungan sosial
• Dukungan kultural dan spiritual
• Dukungan persiapan dan selama masa dukacita
(bereavement).
2. Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat
inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah.
TEMPAT DAN ORGANISASI PERAWATAN
PALIATIF
1.Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah:
a. Rumah sakit : Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan
yang memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau
peralatan khusus.
b. Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.
c. Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak
memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan
khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih
memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
d. Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan
perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh keluarga.
Organisasi perawatan paliatif, menurut tempat
pelayanan/sarana kesehatannya adalah :
• Kelompok Perawatan Paliatif dibentuk di tingkat
puskesmas.
• Unit Perawatan Paliatif dibentuk di rumah sakit
kelas D, kelas C dan kelas B non pendidikan.
• Instalasi Perawatan Paliatif dibentuk di Rumah
sakit kelas B Pendidikan dan kelas A.
• Tata kerja organisasi perawatan paliatif bersifat
koordinatif dan melibatkan semua unsur terkait.
PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MUTU
PERAWATAN PALIATIF

• Untuk pengembangan dan peningkatan mutu perawatan


paliatif diperlukan :
a. Pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
dan non kesehatan.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan/Continuing
Professional Development untuk perawatan paliatif (SDM)
untuk jumlah, jenis dan kualitas pelayanan.
c. Menjalankan program keselamatan pasien/patient safety.
• Thankyou
Tugas Kelompok
• Kel 1: permasalahan paliatif care pada lansia
• Kel 2: permasalahan paliatif care pada anak
• Kel 3: peran perawat dalam penerapan paliatif
care
• Kel 4: bagaimana perawatan pakiatif care
melalui program home care.
• Sistematika penulisan Tugas
• Dibuat dalam bentuk makalah, terdiri dari:
1. Cover (judul_logo institusi_nama
Mahasasiswa)
2. Bab I (Latar belakang, rumusan masalah,
tujuan)
3. Bab II tinjauan pustaka
4. Bab III penutup (Kesimpulan dan saran)
• Ukuran font, 12, menggunakan Times New
Roman, spasi 1,5.
• Daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai