Anda di halaman 1dari 40

Budaya Tentang

Kesehatan Di Rumah
Sakit
Ns. Ni Wayan Trisnadewi,S.Kep.,M.Kes
ASPEK SOSIO-BUDAYA MELIPUTI:

 Sosiologi
 Antropologi
 Psikologi
 Ilmu sosial lain (ekonomi,
komunikasi massa, hukum, dll)
MASYARAKAT

GL Gillin & JP Gillin :


Sekelompok manusia yg besar yg mempunyai kebiasaan,
sikap, tradisi, & perasaan persatuan yang sama

Koentjaraningrat (1996),
Unsur masyarakat :
1. Kesatuan sosial
2. Pranata sosial
KEBUDAYAAN
 Budhaya  jamak dr budhi

Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan


kekuatan dan hasil kelakuan manusia
yang teratur oleh tata kelakuan yang
harus didapatkannya dengan belajar
dan semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat
UNSUR-UNSUR UNIVERSAL
KEBUDAYAAN
(unsur-unsur kebudayaan yang pasti biasa
diperoleh di semua kebudayaan di dunia):

1. Sistem religi
2. Sistem & organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Mata pencaharian
7. Teknologi & peralatan
TIGA WUJUD KEBUDAYAAN
(KOENTJARANINGRAT)

1. Tata kelakuan
2. Kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat
3. Benda hasil karya manusia
MENGAPA PETUGAS KESEHATAN
PERLU MEMPELAJARI SOSIO –
BUDAYA?

 Banyak perilaku yang berhubungan dengan kesehatan


terkait dengan unsur-unsur sosial dan kebudayaan
KONSEP MEMPELAJARI
KEBUDAYAAN SUATU MASYARAKAT:
1. Menghindari sikap ethnocentrism, yaitu sikap yg memberi penilaian ttt
kpd suatu kebudayaan
2. Masyarakat yg hidup dlm kebudayaannya sendiri biasanya tdk
menyadari memilki kebudayaan kecuali jika mereka masuk masy lain
3. Variabilitas dlm perubahan kebudayaan (yg satu lebih sukar berubah
drpd yg lain)
4. Unsur kebudayaan saling kait mengkait
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
KESEHATAN & STATUS KESEHATAN

Aspek sosial yg mempengaruhi status


kesehatan & perilaku kesehatan :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Sosial ekonomi
Beberapa faktor sosial yg
berpengaruh thd perilaku
kesehatan (H. Ray Elling, GM Foster)

1. Self concept
2. Image kelompok
3. Identifikasi individu kpd kelompok sosialnya
ASPEK BUDAYA YG MEMPENGARUHI STATUS
KESEHATAN & DERAJAT KESEHATAN

1. Pengaruh tradisi
2. Pengaruh sikap fatalistis
3. Pengaruh sikap ethnocentris
4. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
5. Pengaruh norma
6. Pengaruh nilai
7. Pengaruh unsur budaya yg dipelajari pada tingkat awal dr
proses sosialisasi
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi
Perubahan sosial budaya dibedakan :

 Perubahan yg CEPAT dan LAMBAT


 Pengaruhnya KECIL dan BESAR
 Perubahan DIRENCANAKAN dan TIDAK DIRENCANAKAN
INOVASI membutuhkan syarat:

 Masyarakat merasakan kebutuhan perubahan


 Perubahan harus dipahami & dikuasai masyarakat
 Perubahan dapat diajarkan
 Perubahan memberikan keuntungan di masa yg akan datang
 Perubahan tidak merubah prestise pribadi atau kelompok
KONDISI DASAR INDIVIDU AGAR MAU
BERUBAH PERILAKUNYA (GM FOSTER)
 Individu harus menyadari kebutuhan
untuk berubah
 Harus mendapatkan informasi
bagaimana kebutuhan ini dipenuhi
 Mengetahui bentuk pelayanan yg dpt
memenuhi kebutuhannya & biayanya
 Tidak mendapatkan sanksi negatif
UNTUK MEMBANTU INDIVIDU MAU
BERUBAH PERILAKUNYA PERLU
DIPERHATIKAN :

 Mengidentifikasi individu masyarakat yg


menjadi sasaran perubahan
 Mengetahui motif yg mendorong
perubahan, al motif ekonomi, religi,
persahabatan, prestise
 Mengetahui faktor-faktor lain, misalnya
kekuatan sosial, nilai, kebutuhan, waktu yg
tepat, golongan yg mudah menerima ide
baru, golongan yg berkuasa.
Pengertian Antropologi
Kesehatan
 Hassan dan Prasad (1959): Pada awal
pendefinisian diusulkan bahwa antropologi
kesehatan adalah cabang dari ilmu “ilmu
mengenai manusia” yang mempelajari
aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia (termasuk sejarahnya) dari titik-
tolak pandangan untuk memahami
kedokteran (medical), sejarah kedokteran
(medico-historical), hukum kedokteran
(medico-legal), aspek sosial kedokteran
(medico-social) dan masalah-masalah
kesehatan manusia.
Lanjutan

 Hochstrasser dan Tapp


(1970): Antropologi kesehatan
berkenaan dengan pemahaman
biobudaya manusia dan karya-
karyanya, yang berhubungan
dengan kesehatan dan
pengobatan.
 Lieban (1973): Antropologi
kesehat-an mencakup studi
tentang fenomena medis.
Lanjutan
 Fabrega (1972), merumuskan bahwa pertanyaan
antropologi kesehatan sebagai suatu yang:
1. Menjelaskan berbagai faktor, mekanisme dan
proses yang memainkan peranan di dalam atau
mempengaruhi cara-cara di mana individu-
individu dan kelompok-kelompok terkena oleh
atau berespons terhadap sakit dan penyakit.

2. Mempelajari masalah-masalah ini dengan


penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.
Lanjutan

 Secara umum antropologi


kesehatan didefinisikan sebagai
aktivitas formal antropologi
yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit.
Lahirnya Antropologi Kesehatan

 Sejak berakhirnya Perang Dunia II, ahli-ahli


antropologi sosial-budaya maupun
antropologi biologi semakin meningkatkan
perhatian mereka pada studi lintas-budaya
mengenai sistem kesehatan, juga pada
faktor-faktor bioekologi dan sosial-budaya
yang berpengaruh terhadap kesehatan serta
timbulnya penyakit, baik pada masa kini
maupun di sepanjang sejarah kehidupan
manusia.
Lanjutan

 Sebagian dari minat mereka


terletak pada masalah-masalah
teoretis, semata-mata karena
didorong oleh perasaan ingin tahu
tentang perilaku kesehatan
manusia dalam manifes-tasinya
yang seluas-luasnya.
Lanjutan

 Sebagian lainnya terletak pada


masalah-masalah terapan, karena
didorong oleh keyakinan bahwa
dlm teknik-teknik penelitian
antropologi, teori-teori maupun
datanya dapat dan harus
digunakan dalam program-program
yang disusun untuk memperbaiki
perawatan kesehatan di negara-
negara berkembang.
Lanjutan

 Para ahli antropologi tersebut


umumnya disebut sebagai ahli
antropologi kesehatan dan
lapangan yang diwakilinya
adalah subdisiplin baru
antropologi, yakni
“antropologi kesehatan”
Ranah Antropologi
Kesehatan
 Para antropolog kesehatan pada masa
kini (khususnya di Amerika) bekerja di
fakultas-fakultas kedokteran, sekolah
perawat, di bidang kesehatan masya-
rakat, di rumahsakit-rumahsakit dan
depertemen-departemen kesehatan,
serta di jurusan-jurusan antropologi
pada universitas umum.
Lanjutan

 Antropologi kesehatan dipandang oleh


para dokter sebagai disiplin biobudaya
yang memberi perhatian pada aspek-
aspek biologis dan sosio-budaya dari
tingkahlaku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara
keduanya di sepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan
penyakit.
Akar Antropologi
 Kesehatan
Akar antropologi kesehatan kontemporer dapat
ditelusuri pada empat sumber yang berbeda, yang
perkembangannya masing-masing secara relatif
terpisah satu sama lain:
1. Antropologi fisik
2. Etnomedisin.
3. Studi-studi tentang kebudayaan dan
kepribadian.
4. Kesehatan masyarakat internasional.
1. Antropologi Fisik

Lama sebelum ada ahli-ahli


antropologi kesehatan, ahli-ahli
antropologi fisik belajar dan
melakukan penelitian di sekolah-
sekolah kedokteran (biasanya
pada jurusan anatomi).
Lanjutan
 Underwood (1975) dan lain-lainnya
ber-usaha mendapatkan pengertian
yang lebih luas mengenai proses
penyakit melalui pengamatan
terhadap pengaruh-pengaruh evolusi
manusia serta jenis penyakit yang
berbeda-beda pada berbagai populasi
yang terkena sebagai akibat dari
faktor-faktor budaya,misalnya migrasi,
kolonisasi dan meluasnya urbanisasi.
Lanjutan
 Fiennes (1964), lebih jauh lagi
mengajukan pendapatnya bahwa
penyakit yang ditemukan dalam
populasi manusia adalah suatu
konsekuensi yang khusus dari
suatu cara hidup yang beradab,
dimulai dari pertanian yang
menjadi dasar bagi timbulnya dan
berkembangnya pemukiman
penduduk yang padat.
Lanjutan

 Ukuran, norma-norma dan standar


yang berasal dari sejumlah studi
antropologi sering digunakan dalam
bidang-bidang kedokteran anak
serta kedokteran gigi, juga dalam
berbagai survei tentang tingkatan
gizi serta etiologi (penyebab
perilaku) penyakit dalam populasi
yang berbeda-beda maupun dalam
suatu populasi.
2. Etnomedisin

Etnomedisin merupakan subbagian


antropologi kesehatan, yaitu
kepercayayan dan praktek-
praktek yang berkenaan
denganpenyakit, yang
merupakan hasil perkembangan
kebudayaan asli dan yang
eksplisit tidak berasal dari
kerangka kedokteran modern.
3. Studi-studi tentang kebudayaan dan
kepribadian.

 Sebagian besar publikasi antropologi yang


menyangkut kesehatan sebelum tahun
1950 berkenaan dengan gejala psikologi
dan psikiatri. Sejak pertengahan tahun
1930-an, para ahli antropologi, psikiater
dan ahli-ahli ilmu tingkahlaku lainnya
mulai mempertanyakan tentang
kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat,
dan lingkungan sosial budaya di mana
tingkah-laku itu terjadi.
4. Kesehatan Masyarakat Internasional

 Tahun 1916-1922 Rockefeller Foundation telah sibuk


dengan pekerjaan kesehatan masyarakat
internasional dalam kampanye cacing pita di Ceylon.
 Tahun 1942 pemerintah Amerika Serikat
memprakarsai kerjasama program-program
kesehatan dengan sejumlah pemerintah di negara
Amerika Latin.
 Setelah perang berakhir, Amerika Serikat
memberikan perpanjangan program-program
bantuan teknik bagi Afrika dan Asia.
 Dibentuknya World Health Organization (WHO)
dengan program-program kesehatan masyarakat
utama yang bersifat bilateral dan multilateral di
negara-negara sedang berkembang. Semua ini
merupakan sebagian dari gambaran dunia.
Lanjutan

 Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di


lingkungan yang bersifat lintas-budaya lebih
cepat menemukan masalah daripada mereka
yang bekerja dalam kebudayaan sendiri.

 Khususnya mereka yang terlibat dalam klinik-


klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan
dan penyakit bukan hanya merupakan gejala
biologis, melainkan juga gejala sosial-budaya.
Lanjutan
 Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada
para petugas kesehatan mengenai:
1. Bagaimana kepercayaan-kepercayaan tradi-
sional serta praktek-prakteknya bertentangan
dengan asumsi-asumsi pengobatan Barat.
2. Bagaimana faktor-faktor sosial mempengaruhi
keputusan-keputusan perawatan kesehatan
3. Bagaimana kesehatan dan penyakit semata-
mata merupakan aspek dari keseluruhan pola
kebudayaan yang hanya berubah bila ada
perubahan-perubahan sosial-budaya yang
mencakup banyak hal.
BUDAYA ORGANISASI Di RS

 Budaya organisasi adalah suatu pola


keyakinan,nilai-nilai,perilaku,norma-norma yang
disepakati/diterima dan melingkupi semua proses
sehingga membentuk bagaimana seseorang
berperilaku dan bekerja bersama.

 Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan


yang sangat besar dan sesuatu yang tetap ada
walaupun
terjadi perubahan tim dan perpindahan personil
Budaya Sebagai
Pembentuk Sikap dan Perilaku

 Budaya bertindak sebagai mekanisme


alasan yang masuk akal (sense-making)
serta kendali yang menuntun dan
membentuk sikap dan perilaku karyawan.

O'Reilly, C. A. "Culture as Social Control: Corporations, Cults, and


Commitment," Research in Organizational Behavior, Greenwich, CT: JAI
Press, 1996, hakl. 157-200.
What is a safety culture?

 ( awareness ) yang aktif dan konstan


1.Kesadaran
tentang adanya potensi timbulnya kesalahan.
Staf dan organisasi mampu mengenali kesalahan-
kesalahan,belajar dari kesalahan tsb,dan mengambil
tindakan untuk memperbaikinya

 2.Terbuka dan Adil ( open and fair ),


artinya berbagi informasi secara terbuka dan bebas,
perlakuan yang adil terhadap staf waktu terjadi
insiden.

 3. Pendekatan Sistem ( systems approach ) terhadap


keselamatan,
artinya semua insiden juga dikaitkan dengan sistem
What is a safety culture?

 Dalam organisasi ini,keselamatan pasien


selalu menjadi pemikiran utama dalam
benak setiap orang, bukan hanya waktu
memberikan layanan kesehatan tetapi
juga pada saat menentukan tujuan,
mengembangkan proses dan
prosedur,membeli peralatan dan produk
baru,meredisain klinik,tempat
perawatan,dan mengembangkan unit-unit
baru.

 Keselamatan pasien mempengaruhi


visi,misi dan tujuan organisasi secara
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai