Anda di halaman 1dari 7

Nama : Karen Netza

NIM : 1911102411160
Kelas : B
Prodi : S1 Keperawatan
Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

RANGKUMAN

“APLIKASI TEORI TRANSCULTURAL NURSING


DALAM PROSES KEPERAWATAN”

 Transcultural Nursing Theory ( Leininger , 1978) berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan dan merupakan salah satu teori yang diungkapkan
pada midle range theory .
 Teori ini memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien oleh perawat agar tidak terjadi cultureshock ( terjadi pada klien dimana
perawat tidak dapat beradaptadi dengan kebudayaan dan kepercayaan) dan bila terjadi
mengakbatkan timbul rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi.
 Definisi Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
 Hal mendasar dari teori Transcultural Nursing adalah Caring, dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
 Konsep Transcultural Nursing yaitu Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan
bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan hal ini mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap
lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
Konsep Transcultural Nursing , antara lain :
a. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
b. Cultural Care adalah kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang
dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
c. Cultural Imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang
dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
 Paradigma Transcultural Nursing menurut Leininger (1985) :
a) sebagai cara pandang
b) keyakinan
c) nilai-nilai
d) konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap
 Paradigma Transcultural Nursing menurut (Andrew dan Boyle, 1995) :
1. Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan,
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya,
terletak pada rentang sehat sakit, Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama
yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif
(Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien
Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik
4. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klg sesuai dengan latar belakang
budayanya, ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,
1991)
 Proses keperawatan Transcultural Nursing menurut (Giger dan Davidhizar, 1995)
Pengkajian Transkultural dalam Keluarga mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai
dengan latar belakang budaya klien .
 Proses keperawatan Transcultural Nursing yang dikaji dengan dirancang berdasarkan 7
komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu;
1. Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif
dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.

2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup


Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri.
Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat
adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan.

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga


Sosial sebagai aspek penting dimana pandangan seseorang terhadap seuatu yang
dipengaruhi hubungan sekitar, keterikatan keluarga disini merupakan tipe keluarga yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga

4. Nilai – Nilai budaya dan gaya hidup


Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya
yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala
keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam
kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.

5. Faktor Kebijakan dan Peraturan yang berlaku


Kebijakan dan peraturan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995).
Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
kebijakan KB, JAMKESMAS, ASKESKIN

6. Faktor Ekonomi
Ekonomi disini merupakan keadaan seseorang tentang keadaan keuangan dan juga
peekerjaan serta sumber-sumber penghasilan , Klien yang dirawat di rumah sakit
memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar
segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan, sumber biaya
pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.

7. Faktor Pendidikan
Latar belakang pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti
bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan anggota kelg, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman
sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
 Diagnosa Keperawatan menurut (Giger and Davidhizar, 1995)
Diagnosa keperawatan adalah respon keluarga sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan.

 Perencnaan dan Pelaksanaan menurut (Andrew and Boyle, 1995)


Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu :
1. Mempertahankan budaya yang dimiliki keluarga bila budaya keluarga tidak bertentangan
dengan kesehatan,
2. mengakomodasi budaya klg bila budaya klg kurang menguntungkan kesehatan dan,
3. merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klg bertentangan dengan kesehatan

 Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan berdasarkan latar belakang dan dilakukan
berdasarkan keberhasilan tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,
mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya
baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.
TUGAS

1. Gali budaya di tempat saudara berdasarkan teori transcultural, kaitkan dengan perencanaan
menurut model ini, sesuai dengan wilayah saudara !

Jawab :
Teori Transkultural (Transcultural Nursing) adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruhi transkultural nursing dalam proses keperawatan atau
kesehatan antara lain yaitu dalam budaya disekitar dimana ada agama, sosial, lingkungan,perkembangan
teknologi, keberagaman budaya , adat, ras, kultur yang mempengaruhi keperawatan atau asuhan
pengobatan yang digunakan.
Saya tinggal di Samarinda, dimana saya hidup di perkotaan dimana saya yaitu di yang bermukim dengan
suku yang didominasi banjar dan jawa yang sangat beragam, dengan itu banyak faktor yang menjadi
aspek penting dalam terjadinya di transkultural di wilayah saya bermukim dengan budaya yang
didominasi budaya jawa dan banjar.

Jika dikaitkan dengan 7 faktor yang berdasarkan pada “sunrise model” :

 Nilai – nilai Kepercayaan dan Gaya Hidup


Banyak nya warga di sekitar masih mempercayai adanya hal-hal ghaib yang berhubungan dengan
kepercayaan yang juga mengandung aspek-aspek budaya di dalam nya, seperti kebanyakan warga
yang bersuku banjar di wilayah atau daerah sekitar saya yang menggunakan istilah “orang
pintar” untuk melakukan pengobatan kesehatan dimana “orang pintar” tersebut akan bertindak
sebagai penyembuh dengan menggunakan metode pembacaan doa-doa.

 Faktor Ekonomi
Salah satu faktor yang juga punya dampak besar terhadap transkultural keperawatan, keadaan
eknomi seseorang memprngaruhi terhadap pilihan pengobatan yang akan dipilih dimana
seseorang yang berada di ekonomi kelas bawah akan memilih pengobatan alternatif dimana biaya
relatif murah dibandingkan seseorang yang berada di ekonomi kelas menengah dan atas yang
akan memilih pengobatan medis yang mempunyai biaya lebih mahal daripada pengobatan
alternatif. Di keadaan sekitar saya dengan warga yang berkerja sebagai wirausaha dan buruh
daripada itu masih banyak nya hal tersebut terjadi dan kurang nya gerakan atau penyuluhan
pemerintah tentang adanya pelayanan kesehatan seperti puskesmas terhadap warga-warga yang
mempunyai ekonomi kelas bawah.
 Faktor pendidikan
Latar belakang pendidikan seseorang terhadap pilihan kesehatan terhadap diri nya sangat
berpengaruh, orang yang mempunyai pendidikan tinggi pasti mempunyai pandangan yang luas
terhadap perbedaaan pengobatan medis dengan pengobatan alternatif sedangkan orang yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang akan hanya berpikir dalam jangka pendek
yaitu kesembuhan dengan biaya yang murah, keadaan sekitar saya masih banyak warga yang
berpikir bahwa kesembuhan dengan biaya murah lebih efektif daripada menggunakan pengobatan
medis dimana membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relatif mahal.

 Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku


Kebijakan pemerintah Indonesia terhadap pengobatan yang legal dan ilegal masih kurang nya
kebijakan atau ketegasan terhadap pengobatan – pengobatan illegal sehingga masih banyak
masyarakat Indonesia yang menggunakan pengobatan illegal, kebijakan pemerintah seperti BPJS
yang masih kurang menyuluruh terhadap semua masyarakat di Indonesia, di wilayah sekitar saya
tinggal masih banyak nya orang yang kurang mengetahui guna BPJS secara rinci atau mendetail
yang mengakibatkan saat melakukan pengobatan medis tagihan yang sangat besar yang
memengaruhi keadaan ekonomi klien atau pasien tersebut.

 Faktor sosial dan keterikatan keluarga


Faktor sosial disini merupakan biodata pribadi seseorang dan juga ruang lingkup dimana
seseorang itu hidup dan tinggal, di wilayah sekitar saya yang warga didominasi jawa dimana
masih banyak yang saya lihat mereka masih mempertahankan nilai – nilai adat istiadat yang
sangat mempengaruhi keputusan terhadap sesuatu terutama terhadap hal – hal yang berhubungan
dengan kesehatan . Dimana orang yang mempunyai adat istiadat akan lebih memilih sesuatu yang
lebuh tradisional.

 Faktor Agama dan Falsafah hidup


Seseorang dengan penganut keyakinan suatu agama akan mempunyai pandang yang lebih positif,
ketika seorang klien dengan penyakit yang parah tapi dengan tingkat ke religiusan yang tinggi
akan memberikan dampak positif dan memberikan motivasi bahwa setiap penyakit mempunyai
obat atau penyembuhan, namun disekitar wilayah saya masih terdapat yang menyalahgunakan
agama sebagai media penyembuhan sebuah penyakit yang dikaitkan dengan hal – hal yang tidak
baik atau bisa dikatakan sebagai hal yang musyrik , maka dari itu perlu nya pemahaman agama
dan kesehatan yang mendasar dan seimbang agar tidak terjadinya hal – hal tersebut .

 Faktor Teknologi
Teknologi akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang dimana juga akan
berdampak pada perencanaan kesehatan seseorang, seseorang yang mengerti teknologi akan
berpikir mencari sebuah penyelesaian kesehatan dari teknologi , contoh seseorang yang
mempunyai masalah sakit diare akan mencari apa penyebab nya di internet dengan informasi
yang luas internet akan memberikan informasi tentang penyebab, gejala dan juga pengobatan
( obat – obatan atau tindakan ) yang harus dilakukan terhadap seseorang yang mengalami sakit
diare dengan begitu orang akan merasa lebih efektif dan juga tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk pengobatan ke dokter kecuali penyakit yang parah dan perlu penanganan dokter.
 PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

1. Penyuluhan yang diberikan pemerintah terhadap masyrakat tentang perbedaan pengobatan


alternatif dan pengobatan medis
2. Merubah pandangan masyarakat akan mahal nya pengobatan medis dengan mengenalkan
BPJS dan ASKES
3. Memberikan kebijakan atau peraturan terhadap pengobatan alternatif agar tidak berakibat
fatal dan menyalahi aturan
4. Memberikan pengertian tentang penyakit – penyakit yang harus ditangani oleh medis
5. Melakukan program – program kesehatan terhadap masyarakat yang akan membuka
pemikiran masyarakat tentang kesehatan yang seharusnya .

Anda mungkin juga menyukai