Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN

KEPERAWATAN
SISTEM
PENCERNAAN :
HEPATITIS
Apa itu hepatitis ?
Hepatitis merupakan infeksi pada hati,
baik disebabkan oleh virus atau tidak.
Hepatitis yang disebabkan oleh virus
ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe
C. hepatitis yang tidak disebabkan oleh
virus biasanya disebabkan oleh adanya
zat-zat kimia atau obat, seperti karbon
tetraklorida, jamur racun, dan vinyl
klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010:
153).
ETIOLOGI
1. INFEKSI VIRUS A, B, C, D, E (>>)
a. Virus hepatitis A (HAV)
b. Virus hepatitis B (HBV)
c. Virus hepatitis C (HCV)
d. Virus hepatitis D (HDV)
e. Virus hepatitis E (HEV)

2. NON INFEKSI
a. OBAT-OBATAN
b. BAHAN BERACUN
c. ALKOHOL
d. AKIBAT PENYAKIT LAIN
VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B
VIRUS
HEPATITIS C HEPATITIS D
VIRUS
HEPATITIS E
P
A
T
H
W
A
Y

K
E
P
E
R
A
W
A
T
A
N
8
ManifestasiKlinik
Menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:

FasePreIkterik : Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari .

Fase Ikterik : Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat
pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari

Fase penyembuhan : Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus,


rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan,
rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik
GEJALA IKTERUS
PERBANDINGAN
WARNA URINE WARNA FESES
MASA INKUBASI
Hepatitis A : 15-45 HARI (4
MINGGU)
Hepatitis B & D : 30-180 HARI (4-
12 MGG)
Hepatitis C : 15-160 HARI (7
MINGGU)
Hepatitis E : 14-60 HARI (5-6
MINGGU)
TES SEROLOGI Ag DAN Ab
TES Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis
non A non B
HAV-Ab/IgM Tes (+), timbul segera stlh Tidak positif Tidak positif
sakit 4-6 mgg stlh infeksi

HBsAg Tidak positif Tes (+), timbul 4-12 mgg Tidak positif
stlh infeksi, juga (+) pd
infeksi HBV kronis & pd
carier
HBcAb Tidak positif Timbul 2-16 mgg stlh Tidak positif
infeksi; menunjukkan telah
terinfeksi HBV sblmnya
HBsAb Tidak positif Timbul 2-10 bln stlh Tidak positif
infeksi; menunjukkan
penyembuhan scr klinis &
imunitas

Ab : antibodi, Ag : antigen, s : surface maker (capsel virus), c : materi inti virus (partikel Dane)
15
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau
gangguanhati(Doengoes,2002).
1.Aktifitas Kelemahan,kelelahan,danmalaise.
2. Sirkulasi Bradikardi,ikterikp ada sclera kulit,da nmembran mukosa.
3.Eliminasi urine gelap dan diare feses warna tanah liat.
4. Makanan dan cairan Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah,
peningkatan oedemdanasietas.
5.Neurosensori Peka terhadap rangsang,cenderung tidur,alergi,dan asteriksis.
6.Nyeri atau kenyamanan Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan,
sakit kepala dan gatal.
7. Keamanan Demam, urtikaria, eritema, splenomegali dan pembesaran nodul
servikalposterior.
8.Seksualitas Pola hidup atau perilaku meningkat resiko terpajan.
9.Pemeriksaan dianostik pada pasien hepatitis yang perlu dikaji menurut
Doengoes(2002):
a. Test fungsi hati: Abnormal (4-10 kali normal) untuk membedakan
hepatitisvirusdarinonvirus.
b. SGOT/SGPT: Awalnya meningkat (dapat meningkat 1-2 minggu 16
sebelumikterikkemudiantampakmenurun.
c. Darah lengkap:Sel darah merah(SDM)menurun karena penurunan masa
hidup SDM(gangguanfungsihati).
d. Difersnsual darah lengkap:Ekositosis,monositosis dan sel plasma.
e. Alkalifostatase:Agak meningkat.
f. Feses:Warna tanah liat,dan diarefeses warna tanah liat.
g. Guladarah:Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguanfungsi hati).
h. Anti-HAVIgM:Positif pada tipeA.
i. HbsAg:Dapat positif (tipeB) atau negatif (tipeA)..

17
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis
menurut (Doengoes, 2003):
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati dan bendungan vena porta.
3. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis.
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Resiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus.
 

18
Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

Intervensi :
1.Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
Rasional : keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
2.Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering.
Rasional : pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan
menurunkan kapasitasnya.
3Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
Rasional : akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan
rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional : menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan.
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
Rasional : glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.

19
Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Intervensi :
1.Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan
untuk intensitas nyeri.
Rasional : nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman,
oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan
kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan
lebih efektif mengurangi nyeri.
2. Memonitoring perkembangan nyeri.
Rasional :mengetahui perkembangan tindakan dari yang dilakukan.
3.Memonitoring tanda – tanda vital darah dan nadi.
Rasional : untuk mengetahui keadaan pasien.
4.Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam.
Rasional : mengurangi rasa nyeri untuk pasien.
5. Berikan tindakan nyaman dan aktivitas hiburan.
Rasional : menigkatkan relaksasi dan membantu pasien memfokuskan
perhatian pada sesuatu disamping diri atau ketidak nyamanan.
6.Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai advis dokter
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien.
20
Dx 3 : Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis.

Intervensi
1.Jelaskan sebab-sebab keletihan individu.
Rasional : dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien
cenderung lebih tenang.
2. Sarankan klien untuk tirah baring.
Rasional : tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga
metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.
3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-
kemampuan dan minat-minat.
Rasional : memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan- kegiatan yang
sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang
kurang penting.
4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak
energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan.
Rasional : keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang
dapat menimbulkan keletihan.
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif,
teknik relaksasi).
Rasional : untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis. 21
Dx 4 : Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
Intervensi
1.Monitor tanda vital : suhu badan.
Rasional : sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi.
2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya
2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
Rasional : dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu
timbulnya l dehidrasi.
3. Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahan linen tempat tidur sesuai
indikasi.
Rasional : suhu ruangan harus diubah untuk mempertahan kan sushu mendekati
normal
4. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.
Rasional : menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi
kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui
penguapan.
5. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
Rasional : kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan
jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
6. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.
Rasional : gunakan untuk mengurangi demam atau panas. 22
Dx 5: Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Intervensi :
1.Mengkaji kemampuan klien dalam beraktifitas.
Rasional : untuk mengetahui tingkat kemampuan klien dalam beraktifitas.
2. Batasi klien dalam beraktifitas.
Rasional : Agar pasien tidak cepat lelah.
3. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering , Sering mandi
dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin), Keringkan
kulit, jaringan digosok.
Rasional : kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung
syaraf.
4. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal.
Rasional : penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan
sensitivitas melalui vasodilatasi.
5. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat
pada area pruritus untuk tujuan menggaruk.
Rasional : penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih
banyak pruritus.
6. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin.
Rasional : pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban23
kekeringan.
Dx 6 : Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus.
Intervensi :
1.Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk
menangani semua cairan tubuh.
•Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen.
•Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh.
•Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat,
jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun.
Rasional : pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus
hepatitis.
2Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan
tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi.
Rasional : teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
infeksius dan mencegah transmisi penyakit.
3. Dorong dan pertahankan masukan TKTP.
Rasional : kurangi kerentanan individu terhadap infeksi.
4. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
Rasional : mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai
transmisi infeksi. 24
7. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang
tepat.
Rasional : rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan
dan kemungkinan orang lain terinfeksi.
8. Beri therapy antibiotik sesuai program dokter.
Rasional : mencegah segera terhadap infeksi.

25
GOOD LUCK
THAKS YOU ALL

26

Anda mungkin juga menyukai