DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Diki Darmawan
Nuraeni Pancaputri
Lufi Hertanti
i
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, SWT bahwa makalah “ Penyakit
Akibat Kerja pada perawat : Penyakit Menular dan Tidak Menular “ telah selesai kami
kerjakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami. Dalam proses
pembuatan makalah ini kami sebagai penyusun mengalami berbagai hambatan, akan tetapi
dengan kesabaran dan serta di dukung dari media yang memadai, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tak ketinggalan pula kami sebagai penyusun makalah
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Tentunya sebagai manusia yang tidak sempurna, kami penyusun tak lepas dari
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan
evaluasi atas makalah yang kami buat. Harapannya agar kami menjadi lebih baik lagi di
kemudian hari.
ii
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Perumusan .......................................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upayauntuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan,sehingga dapat mengurangi dana
tau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan
baik.Jika kita pelajari angka penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
B. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah penyakit akibat kerja pada perawat, dan penyakit
menular dan tidak menular.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam
menangani penyakit akibat kerja pada perawat, dan penyakit menular dan tidak menular
2
BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular dapat di definisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari satu orang ke orang yang lain, baik secara langsung dan secara
perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit
yang hidup dan dapat berpindah serta menterang host/inang (penderita). Dalam hal ini
maka penyakit menular dapat di kelompokan dalam 3 kelompok utama yakni:
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat, maka dikenal adanya
beberapa faktor yang memegang peranan penting antara lain adanya faktor penyebab
(agent) yakni organisme penyebab penyakit, adanya sumber penularan (resorvoir
maupun resources), adanya cara penularan khusus (mode of transmission), adanya cara
meninggalkaan penjamu dan cara masuk ke penjamu lainnya, serta keadaan ketahanan
penjamu sendiri, yang merupakan penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah
unsur biologis, yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai
organisme multi selular yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan penyakit
manusia. Unsur penyebab ini dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok yakni:
Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupaun cacing perut dan yang
lainnya.
3
Kelompok protozoa, seperti plasmodium,amoeba,dan lain-lain.
1. Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut mempengaruhi
kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
2. Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan resevoir penyakit serta
unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia .
3. Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam masyarakat, termasuk
kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
4
Tiap kelompok memiliki jalur penularan tersendiri dan pada garis-garis besarnya dapat di
bagi menjadi dua bagian utama yakni:
1. Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari penderita
atau resevoir, langsung ke penjamu potensial yang baru.
2. Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui media
tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet dan dust, melalui
benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector borne).
5
3) Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status
kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta
berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis,
persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunan,
dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah
raga kesehatan.
1) diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, sasaran pencegahan ini terutama
ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek)
atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha
pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang
tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya
wabah, serta untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah
terjadi akibat samping atau komplikasi.
6
mental/psikologis serta rehabilitasi sosial. Pencegahan Penyakit Menular pada
Perawat
2) Memakai sarung tangan Pada waktu ada kemungkinan berkontak dengan cairan
darah, cairan tubuh, barang cairan dan kotoran, harus mengenakan sarung
tangan anti air yang terbuat dari bahan karet, ethylene resin, atau asafetida dan
sejenisnya. Pada waktu melepas sarung tangan, harus melalui pergelangan yang
ditarik keluar, kemudian sarung tangan dibalikkan keseluruhan, kemudian
dibuang, dan segera mencuci tangan. Perhatian: pemakaian sarung tangan tidak
dapat menggantikan pentingnya mencuci tangan.
3) Mengenakan masker mulut, masker mata atau masker muka Pada saat
menghadapi kemungkinan adanya cairan tubuh yang beterbangan, seperti :
pasien yang batuk atau bersin, harus mengenakan masker mulut atau masker
muka dan lain-lain sebagai alat pelindung. Hal-hal yang perlu diperhatikan
mengenai masker mulut :
b) Masker mulut sebaiknya digunakan sekali pakai saja, apabila perlu dipakai
berulangkali, harus diperhatikan penyimpanan di tempat yang bersih dan
berudara lancar. Tetapi untuk kondisi berikut ini pemakaian tidak boleh
dilanjutkan : ada kecurigaan pencemaran, berlubang, berubah bentuk, kotor,
berbau, hambatan untuk bernafas bertambah dan lain-lain. c. Pada saat
melepas masker mulut harus menghindari tercemarnya masker mulut,juga
menghindari terkena pencemaran dari masker mulut. Sebelum dan sesudah
melepas masker mulut, harus mencuci tangan secara bersih.
7
c) Pada saat membuang masker mulut yang tercemar, harus menghindari
tersebarnya kuman, dengan cara melipat masker ke arah dalam, diletakkan
ke dalam kantong plastik yang ditutup rapat.
Merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman atau virus penyakit dan tidak
ditularkan kepada orang lain, termasuk cedera akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang
secara lambat. Penyakit ini ditimbulkan oleh aktivitas perawat dalam bekerja PTM
memiliki tingkat kefatalan yang tinggi. Hampir bisa dipastikan penderita PTM tidakakan
sembuh seperti sebelumnya bahkan cenderung memburuk. Penyakit yang termasukPTM
utama di Indonesia yaitu: penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit paru obstruktifkronis (
PPOK ), dan diabetes mellitus, serta cedera akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan.Tahun 2002, Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa cedera
( injury ) merupakan salah satu jenis penyakit ( disease ).
1. Sakit otot dan tulang Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-
nepuk punggung pasien, latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan
tenaga berlebihan, gerakan yang tidak benar atau berulang-ulang, mudah
menyebabkan cedera di bagian otot dan tulang, apabila tenaga perawat berusia
8
agak tua, maka akan menambah resiko dan tingkat keseriusan cedera di otot dan
tulang.
2. Gangguan tidur Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang
tidak tentu untuk menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek,
tidur kurang lelap, kesulitan tidur.
3. Low Back Pain Perawat terutama yang ada di ruang IGD, cenderung untuk
menderita sakit punggung bawah karena terjadinya gerakan mengangkat pasien
secara berulang-ulang. Posisi pengangkatan yang salah merupakan faktor penyebab
dari penyakit ini
4. Tindak Kekerasan Perawat juga tak luput dari cedera akibat tindak kekerasan, hal
tersebut dapat terjadi karena pasien dalam keadaan tidak sadar atau pada pasien
dengan penyakit jiwa, akhir- akhir ini di Indonesia sering juga terjadi aksi pemukulan
yang dilakukan oleh keluarga pasien.
a. Pada saat memindahkan barang, tubuh sebisa mungkin dekat dengan barang
tersebut dan hindari gerakan membungkuk atau posisi membungkuk ke arah
depan, sebaiknya berlutut atau kedua kaki direndahkan sehingga pusat beban
berkurang untuk menghindari cedera di bagian pinggang. Pada saat
memindahkan barang jangan hanya memutarkan pinggang, harus dengan satu
kaki sebagai tumpuan, kaki yang lain bergerak dan memutarkan seluruh badan
untuk menghindari cedera di lutut dan pinggang.
b. Pada saat merawat pasien apabila ada gerakan condong ke depan sebelum
membungkuk, harus dengan satu tangan sebagai tumpuan badan untuk
menghindari pinggang mendapat beban terlalu besar. Apabila perlu memindahkan
pasien, harus dengan kedua kaki merendah sehingga pusat beban terkurang
untuk menghindari terjadinya cedera di bagian pinggang.
a. Pergunakan waktu istirahat siang, atau istirahat singkat untuk mensuplai waktu
tidur.
b. Sebelum tidur lakukan gerakan peregangan, untuk membantu cepat tidur. Tetapi
sebelum tidur tidak boleh melakukan olah raga berat.
a. Merawat pasien dibatasi untuk satu pasien saja, batasan ruang gerak hanya di
satu kamar pasien saja, tidak dibenarkan bergerak di berbagai bagian rumah
sakit.
10
f. Setiap tahun melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa bekerja sebagai perawat memiliki resiko yang amat tinggi, tak
hanya tertular penyakit, tetapi bisa juga terkena penyakit yang tidak menular. Untuk
itu,diharapkan perhatian khusus untuk meminimalisir kejadian kecelakaan kerja. Hal tersebut
dapat terwujud dengan penyediaan fasilitas rumah sakit yang memadai, sosialisasi
penggunaan APD untuk penyakit-penyakit tertentu, sosialisasi pemenuhan nutrisi untuk
mencegah penyakit, serta pelatihan dalam menghadapi pasien yang dapat menimbulkan
bahaya (menyerang).
DAFTAR PUSTAKA
12
Baihaqi, H. (2018, 01 29). Retrieved 11 09, 2018, from
http://jabar.tribunnews.com:http://jabar.tribunnews.com/2018/01/29/seorang-perawat-di-rsu-
dr-slamet-garut-jadi-pasien-difteri
13