1. Problem (P)
Prognosis untuk orang dewasa dengan leukemia limfoblastik akut yang kambuh
memberikan efek lebih buruk. Amerika Serikat menerima diagnosis baru yaitu
leukemia limfositik akut (ALL) pada tahun 2015; dan diperkirakan prognosis untuk
pasien ini masih sangat minim. Banyak pasien dengan remisi lengkap masih bisa akan
mengalami kekambuhan, dan diperkirakan 30 sampai 50% memiliki kelangsungan
hidup bebas penyakit hanya berlangsung 3 tahun atau lebih.
2. Intervensi (I)
Pasien yang diambil secara acak dan dibagi dlam dua kelompok. Ada kelompok yang
menerima inotuzumab ozogamicin dan kelompok kemoterapi intensif standar
(kelompok terapi standar) dan pasien yang mencapai remisi penuh dapat menjalani
transplantasi sel induk sesuai dengan instruksi yang adadan telah disediakan.
Pasien dalam kelompok ozogamicin inotuzumab menerima obat percobaan secara
intravena. Pasien menerima perawatan hingga enam siklus. Setalah pasien mengalami
perubahan yang lebih baik maka dosis obat untuk pemulihannya dikurangi. Pasien
dalam kelompok terapi standar kembali menerima pilihan peneliti mengikuti salah
satu dari tiga rejimen: FLAG (fludarabine,sitarabin, dan perangsang koloni granulosit
faktor) terapi hingga empat siklus 28 hari, dan pengurangan dosis dilaksanakan
berdasarkan kondisi sebelumnya.
3. Comparison (C) = -
4. Out Come (O)
Dari 326 pasien yang menjalani pengacakan, 218 pertama (109 di setiap kelompok)
termasuk dalam analisis niat untuk mengobati dan untuk mendapatkan remisi
lengkap. Tingkat remisi lengkap secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
ozogamicin inotuzumab daripada pada kelompok terapi standar (80,7% [95%
confidence interval {CI}, 72,1 hingga 87,7] vs. 29,4% [95% CI, 21,0 hingga 38,8],
P<0,001) Persentase pasien yang jauh lebih tinggi dalam populasi analisis remisi
mampu lanjutkan ke transplantasi setelah perawatan dengan inotuzumab ozogamicin
daripada setelah standar pengobatan (41% vs 11%, P<0,001). Karena transplantasi sel
dianggap sebagai satu-satunya pilihan pengobatan kuratif, dan pengobatan
inotuzumab ozogamicin untuk meningkatkan jumlah pasien yang dapat melanjutkan
pengobatan selanjutnya setelah terapi penyelamatan dinilai berjalan baik. Sehingga
kesimpulan yang didapatkan yaitu tingkat remisi lengkap lebih tinggi dengan
inotuzumab ozogamicin dibandingkan dengan standar terapi, dan persentase yang
lebih tinggi dari pasien dalam kelompok ozogamicin inotuzumab memiliki hasil di
bawah ambang batas untuk penyakit residual minimal. Baik bebas perkembangan
maupun kelangsungan hidup secara keseluruhan lebih lama dengan inotuzumab
ozogamicin. Tetapi perlu di perhatikan bahwa penyakit hati vena-oklusif adalah efek
samping utama yang terkait dengan inotuzumab ozogamicin.
ANALISIS JURNAL 2 DENGAN PICO
Tahun : 2017
ANALISIS JURNAL
P (Problem)
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan kanker dengan angka kejadian yang paling
tinggi pada anak, 75% terjadi pada anak di bawah 6 tahun. Leukemia atau lebih dikenal
kanker pada darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak
terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari hasil mutasi sel normal Kejadian leukemia setiap
tahun sekitar 3,5 kasus dari 100.000 anak dibawah 15 tahun. Leukemia pada anak terdiri dari
dua tipe yaitu : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 82% dan Leukemia Mieloblastik Akut
(LMA) 18%. Puncak kejadian LLA pada usia 2-5 ta hun. Perbandingan penderita perempuan
dan laki-laki ialah 1,3:1,5. Data rekam medik BLU RSUP Prof.dr.R.D. Kandou sepanjang
tahun 2008-2012, jumlah penderita leukemia limfoblastik akut (LLA) ada sekitar 60 anak
yang rawat inap di bagian IKA Prof.Dr.R.D.Kandou Manado.
I (Intervensi)
C (Comparation)
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Widiaskara dkk yang menemukan umumnya
kadar hemoglobin rendah terdapat pada penderita awal induksi sedangkan kadar hemoglobin
lebih dari 10gr/dl terdapat pada penderita yang telah mendapat transfusi sebelumnya. Dapat
terjadi leukopenia, leukositosis atau leukosit normal dan paling sering terjadi
trombositopenia. Nilai leukosit yang diharapkan pada hasil kemoterapi adalah leukopenia hal
ini sejalan dengan penelitian Mulatsih dkk yang menyatakan bahwa jumlah leukosit
merupakan prognosis terhadap keberhasilan pengobatan.
O (Outcome)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil hematologi penderita LLA yang dirawat di
Bagian IKA RS Prof. Dr. R.D Kandou Manado mengalami perubahan setiap minggu.
JURNAL KE 5 JUDUL : LUARAN PENGOBATAN FASE INDUKSI PASIEN
LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM DR.
SOETOMO SURABAYA
P : Kasus baru leukemia limfoblastik akut (LLA) menduduki peringkat pertama keganasan
pada anak di RSU Dr. Soetomo – Surabaya
I : secara retrospektif menggunakan catatan medis terhadap pasien LLA selama 1 tahun (1
Januari 2006 s/d 31 Desember 2006). Semua pasien berumur
C:-
O : Didapatkan ratio antara laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Keluhan yang
didapatkan terbanyak berupa demam dan pucat. Gambaran klinis berupa petekie/purpura dan
perdarahan kulit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hepatomegali yang terbanyak,
selanjutnya splenomegali dan limfadenopati Gambaran aspirasi sumsum tulang hiperselular
yang terbanyak dan aspirasi sumsum tulang pada fase induksi didapatkan 33(48,5%) remisi,
non remisi 10(14,7%), dan meninggal 25(36,8%). Pasien LLA dengan risiko tinggi
mempunyai angka kematian tiga kali lebih tinggi daripada risiko standar, dengan penyebab
kematian tersering adalah infeksi.