Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

RESPON SEKSUAL
MAYAPADA TANGERANG

Koordinator
Yulianingsih, M.Kes., Sp.Mat

1. Hana Cendrana
202212100035
2. Bernadeth Suci Hapsari
202212100029
3. Desi Pujiyanti
202212100030
4. Hosy Kartika Citra Anggraeni
202212100036
5. Steven Septian Wilar
202212100048

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BOROBUDUR
PROGRAM B
TAHUN AJARAN 2023
Respon Seksual

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh, Om Swastiastu, Shalom, Namo


Buddhaya, dan Salam Kebajikan kami ucapkan kepada pembaca makalah ini, terutama kepada
yang terhormat Ibu Yulianingsih, M.Kes., Sp.Mat., selaku koordinator mata kuliah
Keperawatan Maternitas dalam program B tahun ajaran 2023. Terima kasih atas kerjasama
mahasiswa dan mahasiswi Universitas Borobudur, Mayapada Nursing Academy yang dapat
menjadi partisipan pembuatan makalah ini yang bertujuan untuk memenuhi nilai tugas,
menjadi salah satu sumber dari proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Semoga makalah
ini dapat menciptakan eskalasi pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, walaupun
demikian kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat menghargai apabila diberikan kritik dan saran sebagai bentuk dalam
penyempurnaan makalah.

1
Respon Seksual

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………....
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……….…………………………………………………………………...3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………...3
1.3 Tujuan Makalah......……………………………………………………………………....3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Respon Seksual…………………………………………….…………….…...5
2.2 Jenis Fisiologis yang Terjadi……………………………………………………………..5
2.3 Fase dalam Respon Seksual…………………...………………………………………….5
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Seksualitas……………………….................9
2.5 Rentang Respon Seksual……………………………………………………………...…10
2.6 Respon Seksual pada Ibu Hamil…………………………………………………………10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………12
3.2 Saran……………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..13

2
Respon Seksual

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan seksual adalah suatu keadaan fisik, emosional, mental dan kesejahteraan
sosial yang stabil yang berkaitan dengan seksualitas, serta bukan hanya sekedar tidak
adanya penyakit, disfungsi atau kelemahan.(1) Seksualitas merupakan suatu bagian penting
dan terintegrasi dalam kehidupan. Aktivitas seksual termasuk dalam hubungan
interpersonal dari tiap pasangan dengan masing-masing membawa sikap yang khas, saling
membutuhkan dan memberi respon.
Penelitian tentang seksualitas dimulai pada era 1950-an ketika Masters dan Johnson
menggambarkan anatomi dan fisiologi respon seksual manusia dan memerlukan 12 tahun
lamanya untuk mengemukakan model EPOR pada respon seksual (excitement, plateu,
orgasmus, resolusi) karena untuk mempelajari hingga sampai menganalisis manusia dan
respon seksualitas dipengaruhi oleh beragam faktor.
Respon seksual juga harus diperhatikan pada ibu hamil karena penelitian menunjukan
bahwa terjadi penurunan respon seksual pada ibu hamil akibat perubahan hormon yang
mengakibatkan perubahan psikologis dan fisik yang membuat tidak nyaman.
Oleh karena itu, kami mengangkat Respon Seksual sebagai judul makalah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan respon seksual?
2. Bagaimana jenis fisiologis yang terjadi dalam respon seksual?
3. Kapan respon seksual dimulai?
4. Bagaimana rentang respon seksual adaptif dan maladaptif?
5. Bagaimana spesifikasi respon seksual yang terjadi khusus pada ibu hamil?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendukung konsep keilmuan respon seksual agar pembaca memahami dasar
respon seksual.
2. Tujuan Khusus

1
World Health Organization (2002)

3
Respon Seksual

1. Memaparkan pengertian respon seksual


2. Menjelaskan jenis fisiologis yang terjadi dalam respon seksual
3. Menjabarkan fase-fase respon seksual sesuai tahapan
4. Mendeskripsikan respon seksual adaptif dan maladaptif
5. Menjelaskan spesifikasi respon seksual yang terjadi pada ibu hamil

4
Respon Seksual

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Respon Seksual


Respon seksual adalah perubahan fisik dan emosional yang terjadi saat seseorang
terangsang dan merangsang melalui kegiatan seksual dengan siklus respon seksual
diantaranya fase excitement, plateu, orgasmus, dan resolusi.

2.2 Jenis Fisiologis yang Terjadi


1. Vasokongesti
Kondisi saat organ vital atau organ seksual sensitif mengalami pengisisan jaringan
darah sehingga akan mengalami peningkatan aliran darah melalui arteri ke organ vital
reproduksi. Kondisi ini menyebabkan perubahan bentuk pada organ vital atau organ
seksual sensitif pada manusia.
Pada pria, menyebabkan organ penis menjadi besar dan mengeras sedangkan pada
wanita organ klitoris akan sedikit membesar dan mengeras ditambah mengerasnya
puting payudara dan membengkaknya bibir dalam vagina.
2. Miotonia
Kondisi dimana terjadinya tegangan atau kontraksi otot maksimal pada organ vital
reproduksi atau organ seksual sensitif pada manusia, kondisi ini dinamakan orgasme
yang merupakan puncak dari hubungan seksual.

2.3 Fase dalam Respon Seksual

5
Respon Seksual

1. Fase excitement yatu peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual


Respon wanita:
a. Lubrikasi vaginal yaitu dinding vagina berkeringat
b. Ekspansi 2/3 bagian dalam rongga vagina (lorong vagina membuka)
c. Peningkatan sensitivitas dalam pembesaran klitoris serta labia
d. Terjadi ereksi putting dan peningkatan ukuran payudara
Respon pria:
a. Ereksi penis (penambahan besar penis dari yang sebelumnya)
b. Penebalan dan elevasi skrotum
c. Pembesaran skrotum
d. Ereksi putting susu dan pembengkakan (tumescence)
2. Fase plateu yaitu penguatan respon fase excitement
Respon wanita:
a. Pembesaran klitoris (retraksi klitoris dibawah topi klitoris)
b. Pembentukan platform orgasmus: pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora
c. Elevasi serviks dan uterus yaitu perubahan warna kulit yang tampak hidup pada
labia mayor
d. Pembesaran aerola dan payudara
e. Peningkatan tegangan otot dan pernafasan
f. Peningkatan frekuensi denyut jantung tekanan darah dan frekuensi pernafasan
Respon pria:
a. Peningkatan ukuran glans (ujung) penis
b. Peningkatan intensitas warna glans
c. Elevasi dan peningkatan 50% ukuran testis
d. Peningkatan tegangan otot dan pernafasan
e. Peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan
3. Fase orgasmus yaitu penyaluran kumpulan darah dan tegangan otot
Respon wanita:
a. Kontraksi volunteer platform orgasmik, uterus, rektal, spinter, uretral, dan
kelompok otot lain
b. Hiperventilasi dan peningkatan frekuensi jantung
c. Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, frekuensi nafas
Respon pria:
a. Penutupan sfinter urinarius internal
6
Respon Seksual

b. Sensasi ejakulasi yang terjadi tertahankan


c. Kontraksi ductus deferens vesikel seminalis prostat dan ductus ejakulatorius
d. Relaksasi sfinter kandung kemih eksternal
e. Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, dan frrekuensi pernafasan
f. Ejakulasi
4. Fase resolusi yaitu fase fisiologis dan psikologis kembali dalam keadaan tidak
terangsang
Respon wanita:
a. Relaksasi bertahap pada dinding vagina
b. Perubahan warna yang cepat pada dinding labia minora
c. Berkeringat
d. Secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan kembali
normal
Respon pria:
a. Kehilangan ereksi penis
b. Periode refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
c. Reaksi berkeringat
d. Penurunan testis
e. Secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah dan frekuensi pernafasan kembali
normal.(2)

2
Masters and Johnson’s EPOR Model (1966)

7
Respon Seksual

8
Respon Seksual

2.4 Faktor faktor yang Mempegaruhi Respon Seksualitas


1. Faktor fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik, karena
bagaimanapun aktivitas seks bisa menimbulkan nyeri dan ketidaknyamanan. Kondisi
fisik dapat berupa penyakit ringan atau berat, keletihan, medikasi maupun citra tubuh,
citra tubuh yang buruk terutama disertai penolakan atau pemebdahan yang mengubah
bentuk tubuh menyebabkan seseorang kehilangan gairah.
2. Faktor hubungan
Masalah dalam berhubungan (kemesraan) dapat mempengaruhi hubungan
seseorang untuk melakukan aktivitas seksual, hal ini sebenarnya tergantung dari
bagaimana kemampuan mereka dalam berkompromi dan bernegosiasi mengenai
seksual yang dapat diterima dan menyenangkan.
3. Faktor gaya hidup
Gaya hidup disini meliputi penyalahgunaan alkohol dari aktivitas seks,
ketersediaan waktu mencurahkan perasaan dan berhubungan dan penentuan waktu
yang tepat untuk aktivitas seks. Penggunaan alcohol dapat menyebabkan rasa sejahtera
atau gairah palsu dalam tahap awal seks dengan efek negatif yang jauh lebih besar
dibanding perasaan euforia palsu tersebut.
4. Faktor harga diri
Jika harga diri seksualnya tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan
yang kuat tentang seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, aktivitas
seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
5. Meningkatnya seksualitas
Usia kematangan seksual bagi remaja putri pada saat usia haid pertama 13
tahun. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah
laku seksual tertentu, semakin tinggi dorongan seksual maka tingkat perilaku seksual
juga semakin tinggi
6. Penanda usia perkawinan
Adanya undang undang perkawinan yang menetapkan batas usia menikah
sedikitnya 17 tahun untuk wanita dan 20 tahun untuk pria. Norma sosial makin lama
makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, persiapan mental. Norma agama yang melarang untuk melakukan hubungan
seksual sebelum menikah.
7. Adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media
9
Respon Seksual

Dengan teknologi yang canggih memudahkan untuk mengakses media yang


merangsang seksualitas remaja.
8. Pergaulan yang semakin bebas
Membuat perilaku seksual yang berbahaya semakin meningkat.
9. Ketaatan beragama
Landasan agama yang kuat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seksual
remaja.

2.5 Rentang Respon Seksual

Pemenuhan kebutuhan seksual secara adaptif dilakukan antara dua orang


dewasa yang berlawanan jenis, saling memuaskan individu yang terlibat secara fisik
dan psikologis dengan tidak membahayakan individu serta tidak terdapat paksaan dan
kekerasan serta dilakukan di tempat tertutup.(3)

2.6 Respon Seksual pada Ibu Hamil


Penelitian menunjukan hampir seluruh ibu hamil mempunyai respon seksual yang
buruk. Pada masa kehamilan ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis yang umumnya
berdampak pada kesejahteraan fisik, suasana hati dan respon seksual.
Komponen yang mempengaruhi respon sosial pada ibu hamil meliputi
1. Frekuensi hubungan seksual

3
Irianto (2014)

10
Respon Seksual

Jika ibu hamil mampu beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis maka
tidak terjadi masalah namun bila tidak mampu maka frekuensi akan menurun.
2. Keinginan atau libido
Berbeda pada setiap ibu hamil.
3. Orgasme atau dorongan kenikmatan seksual
4. Kepuasan atau rasa nyaman terhadap kehidupan seksual
5. Dyspareunia
Rasa sakit ketika akan, sedang, atau setelah melakukan hubungan seksual
6. Permulaan hubungan seksual
Cara pasangan memulai dengan rasa nyaman, dalam hubungan seksual seseorang
tidak hanya menyalurkan dorongan seksual namun menjadikan hubungan lebih
harmonis. Hampir seluruh ibu hamil mengalami penurunan keinginan, kepuasan,
orgasme, frekuensi seksual. Apabila respon seksual tidak diperhatikan dengan baik
maka akan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan rumah tangga diantaranya
perselingkuhan, resiko tertular penyakit seksual.
Biasanya pada trimester pertama kehamilan terjadi perubahan fisik seperti
peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang membuat ibu hamil merasa mual,
pusing, nyeri, bengkak yang dapat memberi rasa tidak nyaman dalam respon seksual,
serta terjadi perubahan psikologis seperti mudah stress dan ambivalensi berlebih
sehingga juga dapat berpengaruh pada respon seksual serta apabila tidak ditangani
dengan tepat dapat mempengaruhi perkembangan otak janin.

11
Respon Seksual

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keilmuan dan pengetahuan mengenai seksualitas perlu menjadi edukasi dini agar hal
tersebut dapat diketahui juga bahayanya. Seksualitas yang normal dan pada masanya adalah
seksualitas yang saling memberi respon atau disebut respon seksual. Untuk
mempertahankan respon seksual yang sesuai maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

3.2 Saran
Untuk mencapai pengertian dari respon seksual maka harus dipelajari bagaimana
respon seksual itu terjadi, perubahan-perubahan fisiologis, fase respon seksual sesuai
tahapannya, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi respon seksual. Sehingga apabila
respon seksual tidak sesuai dengan harapannya, maka dapat dianalisa juga faktor
penghambat ketidaksesuaian respon seksual.

12
Respon Seksual

DAFTAR PUSTAKA

Ruslan Hasani, Zakaria. 2023. Tinjauan Terhadap Peningkatan Perilaku Seksual.


Jakarta: P4I.
Saiful, Yahya dkk. 2015. Siklus Respon Seksual dan Faktor yang Mempengaruhi
Respon Seksual. Diambil dari
https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/7-siklus-respon-seksual. (07
Februari 2023)
Suzanna, Intan, Sri Hartini. 2022. Monograf Seduksi dalam Upaya Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap, Efiaksi Diri dan Keterampilan Komunikasi Perawat serta
Kontrol Diri Perilaku Seksual Pasien Skizofrenia. Bandung: Insan Cendekia
Mandiri.
Yuliani, Budiarti. 2020. Hubungan Perubahan Fisik Dan Psikologis Dengan Aktivitas
Dan Respon Seksual Ibu Hamil Primigravida Trimester I. Diambil dari
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2822505&val=25
295&title=HubunganPerubahanFisikDanPsikologiDenganAktivitasDanRespon
SeksualIbuHamilPrimigravidaTrimesterI. (07 Februari 2023)

13

Anda mungkin juga menyukai