Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

Asuhan keperawatan sistem reproduksi

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu:“Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep”

Disusun Oleh Kelompok 3 kelas C:

1. Eeng Herlina (213210116)

2. Lusy reza safitry (213210124)

3. Isnain aline cahyanti (213210120)

4. Fitriani loilatu (213210162)

5. Maulana rizqul mubin (213210158)

S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN ITSKES INSAN CENDEKIA


MEDIKA JOMBANG
2022/2023
PENGESAHAN MAKALAH

1. Judul makalah : Asuhan keperawatan sistem reproduksi


2. Ketua pembuat makalah
ma lengkap : Eeng Herlina
M : 213210116
nis kelamin : Perempuan
amat email : eenksweet09@gmail.com
3. Anggota kelompok makalah : 4 anggota
1) Maulana rizqul mubin
2) Isnain aline cahyanti
3) Lusy reza safitry
4) Fitriani loilatu
4. Dosen pengampu : Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Jombang, 2022

Menyetujui,

Dosen pengampu Ketua Kelompok

(…………………………………) (…………………………………)
NIP:
LEMBAR PERNYATAAN

Kami yang bertanda-tangan di bawah ini,


menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan dari hasil diskusi yang kami kerjakan
sebaik-baiknya. Dengan ini kami kelompok 3 kelas C prodi S1 keperawatan semester 3 menyerahkan makalah
ini pada:
Hari/tanggal :
Tempat :
Jam :
Oleh :

Jombang, 2022

Mengetahui dan menyetujui

Dosen pengampu Ketua Kelompok

(…………………………………) (…………………………………)
NIP:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI”. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
penilaian mata kuliah Keperawatan Maternitas. Makalah ini dibuat dengan berdasarkan literatur yang
kami baca sebagai sumber penyusun makalah.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari
bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan, kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati
adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.
Serta dapat memberikan pandangan serta pengetahuan baru kepada mahasiswa keperawatan mengenai
kesehatan.

Jombang , 17 September 2022

Penulis
DAFTAR IS
I

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................6-7

1.1 Latar Belakang........................................................................................7

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................7

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................7

BAB II PEBAHASAN............................................................................................8

2.1 Definisi sistem reproduksi wanita....................................................8-11

2.2 anatomi dan fisiologi sistem reproduksi perempuan....................11-16

2.3 Siklus Menstruasi.............................................................................16-21

2.4 gangguan reproduksi pada wanita (Endometriosis).....................22-24

2.5 Asuhan keperawatan Endometriosis..............................................24-33

BAB II PENUTUP...............................................................................................34

3.1 KESIMPULAN......................................................................................34

3.2 SARAN...................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari ovarium,
uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu
faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia
yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam
tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya
tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat
bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak
dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Pada pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur
organ reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal.
Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora,
labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan
vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya.
Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer
mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal
sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian
proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ
reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia
46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding
rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian
jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio)
akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima
kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal
dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa
biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui
anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sistem reproduksi perempuan ?
2) Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi perempuan ?
3) Apa yang dimaksud menstruasi?
4) Apa yang di maksud dengan Endometriosis?
5) Bagaimana Asuhan keperawatan Endometriosis?
1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian sistem reproduksi perempuan
2. Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi perempuan
3. Pengertian siklus menstruasi
4. Pengertian dismenorea
5. Asuhan keperawatan dismenorea
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi sistem reproduksi perempuan
Anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh
dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan
betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak.
Alat kelamin wanita dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Fertilisasi (pembuahan) diawali dengan pembentukan spermatozoa di dalam testis dan ovum di dalam ovarium.
Pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis dan pembentukan ovum disebut oogenesis. Sistem
reproduksi juga dapat mengalami gangguan akibat penyakit atau kelainan. Penyakit pada sistem reproduksi
dapat disebabkan oleh kuman penyakit, faktor genetik, atau hormon.
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan
sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki
lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan
menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
1) Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:
2) ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
3) tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
4) rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
5) vagina, merupakan jalan lahir.
2.1.1 Organ Kelamin Luar

Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). labium mayor
terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan
ditumbuhi rambut.Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi
lubang vagina dan uretra.Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di
belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar
cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin.

Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung
kemih. Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).

Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat
pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.

Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang
merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum
dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk
sisik.

Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya
memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang
berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka
labium minora dan vagina tampak berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).
kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

2.1.2 Organ Kelamin Dalam

Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga
tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama
melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm.
Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua pertiga bagian
atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.

Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina
memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir
menjadi licin. Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak
vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan
uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama
masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya
otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut
sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan
terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya.

Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh
sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga
sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar
penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.

sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk
membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi
bisa menyebabkan kehamilan. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah
siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Tuba falopii
membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.

Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar
agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba
falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.

Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada
dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah
dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara
perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses
ini disebut implantasi.
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang
sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-
400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur
yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.

Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan
akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di
dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya,
sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya
usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita
yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Alat reproduksi wanita terdiri atas alat/organ eksternal dan internal,  dan sebagian besar terletak dalam
rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) memiliki  fungsi kopulasi dan bagian Internal memiliki fungsi
ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormo gondaotropin / steroid
dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium. Selain itu terdapat organ/system
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi: payudara, kulit daerah tertentu, pigmen
dan sebagainya.

2.2.1 Genitalia Eksternal


Terdiri atas:

1) Vulva

vulva ini terdiri dari beberapa organ wanita yaitu eksternal. Hal ini termasuk pad, kecil bulat
lemak yang melindungi tulang kemaluan. Menjangkau ke hampir ke dubur adalah dua lipatan jaringan
lemak, yang disebut “bibir lebih besar,” untuk melindungi alat kelamin bagian dalam. Hanya dalam
dua “bibir kecil”, yang menyertakan pembukaan uretra (yang turun dari kantong tersebut) dan vagina.
Pada ujung atas, adalah proyeksi kecil, disebut “kulup” yang melindungi clitoris.

2) Mons pubis/mons veneris

Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi rambut pubis.

3) Labia mayor

Labia utama (tunggal, labium) melampirkan dan melindungi organ-organ lain reproduksi
eksternal. Mereka sesuai dengan skrotum pada laki-laki dan terutama terdiri dari lipatan bulat dari
jaringan adiposa tertutup oleh kulit. Pada kulit luar termasuk rambut banyak, kelenjar keringat, kelenjar
andsebaceous, sementara di dalamnya yang tipis dan berbulu. Labia utama terletak dekat bersama dan
memanjang dipisahkan oleh celah yang mencakup urethral dan pembukaan vagina. Di depan, labia
bergabung untuk membentuk ketinggian bulat dari jaringan lemak yang disebut “mons pubis,” yang
ignimbrit simfisis pubis. Di belakang, dekat anus, labia agak meruncing dan menggabungkan ke dalam
labia minor.

4) Labia minora

Labia (tunggal, labium) kecil ini diratakan memanjang ke lipatan terletak dengan celah antara
labia besar. Lipatan ini memperpanjang sepanjang kedua sisi ruang depan. Mereka terdiri dari jaringan
penghubung yang kaya disertakan dengan pembuluh darah, yang menyebabkan penampilan merah
muda. Di belakang, dekat anus, labia minor bergabung dengan labia besar, sementara di depan mereka
berkumpul untuk membentuk sebuah tudung seperti meliputi antara lain sekitar klitoris.

5) Clitoris

Klitoris adalah tonjolan kecil di bagian depan vulva antara labia minor. Meskipun sebagian besar
tertanam di sekitar jaringan, biasanya sekitar 2 cm dan 0,5 cm diameter. Clitoris sesuai dengan penis
pada pria dan agak mirip struktur. Hal ini terdiri dari dua kolom jaringan ereksi, yang dipisahkan oleh
septum dan dikelilingi oleh meliputi dari padat, jaringan ikat berserat. Pada akar klitoris, kolom jaringan
berbeda untuk membentuk “krura,” yang pada gilirannya melekat pada sisi lengkungan kemaluan. Di
depan, massa kecil jaringan ereksi membentuk “kelenjar,” yang kaya dengan disertakan dengan serat
saraf sensorik.
6) Vestibulum

Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari
sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae,
ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.

7) Introitus/orificium vagina

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu
selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus
atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan
(misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis
adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/para.Hymen yang
abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

8) Vagina

vagina adalah bagian otot yang merupakan bagian dari organ seks wanita dan yang
menghubungkan leher rahim (serviks) dengan alat kelamin eksternal. Vagina, yang kira-kira dua dan
satu setengah sampai empat inci, memiliki dinding berotot yang disertakan dengan banyak pembuluh
darah. Dinding ini menjadi tegak saat seorang wanita terangsang sebagai tambahan darah dipompa ke
dalam kapal. Vagina memiliki tiga fungsi: sebagai wadah untuk penis selama bercinta; sebagai outlet
untuk darah selama menstruasi, dan sebagai jalan bagi bayi untuk melewati saat lahir.

Fungsi vagina: Untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).  Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix
uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

9) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah ruptur.

2.2.2 Genitalia Internal

Terdiri atas:

1) Uterus
          Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot, uterus terletak di  pervis diantara kantung
kemih. Dinding depan dan belakang tertutup peritoneum. Ukuran uterus tergantung usia wanita tersebut,
pada anak-anak 2-3 cm, pada nulipara 6-8 cm, sedangkan pada multipara 8-9 cm. Fungsi uterus yaitu
sebagai tempat pertumbuhan embrio, sebagai siklus menstruasi, kehamilan, serta persalinan. Uterus
mempunyai 3 lapisan yaitu :
a. Perimetrium :  merupakan lapisan paling luar berfungsi sebgai pelindung uterus.
b. Miometrium :  merupakan lapisan yg berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan
(kontraksi).
c. Endometrium : merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah serta tempat
menempelnya sel telur yang sudah buahi.bila tidak terjadi pembuahan maka dinding
endometrium ini yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
2) Tuba fallopi
          merupakan saluran memanjang yang berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus, dengan panjang kurang lebih 12 cm, diameternya 3-8 cm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4
bagian yaitu:
a. Pars interstitialis yang terlentak diantara otot rahim.
b. Pars istmika tubae merupakan bagian tuba yang berada diluar.
c. Pars amoularis tubae merupakan bagian yang paling luas.
d. Pars infudibulo merupakan bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae
tubae.
fungsi tuba fallopi yaitu menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebgai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, termpat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.
3) Ovarium
          ovarium merupakan penghasil ovum atau sering juga disebut dengan ovariu. Ovarium terletak
disebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium baru bisa memproduksi jika wanita
tersebut elah dewasa atau mengalami menstruasi. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur juga disebut
sebagai ovum. Adapun fungsi ovarium yaitu sebagai perkambangan dan pelepasan ovum, sebagai
sintesa dan sekresi hormom steroid. Ovarium yang terdapat di kiri dan kanan berfungsi mengahsilakan
sel ovum wanita seperti :
a. Estrogen yang berfungi mempertahankan sifat sekunder pada wanita, dan juga
membantu proses pematangan sel ovum.
b. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
ovarium terdiri lagi dari 2 bagian yaitu :
a) Kotraks Ovarii
Yang mengandung folikel primodial,berbagai fase pertumbuhan folikel menuju
folikel de graff. Terdapat korpus luteum dan lbican.
b) Modula ovarii
Terdapat pembuluh darah limfe dan terdapat serat syaraf.
4) Vagina (liang senggama)
          Vagina merupakan saluran yang berbentuk tabung yang mengghubungkan vulva dengan rahim.
Ukuran vagina yaitu sekitar 6-7,5 cm meliputi dinding posterior. Fungsi vagina yaitu sebgai saluran
untuk keluarnya menstruasi dari rahim, tepat senggama, dan jalan lahir. Ph normal pada vagina adalah
4-5 yg menyebabkan cairan cairan menjadi sedikit asam. Dinding vagina terdiri dari tiga lapisan yaitu :
lapisan mukosa yg merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.
5) Menstruasi

2.3 Menstruasi

Menstruasi adalah periode pengeluaran cairan darah dari uterus, yangdisebabkan oleh rontoknya
endometrium. Keluaran terdiri dari sel-sel pecahanendometrium dan stromal, sel-sel darah tua, dan sekresi
kelenjar. Lamanya rata-rata sekitar 5 hari. Pada awal menstruasi, kadar estrogen, progesteron, dan LH menurun
atau pada kadar terendahnya selama siklus, dan kadar FSH baru mulaimeningkat. Pada ovarium, ovum baru
mulai matur dalam vesikula atau ovisakyang disebut folikel graafian.Menstruasi atau haid adalah perubahan
fisiologis dalam tubuh wanita yangterjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini
penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulanantara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang
datangnya teratur setiap bulan (siklus menstruasi), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan
hormonal yaitu esterogen dan progesteron.Siklus menstruasi adalah serangkaian periode dari perubahan yang
terjadi berulang pada uterus dan organ-organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan berakhir pada saat
menopause.

2.3.1 Fase dalam Siklus Menstruasi

Panjang siklus menstruasi ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu danmulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagaiawal setiap siklus menstruasi (hari ke-
1), siklus berakhir tepat sebelum siklusmenstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40
hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, adayang
1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7-8 hari. Jumlahdarah yang keluar rata-rata ±16
cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluarlebih banyak begitu juga dengan wanita yang
anemi.Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan
atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal iniadalah normal, setelah beberapa lama siklus akan
menjadi lebih teratur. Siklus danlamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada
kalender denganmenggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah
beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantuanda dalam
memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1dengan tanda silang, lalu hitung sampai
tanda silang berikutnya dengan demikiananda dapat mengetahui siklus anda.Setiap bulan, setelah hari
ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulaitumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap
kemungkinan terjadinyakehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi).
Seltelur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopi dan didalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.
Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalamrahim dan mulai tumbuh menjadi janin.Pada
sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometriumakan dilepaskan dan terjadi
perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsungselama 3-5 hari kadang sampai 7 hari. Proses
pertumbuhan dan penebalanendometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.Siklus ovarium
terbagi menjadi 3 faseSecara umum, ada tiga fase dalam siklus menstruasi, yaitu fase menstruasi, fase
praovulasi dan ovulasi, serta fase pramenstruasi. Berikut ini adalah penjelasannya:

1) Fase I: menstruasi

Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan sel telur akan
meluruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi ini bisa
berkisar antara 30-40 ml.

Selama tiga hari pertama, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak. Pada masa ini,
wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung. Kondisi
ini biasanya dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi karena adanya peningkatan
hormon prostaglandin selama menstruasi.

Meski memicu rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebenarnya berfungsi untuk
mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.

Selain itu, wanita yang sedang haid juga bisa mengalami gejala lain, seperti perubahan mood, sakit
kepala, dan perubahan nafsu makan.

2) Fase II: praovulasi dan ovulasi

Pada fase praovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal
kembali. Proses penebalan rahim berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh sel
telur bila terjadi pembuahan oleh sperma. Proses ini bisa terjadi pada masa subur atau ovulasi.
Pada saat ovulasi, folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur,
kemudian bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga 24 jam
setelah dikeluarkan. Untuk menjamin keberhasilan program membuat anak, ada baiknya Anda
melakukan hubungan intim dengan pasangan pada fase ini atau menjelangnya, sebab masa ovulasi
adalah waktu terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma dapat
bertahan kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim.

Masa subur wanita biasanya akan terjadi pada waktu 14 hari setelah hari pertama haid
terakhir. Meski demikian, perkiraan masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Terkadang, masa ovulasi
bisa berubah dan hal ini akan lebih sering terjadi pada wanita yang haidnya tidak teratur.

3) Fase III: pramenstruasi

Pada fase ini, lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini karena folikel yang pecah dan
mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum sendiri adalah jaringan yang
terbentuk di ovarium dan berperan dalam produksi hormon progesteron yang membuat lapisan
dinding rahim semakin tebal.

Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi atau PMS,
seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada payudara, pusing, cepat
lelah, atau perut kembung.

Selain gejala tersebut, korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi
progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun, lapisan
dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.

Fase-fase di atas normalnya berlangsung secara teratur setiap bulannya. Namun, jika Anda
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi lebih dari 7 hari, atau tidak mengalami
menstruasi selama 3 bulan secara berturut-turut, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dapat
diperiksa dan ditangani dengan tepat.

2.3.2 Kelainan Menstruasi (Haid)

Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang
diluarkan dan lamanya perdarahan, berikut penjelasannya, diantaranya:

2.3.2.1 Kelainan siklusa

1) Amonore Amonore
(tidak ada haid) bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amonore ialah tidak
adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Ada2 jenis amenore, yaitu:

a. Primer: tidak pernah haid dari lahir (mandul, hymen tertutup rapat)
b. sekunder: pernah haid kemudian berhenti lebih dari 3 bulan (hamil, menyusui)

2) Oligomenore

Oligomenore Haid jarang, siklus panjang. Oligomenore terjadi kalau siklus


lebihdari 35 hari. Sering terdapat pada wanita yang astenis. Oligomenoreyang menetap
dapat terjadi akibat dari: perpanjanagan stadiumfolikuler, perpanjangan stadium luteal, dan
kedua stadia tersebutmanjadi panjang.Jika siklus tiba-tiba menjadi panjang maka dapat
disebabkan oleh pengaruh psikis dan pengaruh panyakit (TB). Pada umumnyaoligomenore
yang ovulator tidak memerlukan terapi. Bila mendekatiamenore maka dapat diusahakan
mengadakan ovulasi.Banyaknya perdarahan ditentukan oleh: (1) Lebarnya pembuluhdarah:
pada hipoplasia uteri, asteni, tumor yang mengurangi dayakontraksi seperti mioma, (2)
Banyaknya pembuluh darah yang terbukaatau luasnya luka: pada uterus miomatosus,
endometriosis interna, (3)Tekanan intravaskuler: tekanan arteri meninggi, pada
dekompensasikordis, tumor, kelainan letak, (4) Daya beku darah (diatesahemoragika):
pada penyakit werlfoff atau hemofili.Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak kalau ada
bekuan darahdalam darah haid. Lamanya perdarahan ditentukan olehh dayaregenerasi
endometrium. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, padamioma atau polip dan pada
karsinoma. Polimenore/metrorragiHaid sering datang, jadi siklusnya pendek, kurang dari
25 hari.Kalau siklus pendek tapi teratur ada kemungkinan: stadium proliferasi pendek,
stadium sekresi pendek, dan keduanya pendek. Yang palingsering dijumpai ialah
pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari maka kemungkinan
besar juga stadium sekresi pendek. Hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya
normalmenjadi pendek. Gejala ini biasanya disebabkan pemendekan stadiumsekresi karena
korpus luteum lekas mati. Ini sering terjadi karenadisfungsi ovarium pada klimakterium,
pubertas, dan penyakit (TB)

2.3.2.2 Kelainan jumlah aliran darah

1) Hipermenore/menoragia
Pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya disertai dengan bekuan darah
sewaktu menstruasi, jadi pada siklus yang teratur, disebutmenoragia. Sebab-sebabnya
adalah: hipoplasia uteri, asteni, miomauteri, hipertensi, infeksi dan hemofilia.

2) Hipomenore

Menstruasi teratur tetapi jumlah darahnya sedikit. Pada hipoplasiauteri, karena


uterus kecil. Secara normal haid sudah berhenti dalam 7hari. Bila haid lebih lama dari 7
hari maka daya regenerasi selaputlendir kurang, misalnya pada endometritis, mioma atau
karsinoma darikorpus uteri.

3) Nyeri

Nyeri sewaktu haid, disebut dismenore. Nyeri ini terasa diperut bagian bawah.
Nyeri dapat terasa sebelum, selama dan sesudah haid. Dapat bersifatkolik atau terus
menerus. Nyeri diduga karena kontraksi.

4) Gangguan yang lainnya

a. Pseudoamenore (kriptomenore)

Pada keadaan ini haid ada, tapi darah haid tidak keluar karenatertutupnya serviks,
vagina atau himen. Ginatresia ini dibagi: (1)Kongenital, paling sering terjadi atresia
himenalis dimana himen tidak berlobang, (2) Akuisita, perlekatan saluran serviks atau
vagina karenaradang GO, difteri, partus, senilitas

b. Menstruasi praekoks

Perdarahan pervagina pada anak muda belum tentu suatumenstruasi, karena dapat
disebabkan oleh sarkoma dari uterus atauvagina. Yang dimaksud dengan menstruasi
praekoks ialah perdarahan pada anak muda kurang dari 8-10 tahun yang disertai
dengan timbulnyatanda-tanda kelamin sekunder sebelum waktunya. Tanda-tanda
kelaminsekunder ialah timbulnya rambut kemaluan, pertumbuan buah dada dan haid.

c. Polisistik ovaries

Ini adalah kondisi terbentuknya banyak kista kecil dalam rahimatau ovarium wanita
yang bisa terjadi. Sindrom ini terjadi pada satu darisepuluh wanita. Beberapa wanita
tersebut akan mengalami berbagaimasalah hormonal, termasuk ketidaksuburan.Wanita
dengan sindrom ini mungkin tidak akan menunjukkangejala apapun, akibatnya mereka
baru menetahui bahwa merekamemiliki masalah kesuburan setelah tes dilakukan.
Terapi obatdigunakan untuk merangsang ovulasi pada wanita dengan sindrom ini.Atau
dengan membakar kista-kista yang ada menggunakan jarum.Prosedur ini dilakukan
melalui laparoskopi, dengan memasukkansebuah selang fiber-optic kedalam area
panggul melalui sayatan kecildibawah pusar. Prosedur ini memungkinkan dokter
memeriksa organ-organ reproduksi wanita tersebut, mengambil sampel-sampel
yangdibutuhkan, dan melakukan operasi kecil. Pembiusan total digunakandalam
prosedur ini.

2.4 Gangguan system reproduksi Wanita (Endometriosis)


2.4.1 Definisi endometris

Endometriosis adalah kasus jaringan endometrium (lapisan dinding Rahim) yang tumbuh di luar
rahim (implant endometrium). Kata endometriumsendiri berasal dari Bahasa Latin (Yunani) (di dalam)
dan metra ( Rahim).Endometriosis paling sering ditemukan di ovarium. Endometriosis jugadapat terjadi
di luar uterus, pada ligamen sakro-uterinum dan ligamen latum,serta peritoneum. Area lain yang lebih
jarang terjadi endometriosis antara lainadalah dinding usus, kandung kemih, serviks, vagina, vulva, dan
umbilicusserta jaringan parut. Endometriosis terkadang terjadi di paru.

Endometriosis merupakan jaringan mirip selaput lendir yang menutupi permukaan rongga rahim
(endometrium) yang berada di luar rongga Rahim pada tempat yang tidak semestinya. Endometriosis
adalah kondisi abnormal dimana jaringan endometriumditemukan pada lokasi internal selain uterus.
Lokasi relokasi jaringan yang paling umum adalah rongga pelvis, terutama ovarium dan bagian
peritoneum pelvis yang menggantung. Jaringan jarang ditemukan di luar pelvis, seperti pada parut bedah
dan paru-paru.Dalam siklus haid, endometrium menebal dengan tumbuhnya pembuluhdarah dan jaringan
untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang akandilepaskan oleh indung telur. Rahim (uterus) dan
indung telur (ovarium) terhubungkan dengan saluran telur, yang juga disebut sebagai tuba
falopii( fallopian tube)

Apabila telur yang sudah matang itu tidak dibuahi olehsperma, maka lapisan dinding rahim tadi
akan mengelupas pada akhir siklus.Lepasnya lapisan dinding rahim itulah yang disebut peristiwa
haid.Keseluruhan proses itu diatur hormon reproduksi, dan biasanya memerlukanwaktu antara 28 sampai
30 hari, dan kembali lagi ke awal proses.

2.4.2 Etiologi dan Faktor Resiko Endometriosis

Penyebab endometriosis tidak diketahui, walaupun telah dikemukakan beberapa teori. Mestruasi
retrogad, teori yang paling diterima menyatakan bahwa sekresi menstruasi mengalir balik melalui tuba
fallopi dan mengendapkan partikel jaringan endometrium hidup di luar rongga uterus yang
menyebabkan fragmen-fragmen kecil endometrium normal tertanam di rongga peritoneum bawah.
Wanita dengan periode menstruasi lebih lama (lebih dari 8 hari) dan siklus menstruasi yang lebih
pendek (kurang dari 27 hari) beresiko tinggi mengalami endometriosis. Kondisi ini tergantung estrogen,
terjadi pada wanita berusia 15 sampai 44 tahun, dan jarang terjadi pada wanita sebelum masa puber atau
setelah menopause. Sering melakukan olahraga aerobik terbukti memberi perlindungan terhadap
endometriosis karena dapat menurunkan tingkat produksi estrogen. Endometriosis lebih sering
ditemukan pada wanita yang menunda kehamilan sampai usia tiga puluhan, walaupun keadaan ini dapat
pula timbul pada usia remaja. Terdapat peningkatan prevalensi sebanyak 7% pada saudara kandung dan
anak dari ibu yang mendapat gangguan ini.
2.4.3 Patofisiologi Endometriosis

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini
disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi
seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan
memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel
endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikroorganisme
masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan
resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring
dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.

Jaringan endometrium yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen
endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi
tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang
dikenai endometriosis. Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel
endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian
tubuh lainnya. Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus
endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron
meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan
kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi
nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvis. Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena
iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea).

Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di


dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada
daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus
mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung
fimbriae 22 untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan
terjadinya infertil pada endometriosis.
2.5 Asuhan Keperawatan gangguan reproduksi Wanita (Endometriosis)
2.5.1 Pengkajian

1) Data Demografi
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga negara, bahasa
yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi nama, alamat, dan hubungan
dengan klien.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daerah pengolahan katu dan
produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah
perkotaan
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Dysmenore primer ataupun sekunder
b. Nyeri saat latihan fisik
c. Dispareun
d. Nyeri ovulasi
e. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada
bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
f. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
g. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
h. Hipermenorea
i. Menoragia
j. Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
k. Konstipasi, diare, kolik
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
5) Riwayat Obstetri dan Menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi
yang berwarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau akhir menstruasi.
2.5.2 Pemeriksaan Fisik
1) Pada pemeriksaan fisik umum
Jarang dilakukan kecuali penderita menunjukkan adanya gejala fokal siklik pada daerah
organ non ginekologi. Pemeriksaan dilakukan untuk mencari penyebab nyeri yang
letaknya kurang tegas dan dalam. Endometrioma pada parut pembedahan dapat berupa
pembengkakan yang nyeri dan lunak fokal dapat menyerupai lesi lain seperti granuloma,
abses dan hematom.
2) Pada pemeriksaan fisik ginekologik
Pada genitalia eksterna dan permukaan vagina biasanya tidak ada kelainan. Lesi
endometriosis terlihat hanya 14,4% pada pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada
pemeriksaan manual lesi ini teraba pada 43,1% penderita. Ada keterkaitan antara stenosis
pelvik dan endometriosis pada penderita nyeri pelvik kronik. Paling umum, tanda positif
dijumpai pada pemeriksaan bimanual dan rektovaginal.16 Hasil pemeriksaaan fisik yang
normal tidak menyingkirkan diagnosis endometriosis, pemeriksaan pelvik sebagai
pendekatan non bedah untuk diagnosis endometriosis dapat dipakai pada endometrioma
ovarium. Status Ginekologis
a. Abdomen:
Inspeksi: perut datar, tidak tampak benjolan, striae (-)
Palpasi: teraba massa di regio suprapubis sebesar telur ayam, dengan konsistensi
kistik, permukaan licin, batas tegas, terfiksir, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi: pekak daerah massa, shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
b. Genitalia:
Inspeksi: vulva dan uretra tenang
Inspekulo: vulva dan vagina tenang, portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup,
fluksus (-), erosi (-), laserasi (-), polip (-), massa (-), fluor albus (-)
c. Pemeriksaan dalam/ bimanual:
- Vagina tenang
- Portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup
- Korpus uteri tidak teraba
- Teraba massa kistik di parametrium sinistra
- Kavum Douglass: menonjol
3) Review of system
a. Breath : Tachikardi
b. Blood : Anemia
c. Brain : -
d. Bladder : Oliguri
e. Bowel : Konstipasi
f. Bone : Nyeri
g. Reproduction system : Nyeri saat menstruasi dan koitus.
2.5.3 Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman status infertile.
2. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan dengan agen cedera biologi, ditandai
dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat menstruasi.
3. Risk for bleeding (00206) berhubungan dengan iritasi peritonium
2.5.4 Analisa Data

Data Pathway Masalah Keperawatan


Data Subjectif : Endometriosis Ansietas
Klien mengatakan takut
karena ada perdarahan
dan rasa nyeri yang Adhesi di tuba fallopii
hilang timbul dan tidak
seperti sebelum-
sebelumnya.
Gerakan spontan ujung-
ujung fimbriae
Data Objektif :
Klien terlihat gelisah
Klien tampak pucat
Gerakan ovum ke uterus
lambat
Ovum tertahan di
saluran ekstra uterine

Infertil

Ansietas
Data Subjektif : Endometriosis Nyeri Akut
Adanya keluhan nyeri
saat menstruasi.
Peningkatan respon thd
FH
Data Objektif : dan LSH
Terlihat klien sedang
memegangi perut
Kontraksi otot-otot
bagian kiri bawahnya
rahim
sambil menunjukan
ekspresi kesakitan
Nyeri saat menstruasi
(dysminorea)
P : Menstruasi
Q : Nyeri seperti
tertusuk dan terbakar Nyeri akut

R : Perut bagian bawah


hingga ke punggung
S:6
T : Sebelum-saat-
sesudah menstruasi
(fluktuatif)
Data Subjektif : Endometriosis Risk for bleeding
Klien mengatakan
gejala anemia (lelah,
lemah, letih, lesu, Iritasi peritoneum
lunglai).

Data Objektif : Perdarahan di pelvic


Hb : <11
Klien tampak pucat
Klien terlihat lemas Risk for bleeding

2.5.5 Intervensi Keperawatan


1) Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman status infertile.
Domain 9 : Koping / Toleransi Stres
Class 2 : Respons Koping

NOC NIC
setelah dilakukan tindakan asuhan Pengurangan Kecemasan (5820)
keperawatan selama 1x24 jam, klien 7. Gunakan pendekatan yang tenang dan
dapat menunjukkan tingkat kecemasan meyakinkan
dengan kriteria hasil : 8. Berada disisi klien untuk meningkatkan
rasa aman dan mengurangi ketakutan
Tingkat Kecemasan (1211)
9. Lakukan usapan pada punggung
5. (121105) Klien dapat
dengan cara yang tepat
menunjukkan perasaan gelisah (4)
10. Dukung penggunaan mekanisme
6. (121106) Klien dengan tidak
koping yang sesuai
merasakan otot tegang (4)
11. Identifikasi pada saat terjadi perubahan
7. (121112) Klien dapat mengatasi
tingkat kecemasan
dalam kesulitan berkonsentrasi
12. Instruksikan klien untuk
(4)
menggunakan teknik relaksasi
8. (121117) Klien dapat
Manajemen teknologi reproduksi (7886)
menunjukkan rasa cemas yang 1. Berikan pendidikan tentang macam-
disampaikan secara lisan (4) macam terapi modalitas reproduksi
2. Membantu pasien untuk fokus pada
bidang kehidupan yang sukses tidak
terkait dengan status kesuburan
3. Rujuk klien untuk melakukan konseling
terkait dengan proses reproduksi
4. Beritahu keluarga untuk tetap memberi
semangat kepada klien ketika terjadi
kegagalan proses fertilisasi.

2) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan dengan agen cedera biologi,


ditandai dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat
menstruasi.
Domain 12 : Comfort
Class 1 : Physical Comfort
NOC NIC
Tujuan: Pemberian analgesik (2210)
Setelah diberikan asuhan 1) Periksa kembali instruksi dokter,
keperawatan 1x24 jam, nyeri klien berikan obar dengan prinsip 5S
akan berkurang dengan kriteria 2) Evalusi respon klien terhadap
hasil: analgesik yang diberikan
Level Nyeri (2102) : 3) Cek riwayat alergi
1) Ekspresi wajah menahan nyeri 4) Monitor TTV sebelum dan sesudah
berkurang (210206) (3-5) pemberian analgesik
2) Lama waktu episode nyeri Manajemen Lingkungan :
(210204) (4) Kenyamanan (6482)
3) Tidak mengerang dan menangis 1) Berikan lingkungan yang bersih
(210217) (3-5) dan aman bagi klien
4) Ketegangan otot berkurang 2) Jelaskan sumber-sumber
(210209) (3-4) kenyamanan bagi klien
Kontrol Nyeri (1605) : 3) Hindari pencahayaan yang
1) Mengenali timbulnya nyeri berlebihan
(160502) (4-5) 4) Posisikan klien senyaman mungkin
2) Laporkan gejala yang tidak Manajemen Nyeri (1400)
terkontrol kepada perawat/dokter 1) Berikan informasi tentang nyeri,
(160507) (3-4) penyebab, berapa lama, dan cara
3) Menggunakan langkah-langkah mengantisipasinya
pencegahan (160503) (3-4) 2) Dampingi klien dan keluarga untuk
4) Menggunakan analgesik sesuai bisa memberikan semangat ketika
yang dianjurkan (160505) (3-5) nyeri timbul
3) Tanyakan kepada klien, hal-hal apa
saja yang bisa meningkatkan da
memperburuk nyeri
4) Ajarkan teknik-teknik distraksi
nyeri, seperti mendengarkan musik.
5) Dorong klien untuk bisa memonitor
nyerinya sendiri dan
mengintervensi sebisanya.

4. Risk for bleeding (00206) berhubungan dengan iritasi peritonium


Domain 11 : Safety/ Protection
Class 2 : Physical Injury
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Penurunan pendarahan (4020)
keperawatan selama 1x24 jam, a. Mengidentifikasi penyebab
perdarahan klien dapat teratasi dan pendarahan
jumlah darah klien kembali normal b. Memonitor jumlah dan sifat
dengan kriteria hasil : kehilangan darah
Keparahan Kehilangan Darah (0413) c. Perhatikan hemoglobin
1. Kehilangan darah terlihat (4) hematokrit tingkat sebelum dan
2. Perdarahan vagina (4) setelah kehilangan darah
3. Kecemasan (4) d. Mempertahankan kepatenan akses IV
4. Penurunan hemoglobin (Hb) (4) e. Mengelola produk darah
5. Penurunan hematokrit (Ht) (4) (misalnya, trombosit dan plasma
beku segar), sesuai
f. Hematest semua ekskresi dan
mengamati darah di emesis, dahak,
tinja, urine, drainase NG, dan
drainase luka, yang sesuai
g. Mengevaluasi psikologis pasien
dalam menanggapi perdarahan
dan persepsi peristiwa
h. Mengajar pasien dan keluarga
tindakan pada tanda-tanda
pendarahan dan tepat (i.e.,
memberitahu perawat), harus lebih
lanjut perdarahan terjadi
i. Menginstruksikan pasien pada
pembatasan aktivitas
j. Mengajar pasien dan keluarga pada
keparahan kehilangan darah dan
tindakan yang tepat yang dilakukan
2. Pengajaran: Prosedur /
Pengobatan (5618)
a. Menginformasikan pasien tentang
kapan dan di mana prosedur /
pengobatan akan berlangsung, yang
sesuai
b. Menginformasikan pasien tentang
berapa lama prosedur / perawatan
diperkirakan berlangsung
c. Menginformasikan pasien tentang
siapa yang akan melakukan prosedur
/ pengobatan
d. Memperkuat kepercayaan pasien
dalam staf yang terlibat, yang
sesuai
e. Menentukan pengalaman pasien
sebelumnya dan tingkat
pengetahuan yang berkaitan dengan
prosedur /
perawatan
f. Menjelaskan tujuan prosedur /
perawatan
g. Menggambarkan kegiatan
preprocedure / pengobatan
h. Menjelaskan prosedur / perawatan
i. Mendapatkan saksi / informed
consent pasien untuk prosedur /
pengobatan sesuai dengan kebijakan
lembaga, yang sesuai
j. Anjurkan pasien tentang cara untuk
bekerja sama / berpartisipasi selama
prosedur / perawatan, yang sesuai
k. Anjurkan pasien untuk menggunakan
teknik diarahkan untuk
mengendalikan aspek-aspek tertentu
dari pengalaman (misalnya, relaksasi
dan mengatasi citra), yang sesuai
BAB 4
SIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Endometriosis adalah kondisi abnormal dimana jaringan endometrium
ditemukan pada lokasi internal selain uterus. Endometriosis adalah kasus jaringan
endometrium (lapisan dinding Rahim) yang tumbuh di luar rahim (implant
endometrium). Endometriosis merupakan jaringan mirip selaput lendir yang
menutupi permukaan rongga rahim (endometrium) yang berada di luar rongga rahim.
Penatalaksanaan endometriosis dilakukan dengan pembedahan, laparoskopi,
ovarektomi, dan pengobatan medis.
3.2 Saran
Jagalah Kesehatan kita terutama pada organ reproduksi
DAFTAR PUSTAKA

1. Tieatamtam.2016. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM


REPRODUKSI”.
https://www.academia.edu/30502590/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_GAN
GGUAN_SISTEM_REPRODUKSI. Diakses pada tanggal 17 September 2022 jam
20.00 WIB
2. Dr.Kevinadrian.2021. “Memahami Fase-fase dalam Siklus Menstruasi”.
https://www.alodokter.com/yang-terjadi-selama-siklus-menstruasi. Diakses pada
tanggal 18 September 2022 jam 16.00 WIB
3. midweferyAgataPama.2015. “RESUME ORGAN GENETALIA INTERNA DAN
EKSTERNAL WANITA” https://pama14agata.blogspot.com/2015/06/resume-
organ-genetalia-interna-dan.html. Diakses pada tanggal 20 September 2022 jam
19.21 WIB
4. Sabrinamuliarhamadanty.2021.”Sistem Reproduksi Wanita dan Gangguannya”
https://www.zenius.net/blog/sistem-reproduksi-wanita-dan-gangguannya. Diakses
pada tanggal 20 September 2022 jam 20.00 WIB
5. Pakirawan.2013. “Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita dan
Siklus Menstruasi”. https://prshtmta.blogspot.com/2013/05/makalah-anatomi-
fisiologi-sistem.html. Diakses pada tanggal 20 September 2022 jam 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai