Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA”

Dosen Pengampu: Hindyah Ike S, S,Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh kelompok 4C semester 3 :

1. Rizqi Farah Adhiba (213210137)


2. Siti Holida (213210141)
3. Tri Rohwanda (213210144)
4. Anggita Nirmala Pitaloka (213210154)

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

PRODI S1 KEPERAWATAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat
rahmat dan Kuasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini di susun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Keprawatan
Metrnitas. Di dalam makalah ini akan di bahas tentang “Pengkajian dan Promosi Kesehatan
Wanita”.

Kami Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
susunan kalimat maupun kata bahasanya . Oleh karena itu, Kritik dan Saran yang
membangun dari Pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya Makalah ini .

Akhir kata, Kami berharap semoga makalah tentang “Pengkajian Dan Promosi
Kesehatan Wanita” ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi pada pembaca.

Jombang. 20 September 2022

Penyusun Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ...................................................................................................i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI  ................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan Makalah ...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................2


2.1 Definisi Kehamilan Trimester III........................................................................2
2.2 Senam Hamil ......................................................................................................3
2.3 Imunisasi Hamil Pada Ibu hamil Trimester III..................................................8
2.4 Manajemen Nyeri Intranatal ..............................................................................11

BAB IV PENUTUP .....................................................................................................16


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................16
3.2 Saran ..................................................................................................................16
17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan ibu hamil adalah masalah kesehatan yang harus mendapat prioritas utama
dalam pembangunan, karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa
mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan
yang bertujuan untuk mendapatkan janin yang sehat.
Kehamilan trimester III dimulai pada umur kehamilan 28 minggu sampai 40
minggu. Ibu hamil cenderung terlihat khawatir pada usia kehamilan ini, mungkin merasakan
ketidaknyamanan yang dialami pada ibu hamil trimester III, ketidaknyamanan ini dapat
memmpengaruhi persalinan dan masa nifasnya. Ketidaknyamanan yang dialami seperti nyeri
punggung, susah bernafas, gangguan tidur, sering kencing, kontraksi perut, pergelangan kaki
membengkak, kram pada kaki, rasa cemas dan masih banyak keluhan-keluhan yang lain.
Dari penjelasan di atas maka penulis ingin membuat makalah yang berjudul
“PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III” dengan menggunakan pendekatan 3 pendekatan yakni senam lantai,
imunisasi pada ibu hamil, dan manajemen nyeri intranatal.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan diambil dari data diatas yakni:
1) Apa pengertian ibu hamil trimester 3?
2) Apa pengertian senam hamil pada ibu hamil trimester 3?
3) Apa saja promosi kesehatan tentang imunisasi pada ibu hamil trimester 3?
4) Apa itu manajemen nyeri intra natal?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1) Paham tentang pengertian ibu hamil trimester 3
2) Paham tentang senam hamil pada ibu hamil trimester 3
3) Paham tentang imunisasi pada ibu hamil trimester 3
4) Paham tentang manajemen nyeri intra natal

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga adalah periode kehamilan bulan terakhir atau sepertiga masa
kehamilan terakhir. Trimester ketiga kehamilan dimulai pada minggu ke-27 sampai
kehamilan dinilai cukup bulan (38 sampai 40 minggu). Periode tenang pada trimester kedua
memfasilitasi suatu periode aktif, suatu trimester ketiga yang lebih berorientasi pada realitas
untuk orang tua yang menantikan kelahiran anak. Ikatan antara orang tua yang berfokus pada
efek kemampuan mental dan fisik anak yang mungkin terjadi bercampur dengan khayalan
tentang bayi yang akan lahir. Perhatian ibu hamil biasanya mengarah kepada keselamatan
dirinya dan anaknya. Rasa takut terhadap nyeri, mutilasi dan kekhawatiran tentang 10
perilakunya dan kemungkinan ia kehilangan kendali diri selama persalinan merupakan isu-isu
yang penting menurut (Fauziah, 2012).

Kehamilan trimester III merupakan trimester akhir kehamilan pada periode ini
pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu dimana periode ini adalah waktu
untuk mempersiapkan persalinan.

Triimester ketiga kehamilan dapat membuat sebagian ibu hamil merasa kelelahan dan
tidak nyaman. Namun, dengan memahami informasi seputar kehamilan trimester ketiga,
dapat membantu ibu hamil mengurangi kecemasan yang mungkin dimiliki saat hari perkiraan
lahir yang semakin dekat.

Kehamilan trimester ketiga berlangsung dari minggu ke 28 sampai 40. Ada banyak
tantangan fisik dan emosional yang mesti ibu hamil hadapi pada trimester ketiga ini. Pada
kehamilan trimester ketiga, perkembangan bayi dianggap sudah cukup matang di minggu ke-
37 dan hanya menunggu waktu lahir.

v
2.2 Senam hamil
1. Pengertian Senam Hamil
Senam hamil ditunjukkan bagi wanita hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat
penyakit yang menyertai kehamilan, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit
pernapasan, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil, dengan gestosis, hamil
dengan kalianan letak), riwayat abortus berulang, dan kehamilan disertai anemia
(Fitriani, 2018).
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil dalam
rangka mengencangkan system tubuh dan menyiapkan otot-otot yang diperlukan sebagai
tambahan yang harus dialami selama kehamilan meskipun aktivitas rutin tetap dilakukan
misalnya tenis, renang, golf, dan menyetir mobil yang tidak menimbulkan ketegangan
bisa terus dilakukan secara aman menurut (Fauziah, 2012).

2. Alasan Mengikuti Senam Hamil


Adapun beberapa alasan ibu hamil harus mengikuti senam hamil sebaiknya
dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara lain sebagai berikut (Sukaryati, 2011).
a. Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman dan
mudah dalam persalinan.
b. Senam hamil mengakibatkan peningkatan kadar norepinefrin di dalam otak,
sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang.

3. Syarat Mengikuti Senam Hamil


Ada beberapa syarat pada ibu hamil saat ingin melakukan senam hamil, antara lain
(Fitriani, 2018).
a. Ibu hamil cukup sehat.
b. Kehamilan tidak ada komplikasi (seperti abortus berulang, kehamilan dengan
perdarahan).
c. Tidak boleh latihan dengan menahan napas.
d. Lakukan latihan secara teratur dengan instruktur senam hamil.
e. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24-28 minggu.

4. Tujuan senam hamil


Ada beberapa tujuan senam yang dilakukan pada ibu hamil, yaitu (Fauziah, 2012).
a. Mencapai persalinana yang fisiologi, alami, nyaman, dengan ibu serta bayinya.

vi
b. Mempersiapakan mental dan fisik ibu hamil.
c. Mencapai keadekuatan kontraksi otot-otot dasar panggul san saat mengejan.
d. Mencapai rileksasi optimal selama hamil sampai persalinan baik fisik maupun
psikologis.

5. Manfaat Senam Hamil Trimester III


Beragam manfaat senam hamil secara teratur yang bisa Bumil dapatkan antara lain:
a. Memperkuat otot dan sendi
b. Memperkuat jantung dan paru-paru
c. Membuat tidur lebih nyenyak
d. Menurunkan risiko berat badan naik secara berlebihan
e. Mengurangi nyeri pada tulang belakang atau nyeri punggung
f. Mendukung tumbuh kembang janin
g. Mengurangi ketegangan menjelang persalinan
h. Meningkatkan stamina
Lebih mudah mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelum hamil
Namun, perlu diingat bahwa senam hamil memerlukan komitmen dan disiplin dalam
menjalankannya. Bumil juga disarankan untuk melakukan berbagai gerakan senam hamil
sesuai anjuran dokter agar tidak membahayakan kehamilan.

6. Indikasi senam hamil


Indikasi senam hamil pada ibu hamil yang sehat dengan usia kehamilan 4-6 bulan
menurut (Fauziah, 2012).

7. Kontraindikasi senam hamil


Ada kreteria ibu hamil yang tidak di perkenankan untuk mengikuti senam hamil, ibu
hamil tersebut adalah ibu hamil dengan (Sukaryati, 2011).
a. Preeklamsia.
b. KPD (Ketuban Pecah Dini).
c. Perdarahan trimester II dan trimester III.
d. Kemungkinan lahir premature.
e. Diabetes.
f. Anemia.
g. Riwayat perdarahan.
vii
h. Penurunan atau kenaikan berat badan berlebihan.

8. Perlengkapan alat dan ruangan yang diperlukan


Ada beberapa perlengkapan yang digunakan ibu hamil untuk senam hamil, yaitu
(Fauziah, 2012).
a. Kaset, tape recorder, matras beserta bantal-bantalnya, kursi-kursi untuk latihan.
b. Persyaratan ruangan, yaitu dimana setiap kelas 6-12 peserta dengan umur
kehamilan yang rata-rata sama, jauh dari keramaian atau tenang, cat ruangan yang
cerah dan dilengkapi cermin serta gambaran-gambaran yang berhubungan dengan
kehamilan, perlengkapan janin, persalinan, menyusui, serta cukup ventilasi,
dilengkapi pilar setinggi pinggul yang kuat, serta kamar mandi, jarank antara
matras 0,5 m dengan ukuran 80 x 200 m.

9. Pelaksanaan senam hamil


Ada beberapa gerakan dalam pelaksanaan senam hamil yaitu (Fauziah, 2012).
a. Duduk bersila dengan kaki terlipat nyaman, posisi ini memungkinkan dinding perut
menekan rahim ke dalam posisinya sehingga kedudukan janin tetap baik dan
nyaman selama hamil.
b. Membungkuk, berlutut posisi merangkak luruskan punggung tanpa memindahkan
siku dan lutut, kencangkan otot-otot perut dan angkat punggung, tahan posisi ini
beberapa detik lalu kendurkan atau lepaskan kembali ke posisi semula, ulangi
sampai 10x latihan, usahkan agar bagian bawah punggung tidak terlalu
melengkung.
c. Latihan menyamankan punggung dengan cara duduk bersandar dengan punggung
disangga beberapa bantal, luruskan kaki dan tarik ujung kaki bergantian sehingga
tulang panggul bergerak ulangi sampai 10x latihan.
d. Mengencangkan otot-otot panggul unruk latihan tulang panggul dengan cara duduk
bersandarkan beberapa bantal, lutut ditekuk, tapak kaki rapat dengan lantai,
jatuhkan kedua kaki ke samping membuka lalu diraptkan kembali ulangi hingga
10x.
e. Untuk menguatkan otot-otot panggul dan dasar panggul, berdiri dengan
mergangkan kaki dan tangan berpegangan pada sandaran kursi, punggung tegak
lurus, perlahan-lahan turunkan pinggul dan kedua lutut ditekuk lalu berdiri lagi, hal
ini diulangi 10x.
viii
f. Melatih tulang belakang, dengan berdiri tegak dengan kaki renggang sambil
pegangan pada sandaran kursi, kemudian tegapkan dan kendurkan tubuh dengan
mengaktifkan dasar panggul selama latihan, kaki menapak pada lantai lakukan 10x.
g. Menggoyang dan memutar panggul, duduk di kursi menghadap sandarannya,
dengan posisi kaki terbukak, tangan di punggung kursi dilapisi bantal sofa sikap ini
mengangkat otot- otot bahu dan membantu mengurangi tekanan di tulang rusuk.
Gerakan tulang punggung maju mundur ulangi 10x.
h. Berlutut di lantai, tangan diletakkan pada dudukan kursi, putar pinggul dari kiri ke
kanan dan sebaliknya diulangi sebanyak 10x ke dua arah. Gerakan maju mundur
dan memutar membantu mengurangi tekanan rongga perut dan meredakan nyeri
punggung.
i. Memperkuat otot-otot perut, sikap merangkak, posisi punggung lurus tanpa
digerakan dan tahan otot-otot perut hilang sampai 5 hitungan, perlahan lepaskan
lagi, ulangi sampai 10x.
j. Menguatkan otot-otot kaki, berdiri dengan pegangan yang kukuh setinggi panggul
dan jaga keseimbangan tubuh dengan tetap berpegangan, dan perlahan angkat tumit
hingga posisi berjinjit lalu turunkan, ulangi sebanyak 10x.

10. Tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan


Adapun tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan, antara lain (Sukaryati, 2011).
a. Perdarahan pervagina.
b. Sakit perut atau dada.
c. Bengkak mendadak pada tangan, muka dan kaki.
d. Sakit kepala berat dan menetap.
e. Pusing-pusing, sakit kepala ringan.
f. Aktivitas janin menurun.
g. Merah pada kaki, terasa sakit.
h. Rasa linu pada daerah pangkal paha dan pinggang.
i. Rasa perih dan panas saat BAK.
j. Iritasi pada liang vagina.
k. Suhu mulut melebihi 38℃.
11. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Senam Hamil
Ketika melakukan senam hamil, Bumil sebaiknya lebih berhati-hati dan tetap
memperhatikan hal-hal berikut ini:
ix
a. Lakukan pemanasan sebelum melakukan senam hamil dan pendinginan setelah
melakukannya.
b. Kencangkan otot perut saat mengangkat lutut untuk menghindari cedera pada
punggung bawah dan sendi panggul.
c. Hindari gerakan memutar, membalikkan badan, dan berdiri secara cepat.
d. Ketahui batas kemampuan dan jangan terlalu memaksakan diri.
e. Gunakan pakaian yang nyaman, tidak ketat, tidak terlalu tebal, dan menyerap
keringat.
f. Konsumsi cukup air sebelum, selama, dan setelah melakukan senam hamil untuk
mencegah dehidrasi.
Jika Bumil sudah lama tidak berolahraga, lakukan gerakan senam hamil secara
perlahan setidaknya selama 5 menit setiap harinya. Bila tubuh Bumil sudah mulai
terbiasa, tingkatkan menjadi 10–30 menit per hari.
Senam hamil secara rutin dapat menjaga kesehatan Bumil selama hamil hingga
proses persalinan. Namun, Bumil dianjurkan berkonsultasi dulu dengan dokter guna
memastikan kondisi kehamilan Bumil sehat dan aman untuk melakukan senam hamil.

12. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Senam Hamil


Ketika melakukan senam hamil, Bumil sebaiknya lebih berhati-hati dan tetap
memperhatikan hal-hal berikut ini:
g. Lakukan pemanasan sebelum melakukan senam hamil dan pendinginan setelah
melakukannya.
h. Kencangkan otot perut saat mengangkat lutut untuk menghindari cedera pada
punggung bawah dan sendi panggul.
i. Hindari gerakan memutar, membalikkan badan, dan berdiri secara cepat.
j. Ketahui batas kemampuan dan jangan terlalu memaksakan diri.
k. Gunakan pakaian yang nyaman, tidak ketat, tidak terlalu tebal, dan menyerap
keringat.
l. Konsumsi cukup air sebelum, selama, dan setelah melakukan senam hamil untuk
mencegah dehidrasi.
Jika Bumil sudah lama tidak berolahraga, lakukan gerakan senam hamil secara
perlahan setidaknya selama 5 menit setiap harinya. Bila tubuh Bumil sudah mulai
terbiasa, tingkatkan menjadi 10–30 menit per hari.

x
Senam hamil secara rutin dapat menjaga kesehatan Bumil selama hamil hingga
proses persalinan. Namun, Bumil dianjurkan berkonsultasi dulu dengan dokter guna
memastikan kondisi kehamilan Bumil sehat dan aman untuk melakukan senam hamil.

2.3 Imunisasi Hamil Pada Ibu Hamil Trimester III


A. Pengertian Imunisasi Pada Ibu Hamil
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberi kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja,
sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi pada ibu hamil secara
lengkap.
Menjaga agar ibu hamil tidak terinfeksi penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi bisa menjadi langkah yang tepat yang dapat diambil oleh Mama. Bahkan
perlindungan dari Mama dapat terbawa kepada si Kecil sampai ia memperoleh vaksinasi
dan mampu melindungi dirinya sendiri.

B. Macam-Macam Imunisasi Yang Dianjurkan Untuk Ibu Hamil


1. Vaksin untuk Ibu Hamil Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)
Imunisasi Ibu hamil ini termasuk imunisasi dasar dan biasanya sudah diberikan
saat masih balita. Bagi yang belum pernah mendapatkan dapat melakukan imunisasi
saat dewasa dan juga dapat diberikan saat Mama menjalani masa hamil. Rekomendasi
terbaru dari CDC, ACOG ataupun PAPDI adalah setiap ibu hamil wajib mendapatkan
vaksin ini minimal satu kali, sebaiknya di usia kehamilan 27-36 minggu untuk
perlindungan optimal, tanpa memandang riwayat imunisasi Mama sebelum hamil.
Tidak ditemukan efek samping pada janin dan ditemukan kadar pertahanan tubuh
yang baik pada bayi setelah lahir dengan pemberian vaksin difteri, pertusis dan tetanus.

2. Imunisasi untuk Ibu Hamil Tetanus Toxoid (TT)


Pada perempuan, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali
pada ibu hamil. Imunisasi TT pada Ibu hamil bertujuan untuk mencegah tetanus
neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).
Suntik pertama Imunisasi (TT) biasanya pada kehamilan trimester 3. Hal ini
dilakukan agar bayi bisa mendapatkan banyak antibodi dari ibu.

3. Vaksin Influenza untuk Bumil


xi
Untuk beberapa negara dengan iklim dingin, influenza merupakan penyakit
musiman yang cukup parah. Sebenarnya influenza memang tidak tergolong ganas
dan mematikan, namun dalam kondisi hamil, daya tahan tubuh Mama menurun
sehingga penyakit yang sedianya ringan seperti influenza dapat merugikan kondisi
kesehatan tubuh Mama serta kehamilan itu sendiri.
Komplikasi dari influenza adalah persalinan prematur, bayi lahir dengan berat
badan rendah, Mama harus dirawat di rumah sakit dan walau jarang, dapat
menyebabkan kematian. Mama yang sedang hamil di trimester 2 dan 3 paling
berisiko mengalami komplikasi parah dari influenza. Saat terjadi wabah influenza,
ditemukan adanya penurunan ukuran bayi, sehingga diduga adanya pengaruh
influenza pada pertumbuhan bayi dan ditemukan bahwa jumlah bayi dengan ukuran
kecil pada Mama dengan vaksin influenza lebih sedikit dibanding yang tidak
divaksin.
Keuntungan lain adalah ikut terlindunginya bayi, karena selama 6 bulan pertama
kehidupan, bayi belum bisa menerima vaksin influenza, sehingga Mama yang
terlindungi akan turut melindungi bayi kemudian. Semua ibu hamil, tanpa
memandang trimester, baiknya diberikan satu dosis vaksin, dalam bentuk virus yang
tidak aktif.

C. Jenis Imunisasi Yang Tidak Direkomendasikan Pada Wanita Hamil


a. MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan
karenakemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu
selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini
b. Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela
pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum
kehamilan
c. HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan
ibuhamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas

D. Efek Samping Imunisasi


Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping.
a. Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan,
reaksialergi
b. Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam
xii
c. Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat
berlangsunghingga 2 hari, demam
d. Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan
e. MMR :rash , pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi
1atau 2 minggu setelah vaksinasi
f. Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai
3minggusetelah imunisasi
g. Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan
h. Vaksin Polio Oral : tidak ada
i. Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan

Yang Harus Diperhatikan:

- Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita
hamil,kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup
(varisela,MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan
bukan alasanuntuk mengakhiri kehamilan
- Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal
untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi
- Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin

E. Pentingnya Imunisasi Bagi Ibu Hamil


Imuniasai untuk ibu hamil diperlukan karena ibu hamil berisiko mengalami infeksi
yang dapat memengaruhi kondisi janin, seperti kelainan bawaan, keguguran, kelahiran
prematur, dan berat lahir rendah. Oleh karenanya berikut pentingnya imunisasi bagi ibu
hamil:
Imunisasi memberikan manfaat pada janin dan bayi baru lahir melalui transfer pasif
kekebalan tubuh (antibodi) melalui plasenta (ari-ari)
Imunisasi dapat melindungi ibu hamil dari penyakit berbahaya akibat infeksi seperti
tetanus, difteri, pertusis, pneumokokus, meningokokus, dan hepatitis.
Imunisasi dapat mencegah ibu hamil terkena infeksisaluran pernapasan akibat virus
influenza. Hal ini menjadi penting karena demam pada ibu hamil akibat infeksi, termasuk
influenza, dapat menyebabkan gangguan pada janin bahkan kecacatan.

xiii
2.4 Manajemen Nyeri Intranatal
A. Definisi Intranatal
Intranatal adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
meyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah (dalam Buku Penganan Nyeri
Persalinan Dengan Metode Nonfarkologi).

B. Terapi Manajemen Nyeri Non-farmakologi


Nyeri merupakan keluhan yang sering ditemukan pada wanita yang sedang dalam
proses bersalin. Nyeri persalinan terjadi karena kontraksi uterus, hal ini kemudian akan
memicu respons stress tubuh, seperti konsumsi oksigen yang meningkat, hiperventilasi,
peningkatan tekanan darah, dan mengganggu pengosongan lambung. Selain itu, rasa
nyeri juga dapat mempengaruhi keputusan ibu untuk menentukan tipe persalinan.
Pada pasien primigravida, rasa nyeri dapat mendesak ibu untuk memilih tindakan
operatif. Pada studi oleh Aram S et al dilaporkan bahwa sebanyak 37,2 % ibu memilih
tindakan sectio caesaria karena ketakutan akan rasa nyeri saat persalinan. Oleh karena
itu, penanganan nyeri pada saat persalinan sangat penting.
Baik terapi farmakologis dan non-farmakologi sudah diterapkan pada pasien
bersalin. Tatalaksana non-farmakologi dalam menurunkan rasa nyeri memiliki
keunggulan, dimana terapi ini dapat mengurangi efek samping pada ibu dan bayi yang
ditimbulkan oleh obat-obatan. Selain itu, juga dapat memberi rasa menyenangkan bagi
ibu dan janin. Pada ibu yang memiliki penyakit kardiorespiratori dan juga ibu yang alergi
terhadap obat-obatan, metode non-farmakologi dapat menjadi pilihan saat persalinan.

Terapi Non-farmakologi

Metode terapi nonfarmakologis dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien saat
persalinan dapat beragam. Selain menurunkan rasa nyeri, terapi non-farmakologi diduga
juga dapat mendorong komponen psikoemosional dan spiritual sehingga dapat
meningkatkan kesiapan pasien dalam bersalin. Beberapa metode terapi non-farmakologi
yang dapat dipilih, diantaranya adalah masase dan sentuhan, pergerakan dan posisi,
teknik bernapas dengan relaksasi, aplikasi panas atau dingin, dan terapi musik.

xiv
1. Masase dan Sentuhan
Terapi masase merupakan manipulasi dari jaringan lunak tubuh yang bertujuan
untuk menurunkan rasa nyeri dan memberi efek relaksasi. Mekanisme terapi masase
dalam menurunkan nyeri diduga dengan meningkatkan produksi endorfin dalam
tubuh. Melalui peningkatan endorfin, transmisi sinyal antara sel saraf menjadi
menurun sehingga dapat menurunkan ambang batas persepsi terhadap nyeri.
Sudah terdapat beberapa studi yang menunjukkan bahwa masase mungkin
efektif dalam penurunan rasa nyeri. Studi terbaru dari Iraq menunjukkan bahwa
metode masase bagian punggung saat kala I persalinan efektif dalam menurunkan rasa
nyeri pasien.
Studi ini juga menunjukkan bahwa skor rasa nyeri pada pasien yang menerima
metode terapi masase punggung lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
melakukan metode perubahan posisi saat kala I. Namun, perlu dicatat bahwa studi ini
memiliki berbagai keterbatasan.
Jumlah sampel yang digunakan masih sangat kecil dan studi ini juga tidak
melakukan pengukuran objektif untuk mengetahui derajat nyeri (misalnya : tanda vital
dan penanda nyeri lainnya). Selain daripada itu, metode randomisasi yang digunakan
tidak dijelaskan dengan mendetail. Efek intervensi terhadap outcome persalinan juga
tidak dinilai.
Hal yang sama juga ditemukan oleh Unalmis et al, dimana masase punggung
bawah dinilai signifikan dalam menurunkan nyeri persalinan dan meningkatkan
kepuasan pada persalinan. Efikasi terapi masase juga diteliti oleh sebuah studi meta
analisis pada wanita primipara, dimana pada studi ini didapatkan bahwa terapi masase
dapat menurunkan rasa nyeri, baik pada fase laten, aktif, maupun transisional.
Namun perlu dicatat juga bahwa studi ini memiliki berbagai keterbatasan.
Jumlah sampel yang digunakan tidak cukup besar, keluaran hanya diukur berdasarkan
pendapat subjek studi, tidak ada pengukuran objektif yang dilakukan untuk menilai
pengaruh terhadap outcome, bahkan perbedaan outcome persalinan post-intervensi
tidak dianalisa.
Walaupun efektifitas terapi masase dalam menurunkan rasa nyeri sudah
dikemukakan pada beberapa studi, namun nyeri tetap terasa meningkat seiiring
progresivitas dari persalinan. Berdasarkan review Cochrane, peran masase dalam
menurunkan rasa nyeri dalam persalinan juga masih dipertanyakan, terutama saat
dibandingkan dengan terapi umum.
xv
Walaupun sampai sekarang belum terdapat laporan adanya efek samping pada
metode terapi masase, namun metode ini harus dilakukan oleh praktisi yang sudah
berpengalaman. Metode masase yang benar sampai sekarang belum diketahui
sehingga dibutuhkan studi lanjutan.
Sentuhan pada pasien juga dapat berdampak menurunkan ketegangan saat
persalinan dan juga dapat menunjukkan rasa peduli pada pasien. Studi mengenai
terapi sentuhan ini masih sangat terbatas, namun terdapat suatu studi yang
menunjukkan bahwa sentuhan yang diberikan tiap kali pasien merasa anxietas akan
membantu menurunkan anxietas dan tekanan darah.

2. Pergerakan Dan Posisi Maternal


Salah satu kunci dalam manajemen nyeri persalinan adalah dengan membuat
pasien merasa nyaman. Pasien sering kali bergerak, berjalan, dan mengubah posisinya
untuk mencapai rasa nyaman saat bersalin. Selain itu, posisi tertentu juga dapat
memberikan keuntungan pada pasien bersalin, seperti mempercepat persalinan dan
membantu memperbaiki masalah kegawatdaruratan persalinan.
Posisi-posisi, seperti hand-to-knee dan squatting sudah dinilai dapat
mempengaruhi diameter pelvis sehingga dapat mempercepat persalinan. Namun
sering kali saat pasien bersalin sudah masuk rumah sakit, pasien akan sangat sulit
bergerak karena sudah dipasang oleh alat-alat monitor medis.
Efikasi metode pergerakan dan posisi maternal pada kala satu dan dua sudah
diteliti pada beberapa studi. Beberapa studi menunjukkan bahwa posisi duduk dan
banyak pergerakan saat persalinan kala I memiliki skor intensitas nyeri yang lebih
rendah dibanding posisi terlentang.
Menurut studi lain, posisi terlentang memberikan intensitas nyeri yang lebih
tinggi pada pasien dibandingkan dengan posisi lainnya. Selain itu, studi Cochrane
juga mengatakan bahwa pasien bersalin yang sering tegak dan banyak bergerak
memiliki waktu persalinan yang lebih cepat dan lebih jarang menjalani operasi sesar.
Keuntungan juga ditemukan pada persalinan kala II, dimana bantuan pada
persalinan, tindakan epistiotomi, gangguan denyut jantung janin lebih jarang
ditemukan pada pasien dengan posisi persalinan tidak terlentang tanpa anestesi
epidural. Namun, pada pasien persalinan kala II yang menggunakan anestesi epidural
tidak ditemukan adanya perbedaan efek analgesia yang diberikan oleh pergerakan dan
perubahan posisi.
xvi
3. Teknik Bernapas Dengan Relaksasi
Ritme dari bernapas sangat penting untuk mencapai relaksasi saat bersalin.
Nyeri persalinan, terutama saat fase laten, dapat menurun dengan teknik bernapas ini.
Teknik yang digunakan biasanya adalah dengan ritme yang lambat (6 – 12 napas /
menit) sampai sedang (30 – 60 napas / menit), tanpa melakukan hiperventilasi.
Ritme napas harus beradaptasi dengan intensitas kontraksi pasien. Sebuah studi
menunjukkan bahwa dibandingkan teknik lainnya, teknik bernapas merupakan metode
non-farmakologi yang paling banyak digunakan dalam menurunkan rasa nyeri.
Teknik ini juga dianggap pasien sangat bermanfaat dalam menurunkan rasa nyeri saat
persalinan, namun berdasarkan review sistematik cochrane, bukti klinis yang ada
masih insufisien dan penelitian lanjutan mengenai korelasi dan kausalitas masih harus
dilakukan.

4. Aplikasi Dingin Atau Panas


Pemberian rasa dingin dan panas secara bergantian merupakan salah satu cara
non-farmakologi dalam menurunkan nyeri persalinan. Rasa dingin dapat
menyebabkan rasa baal, menstimulasi reseptor saraf perifer, dan melambatkan
transmisi nyeri ke sistem saraf pusat sehingga intensitas nyeri pada pasien dapat
berkurang. Rasa panas sendiri dapat melambatkan impuls saraf ke otak dengan
menstimulasi reseptor panas pada kulit dan jaringan yang lebih dalam.
Aplikasi rasa dingin biasanya diberikan pada lokasi punggung, abdomen bawah,
paha, dan/atau perineum. Sedangkan aplikasi rasa panas biasa diberikan pada daerah
punggung bawah ketika pasien merasa nyeri pada daerah punggung. Efikasi metode
ini ditemukan signifikan dalam menurunkan rasa nyeri pada beberapa studi. Selain itu,
aplikasi panas dan dingin juga ditemukan dapat memperpendek waktu persalinan.
Namun, perlu dicatat bahwa studi yang dilakukan masih memiliki jumlah
sampel yang kecil dan tanpa menggunakan enpoint yang objektif sehingga masih
mungkin terdapat bias. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan, juga untuk meneliti
lama dan metode terapi yang lebih spesifik.

5. Musik Dan Audioanalgesik

xvii
Stimulasi suara, seperti musik atau suara alam, dapat menjadi suatu distraksi
bagi pasien bersalin sehingga dapat menurunkan rasa nyeri. Selain itu, metode ini juga
dilaporkan mungkin dapat menurunkan rasa anxietas pada pasien. Metode ini dapat
dilakukan dengan pemilihan musik yang pasien pilih sebelum persalinan. Studi
terbaru menunjukkan bahwa musik dapat menurunkan rasa nyeri persalinan pada fase
laten, namun pada fase aktif tidak ditemukan adanya manfaat. Studi lebih lanjut
dibutuhkan untuk meneliti efikasi dari metode ini.

6. Metode Lainnya
Sejumlah metode-metode lain sudah menunjukkan efikasinya dalam
menurunkan rasa nyeri pada pasien bersalin. Metode birth ball diduga efektif dalam
penurunan rasa nyeri persalinan dengan cara meningkatkan relaksasi pada tungkai
bawah dan pelvis. Terdapat studi yang juga menunjukkan teknik akupuntur dan
acupressure dapat menurunkan rasa nyeri dan menurunkan penggunaan analgesik
pada pasien bersalin. Metode lainnya, seperti aromaterapi, yoga, dan hipnosis juga
diduga memiliki efikasi dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien bersalin.

xviii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehamilan trimester III merupakan trimester akhir kehamilan pada periode ini
pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu dimana periode ini adalah waktu
untuk mempersiapkan persalinan.

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil dalam
rangka mengencangkan system tubuh dan menyiapkan otot-otot yang diperlukan sebagai
tambahan yang harus dialami selama kehamilan meskipun aktivitas rutin tetap dilakukan
misalnya tenis, renang, golf, dan menyetir mobil yang tidak menimbulkan ketegangan bisa
terus dilakukan secara aman menurut (Fauziah, 2012).

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberi kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga
untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi pada ibu hamil secara lengkap. Dalam
Imunisasi ada beberapa macam varian yang wajib di imunisasikan kepada ibu hamil.

Intranatal adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
meyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta,
dan proses tersebut merupakan proses alamiah (dalam Buku Penganan Nyeri Persalinan
Dengan Metode Nonfarkologi).

3.2 Saran

Demekianlah makalah ini dibuat oleh penulis dengan sebaik-baiknya. Dengan


dibuatnya makalah ini untuk membuat penulis dan juga pembaca lebih memahami tentang
Pengkajian Dan Promosi Kesehatan Wanita pad Ibu Hamil Trimester III

xix
DAFTAR PUSTAKA

1) R Puspita Sari 2016 “Latar Belakang Kesehatan Iu Hamil”


https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjL0t-
AuqX6AhWvcGwGHfwGDysQFnoECAgQAQ&url=http%3A%2F
%2Feprints.ums.ac.id%2F44955%2F4%2F04.%2520BAB
%2520I.pdf&usg=AOvVaw3uF9dL9bknc2C9p9GTpVrd diakses pada tanggal 08
April 2016

2) KL Anggelika 2020 “Latar Belakang Kesehatan Ibu hamil Trimester III”


https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiLrbLa
v6X6AhUE93MBHT8GAasQFnoECAQQAQ&url=https%3A%2F
%2Frepo.undiksha.ac.id%2F3166%2F3%2F1706091015-BAB
%25201%2520PENDAHULUAN.pdf&usg=AOvVaw2L-F4-q6F8BOZ3U5lDlwZh
diakses pada tanggal 28 Juli 2020

3) Dr. Fadhli Rizal Makarim. “Trimester 3”.


https://www.halodoc.com/kesehatan/trimester-3 diakses pada tanggal 20 Juli 2022

4) http://repository.poltekkes denpasar.ac.id/5112/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf diakses pada tanggal 14 Juli 2020

5) Dr. sienny Agustin “Senam Hamil Untuk Mempermudah Persalinan”.


https://www.alodokter.com/senam-hamil-untuk-mempermudah-persalinan diakses
pada tanggal 13 April 2021

6) Dr. Rizki Pradana Tamin “Kenali Apa Itu Vaksin MMR”.


https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-vaksin-mmr diakses pada tanggal 18 Maret
2021

7) Dr. Nagisa Paramita “6 Imunisasi Ibu Hamil Dan Vaksinasi yang Tepat”.
https://www.nutriclub.co.id/article-kehamilan/kesehatan/imunisasi/imunisasi-untuk-
ibu-di-masa-kehamilan diakses pada tahun 2022

8) Josephine Darmawan “ Penatalaksanaan Non farmakologis untuk Nyeri Persalinan”


https://www.alomedika.com/tatalaksana-non-farmakologi-nyeri-persalinan diakses
pada tanggal 06 April 2022

9) https://www.academia.edu/5596650/IMUNISASI_PADA_IBU_HAMIL

xx

Anda mungkin juga menyukai