Anda di halaman 1dari 47

Mata Kuliah : ASUHAN PADA KEBIDANAN KASUS KOMPLEKS

Dosen : Marliah, S.ST., M.Keb

MAKALAH
OBSTETRIC SERTA KOMPLIKASI YANG
TERJADI PADA KEHAMILAN DAN
PERSALINAN

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 3
SUJASTIANTY BAHAR (A1222188)
SRI ARYANI (A1222188)
SUMARNI (A1222193)
NASRI DANI RETNO (A1222194)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks dengan judul “Obstetric serta
Komplikasi dalam Kehamilan dan persalinan.
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk
memahami tentang Asuhan Kebidanan kasus kompleks.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.

Hormat kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
C. Manfaat Penulisan..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Konsep Umum Kehamilan.....................................................................................4
B. Konsep Umum Persalinan....................................................................................22
BAB III PENUTUP..........................................................................................................42
A. Kesimpulan............................................................................................................42
B. Saran......................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................44

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan dengan meningkatkan mutu dan kemudahan akses pelayanan

kesehatan pada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari

upaya peningkatan kualitas hidup manusia dan kehidupan masyarakat.

Peningkatan kualitas hidup manusia harus dimulai sejak dini, yaitu sejak

seseorang dalam kandungan (Novryanthi et al., 2023).

Setiap wanita akan mengalami berbagai perubahan-perubahan

fisiologis sepanjang siklus kehidupannya. Dimulai dengan pembuahan oleh

sel sperma kepada sel telur yang akan menjadikan wanita tersebut mengalami

kehamilan. Berjangka waktu kurang lebih 9 bulan atau 37-42 minggu wanita

akan mengandung janin yang berada di Rahimnya. Fase tersebut akan di

akhiri dengan persalinan yang melalui beberapa tahap sehingga dan akan

diakhiripada masa nifas. Tetapi tidak banyak proses tersebutyang dapat

membahayakan wanita danjaninnya bahkandapat menyebabkan kematian.

Ada awalnya masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus yang semula

fisiologis bisa berkembang menjadi patologis dan dapat mengancam ibu dan

janinnya (Putri & Ismiyatun, 2020).

Kegawatdaruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi

yang dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi baik selama

kehamilan maupun persalinan. Indikator keberhasilan dari sistem pelayanan

1
kesehatan dan kesehatan obstetric ialah Angka Kematian Ibu (AKI) (Maliya

et al., 2019).

Menurut World Healt Organization (WHO) Kematian ibu sangat

tinggi. Sekitar 287.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan

persalinan pada tahun 2020. Hampir 95% dari semua kematian ibu terjadi di

negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah pada tahun 2020,

dan sebagian besar dapat dicegah. Pada saat yang sama, antara tahun 2000

dan 2020, Eropa Timur dan Asia Selatan mencapai penurunan terbesar

dalam rasio kematian ibu (MMR): penurunan sebesar 70% (dari MMR 38

menjadi 11) dan 67% (dari MMR sebesar 408 turun ke 134) (WHO, 2023).

Resiko tinggi kehamilan adalah keadaan yang dapat mengancam

keselamatan ibu dan bayi baik pada masa kehamilan atau persalinan.

Banyak penyebab risiko tinggi pada ibu hamil diantaranya usia 35 tahun,

anak lebih dari 4, jarak persalinan yang kurang dari 2 tahun, tinggi badan <

145 cm, memiliki riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes,

kelainan bentuk tubuh dan kelainan tulang belakang atau panggul yang

merupakan salah satu kasus faktor risiko tinggi dengan risiko kematian ibu

dan bayi. Komplikasi selama persalinan meliputi infeksi saat melahirkan,

masalah payudara, hematoma, perdarahan postpartum lambat, subinvolusi,

tromboflebitis, inversi rahim, dan masalah psikologis. Komplikasi pada

persalinan dapat dideteksi sejak dini apabila bidan memberikan asuhan

kebidanan secara komprehensif dan melakukan kunjungan rumah minimal 3

2
kali selama persalinan untuk pemeriksaan, identifikasi komplikasi dan

tindakan yang tepat (Bayuana et al., 2023).

Dari latar belakang tersebut di atas penulis tertarik menulis makalah

tentang asuhan kebidanan pada kasus kompleks obstetric serta komplikasi

yang terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.

B. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada kasus kompleks obstetric serta

komplikasi dalam masa kehamilan dan persalinan.

C. Manfaat Penulisan

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan

kasus kompleks obstetric serta penyulit pada masa kehamilan dan persalinan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Umum Kehamilan

1. Definis Kehamilan

a. Kehamilan adalah periode dimana ovum telah dibuahi dan

berkembang didalam uterus mengalami proses diferensiasi dan

uterus berkembang sampai bisa menunjang sendiri kehidupan diluar

uterus (Syaiful & Fatmawati, 2019).

b. Definisi kehamilan merupakan suatu kejadian natural dan normal

yang dirasakan oleh perempuan mulai dari hubungan seksual

diteruskan terjadi konsepsi, nidasi dan implementasi lamanya 280

hari atau 40 minggu (9 bulan 7 hari) sampai mulai terjadi tanda-

tanda persalinan yang mempunyai alat reproduksi yang sehat,

(Rahmah et al., 2021)

2. Klasifikasi Kehamilan Berdasarkan Usia Kehamilan

Klasifikasi kehamilan berdasarkan usia kehamilan (Syaiful &

Fatmawati, 2019).

a. Kehamilan Trimester I

Adalah periode pertama diukur mulai dari konsepsi sampai minggu

ke 12 kehamilan. Trimester pertama disebut sebagai periode

pembentukan karena pada akhir periode ini semua system organ

janin sudah terbentuk dan berfungsi. Kehamilan trimester pertama

adalah waktu yang harus dinikmati, harapan dan perubahan-

4
perubahan pada seorang ibu terjadi. Meskipun setiap tahap

kehamilan mempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester

pertama dapat merupakan masa yang sulit juga.

b. Kehamilan Trimester II

Yang dimaksud kehamilan trimester kedua adalah masa kehamilan

sejak minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 28.

c. Kehamilan Trimester III

Trimester tiga adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau

sepertiga masa kehamilan terakhir (28-40 minggu)

3. Peraubahan Psikologi Kehamilan berdasarkan Usia Kehamilan

Perubahan psikologis kehamilan berdasarkan usia kehamilan antara

lain: (Syaiful & Fatmawati, 2019).

a. Trimester 1

1) Ibu merasa tidak sehat, kadang merasa benci dengan

kehamilannya

2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan

kesedihan

3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar

hamil.

4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan sekasama.

5
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seorang ibu yang mungkin akan diberitahukan kepada orang lain

atau malah mungkin dirahasiakannya.

6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

b. Trimester II

1) Perubahan Emosional

Terjadinya perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir

mengenai penampilan dan kesejahteraan bayi dan dirinya.

Cemas dan mulai memperhatikan bayinya apakah akan lahir

dengan sehat.

2) Cemas

Perubahan hormonal mempengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti

gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih.

Keadaan tersebut membuat ibu hamil cenderung menjadi malas.

3) Sensitif

Reaksi ibu menjadi lebih peka, mudah tersinggung dan mudah

marah..

4) Meminta perhatian lebih

Tiba-tiba ibu menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan.

c. Trimester III

1) Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan

yang tidak nyaman dan ingin segera melahirkan.

6
2) Perasaan tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

3) Klimak kegembiraan emosi saat kelahiran bayinya.

4) Bulan kedelapan mungkin periode tidak semangat dan depresi,

Ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah.

5) Kecemasan menghadapi persalinan, bayangan negative mulai

muncul tentang proses dan akibat persalinan normal maupun

operasi. Kecemasan akan kondisi bayinya.

4. Cara Mengatasi Ketidaknyaman Psikologis dalam Kehamilan

Untuk mengatasi perubahan psikologis maka suami, keluarga dan bidan

dapat melakukan: (Syaiful & Fatmawati, 2019).

a. Memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu

b. Memberikan dukungan kepada ibu.

c. Menemani dan mendukung ibu dalam berbagai kegiatan misalnya

Latihan senam, menemani saat control kehamilan dan membatu ibu

dalam memenuhi semua kebutuhannya.

d. Menambah pengetahuan melalui kelas ibu hamil.

5. Patologi Kehamilan

Kehamila patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan disertai

dengan penyulit-penyulit atara lain: (Sulistiyowati et al., 2022)

a. Trimester I

1) Hyperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah

yang terjadi pada kehamilan muda dengan frekuensi lebih dari 5

7
kali dalamsehari dan disertai penurunan BB (berat badan).

2) Abortus

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai

berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Hal

ini yang dapat menyebabkan perdarahan pada kehamilan muda

3) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjdi diluar rahim, telur

yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di lokasi lain, 95%

terjadi di tuba fallopi, kehamilan ektopik ini juga dapat

menyebabkan perdarahan hebat pada kehamilan muda.

4) Molahidatidosa

Molahidatidosa adalah kelainan tropoblas pada kehamilan, sel-sel

villi korialis berkembang membentuk gelembung-gelembung putih,

berisi cairan yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan

janin, atau sering disebut kehamilan anggur.

b. Trimester II

1) Nyeri Perut

Nyeri perut yang terjadi pada TM II yangperlu diwaspadai adalah

nyeri pada perut kuadran bawah,karena ada beberapa diagnosis

yang menjadi indikasi yaitu kehamilan ektopik, appendiksitis akut

(infeksi pada saluran pencernaan yaitu bagian apendik usus besar).

8
2) Keputihan

Keputihn pada masa kehamilan adalah normal, namun apabila

keputihan tersebut menimbulkan rasa panas, gatal, berbau, maka

perlu diwaspadai.

3) Ukuran Uterus

Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus akan semakin besar

secara simetris bersamaan dengan pertumbuhan janin dan plasenta

serta pertambahan cairan amnion. Penambahan ukuran uterus yang

tidak simetris dengan usia kehamilannya dapat mengindikasi

terjadinya molohidatidosa, pertumbuhan janin terhambat,

makrosomnia, kehamilan ganda, atau kelainan cairan ketuban.

4) Preeklampsia

Suatu keadaan tekanan darah yang mengalami peningkatan dari

normal, yaitu diastole>90 mmhg dan sistol >140 mmhg disertai

dengan udema pada wajah dan tungkai dan hasil pemeriksaan urin

positif

c. Trimester III

1) Plasenta Previa

Perdarahan yang terjadi pada TM III lebih banyak disebabkan oleh

kelainan letak implantasi plasenta

2) Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum

melahirkan,hal ini dapat menyebabkan perdarahan pada TM III.

9
3) Premature Rupture of Membran (PROM)

PROM adalah pecahnya membrane ketuban janin secara spontan

sebelum usia kehamilan 37 minggu atau sebelum persalinan

dimulai.

4) Anemia

Anemia pada ibu hamil memperburuk kehmilan itu sendiri. Dalam

kehamilan, terjadi peningkatan plasma yang mengakibatkan

volume darah ibu. Peningkatan plasma tersebut tidak mengalami

keseimbangan dengan jumlah sel darah merah, sehingga

mengakibatkan terjadinya penurunan hemoglobin

6. Deteksi Dini Kehamilan

Untuk mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan yang

dapat meningkatkan kematian dan kesakitan baik pada ibu maupun janin,

maka perlu dilakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan, sehingga

komplikasi kehamilan dapat dicegah dan kehamilan dapat berlangsung

normal hingga saat persalinan dan nifas. Adapun langkah-langkah

pencegahan yang dapat dilakukan adalah: (WHO, UNEFPA and UNICEF,

2017).

10
a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur

1) Trimester pertama

Pada usia kehamilan di bawah 12 minggu ini, ibu hamil perlu

menjalani pemeriksaan kehamilan setidaknya 1 kali di rumah sakit

atau klinik.

2) Trimester kedua

Saat usia kandungan 13–27 minggu, pemeriksaan kehamilan perlu

dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu ketika usia kehamilan 20 minggu

dan 26 minggu.

3) Trimester ketiga

Di trimester ketiga, ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan

kehamilan sebanyak 5 kali, yaitu saat usia kandungan 30, 34, 36,

38, dan 40 minggu.

Meski ibu hamil umumnya akan melahirkan saat usia kandungan

memasuki 40 minggu, ada sebagian ibu hamil yang mungkin saja

belum juga melahirkan hingga usia kandungannya 41 minggu. Jika

Bumil mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter.

b. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi

kehamilannya. Bidan memberi KIE (Komunikasi Informasi

Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi

ibu hamil dan masalahnya.

c. Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur

selama masa kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya

11
bersama antara petugas kesehatan dan ibu hamil, suami, keluarga dan

masyarakat, mengenai:

1) Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan

kehamilan, pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan

hidup ibu dan bayi setelah lahir.

2) Aspek psikologik, agar menghadapi kehamilan dan persalinannya

ibu hamil mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan

terlindungi keselamatan diri dan bayinya. Pendekatan Komunikasi

Informasi dan Edukasi (KIE), dengan sikap ramah, penuh

pengertian, diberikan secara sederhana, dapat ditangkap dan

dimengerti melalui dukungan moril dari petugas, suami,

keluarga, dan masyarakat di sekitarnya.

3) Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin)

pada umumnya tergolong dalam kelompok gizi kurang, anemis,

penyakit menahun. Ibu risiko tinggi atau ibu dengan komplikasi

persalinan dari keluarga miskin membutuhkan dukungan biaya

dan transportasi untuk rujukan ke Rumah Sakit (WHO, 2016a,

2016b; Yuliani, Musdalifah and Suparmi, 2017)

d. Skrining Antenatal Menggunakan Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yaitu berupa kartu skor yang

digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga guna

menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya dilakukan upaya

terpadu untuk menghindari dan mencegah kemungkinan terjadinya

12
upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan. Pelaksanaannya

dipantau oleh oleh tenaga kesehatan , kader posyandu, maupun ibu-

ibu anggota/pengurus PKK (Widarta et al., 2015; Hastuti et al., 2018).

I II III IV
Triwulan
KEL Masalah / Faktor Resiko SKOR
NO. I II III.1 III.2
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4
4
Tahun
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
Penyakit pada ibu hamil
a. Kurang Darah 4
b. Malaria,
11 a. TBC Paru
4
b. Payah Jantung
e. Kencing Manis (Diabetes) 4
f. Penyakit Menular Seksual 4
II Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

13
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR

Keterangan:

o Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk melahirkan

di tenaga kesehatan baik di rumah atau di sarana kesehatan (pustu,

poskesdes, puskesmas atau klinik).

o Bila skor ≥ 12 ibu hamil harus bersalin di RS/DSOG.

e. Penggunaan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut

SKOR Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4

dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko

menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi

tiga kelompok:

1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan

kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan

bayi hidup sehat.

2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10.

Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari

pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang

14
menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko

kegawatan tetapi tidak darurat.

3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥

12.

7. Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks Obstetric Penyulit dalam Masa

Kehamilan.

Pengkajian Pada

a. Pengkajian pada klien dengan kasus patologi dan komplikasi

kehamilan.

1) Data Subjektif

a)Biodata ibu dan suami (Nama, usia, alamat, no hp, suku/bangsa,

agama, golongan darah) b) Keluhan utama/alasan berkunjung c)

Status dan riwayat obstetric d) Riwayat menstruasi e) Riwayat

kehamilan sekarang f) Riwayat perkawinan g) Riwayat kontrasepsi

h) Riwayat kesehatan i) Riwayat alergi j) Pola makan dan minum

k) Pola aktivitas dan istirahat l) Pola eliminasi m) Pola seksual n)

Personal hygiene o) Obat yang sedang dikonsumsi ibu p)

Kebiasaan ibu : merokok, narkotika, jamu q) Keadaan psikososial

spiritual ibu

2) Data objektif

a)Biodata ibu dan suami (Nama, usia, alamat, no hp, suku/bangsa,

agama, golongan darah) b) Keluhan utama/alasan berkunjung c)

Status dan riwayat obstetric d) Riwayat menstruasi e) Riwayat

15
kehamilan sekarang f) Riwayat perkawinan g) Riwayat kontrasepsi

h) Riwayat kesehatan i) Riwayat alergi j) Pola makan dan minum

k) Pola aktivitas dan istirahat l) Pola eliminasi m) Pola seksual n)

Personal hygiene o) Obat yang sedang dikonsumsi ibu p)

Kebiasaan ibu : merokok, narkotika, jamu q) Keadaan psikososial

spiritual ibu, Pemeriksaan denyut jantung janin i) Pemeriksaan

genetalia j) Pemeriksaan panggul luar k) Pemeriksaan Hb dan

golongan darah l) Pemeriksaan Protein dan glukosa urin.

Pengkajian Pada Ibu Hamil Kunjungan Ulang

1) Data Subjektif

a)Keluhan utama/alasan berkunjung b) Keluhan yang dirasakan ibu

dan bagaimana mengatasinya c) Perasaan dan kekhawatiran sejak

kunjungan terakhir d) Gerakan janin pada 24 jam terakhir e)

Masalah atau tanda-tanda bahaya yang mungkin dialami ibu f) Pola

makan dan minum g) Pola aktivitas dan istirahat h) Pola eliminasi

i) Pola seksual j) Personal hygiene k) Obat yang dikonsumsi ibu l)

Kebiasaan ibu : merokok, narkotika, jamu m) Keadaan psikososial

spiritual ibu n) Persiapan persalinan.

2) Data Objektif

a)Pemeriksaan tanda vital ibu (Tekanan darah, nadi, suhu, dan

respirasi) b) Pemeriksaan berat badan c) Pemeriksaan fisik (muka,

payudara, genetalia, kaki) d) Pemeriksaan leopold e) Pemeriksaan

16
tinggi fundus uteri f) Pemeriksaan denyut jantung janin g)

Pemeriksaan Osborn h) Pemeriksaan HB.

b. Pemeriksaan Protein dan glukosa urin Analisis data pada klien kasus

patologi dan komplikasi dalam kehamilan Bidan menganalisis data

yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan secara akurat

dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang

tepat.

Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan adalah

diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan, masalah dirumuskan

sesuai dengan kondisi klien, serta dapat diselesaikan dengan asuhan

kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan (Rismiyani, 2020).

Kategori Gambaran
Kehamilan dengan 1. Perdarahan pada kehamilan muda
masalah kesehatan/ 2. Perdarahan pada kehamilan lanjut
komplikasi 3. Hipertensi, Pre eklampsia dan eklampsia
4. Anemia
5. Hiperemesis gravidarum
6. Kelainan letak
7. Kehamilan ganda
8. Kelainan lamanya kehamilan
9. Kelainan air ketuban
10.Syok obstetri
11.Kehamilan disertai penyakit
12.Kehamilan disertai infeksi
13.Kehamilan disertai PMS
14.Kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa
Kehamilan dengan 1. Perdarahan pada kehamilan muda
kegawatdaruratan 2. Perdarahan pada kehamilan lanjut
3. Pre eklampsia dan eclampsia
4. Kelainan lamanya kehamilan
5. Syok obstetri

17
c. Perencanaan asuhan pada klien masa prakonsepsi dan perencanaan

kehamilan dengan pendekatan holistic

1) Trimester pertama: 1 kali Pada usia kehamilan di bawah 12

minggu

2) Trimester kedua: 2 kali saat usia kandungan 13–27 minggu,

3) Trimester ketiga: 5 kali, yaitu saat usia kandungan 30, 34, 36, 38,

dan 40 minggu.

Kategori Gambaran
Trimester pertama 1. Membina hubungan saling percaya
(Sebelum 12 antara bidan daan ibu hamil
minggu) 2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan
4. Mengajarkan ibu cara mengatasi
ketidaknyamanan
5. Mengajarkan dan mendorong perilaku
yang sehat cara hidup sehat bagi wanita
hamil dan mengenali (tandatanda
bahaya kehamilan)
6. Memberikan imunisasi tetanus toxoid,
tablet besi
7. Mulai mendiskusikan mengenai
persiapan kelahiran bayi dan kesiapan
untuk menghadapi kegawatdaruratan
8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
9. Mendokumentasikan pemeriksaan dan
asuhan
Trimester kedua 1. Sama seperti di atas
(antara 13-27 2. Kewaspadaan khusus terhadap pre
minggu) eklampsi
Trimester ketiga 1. Sama seperti di atas
(usia kehamilan 30, 2. Palpasi abdominal untuk mengetahui
34, 36, 38, dan 40 apakah ada kehamilan ganda
minggu) 3. Deteksi letak janin dan kondisi lain
yang mengharuskan bersalin di rumah
sakit

18
Perencanaan pada kasus patalogi dan komplikasi kebidanan adalah

sebagai berikut:

Kategori Gambaran
Kehamilan dengan 1. Melakukan pendidikan kesehatan dan
masalah kesehatan/ konseling sesuai dengan kebutuhan ibu
komplikasi 2. Memberi konseling khusus untuk
mengatasi masalah/kebutuhan ibu
3. Melakukan upaya promosi kesehatan
4. Mempersiapkan kelahiran dan
kegawatdaruratan
5. Menjadwalkan kunjungan ulang
6. Merujuk ke dokter untuk
konsultasi/kolaborasi/ rujukan
7. Memindaklanjuti hasil konsultasi/
olaborasi/rujukan.
Kehamilan dengan 1. Memberikan pertolongan awal sesuai
kegawatdaruratan dengan masalah kegawatdaruratan
kehamilan
2. Merujuk ke SpOG/RS
3. Mendampingi ibu
4. Memantau kondisi ibu dan janin
5. Menindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/ rujukan

d. Implementasi asuhan pada klien dengan pendekatan holistic

Implementasi yang dilakukan oleh bidan adalah berdasarkan

perencanaan yang disusun, yaitu :

Kategori Gambaran
Kehamilan dengan 1. Melakukan pendidikan kesehatan dan
masalah kesehatan/ konseling sesuai dengan kebutuhan ibu
komplikasi 2. Memberi konseling khusus untuk
mengatasi masalah/kebutuhan ibu
3. Melakukan upaya promosi kesehatan
4. Mempersiapkan kelahiran dan
kegawatdaruratan
5. Menjadwalkan kunjungan ulang
6. Merujuk ke dokter untuk
konsultasi/kolaborasi/ rujukan
7. Memindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/rujukan

19
Kehamilan dengan 1. Memberikan pertolongan awal sesuai
kegawatdaruratan dengan masalah kegawatdaruratan
kehamilan
2. Merujuk ke SpOG/RS
3. Mendampingi ibu
4. Memantau kondisi ibu dan janin
5. Menindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/ rujukan

e. Evaluasi asuhan kebidanan kolaborasi kasus patologi dan komplikasi

kehamilan.

Gambaran evaluasi yang dilakukan pada asuhan kebidanan kolaborasi

kasus patologi dan komplikasi kehamilan adalah.

Kategori Gambaran
Kehamilan dengan 1. Evaluasi keefektifan pendidikan
masalah kesehatan/ kesehatan dan konseling sesuai dengan
komplikasi kebutuhan ibu
2. Evaluasi keefektifan konseling khusus
untuk mengatasi masalah/kebutuhan ibu
3. Evaluasi upaya promosi kesehatan
4. Evaluasi persiapan kelahiran dan
kegawatdaruratan
5. Evaluasi ketaatan kunjungan ulang
6. Evaluasi tindak lanjut hasil konsultasi/
kolaborasi/rujukan
Kehamilan dengan Evaluasi tindak lanjut hasil konsultasi/
kegawatdaruratan kolaborasi/ rujukan

f. Pendokumentasian asuhan pada klien dengan pendekatan holistic

Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data

objektif, A adalah analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan

dokumentasi yang sederhana akan tetapi mengandung semua unsur

data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas,

logis.

20
a. Data Subjektif

Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan

yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.

b. Data Objektif

Data Objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang

jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium

Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat

dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data

ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosis

c. Analisis

Analisis, langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis

dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

21
B. Konsep Umum Persalinan

1. Definisi Persalinan

a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri)

yang telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Susilawati et al., 2022).

b. Berdasarkan Manuaba (2009), Persalinan adalah proses alami yang

akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia

setiap saat terancam penyulit yangmembahayakan ibu maupun

janinnya sehingga memerlukan pengawasan,pertolongan, dan

pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Sulisdian et al., 2019).

2. Jenis Persalinan

Berdasarkan caranya, persalinan di bagi menjadi 4: (Sulisdian et al.,

2019).

a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada

kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak

memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan

pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam

22
waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan

tanpa komplikasi.

c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi jika kekuatan yang

diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan

rangsangan, yaitu merangsang otot rahim berkontraksi seperti dengan

menggunakan prostaglandin, oksitosin, atau memecahkan ketuban.

d. Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan

normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat

indikasi adanya penyulit persalinan sehingga persalinan dilakukan

dengan memberikan Tindakan dengan alat bantu. Persalinan Tindakan

terbagi atas 2:

1) Persalinan Tindakan Pervaginam

Apabila persyaratan pervaginam memenuhi, meliputi ekstraksi

vakum dan forsep untuk bayi yang masih hidup dan embriotomi

untuk bayi yang sudah meninggal.

2) Persalinan Tindakan Perabdomen

Apabila persyaratan pervaginam tidak memenuhi, berupa Sectio

Caesarea (SC).

23
3. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebut adalah:

(Sulisdian et al., 2019).

a. Kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Kala I dinamakan juga kala pembukaan, Normalnya Kala I

berlangsung selama 12- 14 jam.

b. Kala II

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan

his dan kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir.

c. Kala III,

Kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding

uterus dan dilahirkan.

d. Kala IV

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam

kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.

4. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Proses Persalinan

Terdapat 3 Faktor yang berperan dalam proses persalinan, yaitu:

(Sulisdian et al., 2019).

a. Penumpang/Janin (Passanger)

b. Jalan Lahir (Passageway)

24
Meliputi jalan lahir yang terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang

yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina.

c. Kekuatan (Powers)

Ibu melakukan kontraksi involunteer dan volunteer secara bersamaan

untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi

involunteer disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.

Apabila serviks berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong

yang disebut kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan

kontraksi involunter

5. Patologi Persalinan

Penyulit persalinan adalah kelainan-kelainan yang terjadi selama proses

persalinan, seperti Kala II lama, Kelainan Presentasi, Perdarahan Post

Partum, dan bedah Caesar (Bobak, 2005). Penyulit persalinan adalah

kelainan yang mempengaruhi jalan persalinan sehingga memerlukan

intervensi persalinan untuk mencapai well born baby dan well health

mother (Manuaba, 2009). Teibang (2012), menyebutkan penyulit

persalinan sebagai persalinan abnormal yang ditandai dengan kelambatan

atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu

tertentu (Legawati, 2018).

a. Kelainan Tenaga/His (Power)

His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan

kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap

25
persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan dapat mengalami

hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan ini antara lain:

1) Persalinan Hipertonik

Persalinan hipertonik biasanya terjadi pada fase laten persalinan,

dengan peningkatan frekuensi kontraksi dan penurunan lama

kontraksi. Kontraksi menjadi amat menyakitkan karena sel-sel otot

uretus mengalami anoksi, tetapi terjadi dilatasi dan pendataran

serviks inefektif, yang menyebabkan kelelahan kelelahan

maternal. Kontraksi dapat terganggu dengan pertukaran

uteroplasenta dan dapat menyebabkan pada distress janin dan

bahkan kematian janin

2) Persalinan Hipotonik

Persalinan hipotonik didefinisikan sebegai persalinan dengan

kontraksi kurang dari tiga kali dengan intensitas ringan sampai

sedang selama periode 10 menit dalam fase persalinan aktif.

Dilatasi servikal dan penurunan kepala janin sangat lambat atau

terhenti. Persalinan ini terjadi ketika serat-serat uterus mengalami

perenggangan yang berlebihan karena ukuran bayi yang sangat

besar, bayi kembar, hidramnion atau kehamilan yang banyak

(multipara). Persalinan hipotonik juga dapat terjadi bila obat-

obatan seperti meperedin diberikan pada fase persalinan laten atau

ketika distensi usus atau kandung kemih. Walaupun tidak sakit,

persalinan seperti itu dapat menyebabkan keletihan maternal,

26
stress, infeksi intrauterine, dan pendarahan postpartum. Persalinan

yang lama dapat mengarah pada sepsis janin

3) Partus Lama

Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 24

jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida

(Teibang, 2012).Partus lama ditandai oleh fase persalinan kala 1

berlangsung lebih lama fase aktif dan laten menjadi lebih lama dan

terjadi kegagalan dilatsi serviks dalam waktu yang dapat diterima.

Untuk mencegah penyulit, pengenalan dini dan pengobatan

merupakan hal yang vital. Penyebab penyulit persalinan yang lama

meliputi keletihan maternal, infeksi dan pendarahan karena atonia

uteri, rupture uterus atau laserasi jalan lahir. Kompliksi persalinan

lama meliputi: 1) Distres janin terjadi karena gangguan suplai

darah dan berkurangnya oksigen, menyebabkan asfiksia janin, 2)

Ketuban pecah dini (KPD) meningkatkan risiko infeksi dan

prolaps tali pusat bila bagian presentasi gagal untuk turun, 3)

Cedera jaringan lunak atau trauma serebral karena tekanan terus-

menerus yang kuat pada kepala janin atau karena kelahiran forsep.

Oleh karena itu, penatalaksanaan kelahiran dengan forsep atau

seksio cesarean kemungkinan menjadi penting untuk mengurangi

komplikasi persalinan lama.

27
4) Persalinan Presipitatus

Persalinan presipitatus adalah peristiwa persalinan yang selesai

dalam waktu empat jam (Farrer, 2001). Penyebab tersering pada

kelahiran presipitatus adalah kurangnya tahanan pada jaringan ibu,

hiperaktif kontraksi uterus, dan janin yang kecil terketak pada

posisi yang mudah turun. Persalinan demikian sering terjadi pada

wanita multipara memiliki riwayat persalinan presipitatus atau

memilik ukuran pelvic yang terlalu besar.

Apabila serviks telah mendatar dan jaringan tetap teregang,maka

laserasi jalan lahir, rupture uterus, dan emboli cairan amnion dapat

terjadi. Pendarahan postpartum dapat terjadi karena regangan

serabut uterus. Janin berisiko engalami hipoksia karena penurunan

periode relaksasi uterus dan trauma serebaral karena kelahiran

bayi kemungkinan akan mengalami sufokasi atau aspirasi

5) Persalinan Preterm

Persalinan preterm ditandai dengan irama kontraksi uterus yang

menyebabkan perubahan servikal antara kehamilan minggu ke-26

sampai ke-37, sehingga persalinan preterm ditandai sebagai

kedaruratan obsteri. Faktor yang berhubungan dengan kejadian

persalinan preterm meliputi bayi lebih dari satu, hidramnion,

hipertensi pada kehamilan, operasi abdomen atau trauma,

kematian janin, pendarahan uterus atau abnormalitas, inkompeten

serviks dan KPD. Faktor-faktor maternal lainnya meliputi status

28
sosio- ekonomi, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35

tahun,merokok lebih dari 10 batang rokok sehari, dan riwayat

persalinan premature (Saifuddin, 2006). Persalinan peterm

mendapatkan perhatian khusus karena masa kehamilan belum

mencapai 37 minggu, sehingga menyebabkan mortalitas janin

meningkat, terutama karena imaturitas sistem pernafasan.

6) Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban

sebelum inpartu, yaitu jika pembukaan primi kurang dari 3 cm dan

pada multipara kurang dari 5 cm. penyebab KPD belum diketahui,

tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi

maternal yang menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput

ketuban, dan KPD pada trisemester kedua sebagian besar

disebabkan oleh serviks yang tidak lagi mengalami kontraksi

(inkompeten).

Penyebab kematian janin pada kasus KPD adalah infeksi,saluran

pernafasan, prolap tali pusar dan malpresentasi akan memperburuk

kondisi bayi preterm (Champman,2006). Perhatian khusus yang

diberikan sehubungan dengan KPD adalah persalinan preterm dan

infeksi intrauterine ascending, karena menyebabkan mortlaitas

janin sebesar 30%.

29
7) Ruptur Uterus

Ruptur Uterus adalah robeknya otot uterus yang utuh atau bekas

jaringan parut pada uterus setelah janin lahir hidup.Ruptur

sempurna melibatkan ketiga lapisan otot uterus dan mungkin

disebabkan oleh perlemahan jaringan parut pada persalinan

cesarean,trauma obstetri,kelainan uterus,atau trauma eksternal

(Kroll & Lyne, 2002 dalam Champman,2006). Tanda-tanda pada

ruptur sempurna meliputi rasa sakit yang sangat dan hilangnya

kontraksi, perdarahan per vagina kemungkinan terlihat tetapi

biasanya tidak parah,dan perdarahan internal. Rupture uterus

mengakibatkan janin terdorong ke dalam abdomen menjadi lebih

aktif karena mengalami asfiksia, denyut jantung janin (DJJ)

menjadi melemah dan kemudian hilang karena janin mati.

b. Kelainan Janin

Persalinan dapat mengalami kesulitan karena kelainan pada

besar/berat janin, kelainan bentuk (seperti asites dan hidrosefalus),

kelainan presentasi atau letak (malpresentasi/malposisi), masalah

plasenta/tali pusat, masalah cairan amnion/perdarahan, dan

kembar/kembar siam. Kelainan janin (passanger) meliputi:(Sulisdian

et al., 2019)

1) Distres Janin

Distres janin merupakan kondisi ketika janin tidak mendapatkan

cukup oksigen melalui sirkulasi janin maternal, sehingga

30
menyebabkan hipoksia. Hipoksia pada janin disebabkan oleh

faktor-faktor sebagai masalah pada uterus, tali pusat, plasenta, dan

janin. Manifestasi terjadinya hipoksia janin adalah melambatnya

DJJ, cairan amnion berwarna mekonium, dan hiperaktivitas

janin, serta sampel darah kulit kepala janin memperlihatkan

pH 7,2 atau kurang. Hipoksia janin yang lebih lama dapat

menyebabkan retardasi mental,serebral palsi, dan bahkan kematian

2) Ukuran Terlalu Besar (Makrosomia)

Banyak bayi lair dengan berat badan melebihi 10 pounds (4536 g)

pada saat lahir, hal tersebut tidak menguntungkan karena ukuran

yang besar sangat menyulitkan kelahiran. Besarnya ukuran

tersebut berhubungan dengan beberapa faktor, termasuk

keturunan. Ibu yang mengalami diabetes, dan kehamilan yang

sering. Implikasi makrosomia bagi ibu melibatkan distensi

uterus,yang menyebabkan peregangan yang berlebihan pada serat-

serat uterus. Hal ini menyebabkan disfungsional persalinan yaitu

rupture uterus dan peningkatan insiden perdarahan postpartum.

Persalinan dapat lebih lama,dan tindakan operasi menjadi lebih

dimungkinkan.

3) Hidrosefalus

Hidrosefalus secara harafiah berarti “air kepala”.Hal ini

merupakan kondisi abnormal dimana cairan serebrospinal

31
terkumpul pada kepala bayi, menyebabkan perbesaran kepala

janin.

Persalinan dengan penyulit berupa hidrosefalus pada janin

memerlukan beberapa pemeriksaan antepartal, meliputi: Palpasi

abdomen antepartal merupakan pemeriksaan antepartal yang dapat

membantu dokter untuk mengetahui kemungkinan posisi

sungsang, pemeriksaan sonogram diperlukan untuk mengevaluasi

cranium dan dengan presentasi vertex, pemeriksaan vagina

memberikan gambaran garis sutura antara tulang-tulang tengkorak

dan globular kepala. Harapan hidup bayi ini sangat minim.

Malformasi congenital lain, seperti spinafibida dan

mielomenigokel sering menyertai hidrosefalus. Neonantus

mengalami kerusakan otak berat dan mungkin mati selama atau

setelah persalinan

4) Kehamilan Ganda

Kembar monozigot merupakan kembar identik karena mereka

berkembang dari satu ovum yang dibuahi. Kembar dizigotik

disebabkan dari pembuahan dua ovum secara terpisah. Kembar ini

tidak identik, dan bisa berjenis kelamin yang berbeda. Hereditas,

usia, paritas, dan obat–obatan fertilitas mempengarui insiden

kembar dizigotik. Anomali janin lebih sering terjadi pada

kehamilan lebih dari satu.

32
5) Malposisi dan Malpresentasi

Ketika janin normal dan jalan lahir adekuat, persalinan

kemungkinan dapat mengalami penyulit jika posisi bayi abnormal

terhadap pelvilk ibu. Pada 9 dari 10 persalinan posisi bayi pada

saat lahir adalah oksiput anterior. Oleh karena itu, wajah belakang

menghadap ibu dan osoccipitale menhadap pubis ibu. kecuali

terdapat masalah pada ukuran atau kekuatan uterus, posisi ini

memungkinkan bayi untuk lewat melalui alan lahir yang tidak

teratur dengan mengalami sedikit kesulitan

6) Presentasi Sungsang

Presentasi sungsang penyebabnya belum diketahui, beberapa teori

menyebutkan faktor yang berhubungan dengan presentasi

sungsang adalah bayi preterm, plasenta preveia, hidramnion,

kehamilan multipel, dan kelainan krainal janin.

Bila dilakukan persalinan per vagina, persalinan akan mengalami

perpanjangan karena kepala tidak dapat bereaksi efektif sebagai

pendilatasiseviks, sehingga laserasi, dan episotomi yang lebar

mungkin dilakukan. Persalinan per vagina pada presentasi

sungsang lebih beresiko mengalami prolaps tali pusat, janin

mengalami paningkatan resiko terhadap pendarahan intrakranial;

cedera medula spinalis disebabkan oleh regangan dan manipulasi;

palsi pleksus brakialis. Persalinan per vagina dengan presentasi

sungsang dapat terlalu lambat untuk menyelamatkan bayi bila

33
terjadi masalah, karena bagian-bagian besar bayi lahir terlambat.

Untuk alasan ini, versi pada kehamilan 37 minggu mungkin

dilakukan, dan apabila tidak mungkin untuk memutar posisi janin

sampai posisi verteks, persalinan cesarean mungkin dilakukan.

7) Kematian Janin Intra Uterin

Intra uteri fetal death (IUFD)merupakan kematian janin dalam

rahim, sebelumnya di sebut stillbirth, berhubungan dengan

preeklampsia atau eclampsia, abrupsio, plasenta previa, diabetes

dan infeksi anomaly kongenital. Tanda-tanda pertama kematian

janin adalah kurangnya Gerakan janin yang diikuti dengan

menurunnya secara bertahap tanda–tanda dan gejala kehamilan.

Denyut jantung bayi menghilang, sonografi memperlihatkan tidak

terdapatnya denyutan jantung, dan radiografi menunjukan adanya

tonjolan tulang- tulang kepada janin, disebut tanda–tanda

spalding.

c. Kelainan Jalan Lahir (Passageway)

Bahkan ketika tidak terdapat masalah pada power dan passanger,

kelahiran yang berhasil tidak akan terjadi jikapassageway (jalan lahir)

kontraktur (terlalu kecil) atau jika terhambat oleh sumbatan seperti

tumor atau faktor lainnya. Kelainan tersebut antara lain:(Happy et al.,

2021)

34
a. Kontraktur Pada Tulang pelvik

Kontraktur pada tulang pelvik merupakan keadaan dimana tulang

yang berbentuk seperti corong dari pelvic pasien terlalu sempit

pada beberapa menit sehingga tidak dapat dilalui janin. Kontraktur

mungkin terjadi pada bagian inlet, midpelvik, atau outlet. Sebelum

kehamilan,pengukuran pelvik dapat dilakukan dengan

menggunakan pelvimetri klinik dan X- ray. Selamanya kehamilan,

sonografi dilakukan untuk mengukur kepala janin dengan pelvik.

ukuran pelvik yang cukup besar sebagai jalan lahir merupakan

ukuran pelvik yang adekuat. Sedangkan ukuran pelvic yang

minimal pada satu tempat atau lebih dan ukuran kepala bayi tidak

terlalu besar,dalam posisi normal, dan kontraksinya kuat disebut

sebagai pelvic marginal. Jika pengukuran pelvic menunjukkan

ukuran marginal,dokter kemungkinan akan mencoba melakukan

persalinan spontan untuk beberapa jam. Kemudian,jika bayi turun

dengan normal, persalinan per vagina dapat diteruskan, dan pasien

terhindar dari persalinan per abdominal. Jika terdapat sedikit atau

tidak ada kemajuan turunnya kepala bayi, dilakukan kelahiran

cesarean.

Ketidakselarasan antara kepala janin dengan pelvik ibu disebut

sebagai Cephalo Pelvic Disproportional (CPD), jika pelvik terlalu

kecil sehingga tidak mungkin untuk janin melewati pelvik,maka

tidak mungkin diteruskan persalinan vagina. Komplikasi CPD pada

35
maternan dengan persalinan dengan demikian meliputi KPD,

rupture uterus, dan nekrosis jaringan lunak maternal karena tekanan

kepala bayi. Sedangkan komplikasi pada janin meliputi tidak

masuk ke dalam inlet,molding yang berlebihan, dan pendarahan

intraknial.

b. Tumor

Penyebab lain pada dystosia (persalinan yang sulit) adalah

terdapatnya tumor yang menyumbat sebagian atau keseluruhan

jalan lahir. Tumor mungkin terdapat pada uterus, pada serviks,

pada vagina, pada ovarium, atau dalam jaringan yang berdekatan.

Tumor tersebut mungkin tidak diketahui sampai pasien

mendapatkan perawatan antepartal. Penanganan tumor

direncanakan tergantung pada ukuran, posisi, dan tipe tumor, usia

pasien, jumlah kehamilan sebelumnya dan usia kehamilan.

Kemungkinan penatalaksanaannya adalah: 1) operasi insisi siaga,

2) percobaan persalinan pada cukup bulan dengan kemungkinan

persalinan Section Cesarean(SC), 3) perencanaan persalinan SC

pada preterm, atau 4) persalinan cesarean diikuti dengan

histerektomi.

36
6. Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks Penyulit Persalinan

a. Pengkajian pada klien dengan kasus patologi dan komplikasi

persalinan

1) Data Subjektif

a)Biodata ibu dan suami (Nama, usia, alamat, no hp, suku/bangsa,

agama, golongan darah) b) Keluhan utama/alasan berkunjung c)

Status dan riwayat obstetric d) Riwayat menstruasi e) Riwayat

kehamilan sekarang f) Riwayat perkawinan g) Riwayat

kontrasepsi h) Riwayat kesehatan i) Riwayat alergi j) Riwayat

persalinan ini k) Riwayat kesejahteraan janin l) Riwayat nutrisi

dan eliminasi

2) Data Objektif

a)Pemeriksaan tanda vital ibu (Tekanan darah, nadi, suhu, dan

respirasi) b) Pemeriksaan berat badan c) Pemeriksaan fisik (Head

to Toe) d) Pemeriksaan Leopold e) Pemeriksaan tinggi fundus

uteri f) Pemeriksaan denyut jantung janin g) Pemeriksaan

genetalia h) Pemeriksaan dalam i) Pemeriksaan

b. Analisis data pada klien kasus patologi dan komplikasi dalam

persalinan

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan

37
diagnosa dan atau masalah kebidanan adalah diagnosa sesuai dengan

nomenklatur kebidanan, masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi

klien, serta dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolaborasi, dan rujukan

Persalinan dengan 1. Perdarahan pada saat persalinan


masalah 2. Pre eklampsia dan eklampsia
kesehatan/komplikasi 3. Persalinan dengan penyulit
4. Kelainan lamanya bersalin
5. Kelainan air ketuban
6. Syok obstetri
Persalinan dengan 1. Perdarahan pada saat persalinan
kegawatdaruratan 2. Pre eklampsia dan eklampsi
3. Persalinan dengan penyuli
4. Kelainan lamanya bersalin
5. Kelainan air ketuban
6. Syok obstetri

c. Perencanaan asuhan pada kasus patologi dan komplikasi persalinan

Bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin memiliki

5 aspek dasar, meliputi:

1) Membuat keputusan klinik

2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

3) Pencegahan infeksi

4) Pencatatan rekam medis asuhan persalinan

5) Rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

Perencanaan pada kasus patalogi dan komplikasi persalinan adalah

sebagai berikut.

Kategori Gambaran
Persalinan dengan masalah 1. Melakukan pendidikan kesehatan dan
kesehatan/komplikasi konseling sesuai dengan kebutuhan ibu
2. Melakukan upaya promosi kesehatan

38
3. Melakukan evaluasi kemajuan
persalinan
4. Memberi konseling khusus untuk
mengatasi masalah/kebutuhan ibu
5. Melanjutkan pemantauan kondisi ibu
dan janin selama proses persalinan
6. Merujuk ke fasilitas kesehatan rujukan
diatasnya
7. Memindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/rujukan
Persalinan dengan 1. Memberikan pertolongan awal sesuai
kegawatdaruratan dengan masalah kegawatdaruratan
persalinan
2. Merujuk ke RS
3. Mendampingi ibu
4. Memantau kondisi ibu dan janin
5. Menindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/ rujukan

d. Implementasi asuhan pada klien dengan pendekatan holistic

Implementasi yang dilakukan oleh bidan adalah berdasarkan

perencanaan yang disusun, yaitu :

Kategori Gambaran

Persalinan dengan 1. Melakukan pendidikan kesehatan


masalah dan konseling sesuai dengan
kesehatan/komplikasi kebutuhan ibu
2. Melakukan upaya promosi kesehatan
3. Melakukan evaluasi pembukaan
jalan lahir
4. Memberi konseling khusus untuk
mengatasi masalah/kebutuhan ibu
5. Melanjutkan pemantauan kondisi ibu
dan janin selama proses
persalinanMerujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan diatasnya
6. Memindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/rujukan
Persalinan dengan 1. Memberikan pertolongan awal
kegawatdaruratan sesuai dengan masalah
kegawatdaruratan persalinan
2. Merujuk ke RS
3. Mendampingi ibu

39
4. Memantau kondisi ibu dan janin
5. Menindaklanjuti hasil konsultasi/
kolaborasi/ rujukan

e. Evaluasi asuhan kebidanan kolaborasi kasus patologi dan komplikasi

persalinan

Gambaran evaluasi yang dilakukan pada asuhan kebidanan kolaborasi

kasus patologi dan komplikasi persalinan adalah

Kategori Gambaran

Persalinan dengan 1. Evaluasi keefektifan pendidikan


masalah kesehatan dan konseling sesuai
kesehatan/komplikasi dengan kebutuhan ibu
2. Evaluasi keefektifan upaya promosi
kesehatan
3. Evaluasi kemajuan persalinan
4. Evaluasi keefektifan konseling
khusus untuk mengatasi
masalah/kebutuhan ibu
5. Evaluasi kondisi ibu dan janin
selama proses persalinan
6. Evaluasi rujukan ke fasilitas
kesehatan rujukan diatasnya
7. Evaluasi tindak lanjut hasil
konsultasi/ kolaborasi/rujukan
Persalinan dengan Evaluasi pertolongan awal sesuai
kegawatdaruratan dengan masalah kegawatdaruratan
persalinan

f. Pendokumentasian asuhan pada klien dengan pendekatan holistic

Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data

objektif, A adalah analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan

dokumentasi yang sederhana akan tetapi mengandung semua unsur

data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas,

logis.

40
1) Data Subjektif

Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan

yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis

2) Data Objektif

Data Objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang

jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan

laboratorium Catatan medik dan informasi dari keluarga atau

orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data

penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis

3) Analisis

Analisis, langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis

dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif

41
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan disertai

dengan penyulit-penyulit.

2. Penyulit kehamilan terdiri atas penyulit pada Trimester I (Hyperemesis

Gravidarum, Abortus, Kehamilan Ektopik, Molahidatidosa), penyulit

pada Trimester II (Nyeri Perut, Keputihan, Ukuran Uterus, Preeklampsia

dan penyulit pada Trimester III (Plasenta Previa, Solusio Plasenta,

Premature Rupture of Membran (PROM) dan Anemia).

3. Deteksi Dini Kehamilan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan

kehamilan secara teratur, bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap

kondisi kehamilannya, melakukan perawatan yang diberikan kepada ibu

hamil secara berkala dan teratur selama masa kehamilan dan mengkaji

status risiko dengan menggunakan skor Poedji

4. Penyulit persalinan adalah kelainan-kelainan yang terjadi selama proses

persalinan, seperti Kala II lama, Kelainan Presentasi, Perdarahan Post

Partum, dan bedah.

5. Asuhan kebidanan pada kasus komplek penyulit kehamilan dan persalinan

dimulai dari proses pengkajian yang terfokus pada pasien, analisis data

pada klien kasus patologi dan komplikasi dalam persalinan, perencanaan

asuhan pada kasus patologi dan komplikasi persalinan, implementasi

asuhan pada klien dengan pendekatan holistic, evaluasi asuhan kebidanan

42
kolaborasi kasus patologi dan komplikasi persalinan dan

pendokumentasian asuhan pada klien dengan pendekatan holistic

B. Saran

1. Penambahan referensi sebagai bahan bacaan guna memperkaya sumber

penyusunan makalah.

2. Perlunya memperhatikan tata naskah dalam penyusunan makalah.

43
DAFTAR PUSTAKA

Bayuana, A., Anjani, A. D., Nurul, D. L., Selawati, S., Sai’dah, N., Susianti, R., &
Anggraini, R. (2023). Komplikasi Pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir: Literature Review. Jurnal Wacana Kesehatan, 8(1), 26.
https://doi.org/10.52822/jwk.v8i1.517
Happy, T. A., Bakoil, M. B., Cahyanti, D. T., Fatmawati, E., Setiawandari, &
Fadhilah, S. (2021). Kupas Tuntas Seputar Persalinan serta
Komplikasi/Penyulit yang Sering Terjadi. Wijaya Kusuma Press.
Legawati. (2018). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Wineka Media.
Maliya, A., Mufidah, N., & Nurhayati, E. (2019). Kontribusi Jumlah Kehamilan
(Gravida) Terhadap Komplikasi Selama Kehamilan dan Persalinan. Jurnal
Ilmu Keperawatan Maternitas, 2(1).
Novryanthi, D., Martini, E., Haryati, E., Dewi, S. K., Lutiyah, L., Hamidah, E., &
Novitriawati, A. (2023). Kelas Ibu Hamil Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil
Trimester III. Journal of Maternity Care and Reproductive Health, 5(4),
208–220. https://doi.org/10.36780/jmcrh.v5i4.248
Putri, I. M., & Ismiyatun, N. (2020). Deteksi Dini Kehamilan Berisiko. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 8(1), 40–51.
http://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/JKM/article/view/
565
Rahmah, S., Malia, A., & Maritalia, D. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Syiah Kuala Universitas Press.
Rismiyani. (2020). Modul Komplikasi dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
BBL. In Repository.Stikessaptabakti.ac.id (Vol. 4, Issue 2).
Sulisdian, Mail, E., & Rufaida, Z. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. CV Oase Group.
Sulistiyowati, A. N., Popang, C. T., Siswi, W., Purba, J., Oktaviani, I., Petralina,
B., Argaheni, N. Ba., Hariyani, F., & Iis. (2022). Asuhan Kebidanan Pada
Kasus Kompleks. PT Global Eksekutif Teknologi.
Susilawati, E., Parwati, N. W. M., Fitri, H. N., Donsu, A., Saudia, B. E. P.,
Suarniti, N. W., Tirtawati, G. A., Wulandari, I. A., Veri, N., Haryati, N. P. S.,
Amellia, S. W. N., & Ayue, H. I. (2022). Asuhan Kebidanan pada Remaja
dan Perimenopause. Media Sains Indonesia.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. CV. Jakad
Publishing.
WHO. (2023). Maternal Mortality.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality

44

Anda mungkin juga menyukai