Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS KOMPLEKS

PENGKAJIAN KEAHLIAN DENGAN KEBUTUHAN PENGKAJIAN


RESIKO DAN ALUR EPIDEMIOLOGI, FAKTOR RESIKO DAN SOSIAL
YANG BERKONTRIBUSI PADA IBU DAN BAYI YANG BURUK SERTA
KESAKITAN DAN KEMATIAN

Dosen Pengampu : Lisus Setyowati, M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. DWI AMUNINGTYAS ( 15201.02.21154 )


2. IDA YULIANI (15201.02.21161)
3. JUNIERNA (15201.02.21165)
4. NYOMAN NUR DIANAYANTI (15201.02.21177)

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN


PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 DAN PROFESI KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu Lisus Setyowati, M.Kes selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada
Kasus Kompleks. Kami membuat makalah ini yang bertujuan untuk memberikan penjelasan
tentang “ Pengkajian Keahlian dengan Kebutuhan Pengkajian Resiko dan alur epidemiologi,
Faktor Resiko dan Sosial yang Berkontribusi pada Ibu dan Bayi yang Buruk Serta Kesakitan dan
Kematian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan lebih bagi kami dan
para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun yang kami harapkan guna
kedepannya dapat memberi kesempurnaan pada makalah kami ini. Atas perhatian dan waktunya,
kami mengucapkan terima kasih.

Jember

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...........……..iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..........…...2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………......……….2
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep dasar asuhan kebidanan ………………….…….....………..3
B. ……………………………………………………………....………3
C. Evidence Based Terakait Pada Asuhan Remaja
1. Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja ...................................................5
2. Definisi Epidemiologi dalam Pelayanan Kebidanan………….....................5
3. Faktor-faktor Risiko dan Sosial dalam Pelayanan Kebidanan .......................6
III. PENUTUP …………………………………………………………………………..………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..…………….15
LAMPIRAN ..................................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan maternal merupakan kondisi kesehatan yang mengancam jiwa,
yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan serta kelahiran. Kasus
kegawatdaruratan maternal termasuk kasus obstetri yang jika tidak segera ditangani akan
berakibat kematian pada ibu dan janinnya. Di samping itu, terdapat kegawatdaruratan
neonatal yang merupakan kondisi yang membutuhkan evaluasi serta manajemen tepat
pada bayi baru lahir (usia s 28 hari) dengan sakit kritis. Kondisi ini dapat timbul sewaktu-
waktu dan mengancam jiwa sang bayi.
Dalam praktik sehari-hari, seorang bidan seringkali dihadapkan pada situasi yang
mengharuskan ia memberikan penjelasan kepada pasien, misalnya menjelaskan prognosis
suatu penyakit atau membuat suatu keputusan, baik itu keputusan mengenai pemilihan
metode diagnostik maupun pemilihan terapi yang paling efektif dan menguntungkan
pasien. Kemampuan untuk memberikan penjelasan dan membuat keputusan tersebut
tidak semata-mata hanya bertumpu pada pengetahuan dan kemampuan klinis yang
dimiliki oleh seorang bidan, melainkan juga dipengaruhi oleh bagaimana bidan tersebut
mampu menganalisa situasi, merumuskan masalah, mencari sumber bukti yang
terpercaya, mengkajinya, dan menerapkannya kepada pasien. Langkah-langkah tersebut
tidak hanya menguntungkan dan melindungi pasien dari tindakan atau intervensi yang
kita berikan, melainkan juga melindungi kita dari potensi kesalahan-kesalahan seperti
medical malpractice.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka untuk mempermudah penyusunan
makalah, penyususn merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas sebagai
berikut :
1. Apa definisi pengkajian keahlian dalam kebutuhan kebidanan?
2. Apa definisi epidemiologi dalam pelayanan kebidanan?
3. Faktor-faktor risiko dalam pelayanan kebidanan?

C. Tujuan Penulisan
Untuk menghasilkan hasil yang lebih terarah, maka diperlukan adanya tujuan dari
penyusunan makalah ini .Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui definisi pengkajian keahlian dalam kebutuhan kebidanan.
2. Mengetahu definisi epidemiologi dalam pelayanan kebidanan.
3. Faktor-faktor risiko dan sosial dalam pelayanan kebidanan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.1.1 Kehamilan
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan dimulai pada mi nggu ke28 sampai
minggu ke waktu untuk mempersiapkandan VII terakhir 40. kehamilan yang Saat ini juga
merupakan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada
kelahiran bayi.
1. Asuhan Ante Natal Care
Dalam Depkes RI 2010, pada pedoman pelayanan ANC terpadu disebutkan
standar minimal Pelayanan ANC adalah “14 T”, yaitu ukur tinggi badan dan berat
badan ditimbang; periksa tekanan darah, normal 110/80yang 140/90 mmHg, bila
melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai ad anya preeklamsi; ukur t inggi fundus
uteri; terapi pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan; skrining status
imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toxoid (TT); tentukan kadar Hb;
pemeriksaan VDRL (PMS) sesuai indikasi; p erawatan pay udara; pemeliharaan tingkat
kebugaran/ senam hamil; t emu wicara dan konseling ; p emeriksaan protein urine atas
indikasi; pemeriksaan reduksi urine atas indikasi; pemberian terapi konsul yodium
untuk daerah endemis gondok untuk ; p emberian terapi anti malaria daerah endemis
serta pemeriksaan USG, BTA dan HIV atas indikasi.
Ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1
kali pada trimester I(sebelum usia 14 minggu), 1 kali pada trimester II(usia kehamilan
14 trimester III(usia kehamilan 28-- 28 minggu) dan 2 kali pa da 36 minggu dan
sesudah usia kehamilan 36 minggu) (Manuaba, 2012).
2. Diangnosa Kehamilan
Kehamilan dengan sendirinya akan terlihat seiring kemajuan usia kehamilan, ketika
tandatanda positif keham ilan dengan mudah dapat diamati.
a. Tanda p asti k ehamilan antara lain ialah gerakan janin bermula pada usia
kehamilan 12 minggu tetapi baru dapat dirasakan ibu saat usia kehamilan 16
bagian-- 20 minggu, terlihat bagian janin , /teraba gerakan janin dan teraba
jantung janin minggu ke empat mulai berdeny ut se jak awal tetapi sejak usia
20 minggu bunyi detak jantung dapat dideteksi dengan fetoskop.
b. Tanda tidak pasti kehamilan antara lain ialah r ahim membesar sesuai dengan
tuanya kehamilan dan pada pemeriksaan dijumpai tanda hegar (uterus
(isthimus m elembek pada saat hamil), t anda piscach eck membesar sampai
sebesar telur angsa), tanda chadwicks(warna selaput lendir vagina dan vulva
jadi keunguan), teraba braxton hicks saat hamil uterus mudah berkontraksi, p
emeriksaan t es biologis kehamilan positif t pada etapi sebagian kemungkinan
positif palsu.
3. Perubahan fisik pada masa kehamilan Trimester III
a. Pada trimester III istmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang
menjadi segmen bawah rahim (SBR). Setelah minggu ke 28 kontraksi braxton hicks
semakin jelas, terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan menghilang
bila wanita tersebut minggumelakukan aktifitas fisik atau berjalan. Pada minggu
terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat sehingga sulit dibedakan dari kontraksi
untuk memulai persalinan.
b. Sistem Traktus Uranius
Karena turunya kepala pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
(Manuaba,2010) Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air
menjadi lancar.
c. Sistem Respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usususus tertekan uterus yang membesar ke arah
diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan meng alami
derajat kesulitan bernafas kebanyakan wanita hamil.
d. Kenaikan berat badan
Penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.

5
e. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia 32
minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30 massa RBC
terus men32 minggu karena set erus meni n elah 34 minggu gkat tapi volume plasma
tidak. Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil
lanjut mengeluh se sak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
f. Sistem Muskuloskeletal
Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan
tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan ( pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang religment kedepan ) kurvatura spinalis. Pusat
gravitasi wanita bergeser Kurva lumbo sakrum normal harus semakin melengkung
dan di daerah servikodorsal harus memebentuk kurvatura (fleksi anterior kepala
berlebihan) untuk memepertahankan keseimbangan.
4. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
Kebutuhan ibu selama trimester III meliputi kebutuhan akan o ksigen h , ygiene ,
nutrisi berupa kalori, vitamin, mineral serta serat, personal p akaian yang menyerap
keringat serta longgar juga dapat menyokong payudara, e body m ekanik , liminasi
(BAB/BAK) exercise/senam h amil , , s eksual , mobilisasi dan imunisasi, serta
memantau kesejahteraan janin
5. Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Tandatanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan ialah
perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri perut hebat,
bengkak di wajah dan jari tangan, keluar cairan pervaginam dan gerakan janin tidak
terasa.

2.1.2 Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kencangkencang teatur sampai
dikeluarkanya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari
uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau
dengan kekuatan sendiri (Manuaba, 2012).

2. Tanda-tanda Permulaan Persalinan (Manuaba, 2012)


Karakteristik persalinan sesungguhnya dan persalinan semu :
a. Persalinan sesungguhnya yaitu serviks menipis dan membuka, rasa nyeri dan
interval teratur, interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek,
waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah, rasa nyeri terasa dibagian
belakang dan menyebar ke depan, dengan berjalan bertambah intensitas, ada
hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas nyeri, lendir
darah semakin nampak, ada penurunan bagian kepala janin, kepala janin sudah
terfiksasi di PAP diantara kontraksi, pen p emberian obat enang tidak
menghentikan proses persalinan sesungguhnya
b. Persalinan semu yaitu tidak ada perubahan pada serviks, rasa nyeri tidak teratur,
tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain, tidak
ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi, kebanyakan rasa nyeri di
bagian depan, tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan, tidak ada
hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas nyeri, tidak
ada lendir darah, tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin, kepala
belum masuk PAP walaupun ada kontraksi, p emberian obat penenang yang
efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu.
c. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan yaitu passage (jalan lahir), power
(his dan tenaga mengejan), dan passanger (janin, plasenta dan ketuban), serta
faktor lain seperti psikologi dan faktor penolong (Sumarah. dkk, 2009).

6
d. Tahapan persalinan
1) Kala I (Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lama nya kala I
untuk primigravida berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada multigravida
sekitar ± 8 jam. Berdasarkan kurva friedman pembukaan primi 1cm/jam,
sedangkan pada multi 2cm/jam (Sarwono, 2011 ) .
Kala pembukan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten berup a
pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm dan berlangsung dalam 78 jam
serta fase aktif yang berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3 subfase, yaitu
periode akselerasi berlangsung 2 jam dan pembukaan menjadi 4 cm,
periode dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembuk aan berlangsung
cepat menjadi 9 cm, terakhir ialah periode deselerasi berlangsung
lambat selama 2 jam dan pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
2) Kala II (kala pengeluaran janin)
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir den gan lahirnya bayi (Prawiroharjo, 2010) . Gejala dan tanda
kala II persalinan yaitu ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi, ibu merasa adanya peningkatan tekanan pada
rectum/pada vaginanya, perineum menonjol, vulvavagina dan sfingte r
ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
3) Kala III (kala uri)
Kala III yaitu waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan atau
pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit a)
(Prawiroharjo, 2010).
a) Tandatanda lepa . snya plasenta yaitu adanya perubahan bentuk
dan tinggi fundus, t ali pusat memanjang semburan darah
mendadak dan singkat
b) Manajemen aktif kala III, yaitu p oksitosin , m elakukan
pemberian suntikan eregangan tali pusat terkendali, m 4) Kala
IV massase fundus uteri.
4) Kala IV
Kala IV yaitu kala pengawasan atau pemantauan, setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
meliputi tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,
perdarahan pervaginam. selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali
setiap jam (Saifuddin, 2010).
Asuhan dan pemantauan kala IV yaitu lakukan rangsangan taktil
(massase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat,
evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang
den gan pusat sebagai patokan, perkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan, periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi
atau episiotomy), evaluasi keadaan umum ibu, dokumentasikan semua
asuhan selama persalinan kala IV dibagian belakang partograf, segera
setelah asuhan dan penilaian dilakukan (Saifuddin, 2010)
Menurut JNPK-KR (2008). Klasifikasi laserasi perineum dibagi menjadi
empat derajat, robekan derajat I yang meliputi mukosa vagina, komisura
posterior dan kulit perineum, robekan derajat II yang meliputi mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot pe rineum, robekan
derajat III sebagaimana ruptur derajat II hingga otot sfingter ani,
robekan derajat IV sebagaimana ruptur derajat III hingga dinding depan
rektum.

7
5) Mekanisme Persalinan
Menurut Sumarah, dkk (2009), dalam mekanisme persalinan normal
terjadi pergerakkan penting dari janin, yaitu :
a) Engangement, pada primi gravida terjadi pada bulan terakhir
kehamilan, sedangkan pada multi gravida dapat terjadi pada awal
persalinan. Engangement adalah peristiwa ketika diameter
biparietal melewati pintu atas pang gul dengan sutura sagitalis
melintang/oblik didalam jalan lahir dan sedikit fleksi.
b) Penurunan Kepala, terjadi bersamaan dengan mekanisme
lainnya. Kekuatan yang mendukung yaitu tekanan cairan
amnion, tekanan langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-
otot abdomen, ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang
belakang janin.
c) Fleksi , t erjadi apabila kepala semakin turun ke rongga panggul,
kepala janin semakin fleksi, sehingga mencapai fleksi maksimal
(biasanya dihodge III) dengan ukuran diameter kepala janin yang
terkecil, yaitu diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).
d) Putaran paksi dalam, kepala melakukan rotasi/putaran paksi
dalam, yaitu UUK memutar kearah depan (UUK berada dibawah
simfisis).
e) Ekstensi , terjadi sesudah kepala janin berada didasar panggul
dan UUK berada dibawah simfisis sebagai hipomoklion, kepala
mengadakan gerakkan defleksi/ekstensi untuk dapat dilahirkan,
maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dan dagu.
f) Putar paksi luar terjadi setelah kepala lahir, kepala segera
mengadakan r otasi (putaran paksi luar), untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak.
g) Ekspul si , terjadi setelah kepala lahir, bahu berada dalam posisi
depan belakang. Selanjutnya bahu depan dilahirkan terlebih
dahulu baru kemudian bahu belakang. Maka lahi rnya bayi
seluruhnya (ekspulsi).
6) Asuhan Persalinan Normal
60 langkah asuhan persalinan normal, yaitu:
 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II
 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitrosin dan memasukkan 1 buah alat suntik
sekali pakai 3 cc ke dalam partus set
 Memakai celemek plastik
 Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun di air mengalir
 Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang digunakan
untuk perik sa dalam
 Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi
dengan oksitosin dan letakkan dan letakkan kembali kedalam
partus set. Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada
partus set
 Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT
(basah) dengan gerakan vulva ke perineum (bila daerah perineum
dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu keluar, bersihkan daerah
tersebut dari kotoran).
 Melakukakan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
 Menc elupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka srung tangan secara terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai,
pastikan DJJ dalam batas normal
 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa
ingin meneran

8
 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu saat
meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang ku
at, bantu ibu keposisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat
untuk meneran
 Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 sampai 6 cm,
letakkan handuk b ersih, pada perut ibu untuk mengeringkan bayi
 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu
 Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan .
 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
 Saat Subocciput tampak dibawah simfisis, tangan kanan
melindungi perineum dengan diaalas lipatan kain dibawah bokong,
sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi
defleksi maksimal saat kepala lahir. meneran dengan nafas pendek
Minta ibu untuk tidak pendek. Bi la didapatkan mekonium pada air
ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada
mulut dan hidung bayi menggunakan penghisap lendir De Lee
 Menggunakan kassa/kain bersih untuk membersihkan muka bayi
dari lendir dan darah
 Memeriksa adanya lilita n tali pusat pada leher janin
 Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
 Setelah bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala bayi, tarik secara hati sampai bahuhati kea rah
bawah anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hatihati ke atas
sampai bahu posterior/belakang lahir.Bila terdapat lilitan tali pusat
yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar, minta ibu
berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri pasang k lem di
dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara kedua
klem tersebut.
 Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher, dan
bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian
bawah kepala) dan ke empat jari pada b ahu dan dada/punggung
bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian
anterior saat badan dan lengan lahir
 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang kea
rah bokong dan tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai
bawah (s elipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut bayi)
 Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke penolong.
Nilai bayi, kemudian letakkan diatas perut ibu dengan posisi kepala
le bih rendah dari badan (bila tali pusat pendek, letakkan bayi
ditempat yang memungkinkan)
 Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian tali pusat Memeriksa fundus uteri untuk memastikan
kehamilan tunggal
 Memberitahu ibu akan dis untik
 Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intramuscular pada 1/3 atas
luar paha bagian setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira umbi licus bayi.kira
3cm dari Melakukan urutan tali pusat ke a rah ibu dan memasang
klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama
 Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangn kiri,
dengan perlindungan jarijari tangan kiri, memotong tali pusat
diantara 2 klem. Bila bay i tidak bernapas spontan lihat penanganan
khusus bayi baru lahir.

9
 Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,
membungkus bayi hingga kepala
 Memberikan bayi pada ibu untuk di lakukan inisiasi menyusui dini
 Memindahkan klem tali pusat hingga ber jarak 5-10 cm dari vulva
 Meletakkan tangan kiri di atas simfisis menahan bagian bawah
uterus, m sementara tangan kanan memegang tali pusat enggunakan
klem dengan jarak 510 cm dari vulva
 Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan
sementara tang an kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah
dorso cranial.
 Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu
untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat
kearah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir
hingga plasenta tampak pada vulva.
 Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hatihati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan laku kan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
 Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus (fundus teraba
keras)
 Sambil tangan kiri melakukan massase pada fundus uteri, periksa
bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban
sudah lahir lengkap, dan memasukkan pada kantong plastik yang
tersedia.
 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum
yang menyebabkan perdarahan aktif. Bila ada lakukan penjahitan
 Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kont rksi uterus baik
 Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah didalam larutan
klorin 0,5% kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung
tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya
 Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan
simpul mati
 Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
 Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam
wadah berisi larutan klorin 0,5%
 Membungkus kembali bayi
 Berikan bayi pada ibu untuk disusui
 Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu
 Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan massase uterus apabila kontraksi
uterus tidak baik
 Mengevaluasi jum 51) lah perdarahan yang terjadi
 Memeriksa nadi ibu
 Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
 Membuang barang barang yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang di sediakan
 Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggant ikan pakainnya dengan pakaian yang kering/bersih
 Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

10
 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan secara terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%
 Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir
 Melengkapi partograf
7) Partograf (Sumarah, dkk, 2009)
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa
pembukaan serviks berdasarkan periksa dalam , mendeteksi apakah
proses persalinan berjalan secara normal, dengan demikian dapat
mendeteksi dini kemungkinan terjadinya partus lama.

2.1.3 Bayi baru lahir


Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine (Buku panduan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, 2010) .
Segera setelah lahir, letakkan letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan diatas perut ibu. Segera yaitu:
a) Apakah bayi cukup bulan ?
b) Apakah lakukan penialaian awal air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
c) Apakah bayi menangis atau bernafas ?
d) Apakah tonus otot bayi baik ?
Jika bayi tidak bernafas atau megap lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK--
megap atau lemah maka segera KR, 2008).

2.1.4 Nifas
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan
tidak hamil yang normal(Suherni et al, 2009
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan,
diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada ibu, merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli
bila perlu, mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memeungkinkan ibu
untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus,
imunisasi ibu terhadap tetanus, mendorong pelaksanaan metode sehat tentang
pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara
ibu dan anak.

2.1.5 Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus l anju t adalah bayi
berusia 728 hari (Muslihatun, 2010) .
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal
dua kali untuk mendapatkan pelayanan dasar dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik
didalam maupun diluar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan
kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI pera dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa watan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatal di 2010) .
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan da sar, mengetah ui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada
bayi atau mengalami masalah. (KN 1) p ada hari pertama sampai hari ketuj Ku njungan
Neonatal ke satu uh (sejak 6 jam setelah lahir). Kunju ngan Neonatal yang kedua (KN
2) kesehatan den gan syarat usia 0untuk mendapatkan pemeriksaan 7 hari minimal 2
kali, usia 8 sampai 28 hari minimal 1 kali KN2)di dalam/diluar Insti tusi Kesehatan
(Muslihatun, 2010) .

11
2.1.6 Keluarga Berencana
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. usaha itu
dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Metode kontrasepsi dapat
digunakan oleh pasangan usia subur secara rasional berdasar kehamilan, seperti masa
menunda kehamilan, masa mengatur atau menjarangkan kehamilan, masa mengakhiri
kesuburan atau atau tidak hamil lagi.

2.2 Pengkajian keahlian dalam kebutuhan kebidanan


Adalah langkah awal dari melakukan proses perawatan kebidanan atau pemberian
asuhan kebidanan. Pengkajian kebidanan bertujuan untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh klien dengan cara mengumpulkan data klien, sehingga bidan dapat
memberikan asuhan atau tindakan kebidanan dengan benar.
Asuhan kebidanan adalah suatu cara yang dilakukan oleh bidan melalui
pendekatan kepada klien untuk memecahkan masalah klien dengan cara memberikan
pelayanan kebidanan.
Pengkajian merupakan suatu proses dasar dalam melakukan proses keperawatan
dimana hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui permasalahan yang dialami oleh klien,
melakukan pengumpulan data klien secara akurat, dan mengetahui status sehat-sakit klien
melalui kondisi fisik, mental, sosial, dan juga lingkungan klien (Effendi, 1995).
Dalam melakukan pengkajian, harus memerlukan keahlian, seperti wawancara,
pemeriksaan fisik, dan observasi serta memerlukan ketelitian dan kecermatan agar dalam
melakukan proses kebidanan pada tahap pengkajian dapat berhasil. Oleh sebab itu, untuk
mengetahui cara berhasilnya dalam melakukan asuhan kebidanan, diperlukan langkah-
langkah untuk melakukan pengkajian, seperti pengumpulan data, klasifikasi data, validasi
data, dan perumusan masalah.

2.3 Definisi Epidemiologi dalam Pelayanan Kebidanan


Pengertian Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan adalah ilmu yang
mempelajari frekuensi (jumlah), distribusi (penyebaran) dan determinan (penyebab)
penyakit dalam pelayanan kebidanan yang aplikasinya ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak (KIA).
Tujuan epidemiologi kebidanan adalah untuk mengenal faktor risiko terhadap
ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah berakhirnya
kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara penanggulangannya.
Kegunaan :.
1. Untuk mendiagnosis masalah kebidanan.
2. Untuk memantau kegiatan atau pelaksanaan program dalam pelayanan
Kebidanan
3. Menyusun rencana program dalam pelayanan kebidanan
Manfaat :
a) Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam pelayanan
kebidanan

12
b) Untuk pengambil kebijakan berkaitan dengan perencanaan sumber daya
kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan) khususnya berkaitan
dengan pelayanan kebidanan.

Penggunaan Epidemiologi pada Perencanaan Pelayanan Kebidanan


1) Pengukuran atau pengkajian tentang beban penyakit
2) Identifikasi terhadap penyebab penyakit
3) Pengukuran efektifitas dari intervensi yang berbeda, diberikan kepada masyarakat
(Ibu dan anak)
4) Pengkajian tentang efisiensi dari sumber daya yang digunakan
5) Implementasi dari intervensi
6) Pemantauan terhadap kegiatan
7) Pengkajian ulang terhadap beban penyakit untuk menentukan telah ada
perubahan.

2.4 Faktor-faktor Risiko dan Sosial dalam Pelayanan Kebidanan


Faktor risiko bagi kematian ibu (mortalitas) dapat dibedakan, antara lain :
Faktor-faktor reproduksi :
 Usia
 Paritas
 Kehamilan tidak diinginkan
Faktor-faktor komplikasi kehamilan :
 Perdarahan pada abortus spontan/alamiah
 Kehamilan ektopik/diluar cavum endometrium
 Perdarahan pada trimester III kehamilan
 Perdarahan postpartum
 Infeksi nifas
 Gestosis/keracunan kehamilan
 Distosia/kesulitan persalinan
 Abortus provokatus
Faktor-faktor pelayanan kesehatan :
 Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan
 Asuhan medis yang kurang baik
 Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat esensial

Faktor-faktor sosial budaya :


 Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik
 Ketidaktahuan dan kebodohan
 Kesulitan transportasi
 Status wanita yang rendah
 Pantangan makanan tertentu pada wanita hamil

13
Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan

Pemerintah Daerah berkewajiban untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan


tingkat pertama (Puskesmas, Bidan Praktik Mandiri) dan fasilitas kesehatan rujukan (RS
Rujukan COVID-19, RS mampu PONEK, RSIA) dalam memberikan layanan kesehatan
ibu dan anak dengan atau tanpa status terinfeksi COVID-19
Kegiatan konsultasi dimaksimalkan dengan menggunakan teknologi informasi
yang mudah diakses oleh ibu. Call center 119 ext 9 atau hotline yang disediakan
khusus untuk layanan kesehatan ibu dan anak dan telemedicine perlu untuk
disosialisasikan.

14
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Pengkajian keahlian dalam kebutuhan kebidanan adalah langkah awal dari
melakukan proses perawatan kebidanan atau pemberian asuhan kebidanan.
Pengkajian kebidanan bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh
klien dengan cara mengumpulkan data klien, sehingga bidan dapat memberikan
asuhan atau tindakan kebidanan dengan benar.
2. Pengertian Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan adalah ilmu yang
mempelajari frekuensi (jumlah), distribusi (penyebaran) dan determinan
(penyebab) penyakit dalam pelayanan kebidanan yang aplikasinya ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA).
3. Faktor-faktor risiko dan sosial dalam pelayanan kebidanan dibedakan menjadi
Faktor-faktor reproduksi, komplikasi kehamilan, pelayanan kesehatan dan sosial
budaya.

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai