Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Pelayanan dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa

Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya
maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan
menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada
pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim
dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan
meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh
karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung
jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.

Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam pengambilan
keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan
kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim. Karena
dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir dengan nalar dan pikiran yang rasional, maka
keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari anggota tim. Disana anggota tim dapat
berkolaborasi dalam menentukan tindakan-tindakan yang telah ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa
tidak memiliki keluarga terdekat, maka disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota
tim. Karena perawatlah yang paling sering berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien sakit
jiwa. Perawat berada disamping pasien selam 24 jam sehingga perawatlah yang mengetahui semua
masalah pasien dan banyak kesempatan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan tim yang
baik.

Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat
memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan.

Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi
ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka
sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian
pengobatan.

2.2 Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam
mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang efektif meliputi
kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, kewenangan dan kordinasi seperti skema di
bawah ini.

Kewenangan

Komunikasi

Tanggungjawab
Tujuan Umum

Kerjasama

Kolaborasi Interdisiplin
Efektif

Pemberian Pertolongan

Kordinasi

Ketegasan

2.2.1 Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.

2.2.2 Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus
untuk dicapai.

2.2.3 Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus
dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.

2.2.4 Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi
penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang relevan untuk membuat keputusan
klinis.

2.2.5 Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan tindakan


pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah disepakati.

2.2.6 Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.

2.2.7 Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit jiwa,
mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.

2.2.8 Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki tujuan untuk
kesehatan pasien sakit jiwa.

Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :


ü Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama

ü Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya

ü Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik

ü Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung dalam tim.

2.3 Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan Jiwa

Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional, kolegalitas,
komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling
menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan
seseorang atau atau menghindari tangung jawab.

Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa antara lain :

2.3.1 Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik
profesional untuk pasien sakit jiwa

2.3.2 Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya

2.3.3 Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas

2.3.4 Meningkatnya kohesifitas antar profesional

2.3.5 Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional

2.3.6 Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.

2.4 Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam Keperawatan Jiwa

Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada banyak hambatan antara
anggota interdisiplin, meliputi :

2.4.1 Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim

2.4.2 Struktur organisasi yang konvensional

2.4.3 Konflik peran dan tujuan

2.4.4 Kompetisi interpersonal

2.4.5 Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai