Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PERAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENCEGAHAN

KEKAMBUHAN ALERGI MAKANAN PADA BALITA


Relationship Between Mothers’ Role and Knowledge in Recurrence Prevention of Food Allergy for
Children Under Five Years-Old

Fitria Rinawarti
FKM UA, fitri_aris@yahoo.com
Alamat Korespondensi: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Terdapat 30-40 % penderita alergi di seluruh dunia pada tahun 2011, hal ini sejalan dengan data dari Center
for Disease Control and Prevention yang mencatat kejadian alergi meningkat sebanyak tiga kali lipat mulai
tahun 1993 hingga 2006. Orang tua sangat berperan penting dalam mengatasi kekambuhan alergi pada anak
agar kekambuhan alergi tidak sering terjadi dan tidak semakin berat kekambuhannya. Tujuan penelitian yaitu
menganalisis hubungan antara peran dan pengetahuan ibu dalampencegahan kekambuhan alergi makanan
pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross
sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode simple random sampling. Sampel penelitian
yaitu 39 ibu dari anak yang menderita alergi makanan di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Analisis data
menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
ibu dalam pencegahan kekambuhan alergi yaitu 15 orang (38,5%) mempunyai pengetahuan yang baik dalam
pencegahan kekambuhan alergi makanan pada balita, sedangkan peran ibu dalam pencegahan kekambuhan
alergi yaitu 26 orang (66,7%) mempunyai peran yang kurang baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan
chi-square menunjukkan ada hubungan antara peran ibu (ρ=0,030) dan pengetahuan ibu (ρ=0,00001) dalam
pencegahan kekambuhan alergi makanan pada balita. Kesimpulan penelitian adalah ibu dengan peran yang
kurang baik mempunyai anak balita dengan kekambuhan alergi berat, sedangkan ibu balita dengan pengetahuan
yang baik mempunyai anak balita dengan kekambuhan alergi yang ringan.
Kata kunci: kekambuhan alergi, peran ibu, pengetahuan ibu

ABSTRACT
There are 30-40% of people with allergies world wide in 2011, this is based on data from the Center for
Disease Control and Prevention (CDC) more than tripled from 1993 to 2006. Parents play an important role in
overcoming the recurrence of allergies in children in order of recurrence allergies and more severe recurrence.
The goal of the study is to analyze association mothers’s role and knowledge in recurrence prevention of food
allergy in children under five years-old. The study isan analytic observational research with cross sectional
design. Method of sampling usedis simple random sampling. The samples were 39 mothers who have children
under five years-old with food allergy in Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Analysis used chi-square
test with α = 0.05 significance level.The results revealed the knowledge of mothers’ with allergy recurrance is
15 person (38,5%) have a good knowledge in prevention of food allergy in children under five years-old, while
mothers’s role in recurrence prevention of food allergy in children under five years-old is26 person (66,7%)
have a role unfavorable. The statistical test by using chi-square revealed there were association between
mothers’role (ρ=0,030) and mother’sof knowledge (ρ=0,00001)in recurrence prevention of food allergy for
children under five years-old.The conclusions of the results this study is mothers’s role with unfavorable to
have children under five years-old with an allergy recurrence of severe allergy, while mothers with good
knowledge to have children under five years-old with an allergy reccurrance of mild allergy.
Keywords: recurrence allergies, mother’s role, mother’s knowledge

©2016 FKM_UNAIR All right reserved. Open access under CC BY – SA license doi:10.20473/jbe.v5i1. 2017.118-129
Received 23 March 2016, received in revised form 01 March 2017, Accepted 16 March 2017, Published online: 28 April 2017
Fitria Rinarwati, Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan … 119

PENDAHULUAN hilang dengan sendirinya. Penyakit alergi merupakan


penyakit yang dapat hilang setelah diobati, kemudian
Alergi merupakan reaksi yang terjadi oleh suatu
muncul lagi jika obatnya telah habis, sehingga dapat
makanan yang pada dasarnya merupakan reaksi
diartikan alergi merupakan penyakit kambuhan
hipersensitivitas tipe I, sedangkan hipersensitivitas
yang tidak dapat diobati (Widjaja, 2008).
makanan digunakan untuk reaksi hipersensitivitas
Setiap makanan pada prinsipnya bisa
tipe III atau IV. Reaksi hipersensitivitas adalah
menimbulkan reaksi alergi terhadap anak-anak.
respon imun yang terjadi sesudah mengkonsumsi
Dalam kelompok umur tertentu anak-anak
suatu jenis makanan yang mengandung allergen
mempunyai perbedaan jenis makanan yang sangat
atau zat penyebab alergi (Akib, 2010).
mudah menimbulkan reaksi gejala alergi. Seperti
Alergi makanan merupakan suatu jenis gejala
halnya pada bayi dan anak balita, mereka lebih
dari penyakit yang menyerang beberapa organ dan
sering alergi dengan makanan-makanan dasar.
sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap
Makanan yang sering menimbulkan gejala alergi
suatu makanan tertentu.  Menurut beberapa
pada anak-anak adalah telur, susu sapi, kacang-
kepustakaan yang ada, alergi makanan digunakan
kacangan,gandum, makanan laut (seafood), dan
untuk menjelaskan suatu reaksi terhadap makanan
kedelai. Reaksi gejala alergi yang disebabkan oleh
yang pada dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas
makanan pada anak-anak bisa terlihat bermacam-
tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang
macam pada tubuh, pada organ pencernaan, dapat
pada dasaranya adalah reaksi hipersensitifitas tipe
terlihat pada kulit, pada organ pernapasan ataupun
III dan IV (Akib, 2010).
pada organ lainnya. Reaksi gejala alergi yang terjadi
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
bisa ringan sampai berat, misalnya terasa gatal-
memproduksi antibodi berupa jenis protein yang
gatal dikulit leher hingga terjadi syok yang bisa
berbeda-beda, yaitu IgA, IgM dan IgG untuk
membahayakan jiwa (Graha, 2010).
melawan virus dan bakteri. Seseorang yang
Gejala klinis alergi makanan, terutama pada reaksi
mengalami alergi, kinerja sistem imun akan
cepat, seringkali dapat diungkapkan oleh penderita
meningkat dan memproduksi banyak antibodi.
sendiri jika penderita cukup besar atau oleh orang
Antibodi yang banyak bereaksi terhadap adanya zat
tua pada anak yang masih kecil, karena hubungan
penyebab alergi atau allergen yaitu IgE. Antibodi
sebab akibatnya cukup jelas. Alergi makanan
Imunoglobulin E mengikat dan bereaksi pada
fase lambat seringkali memerlukan pertolongan
cell mast. Apabila terpapar zat pemicu alergi atau
dokter, dan ini merupakan bagian terbanyak dari
allergen maka cell mast akan memberikan tanda
penderita alergi makanan. Gejala seringkali sudah
dan sel-sel tersebut akan mengeluarkan histamin
dijumpai sejak masa bayi. Makanan tertentu dapat
yang bisa mengakibatkan perubahan pada beberapa
menimbulkan gejala yang lain. Misalkan udang yang
tubuh, misalnya muncul merah-merah pada kulit,
bisa menimbulkan urtikaria, sedangkan kacang-
meningkatnya lapisan mucus dan pembengkakan
kacangan seperti kacang tanah bisa mengakibatkan
pada lapisan hidung dalam bentuk lendir pada
pernapasan sesak. Susu sapi yang dikonsumsi oleh
hidung atau ingus. Perubahan ini biasanya disebut
anak bisa menyebabkan gejala alergi pada saluran
dengan radang yang bisa menyebabkan bermacam-
pernapasan, kulit, saluran pencernaan dan reaksi
macam gejala alergi (Sulistiawati,2008).
anafilaksis. Makanan lain juga dapat menimbulkan
IgE akan mengikat alergen di permukaan sel
gejala serupa, bahkan buah-buahan dilaporkan
dan melepaskan histamin (zat yang menimbulkan
menimbulkan reaksi anafilaksis (Akib, 2010).
kepekaan tubuh) yang ada di dalam sel. Histamin
Penyebab dari alergi belum dapat diketahui
menyebabkan hidung berair, hidung tersumbat, kulit
dengan jelas dan pasti, akan tetapi ada banyak
gatal, dan sesak napas. Karenanya, histamin disebut
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya alergi.
juga sebagai mediator (perantara) timbulnya gejala
Faktor-faktor yang mempengaruhi alergi antara lain
alergi (Widjaja, 2008).
yaitu faktor pajanan alergi, genetik, dan imaturitas
Alergi merupakan penyakit umum yang ada
usus. Pajanan terhadap suatu alergen tergantung
dalam masyarakat. Penyebab alergi bisa dari
pada kebiasaan dan norma kehidupan disekitarnya.
mana saja, tanpa disadari datangnya, dan kurang
Orang tua lebih mengetahui makanan yang menjadi
mendapatkan perhatian dari masyarakat meskipun
kesukaan anak yang bisa menyebabkan alergi,
alergi dapat menggangu penderita. Masyarakat
dan tidak jarang gejala alergi akan hilang jika
masih beranggapan bahwa penyakit alergi bisa
bisa menghindari makanan pencetus alergi. Faktor
120 Jurnal Berkala Epidemilogi, Vol.5 No.1 Januari 2017, hlm. 118-129

pencetus sebenarnya bukan merupakan penyebab pendidikan seseorang maka semakin mudah orang
terjadinya alergi, namun menyulut terjadinya gejala tersebut untuk menerima informasi.
alergi (Akib, 2010). Pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting cenderung lebih mudah untuk mendapatkan
dalam terbentuknya suatu tindakan seseorang. informasi, baik dari orang lain maupun dari media
Pengetahuan juga diperlukan sebagai dukungan massa. Semakin banyak informasi kesehatan
dalam hal menumbuhkan rasa percaya diri seseorang yang didapatkan maka akan semakin banyak pula
maupun sikap dan perilaku setiap harinya, sehingga pengetahuan yang diperoleh tentang kesehatan.
bisa dikatakan juga bahwa pengetahuan adalah Informasi, Informasi yang diperoleh baik dari
suatu fakta yang mendukung tindakan dan perilaku pendidikan non formal maupun pendidikan
dari seseorang. (Notoatmodjo, 2007). formal bisa memberikan pengaruh jangka pendek
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif (immediate impact) sehingga menghasilkan
terdapat enam tingkatan, sebagai berikut : Tahu yaitu perubahan atau peningkatan pengetahuan.
suatu kemampuan dalam mengingat materi yang Majunya teknologi akan tersedia bermacam-
dapat dipelajari, dari semua bahan yang dipelajari macam media massa yang dapat mempengaruhi
atau rangsangan yang telah diterimanya. Cara kerja pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
untuk mengukur bahwa orang mengetahui tentang Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
apa yang dipelajari antara lain mengidentifikasi, massa seperti surat kabar, radio, televisi, majalah,
menyebutkan, menguraikan, dan mengatakan. penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh
Memahami yaitu kemampuan seseorang dalam yang besar terhadap pembentukan pendapat dan
menjelaskan secara tepat dan benar tentang objek kepercayaan seseorang. Dalam penyampaian
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
materi tersebut secara benar. memberikan pesan-pesan yang berisi kepercayaan
Aplikasi yaitu kemampuan seseorang dalam atau sugesti yang dapat mengarahkan pendapat
menggunakan materi yang telah dipelajari pada seseorang. Adanya informasi baru mengenai
kondisi atau situasi yang sebenarnya. Aplikasi sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
disini dapat juga diartikan sebagai pengguna terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
rumus, hukum-hukum, metode, prinsip-prinsip Ekonomi yaitu status ekonomi seseorang juga
dan sebagainya. Analisis yaitu kemampuan akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
dalam hal menjabarkan materi atau suatu objek diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih status sosial ekonomi ini juga akan mempengaruhi
dalam struktur organisasi dan masih berkaitan pengetahuan seseorang. Pengalaman yaitu
satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat Pengetahuan yang dapat diperoleh dari pengalaman
juga dari penggunaan kata kerja seperti kata kerja baik dari pengalaman pribadi maupun dari
memisahkan, menggolongkan, mengelompokkan, pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan
dan menggambarkan. suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu
Sintesis yaitu kemampuan seseorang untuk pengetahuan.
menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk Usia yaitu usia mempengaruhi terhadap daya
keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis tangkap dan pola pikir seseorang. Usia seseorang yang
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi semakin bertambah akan semakin berkembang pola
baru dari formulasi yang sudah ada. Evaluasi yaitu pikir dan daya tangkapnya, sehingga pengetahuan
kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap yang didapatkan menjadi semakin baik. Pada usia
suatu objek atau materi tersebut berdasarkan tengah yaitu antara 41 - 60 tahun seseorang tinggal
suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau mempertahankan prestasi yang sudah dicapai pada
menggunakan kriteria yang ada. usia dewasa. Sedangkan pada usia tua yaitu lebih
Faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dari 60 tahun merupakan usia yang tidak produktif
seseorang menurut Notoatmodjo (2007) meliputi lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya.
beberapa hal yaitu pendidikan, pendidikan adalah Orang tuasangat mempunyai peran penting
suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dalam hal membantu anak untuk mengatasi masalah
dan juga kemampuan di luar dan di dalam sekolah alergi, tidak hanya mendatangi dokter, namun juga
yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan juga memerlukan informasi dan pengetahuan yang
dapat mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tepatdan benar dalam menangani kasus alergi pada
Fitria Rinarwati, Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan … 121

anak. Tidak hanya dari segi medis, tetapi bisa juga mandi. Perkembangan dalam berbicara dan juga
dari lingkungan hidup disekelilingnya, mulai dari berjalan sudah mulai baik, akan tetapi kemampuan
lingkungan dan makanan yang dikonsumsinya yang lain masih sangat terbatas (Sutomo, 2010).
(Graha, 2010). Alergi makanan merupakan suatu kondisi yang
Definisi peran secara umum adalah perilaku yang disebabkan oleh reaksi IgE terhadap bahan (zat kimia)
dilakukan oleh seseorang terkait oleh kedudukannya makanan. Alergi makanan dapat mengganggu fungsi
dalam struktur sosial atau kelompok sosial di otak dan sistem organ tubuh serta mempengaruhi
masyarakat, artinya setiap orang memiliki peranan kualitas hidup seseorang. Berdasarkan penelitian
masing-masing sesuai dengan kedudukan yang ia Candra (2011) menunjukkan sebagian besar 49%
miliki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia responden sensitif terhadap alergen makanan.
“Peran adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Jenis makanan yang paling banyakmenyebabkan
seseorang pada suatu peristiwa”. Soekanto (2007) alergi pada anak-anak dan dewasa berturut-turut
menyebutkan bahwa peran terdiri dari tiga hal, adalah udang, putih telur dan maizena. Susu sapi
yaitu peran meliputi norma yang dijelaskan dengan dantepung terigu merupakan jenis makanan yang
tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat, paling banyak menyebabkan alergi hanya pada
peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat anak-anak, sedangkanpada dewasa, makanan yang
dilakukan oleh seseorang masyarakat sebagai paling banyak menyebabkan alergi adalah kepiting.
individu, peran juga bisa dikatakan sebagai perilaku Terdapat 30-40% penderita alergi pada tahun 2011
seseorang yang penting sebagai struktur sosial berdasarkan data dari World Allergy Organization
masyarakat. (WAO), hal yang sama juga ditunjukkan oleh data
Peran orang tua terhadap anak-anaknya menurut dari Center for Disease Control and Prevention
Kizzio (2014) yaitu orang tua sebagai pendidik, (CDC) dimana data tersebut juga mencatat bahwa
pelindung, pengarah, penasehat dan penanggung angka kasus alergi meningkat tiga kali lipat mulai
jawab. Peran orang tua sebagai pendidik tidak sama tahun 1993 sampai 2006. Di Amerika pada tahun
dengan peran tenaga pendidik yang ada di lembaga 2011 orang yang menderita alergi makanan kira-
pendidikan. Anak diajarkan tentang sopan santun kira 2-2,5 % terjadi pada orang dewasa dan 6-8 %
dalam keluarga, tentang bagaimana seharusnya terjadi pada anak. (Judarwanto, 2012).
bersikap baik terhadap orang lain. Orang tua Angka kejadian alergi pada anak di Indonesia
mengambil peran sebagai pendidik, mengajarkan belum dapat diketahui secara pasti, namun
mana hal yang baik dan mana hal yang buruk.Orang beberapa ahli memperkirakan sekitar 25-40%
tua sebagai pelindung anak pernah mengalami alergi makanan. Di negara
Jenis perlindungan yang biasa diberikan orang yang berkembang angka kejadian alergi yang telah
tua kepada anak terdiri dari perlindungan kesehatan, dilaporkan masih sedikit. Kasus tersebut berkaitan
keamanan, dan jaminan kesejahteraan. Orang dengan masih banyaknya kesalahan diagnosa dan
tua sebagai tenaga pengarah, orang tua berperan masih kurangnya perhatian terhadap kejadian alergi
dalam mengarahkan anaknya pada hal yang baik daripada dengan kasus penyakit diare atau penyakit
dan berguna bagi kehidupannya. Orang tua sebagai infeksi saluran pernapasan yang lebih dianggap
penasehat, orang tua berperan sebagai penasehat, mematikan (Judarwanto, 2012).
peran ini merupakan lanjutan dari peran orang tua Jumlah kasus alergi di Rumah Sakit Islam
sebagai pendidik.Orang tua sebagai penanggung Jemursari Surabaya mengalami peningkatan
jawab, peran orang tua sebagai penanggung jawab, dalam tiga tahun terakhir, dimana pada tahun 2013
dalam hal ini orang tua mempunyai peranan untuk terdapat 35 kasus, tahun 2014 terdapat 280 kasus
bertanggung jawab apabila anak mengalami sedangkan pada Januari - Oktober 2015 terdapat
masalah yang tidak baik dilingkungan sekolah atau 358 kasus pasien yang berkunjung dengan kasus
dimanapun. alergi makanan (Rekam Medis Rumah Sakit Islam
Balita merupakan istilah yang umum untuk anak Jemursari Surabaya, 2015).
yang berusia antara 1 - 3 tahun atau yang disebut Hasil penelitian Maria (2014) menunjukkan
dengan batita dan anak prasekolah yang berusia peran orang tua yang kurang baik dalam
antara 3 - <5 tahun. Pada saat usia batita, anak memberikan perlindungan menghindari allergen
masih tergantung sepenuhnya kepada orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting, seperti Tingkat pendidikan orang tua dari 30 responden
makan, buang air besar dan buang air kecil, dan adalah 56 % berpendidikan tinggi sehingga peran
122 Jurnal Berkala Epidemilogi, Vol.5 No.1 Januari 2017, hlm. 118-129

orang tua menjadi baik. Menurut Mubarok (2006) suatu tahapan dalam mendapatkan pengetahuan yang
tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan seseorang dilihat dari pendidikan terakhir seseorang. Kategori
yang semakin tinggi mengakibatkan seseorang akan pendidikan yaitu Dasar (SD), Menegah (SMP dan
lebih mudah dalam menerima informasi, dan pada SMA). Tinggi (Diploma/Sarjana). Pekerjaan adalah
akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang segala sesuatu yang dilakukan untuk menghasilkan
dimilikinya, akan tetapi jika seseorang mempunyai uang. Kategori pekerjaan yaitu bekerja dan tidak
pendidikan yang rendah, akan mempengaruhi bekerja.
perkembangan dan sikap dari seseorang terhadap Karakteristik balita antara lain Umur, jenis
informasi yang didapatkan serta nilai-nilai yang kelamin, riwayat alergi dalam keluarga, tes alergi.
baru diperkenalkan. Umur adalah jumlah tahun mulai dari kelahiran
Hasil penelitian Maria (2014) menunjukkan anak responden sampai saat pengumpulan data dengan
yang menderita alergi mempunyai orang tua dengan kategori umur 1 - <3 tahun dan umur 3 - <5 tahun.
tingkat pendidikan yang tinggi. Berdasarkan hasil Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dal
penelitian tersebut peneliti ingin mengetahui tentang laki-laki secara biologis sejak seseorang dilahirkan
hubungan antara peran dan pengetahuan orang tua dengan kategori laki-laki dan perempuan.
dalam mencegah kekambuhan alergi makanan pada Riwayat alergi dalam keluarga adalah riwayat
anak. penyakit alergi dalam keluarga yang pernah diderita
oleh minimal salah satu anggota keluarga penderita
(dalam satu genetik) dengan kategori ada dan tidak
METODE
ada. Tes alergi adalah suatu pemeriksaan tubuh yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis penyakit alergi
yaitu observasional analitik, dengan menggunakan yang diderita dengan kategori sudah dilakukan dan
studi cross sectional dimana penelitian ini tidak dilakukan.
menekankan waktu pengukuran atau observasi data Variabel peran ibu, peran ibu adalahsuatu
variabel bebas dan variabel terikat hanya satu kali prilaku dan tindakan orang tua dalam memberikan
pada satu waktu itu (Nursalam, 2013). perlindungan kesehatan, mencegah terjadinya
Lokasi penelitian dilakukan di Poli Spesialis Anak kekambuhan alergi makanan dengan kategori peran
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya pada bulan baik dan peran kurang baik. Peran ibu dapat diukur
Oktober 2015 – Januari 2016. Populasi penelitian menggunakan skala likert dengan menggunakan
ini yaitu semua orang tua dari anak yang mengalami teori Azwar (2013), yaitu menggunakan pertanyaan
alergi makanan yang datang ke Poli Spesialis Anak positif dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif
RumahSakit Islam Jemursari Surabaya sebanyak menggunakan kriteria sebagai berikut : sangat
43 orang. Pengambilan sampel menggunakan setuju (ss) diberi nilai empat, setuju (s) diberi nilai
metode simple random sampling dengan besar tiga, tidak setuju (ts) diberi nilai dua, dan sangat
sample sebanyak 39 orang yang didapatkan dari tidak setuju (sts) diberi nilai satu, sedangkan untuk
pengambilan secara acak dari populasi. pertanyaan negatif menggunakan kriteria sebagai
Variabel dan definisi operasional dalam berikut: Sedangkan pernyataan negatif dengan
penelitian. Variabel adalah sesuatu yang digunakan kriteria sebagai berikut: sangat setuju (ss) diberi nilai
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki oleh satu, setuju (s) diberi nilai dua, tidak setuju diberi
satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian nilai tiga, sangat tidak setuju diberi nilai empat.
tertentu, misalnya pendidikan, jenis kelamin, Untuk memberikan skor individual bisa
penyakit, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, status menggunakan cara menurut teori Azwar (2013) yaitu
perkawinan dan lain sebagainya (Notoadmodjo, dengan membandingkan skor individu dengan harga
2007). Variabel yang digunakan dalam penelitian rata-rata skor kelompok dimana responden tersebut
yaitu peran ibu, dan pengetahuan ibu. termasuk. Perbandingan relatif ini menghasilkan
Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan interpretasi skor individual sebagai kurang atau
karakteristik yang akan diamati (Nursalam, lebih dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya.
2013). Karakterisitik ibu (responden) yaitu umur, Perbandingan tersebut harus dinyatakan dalam
pendidikan, dan pekerjaan. Umur adalah jumlah satuan deviasi standar kelompok, artinya mengubah
tahun mulai dari kelahiran responden sampai saat skor individual menjadi skor standar atau baku.
pengumpulan data dengan kategori umur antara 20- Hasil interpretasi tersebut dapat digunakan untuk
< 35 tahun dan umur ≥ 35 tahun. Pendidikan adalah mengelompokkan peran responden termasuk
Fitria Rinarwati, Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan … 123

berperan baik apabila nilai skor: Tresponden> HASIL


Mean T dan berperan tidak baik apabila nilai skor :
T responden ≤ Mean T. Rumus untuk nilai T yaitu : Karakteristik Ibu
Karakteristik ibu merupakan ciri yang secara
alamiah melekat pada diri ibu. Beberapa karakteristik
ibu yang diteliti pada penelitian antara lainumur,
tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian
yang disajikan dalam tabel 1, terlihat distribusi
karakteristik ibu.

Keterangan : Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu


T = Skor prilaku
x = Skor responden pada skala sikap yang
Karakteristik ibu Jumlah %
hendak dirubah menjadi skor T
x = Mean skor kelompok
s = Standar deviasi Umur
n = Jumlah responden 20 - < 35 tahun 30 76,92
≥ 35 tahun 9 23,08
Cara pengukuran yaitu baik jika nilai T > 50 dan
Pendidikan
kurang baik jika nilai T ≤ 50.Variabel pengetahuan
Dasar 0 0
orang tua diukur menggunakan teori Notoatmodjo
Menengah 28 71,8
(2007) dengan kriteria sebagai berikut: Baik bila skor
Tinggi 11 28,2
>75% - 100%, Cukup bila skor 60% - 75%, Kurang
bila skor < 60%. Variabel frekuensi kekambuhan Status bekerja
alergi makanan yaitu frekuensi munculnya Bekerja 27 69,2
reaksi alergi makanan berulang pada pasien yang Tidak bekerja 12 30,8
dinyatakan oleh diagnosis dokter dengan kategori
kambuh dengan gejala ringan dan kambuh dengan Umur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
gejala berat. jumlah tahun mulai dari kelahiran responden sampai
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer saat pengumpulan data dilakukan.Variabel umur
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu umur
cara menggunakan kuesioner yang diberikan pada 20 - < 35 tahun dan umur > 35 tahun. Dari hasil
orang tua anak yang berkunjung di Poli Spesialis penelitian didapatkan sebagian besar ibu berumur
Anak Rumah Sakit Jemursari Surabaya. Data 20 - < 35 tahun sebanyak 30 orang (76,92%).
sekunder diperoleh dengan cara melihat rekam Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam
medis pasien di Rumah Sakit Islam Jemursari penelitian ini adalah jenjang pendidikan terakhir
Surabaya. Sebelum membagikan kuesioner pada responden saat penelitian dilakukan.Variabel
orang tua dari anak yang mengalami alergi makanan tingkat pendidikan dikategorikan menjadi 3 yaitu
peneliti menjelaskan dan meminta persetujuan Dasar, Menengah dan Perguruan tinggi. Dari hasil
kepada responden. penelitian didapatkantingkat pendidikan ibu pada
Setelah responden setuju kemudian mengisi penelitian inisebagian besar menengah yaitu 28
lembar inform consent. Setelah pengisian inform orang (71,8%). Pekerjaan ibu merupakan segala
consent peneliti memberikan kuesioner pada usaha yang dilakukan ibu baik didalam maupun
orang tua. Kuesioner dibagikan setelah penelitian diluar rumah untuk memperoleh penghasilan.Status
dilakukan setelah melakukan uji etik yaitu pada pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu bekerja
bulan desember 2015. dan tidak bekerja. Hasil penelitian didapatkan status
Setelah semua data terkumpul lalu melakukan pekerjaan ibu sebagian besar ibu bekerja yaitu 27
tabulasi data dan menganalisis dengan menggunakan orang (69,2%).
uji chi-square untuk untuk melihat hubungan antara
variabel bebas (variabel independen) dan variabel Karakteristik Anak
terikat (variabel dependen). Karakteristik anak merupakan ciri yang
secara alamiah melekat pada diri anak. Beberapa
124 Jurnal Berkala Epidemilogi, Vol.5 No.1 Januari 2017, hlm. 118-129

karakteristik anak yang diteliti yaitu umur, jenis yang menderita alergi sebanyak 34 anak (87,2%)
kelamin, riwayat alergi dan tes alergi. Hasil belum pernah melakukan tes alergi.
penelitian yang disajikan dalam tabel 2, terlihat
distribusi karakteristik anak. Peran Ibu
Peran ibu adalah suatu prilaku dan tindakan
Tabel 2. Distribusi Karakteristik Snak
orang tua dalam memberikan perlindungan
kesehatan, mencegah terjadinya kekambuhan alergi
makanan. Menurut Soekanto (2007) peran adalah
Karakteristik anak Jumlah %
perilaku yang dilakukan oleh seseorang terkait oleh
kedudukannya dalam struktur sosial atau kelompok
Umur sosial di masyarakat, artinya setiap orang memiliki
1 - < 3 tahun 24 61,5 peranan masing-masing sesuai dengan kedudukan
3 - < 5 tahun 15 38,5 yang ia miliki. Distribusi peran orang tua dalam
mencegah kekambuhan alergi makanan pada anak
Jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut:
Laki-laki 18 46,2
Perempuan 21 53,8 Tabel 3. Distribusi Peran dan Pengetahuan Ibu Serta
Riwayat alergi dalam Kekambuhan Alergi Makanan pada Balita
keluarga
Ada 11 28,2
Tidak ada 28 71,8 Keterangan Jumlah %
Tes alergi
Sudah dilakukan 5 12,8 Peran ibu
Belum dilakukan 34 87,2 Kurang baik 26 66,7
Baik 13 33,3
Umur merupakan salah satu karakteristik Pengetahuan ibu
tentang seseorang. Umur yang dimaksud dalam Baik 15 38,5
penelitian ini adalah jumlah tahun mulai dari Cukup 10 25,6
kelahiran responden sampai saat penelitian Kurang 14 35,9
dilakukan. Variabel umur dikategorikan menjadi 2
Kekambuhan alergi
kategori yaitu umur 1 - < 3 tahun dan 3 - < 5 tahun.
balita
Berdasarkan penelitian sebagian besar anak yang
Kambuh berat 17 43,6
mengalami alergi makanan berumur 1 - < 3 tahun
Kambuh ringan 22 56,4
sebanyak 24 anak (61,5%).
Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik
Hasil penelitian yang disajikan dalam tabel
tentang seseorang. Jenis kelamin terdiri dari 2
3, terlihat distribusi peran ibu dalam pencegahan
kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis
kekambuhan alergi makanan pada balita. Peran ibu
kelamin pada anak yang mengalami alergi makanan
dalam pencegahan kekambuhan alergi makanan
sebagian besar berjenis kelamin perempuan 21
pada balita sebagian besar orang tua mempuyai
anak (53,8%). Riwayat alergi dalam keluarga yaitu
peran yang kurang baik, hal ini ditunjukkan dari
orang tua atau kakek dan neneknya yang menderita
hasil penelitian yaitu dari 39 responden terdapat 26
alergi. Riwayat alergi dalam keluarga dikategorikan
orang (66,7%) mempunyai peran yang kurang baik
menjadi 2 yaitu ada dan tidak ada, riwayat alergi
dalam pencegahan kekambuhan alergi makanan
dalam keluarga pada anak yang menderita alergi
pada balita.
makanan sebagian besar tidak ada riwayat alergi
dalam keluarga sebanyak 28 anak (71,8%). Pengetahuan Ibu
Tes alergi adalah tes yang dilakukan untuk
mengetahui jenis alergi yang diderita oleh anak. Pengetahuan adalah suatu pemahaman yang
Tes alergi dikategorikan menjadi dua yaitu pernah dimiliki ibu dalam mencegah kekambuhan alergi
dilakukan dan tidak pernah dilakukan. Dari hasil makanan pada balita. Distribusi pengetahuan orang
penelitian didapatkan sebagian besar anak yang tua dalam mencegah kekambuhan alergi makanan
Fitria Rinarwati, Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan … 125

Tabel 4. Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan Kekambuhan Alergi Makanan pada Balita
Kekambuhan Alergi
Total
Keterangan Kambuh Ringan Kambuh Berat
n % n % n %
Peran ibu
Kurang baik 11 28,2 15 38,5 26 66,7
Baik 11 28,2 2 5,1 13 33,3
Pengetahuan ibu
Baik 15 38,5 0 0 15 38,5
Cukup 4 10,3 6 15,3 10 25,6
Kurang 3 7,7 11 28,2 14 35,9

pada balita bisa dilihat pada tabel 3. Hasil penelitian menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan,
yang disajikan terlihat distribusi pengetahuan ibu kulit, atau saluran pernafasan. Gejala penyakit yang
dalam pencegahan kekambuhan alergi makanan timbul tersebut kemudian disebut dengan alergi
pada balita yaitu pengetahuan ibu dalam pencegahan (Widjaja, 2008).
kekambuhan alergi makanan pada balita sebagian Distribusi kekambuhan alergi makanan pada
besar memiliki pengetahuan baik, hal ini ditunjukkan anak dapat dilihat pada tabel 3.Hasil penelitian yang
dari hasil penelitian yaitu dari 39 responden terdapat disajikan menunjukkan distribusi kekambuhan alergi
15 orang (38,5%) mempunyai pengetahuan yang makanan pada anak. Sebagian besar kekambuhan
baik dalam pencegahan kekambuhan alergi makanan alergi pada anak yaitu 22 orang (56,4%) mengalami
pada balita. kekambuhan alergi ringan.

Kekambuhan Alergi Makanan pada Balita Hubungan antara Peran Ibu dalam Pencegahan
Kekambuhan Alergi Makanan pada Balita
Kekambuhan alergi adalah frekuensi munculnya
reaksi alergi makanan berulang pada pasien Responden yaitu ibu dari anak yang menderita
yang dinyatakan oleh diagnosis dokter. Variabel alergi makanan yang datang ke Poli Spesialis Rumah
kekambuhan alergi diukur dengan dua cara yaitu Sakit Islam Jemursari Surabaya. Berdasarkan peran
kambuh ringan dan kambuh berat. Kategori kambuh orang tua yang dikategorikan baik dan kurang baik
ringan yaitu frekuensi kekambuhannya satu kali dengan kekambuhan alergi yang dikategorikan
dalam dua bulan dan gejalanya sama dengan menjadi kambuh ringan dan kambuh berat. Hasil
sebelumnya dan tidak ada gejala baru, sedangkan penelitian yang di uji menggunakan uji chi-square
kambuh berat yaitu frekuensi kekambuhannya lebih ditunjukkan dalam tabel 4 dengan judul hubungan
dari atau sama dengan satu kali dalam satu bulan dan peran dan pengetahuan ibu dalam pencegahan
dengan gejala yang lebih berat dari sebelumnya. kekambuhan alergi makanan pada balita. Pada tabel
Kejadian alergi makanan didalam tubuh terjadi tersebut menunjukkan hasil dari tabulasi silang
akibat suatu proses dimana sel limfosit membentuk antara peran ibu dengan kekambuhan alergi.
suatu antibodi yang mampu untuk mengikat antigen Berdasarkan tabel 4. dapat di lihat bahwa peran
seperti kuman dan sebagainya. Apabila tubuh ibu yang baik mayoritas memiliki balita dengan
dalam kondisi normal, antigen tersebut tidak akan kekambuhan alergi ringan yaitu sebanyak 11 orang
menyebabkan sakit, hal ini dikarenakan sel limfosit (28,2%), dan mayoritas peran ibu yang kurang baik
dapat memproduksi antibodi yang bisa melindungi memiliki balita dengan kekambuhan alergi berat
tubuh. Antibodi yang dapat melindungi tubuh yaitu sebanyak 15 orang (38,5%).
disebut immonoglobulin. Nilai dari continuity corretion yaitu 4,706 dengan
Immunoglobulin yang terbentuk pada orang signifikansi p value = 0,030 (p < α) yang berarti
normal adalah IgA, IgM, dan IgG. Pada seseorang ada hubungan antara peran ibu dalam pencegahan
yang menderita alergi, jenis immonoglobulin kekambuhan alergi makanan pada balita balita di
yang terbentuk adalah IgE. Immonoglobulin ini Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Dari hasil
tidak mampu melindungi tubuh, tetapi justru akan analisis juga diperoleh nilai contingency coefficient
126 Jurnal Berkala Epidemilogi, Vol.5 No.1 Januari 2017, hlm. 118-129

sebesar 0,373 dimana tingkat keeratan hubungan umur anak balita yang menderita alergi makanan
antara peran orang tua dengan kekambuhan alergi terbanyak dalam kelompok umur 1 - <3 tahun, hal
makanan pada anak tergolong cukup. ini sesuai dengan penelitian Tanukusumah (2015)
yang menyatakan bahwa kelompok usia terbanyak
Hubungan antara Pengetahuan Ibu dalam yang menderita alergi makanan adalah kelompok
Pencegahan Kekambuhan Alergi Makanan pada dengan usia >12 – 36 bulan 138 orang (48%).
Balita Jenis kelamin anak yang menderita alergi
Responden yaitu ibu dari anak yang menderita makanan pada tabel 2 yaitu terbanyak pada penderita
alergi makanan yang datang ke Poli Spesialis Rumah berjenis kelamin perempuan, hal ini sesuai dengan
Sakit Islam Jemursari Surabaya. Berdasarkan penelitian Wistiani (2011) yang menyatakan bahwa
pengetahuan orang tua yang dikategorikan menjadi insiden penderita alergi pada anak perempuan lebih
baik, cukup dan kurang dengan kekambuhan tinggi dari anak laki-laki dengan perbandingan
alergi yang dikategorikan menjadi kambuh ringan 1,2:1, dimana dari 44 orang yang berjenis kelamin
dan kambuh berat. Hasil penelitian yang di uji perempuan 24 orang (54,5%) dan laki-laki 20 orang
menggunakan uji chi-square ditunjukkan dalam (45,5%).
tabel 4. Berdasarkan penelitian Candra (2011) anak yang
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh menderita alergi makanan lebih banyak dialami oleh
ibu dengan pengetahuan baik memiliki balita anak yang berjenis kelamin perempuan 53 orang
dengan kekambuhan alergi ringan yaitu sebanyak 15 (52%) dibandingkan dengan anak yang berjenis
orang (38,5%), dan ibu yang memiliki pengetahuan kelamin laki-laki 49 orang (48%). Riwayat alergi
cukup memiliki balita dengan kekambuhan berat dalam keluarga pada anak yang menderita alergi
yaitu sebanyak 6 orang (15,3%) dan ibu balita makanan pada tabel 2 yaitu terbanyak tidak ada
yang memiliki pengetahuan kurang memiliki balita riwayat alergi dalam keluarga, hal ini sesuai dengan
dengan kekambuhan berat yaitu 11 orang (28,2%). penelitian Wistiani (2011) yang menyatakan bahwa
Nilai dari Person Chi-Square yaitu 19,653 dengan responden yang mempunyai riwayat alergi 13 orang
signifikansi p value = 0,00001 (p <α 0,05) artinya (29,5%) dan responden yang tidak mempunyai
ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam riwayat alergi 31 orang (70,5%).
pencegahan kekambuhan alergi makanan pada Tes alergi pada anak yang menderita alergi
balita di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. makanan pada tabel 2 yaitu terbanyak anak tidak
Dari hasil analisis juga diperoleh nilai contingency melakukan tes alergi, hal ini sesuai dengan penelitian
coefficient sebesar 0,340 yang artinya terdapat Maria (2015) yang menyatakan bahwa anak yang
hubungan yang kuat antara pengetahuan ibu dalam menderita alergi yang sudah melakukan tes 4 orang
pencegahan kekambuhan alergi pada balita di Poli (13,3%) dan yang tidak melakukan tes 26 orang
Anak Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. (86,7%).
Berdasarkan hasil kuesioner dari ibu balita
Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan
yang menderita alergi makanan menunjukkan
Kekambuhan Alergi Makanan pada Balita
bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik terhadap
pencegahan kekambuhan alergi makanan pada Pengetahuan seseorang diperoleh melalui
balita memiliki balita yang menderita alergi dengan pendidikan, pengalaman orang lain, media massa
kekambuhan alergi ringan, sebaliknya jika peran maupun lingkungan. Pendidikan berpengaruh
ibu kurang baik terhadap pencegahan kekambuhan terhadap proses belajar, semakin tinggi pendidikan
alergi makanan pada balita memiliki balita yang yang dimiliki seseorang maka akan semakin
menderita alergi makanan dengan kekambuhan mudah seseorang dalam menerima informasi.
berat. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang
akan cenderung lebih mudah untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain maupun dari media
PEMBAHASAN
massa. Semakin banyak informasi yang diperoleh
Karakteristik anak maka akan semakin banyak juga pengetahuan
yang didapatkan tentang informasi kesehatan
Karakteristik anak dalam penelitian ini terdiri (Notoatmodjo, 2007).
dari umur, jenis kelamin, riwayat alergi dalam Tingkat pengetahuan responden dalam mencegah
keluarga dan tes alergi. Berdasarkan tabel 2 diatas kekambuhan alergi makanan pada penelitian
Fitria Rinarwati, Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan … 127

ini menunjukkan 15 orang (38,5%) mempunyai Hubungan Peran Ibu dalam Pencegahan
pengetahuan yang baik dalam mencegah kekambuhan Kekambuhan Alergi Makanan pada Balita
kekambuhan alergi makanan, hal ini bisa dilihat Orang tua mempunyai peran yang sangat penting
dari tingkat pendidikan pasien. Orang tua dari anak dalam menghindari hal-hal yangn menyebabkan
yang mengalami alergi makanan terbanyak adalah terjadinya kekambuhan alergi. Pencegahan alergi
mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu 28 orang yang dilakukan sejak dini akan menimbulkan
(71,8%). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengurangan gejala alergi yang terjadi pada anak
pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007) adalah dikemudian hari, sehingga gejala alergi yang muncul
pendidikan. Orang tua dengan pendidikan SMA tidak menjadi berat.
memiliki pengetahuan, pemahaman, dan cara Gejala alergi dapat menyebabkan gangguan pada
berpikir yang cukup baik, sehingga orang tua saluran pernapasan, tenggorokan, mata, telinga,
mengerti dan memahami upaya apa saja yang harus saluran pencernaan hingga kulit dapat mempengaruhi
dilakukan untuk menghindari kekambuhan alergi kesehatan anak dalam melakukan aktifitas sehari-
makanan pada anak. hari. Orang tua sering tidak menyadari dampak alergi
Tingkat pengetahuan seseorang juga bisa pada kualitas hidup anaknya bahkan masa depannya
dipertimbangkan dari usia responden, dari hasil sampai pada akhirnya anak menerima konsekuensi
penelitian sebanyak 30 orang tua (76,92%) berusia dari alergi yang dideritanya seperti bermain, susah
antara 20-<35 tahun. Orang tua yang berumur antara tidur, dan sebagainya (Munazir, 2011).
20-<35 tahun termasuk dalam kategori dewasa Peran orang tua pada penelitian ini menunjukkan
awal menurut Depkes (2009), sehingga hal tersebut sebagian besar 26 orang (66,7 %) mempunyai peran
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola kurang baik. Hal ini bisa dilihat dari usia orang tua,
pikir seseorang. Semakin usia seseorang bertambah dimana pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
maka daya tangkap dan pola pikir seseorang juga sebagian besar 30 orang (76,92%) berumur 20 -
semakin berkembang, sehingga pengetahuan yang <35 tahun. Pada umur 20 - <35 tahun, merupakan
diperolehnya akan semakin baik (Notoadmojo, kategori umur dewasa awal (Depkes, 2009).
2007). Tabulasi silang antara pengetahuan ibu Orang tua yang mempunyai umur antara 20-
dengan kekambuhan alergi makanan pada balita, <35 tahun memiliki pengalaman mendidik dan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengasuh anak yang lebih sedikit, kematangan
ibu yang baik dalam pencegahan kekambuhan dalam berpikir dan mengambil keputusan juga
alergi makanan sebagian besar 15 orang (38,5%), lebih rendah, sehingga orang tua memiliki peran
mempunyai balita alergi makanan yang mengalami yang kurang baik. Mubarok (2006) menyatakan
kekambuhan ringan dan tidak mengalami dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
kekambuhan alergi berat. perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
Pengetahuan orang tua yang kurang dalam Pertumbuhan pada fisik yaitu perubahan ukuran,
pencegahan alergi sebagian besar 11 orang proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya
(28,2%) mempunyai balita alergi makanan yang ciri-ciri baru yang diakibatkan pematangan fungsi
mengalami kekambuhan berat dan 3 orang (7,7%) organ.Pada aspek psikologi atau mental taraf
mempunyai balita alergi makanan yang mengalami berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
kekambuhan ringan. Hasil dari uji chi-square pada Saat anak mengalami kekambuhan alergi,
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan dari orang tua sangat dibutuhkan.Orang
antara pengetahuan ibu dengan kekambuhan alergi tua harus bisa menyikapi dengan baik.Orang tua
makanan pada balita di rumah Sakit Islam Jemursari boleh bersikap tegas terhadap larangan makanan
Surabaya dengan ρ = 0,00001 dengan α= 0,05. Hal ataupun hal-hal lain yang memicu kekambuhan
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh alergi, namun anak tidak boleh dimarahi ketika
Suryani (2008) menunjukkan adanya hubungan melanggar pantangan yang diberikan. Memarahi
antara tingkat pengetahuan responden dengan anak saat alerginya kambuh bisa membuat anak
frekuensi kekambuhan asma pada anak (ρ=0,036). merasa tertekan dan memicu terjadinya depresi, oleh
Penelitian Utami (2014) menunjukkan adanya karena itu peran orang tua sangat menentukan daya
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tahan dan stabilitas emosi anak (Hanimah, 2013)
perilaku pencegahan dini kekambuhan pada pasien Tabulasi silang antara peran ibu dengan
asma bronkhial di RSUD Dr.Moewardi (ρ = 0.01). pencegahan kekambuhan alergi makanan pada anak
128 Jurnal Berkala Epidemilogi, Vol.5 No.1 Januari 2017, hlm. 118-129

balita menunjukkan bahwa peran ibu yang kurang REFERENSI


baik dalam pencegahan alergi sebagian besar 15
Azwar, S, 2013. Sikap Manusia Teori Dan
orang (38,5%) dengan balita yang mengalami
Pengukurannya, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
kekambuhan alergi berat, sedangkan peran ibu yang
Budiarto, E, 2001.Biostatistik untuk kedokteran dan
baik dalam pencegahan alergi sebagian besar 11
kesehatan masyarakat. Jakarta:EGC.
orang (28,2%) balita yang mengalami kekambuhan
Candra, Y, 2011. Gambaran sensitivitas terhadap
alergi ringan. Semakin baik peran orang tua dalam
allergen makanan. Makara Kesehatan. Vol.15,
upaya menghindari allergen semakin ringan
no1, Juni 2011, pp 44-50.
kekambuhan alergi yang dialami anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Graha (2010)
Depkes RI, 2009.Profil Kesehatan Indonesia.
yaitu orang tua berperan penting untuk membantu
Jakarta:Departemen Republik Indonesia.
mengatasi masalah alergi pada anak, jika tidak
Graha, C, 2010.100 Question & Answer Alergi Pada
ditangani dengan baik, alergi dapat menimbulkan
Anak. Jakarta:Elex Media Computindo.
komplikasi yang cukup berbahaya. Alergi yang
Hanimah, F/ Alergikambuhanakbisadepresiketika
awalnya dianggap ringan, bisa menganggu tumbuh
dimarahi.http://www artikelkesehatan.com
kembang anak, membahayakan tubuh, memicu
(sitasi 29 Desember 2015).
timbulnya berbagai komplikasi penyakit, dan dapat
Hidayat, A.A, 2007. Metode Penelitian Kebidanan
pula mengancam jiwa, sehingga pencegahan alergi
dan Teknik Analisa Data. Jakarta:Salemba
sedini mungkin sangat dianjurkan untuk mengurangi
Medika.
dampak yang ditimbulkan pada kehidupan anak di
Kizzio, 2014. Peran Orang Tua Terhadap Anak.
kemudian hari.
https:www.kizzio.com (1 Desember 2015).
Hasil dari uji chi-square menunjukkan adanya
Kurniasi, S, 2012. Hubungan Antara Tingkat
hubungan antara peran ibu dalam pencegahan
Pengetahuan Hepatitis A Dengan TingkatRisiko
kekambuhan alergi makanan pada balita (ρ=0,030).
Penyakit Hepatitis A Di SMA Negeri 4 Depok,
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kota Depok.Skripsi. Universitas Indonesia.
Maria (2014) menunjukkan adanya hubungan peran
Maria, K., 2014. Hubungan Peran Orang Tua
orang tua sebagai pelindung menghindari allergen
Sebagai Pelindung Menghindari Allergen
dengan kekambuhan alergi pada anak usia 1-5 tahun
Dengan Kekambuhan Alergi Pada Anak Usia 1-
(ρ=0,023).
5 Tahun Di Poli Spesialis Anak RSI Jemursari
Surabaya. Skripsi. Universitas Nahdatul Ulama
SIMPULAN DAN SARAN Surabaya.
Maulana, Heri D, J, 2007.PROMOSI KESEHATAN.
Simpulan Jakarta:EGC.
Ada hubungan antara pengetahuan ibu dalam Mubarok, W.I. Chayatin, N. Santoso A.B, 2006.
pencegahan kekambuhan alergi makanan pada Buku Ajar Keperawatan Komunitas, pengantar
balitadengan rata-rata pengetahuan baik, sehingga dan teori. Jakarta:Salemba Medika.
kekambuhan alergi tidak sering terjadi dan tidak Munazir, Z, Bagaimana Mencegah Resiko Alergi
terjadi kekambuhan berat. Ada hubungan antara Pada Anak.http://www.nestlebaby.com(Sitasi 1
peran ibu dalam pencegahan kekambuhan alergi Desember 2015).
makanan pada balita dengan, dimana rata-rata peran Notoatmodjo, S, 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu
orang ibu kurang baik, sehingga kekambuhan alergi Prilaku. Jakarta:Rineka Cipta.
sering terjadi dan kekambuhannya semakin berat. Notoatmodjo, S, 2007.Kesehatan Masyarakat: Ilmu
dan Seni. Jakarta:Rineka Cipta.
Saran Nursalam, 2013.Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya:Salemba Medika.
Bagi ibu diharapkan memperbanyak informasi Rinawarti, F. 2016. Hubungan Antara Tingkat
mengenai alergi makanan yang didapatkan dengan Pengetahuan Dan Peran Orang Tua Dalam Upaya
cara membaca buku, majalah, leaflet atau poster Menghindari Allergen Dengan Kekambuhan
yang ada di rumah sakit sehingga dapat turut serta Alergi Pada Anak Balita.Skripsi.Universitas
ikut berperan untuk mengupayakan pencegahan Airlangga, Surabaya
kekambuhan alergi makanan pada balita, sehingga Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. (2015)
kekambuhan alergi jarang terjadi.
Fitria Rinarwati, Hubungan Peran dan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan … 129

Rekam Medis RSI Jemursari Surabaya, Surabaya: Sutomo, B., 2010, Menu Sehat Alami untuk Batita
Rumah Sakit Islam Jemursari. Dan Balita, Jakarta:Demedia.
Sarwono.2006.MetodePenelitian Kuantitatif dan Tanukusumah, M., 2015. Prevalensi alergi makanan
Kulaitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu pada anak usia kurang dari 3 tahun, Jurnal Sari
Soekanto, S. 2007.Sosiologi Suatu Pengantar, Pediatri, vol 16, no 5, Februari 2015
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Utami, K., 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Sugiatmi, 20012. Alergi Makanan, jurnal kedokteran Dengan Perilaku Pencegahan Dini Kekambuhan
dan kesehatan, vol 8, no 2, Juli, pp.87-97 Pada Pasien Asma Bronkhial Di RSUD
Sugiyono. 2007.Statistika untuk Penelitian, Dr.Moewardi.Jurnal Keperawatan AKPER, vol
Bandung: CV ALFABETA. 1 no 2.
Sulistiawati, S, Rostita, 2008 Saat Anak Pilek Terus- Widjaja, M.C., 2008. Mencegah & Mengatasi Alergi
Menerus : panduan Lengkap mengatasi alergi dan Asma pada Balita, Malang:Kawan Pustaka.
asma pada anak, Bandung:Qonita Wistiani, 2011. Hubungan pajanan alergen terhadap
Supartini, 2004. Buku Ajar Konsep Dasar kejadian alergi. Jurnal Sari Pediatri, vol 13, no
Keperawatan Anak, Jakarta:EGC. 3, Oktober 2011
Suryani, 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Tentang Asma Dengan Kekambuhan
Asma Pada Anak, Jurnal Keperawatan, vol 2 no
3

Anda mungkin juga menyukai