KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
PADA USIA
TODDLER GRE
UNIVERSITAS NASIONAL
KEPERAWATAN EN
ANGGOT 01 ANNISA APRIYANINGSIH
204201516028
02
A
RITA DWI YUNIANTI
204201516005
KELOMP
204201516091
OK 05 2
TODDLER
Toddler (1-3 tahun) Perkembangan kognitif terlihat dari adanya rasa ingin tahu. Dan juga toddler
akan merasa aman jika dia mendapat persetujuan dari orangtuanya ata tindakan yang ia lakukan.
Maka dari itu toddler akan berpikir kalau apa yang dilakukannya itu adalah hal yang baik, lalu
setelah itu toddler akan terus menerus melakukan itu untuk menghindari hukuman.
Perkembangan Moral
Menurut Nessi Purnomo
Batita Menginjak satu tahun, si kecil belum
memiliki kemampuan untuk menilai sesuatu sebagai
benar atau salah. Patokan baginya hanyalah apa
yang mama dan papa katakan padanya. Sebagai
contoh, si kecil belum memiliki kemampuan untuk
menyadari bahwa memukul seseorang itu adalah
sesuatu yang salah karena menyakiti orang lain. Ia
baru mengetahui bahwa perilakunya salah ketika
orang di sekitarnya mengatakan itu padanya, atau
karena ia dihukum untuk perilakunya itu.
Karakterisik Tumbuh Kembang Usia 1-3 Tahun (Todler)
Menurut
pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat
Soetjiningsih dan
kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi
pada tingkat sel, organ maupun individu. Sedangkan
Ranuh (2016: 3)
perkembangan merupakan perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif, bertambahnya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
a. Pertumbuhan Fisik Berat badan rata-rata 1,4 sampai 2,3
kg per tahun. Sedangkan tinggi badan mencapai rata-rata
bertambah 7,5 cm per tahun. Lingkar kepala saat usia 1 dan
2 tahun sekitar 2,54 cm dan bertambah 1,27 cm per tahun
sampai anak berumur 5 tahun. (Kyle & Carman, 2015).
B. Perkembangan Pada Anak 1) Perkembangan Kognitif Tahap perkembangan kognitif anak
menurut Jean Piaglet todler melewati dua subtahap terakhir dalam tahap pertama
perkembangan kognitif, tahap sensorimotor, antara usia 12 dan 24 bulan. Pieget
mengidentifikasi tahap kedua perkembangan kognitif sebagai tahap praoperasional, tahap ini
terjadi ketika anak berusia antara 2 dan 7 tahun
C. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Pieget Usia 1-3 Tahun Tahap Aktivitas
Sensorimotor Usia 12-24 bulan 1. Membedakan diri sendiri dengan objek 2. Menggunakan
semua indra 6
PENYEBAB
anak S, 2 tahun laki laki, merupakan anak tunggal dari pasangan bapak Rudi (23 tahun) pekerjaan
Satpam dan ibu Siti (21 tahun) sebagai ibu rumah tangga. Dari hasil wawancara ibu Siti
mengeluh perilaku anak S yang tidak bisa diatur dan sering membantah, saat bermain anak S
tidak ingin jauh jauh dari mamahnya dan dia hanya ingin bermain sendirian tidak mau bermain
dengan teman temannya dan saat ditanya nama dengan orang baru dia tidak bisa menjawab.Setiap
bermain bersama teman-temannya pun anak ini selalu minder karena teman-temannya
mempunyai mainan yang
sangat bagus sedangkan dia tidak mempunyainya karena ekonomi keluarganya yang kurang
memadai.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA
TODDLER
tahap perkembangan anak usia 1.5 – 3 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar mengerjakan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebutuhannya secara mandiri (otonomi).
Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
• Anak mengenal namanya sendiri
• Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
• Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
• Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan
• Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan orangtua
• Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
• Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri karena pemaparan negatif
• Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas membuat malu/ mempermalukan anak di hadapan
orang lain, maka sebaiknya orang tua dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani masa ini
Pengkajian
Kemandirian
Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya
Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah, misalnya minum sendiri, makan sendiri,
berpakaian sendiri.
Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya.
Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
Mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air kecil
Ragu-ragu dan malu
• Tidak berani melakukan sesuatu/kegiatan
• Merasa takut melakukan sesuatu
• Merasa terpaksa dalam melakukan Tindakan
Motorik kasar
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan
Motorik halus
Mampu membuat garis lurus
Diagnosa Keperawatan
2. Resiko (Penyimpangan) : Resiko
mengembangkan ragu-ragu dan malu
berhubungan dengan gangguan harga diri
13
Diagnosa :
1. Potensial normal : Potensial mengembangkan kemandirian berhubungan dengan peran
Definisi :
suatu kemampuan untuk berfikir, merasakan, serta anak melakukan sesuatu atas dorongan
diri sendiri sesuai dengan kewajibannya dalam kehidupan sehari-hari.
14
Tujuan khusus perubahan :
Bekerjasama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain.
Diagnosa 2 :
2. Resiko (Penyimpangan) : Resiko mengembangkan ragu-ragu dan malu
berhubungan dengan gangguan harga diri
Definisi :
Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan sebagai respon tehadap stuasi
saat ini
Untuk anak
Mengembangkan rasa kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari – hari
Bekerjasama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain.
Untuk keluarga
Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan psikososial
Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya (kemandirian)
Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan kemandirian anak
Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan kemandirian anaknya
Intervensi Generalis
1. Memberikan mainan sesuai perkembangan anak
2. Melatih dan membimbing anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri
3. Memberikan pujian pada keberhasilan anak
4. Tidak menggunakan kalimat perintah tetapi memberikan alternatif pilihan
5. Tidak melampiaskan kemarahan atau kekesalan dalam bentuk penganiayaan fisik pada anak (memukul,
menjambak, menendang dll)
6. Melibatkan anak dalam kegiatan agama keluarga
7. Hindarkan suasana yang dapat membuat anak merasa tidak aman (menakutnakuti, membuat terkejut,
kalimat negatif, mencela)
8. Bila anak mengamuk, lindungi dari bahaya cidera, terjatuh, terluka
9. Membimbing anak untuk BAK/BAB di toilet
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 1.5-3 tahun
Perkembangan yang normal kemandirian
1. Latih anak-anak melakukan kegiatan secara mandiri.
2. Puji keberhasilan yang dicapai anak
3. Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi memberikan alternatif untuk memilih.
4. Hindari suasana yang membuatnya bersikap negatif (memisahkan dengan orang
tuanya,mengambil mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu)
5. Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun perbuatan.
6. Berikan mainan sesuai usianya (boneka, mobil-mobilan, balon, bola, kertas gambar dan
pensil warna)
7. Saat anak mengamuk (temper tantrum) pastikan ia aman dari bahaya cedera kemudian
tinggalkan, awasi dari jauh.
Tindakan keperawatan