Anda di halaman 1dari 17

MENGANALISIS KONSEPTUAL

MODEL DALAM KEPERAWATAN


JIWA TERMASUK PREVENSI
PRIMER, SEKUNDER DAN
TERTIER

Syukur Julianto Gulo., S.Kep., Ns., MKM.


NIDN : 0130079102
KONSEP MODEL-MODEL KEPERAWATAN
JIWA
Model adalah suatu cara untuk mengorganisasikan
pengetahuan yang kompleks, membantu praktisi,
serta memberi arah dan dasar dalam menentukan
bantuan yang diperlukan. Model praktik
keperawatan jiwa mencerminkan sudut pandang
dalam mempelajari penyimpangan perilaku dan
proses terapeutik dikembangkan. Model praktik
dalam keperawatan kesehatan jiwa ini
menggambarkan sebuah psikodinamika terjadinya
gangguan jiwa.
Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa
menggambarkan serangkaian peristiwa,
sehingga gangguan jiwa terjadi. Oleh
karenanya, diperlukan pengkajian mendalam
terhadap berbagai faktor penyebab gangguan
jiwa, tanda dan gejala, serta urutan kejadian
peristiwa.
Model praktik yang dikembangkan dalam
keperawatan jiwa antara lain
1) Model Psikoanalisis
2) Model Interpersonal
3) Model Sosial
4) Model Eksistensial
5) Model Perilaku
6) Model medik
7) Model stres adaptasi
MODEL DALAM KEPERAWATAN JIWA
Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Penyimpangan Pasien
Perilaku

Psikoanalitik (S. Frued, Perilaku didasarkan Psikoanalisis Pasien


Erikson, Klein, pada perkembangan menggunakan teknik mengungkapkan
Horney, Fromm- dini dan resolusi asosiasi bebas dan semua pikiran dan
Reichmann, konflik yang tidak analisis mimpi. Hal ini mimpi serta
Menninger) adekuat. menginterprestasi mempertimbangan
  perilaku, interprestasi terapis.
Pertahanan ego tidak menggunakan  
adekuat untuk transferen untuk Terapis tetap
mengontrol ansietas. memperbaiki mengupayakan
  pengalaman masa perkembangan
Gejala merupakan lalu, dan transferen, serta
upaya untuk mengidentifikasi area menginterpretasikan
mengatasi ansietas masalah melalui pikiran dan mimpi
dan berkaitan dengan interpretasi resistensi pasien dalam
konflik yang tidak pasien. kaitannya dengan
terselesaikan konflik, transferen,
dan resistensi.
Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Penyimpangan Pasien
Perilaku

Interpersonal Ansietas timbul dan Hubungan antara Pasien menceritakan


(Sullivan, Peplau) dialami secara terapis dan pasien ansietas dan
interpersonal. membangun perasaan perasaannya pada
aman. terapis.
Rasa takut yang  
mendasar adalah Terapis membantu Terapis menjalin
takut terhadap pasien mengalami hubungan akrab
penolakan hubungan yang penuh dengan pasien,
rasa percaya dan menggunakan empati
Seorang mencapai kepuasan untuk
membutuhkan rasa interpersonal
aman dan kepuasan merasakan perasaan
yang diperoleh pasien, dan
melalui hubungan menggunakan
interpersonal yang hubungan sebagai
positif suatu pengalaman
interpersonal korektif.
Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Penyimpangan Pasien
Perilaku

Sosial Faktor sosial dan Pasien kemudian Pasien secara aktif


(Szasz, Caplan) lingkungan dibantu untuk menyampaikan
menciptakan stres, mengembangkan masalahnya kepada
yang menyebabkan hubungan akrab di terapis dan bekerja
ansietas, serta luar situasi terapi. sama dengan terapis
mengakibatkan Pasien dibantu untuk untuk menyelesaikan
timbulnya gejala. mengatasi sistem masalahnya.
Perilaku yang tidak sosial.
dapat diterima Menggunakan sumber
(menyimpang) Mungkin digunakan yang ada di
diartikan secara sosial intervensi krisis. masyarakat. Terapis
dan memenuhi Manipulasi lingkungan menggali sistem sosial
kebutuhan sistem dan menunjukkan pasien dan membantu
sosial dukungan sosial juga pasien menggunakan
diterapkan. sumber yang tersedia
  atau menciptakan
Dukungan kelompok sumber baru.
sebaya dianjurkan.
Model Pandangan Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Terhadap Pasien
Penyimpangan
Perilaku

Eksistensial Hidup ini akan Individu dibantu Pasien bertanggung jawab terhadap
(Perls, sangat berarti untuk mengalami perilakunya dan berperan serta dalam
Glesser, apabila kemurnian suatu pengalaman yang berarti untuk
Ellis, seseorang dapat hubungan. mempelajari tentang diri yang
Rogers, mengalami dan   sebenarnya.
Frankl) menerima diri Terapi sering  
(self acceptance ) dilakukan dalam Terapis membantu pasien untuk
sepenuhnya. kelompok. mengenal nilai diri. Terapis
Penyimpangan   mengklarifikasi realitas dari suatu situasi
perilaku terjadi Pasien dianjurkan dan
jika individu gagal untuk menggali dan mengenalkan pasien tentang perasaan
dalam upayanya menerima diri dan tulus dan memperluas kesadaran dirinya
untuk dibantu untuk  
menemukan dan mengendalikan Pasien secara aktif terlibat dalam
menerima diri. perilakunya. pengobatan.
Menjadi diri  
sendiri bisa Terapis menjalin hubungan yang hangat
dialami melalui dan penuh empati dengan pasien
hubungan murni
dengan orang
lain.
Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Penyimpangan Perilaku Pasien

Perilaku Perilaku dipelajari. Terapi merupakan Pasien mempraktikkan teknik


(Bandura   proses pendidikan. perilaku yang digunakan,
, Pavlov, Peyimpangan terjadi karena   mengerjakan pekerjaan
Wolpe, manusia telah membentuk Penyimpanyan rumah, dan penggalakan
Skinner) kebiasaan perilaku yang perilaku tidak latihan.
tidak diinginkan. dihargai; perilaku yang Pasien membantu
  produktif dikuatkan. mengembangkan hierarki
Oleh karena perilaku dapat   perilaku.
dipelajari, maka perilaku Terapi relaksasi dan  
juga dapat tidak dipelajari. latihan keasertifan Terapis mengajar pasien
  merupakan tentang pendekatan perilaku,
Perilaku menyimpang pendekatan perilaku. membantu mengembangkan
terjadi berulang karena hierarki perilaku dan
berguna untuk mengurangi menguatkan perilaku yang
ansietas. Jika demikian, diinginkan.
perilaku lain yang dapat
mengurangi ansietas dapat
dipakai sebagai pengganti
Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Penyimpangan Pasien
Perilaku

Medik (Meyer, Gangguan perilaku Diagnosis penyakit Pasien mempraktikkan regimen


Kraeplin, Spitzer, disebabkan oleh dilandasi oleh terapi yang dianjurkan dan
penyakit biologis. kondisi yang ada melaporkan efek terapi kepada
  dan informasi dokter. Pasien menjalani terapi
Gejala timbul sebagai historis serta jangka panjang apabila
akibat dari kombinasi pemeriksaan diperlukan.
faktor fisiologik, diagnostik. Terapis menggunakan
genetik, lingkungan, Pengobatan kombinasi terapi somatik dan
dan sosial. meliputi terapi terapi interpersonal.
Perilaku menyimpang somatik dan Terapis menegakkan diagnosis
berhubungan dengan farmakologik, serta penyakit dan menentukan
toleransi pasien berbagai teknik pendekatan terapeutik.
terhadap stres. interpersonal  
Membantu pasien lebih adaptif
dalam menghadapi stresor.
Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan
Penyimpangan Perilaku Pasien

Stres Sehat sakit diidentifikasi Mengidentifikasi Membantu pasien lebih


adaptasi sebagai hasil berbagai faktor predisposisi, adaptif dalam menghadapi
(Gail karakteristik individu presipitasi, penilaian stresor.
Stuart)Franc yang berinteraksi dengan terhadap stresor,
es faktor lingkungan sumber koping, dan
mekanisme koping
yang digunakan
pasien.
PREVENSI PRIMER,
SEKUNDER
TERSIER
Prevensi Primer
– Memberikan penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat
jiwa.
– Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,
tingkat kemiskinan, dan pendidikan.
– Memberikan pendidikan kesehatan.
– Melakukan rujukan yang sesuai dengan sebelum
gangguan jiwa terjadi.
– Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah
psikiatri dimasa mendatang.
– Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada
anggota keluarga dan meningkatkan fungsi kelompok.
– Aktif dalam kegiatan masyarakat dan politik yang
berkaitan dengan kesehatan jiwa.
Prevensi Sekunder
– Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.
– Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan
dirumah.
– Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di RSU.
– Menciptakan lingkungan yang terapeutik.
– Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
– Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.
– Memberikan konsultasi.
– Melaksanakan intervensi krisis.
– Memberikan psikoterapi individu, keluarga dan kelompok pada
berbagai tingkat usia.
– Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yang telah
teridentifikasi masalah yang dialaminya.
Prevensi Tersier
– Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi.
– Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah
pulang dari fasilitas kesehatan jiwa untuk
memudahkan transisi dari rumah sakit ke
komunitas.
– Memberikan pilihan “partial hospitalization”
(perawatan rawat jalan) pada klien.
TUGAS INDIVIDU
Konseptual model keperawatan jiwa
meliputi:
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier

7 HARI KEDEPAN HARUS DI SERAHKAN


MELALUI KOMTING

Anda mungkin juga menyukai