Anda di halaman 1dari 27

MODEL KONSEPTUAL

KEPERAWATAN JIWA

Oleh
Ns. Duma Lumban Tobing, M.Kep, Sp.Kep.J
MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN
JIWA

 Model adalah suatu cara untuk mengorganisasikan


pengetahuan yang kompleks, membantu praktisi, serta
memberi arah dan dasar dalam menentukan bantuan
yang diperlukan.
 Model praktik keperawatan jiwa mencerminkan sudut
pandang dalam mempelajari penyimpangan perilaku
dan proses terapeutik dikembangkan.
 Model praktik dalam keperawatan kesehatan jiwa ini
menggambarkan sebuah psikodinamika terjadinya
gangguan jiwa.
MODEL 6. MODEL
PSIKOANALISA KOMUNIKASI

2. 2. MODEL 7. MODEL PERILAKU


INTERPERSONAL

MODEL SOSIAL MODEL


8. MODEL MEDIS
KONSEPTUAL

MODEL 9. MODEL
EKSISTENSIAL KEPERAWATAN

10. MODEL ADAPTASI


STRES STUART
1. MODEL PSIKOANALISA

1.Tokoh : Sigmund Freud  Pandangan terhadap penyimpangan


2.Fokus : sifat perilaku yang menyimpang perilaku : Penyimpangan perilaku
3.Konsep utama : pada usia dewasa berhubungan
 Terdapat 3 komponen struktur mental yang perkembangan masa anak. Setiap
berkaitan dengan teori ini : Id, ego dan super fase tumbuh kembang memiliki
ego tugas perkembangan yang harus di
 Id  lahir, prinsip yang menyenangkan capai.
 Ego  sifatnya rasional, prinsip nyata  Gejala yang muncul  upaya untuk
 Super ego  prinsip perfection
 Mekanisme pertahanan Ego perkembangan.
mengatasi ansietas dan berkaitan
dengan konflik yang tidak
terselesaikan
STRUKTUR EGO
Tidak mempunyai konsep etika, Memberi identitas diri pada Berhubungan dengan
tidak dapat menunda keinginan Individu, prinsip realitas moral, peraturan, nilai
yang harus dipenuhi dengan cita –cita, Mengontrol
secara prinsip kesenangan, Tidak impuls –id, Perasaan
belajar dari pengalaman, Tidak bersalah bila individu
mengenal waktu, Bagian yang melanggar aturan,
paling primitif, Fungsi dapat dikatakan kata
dorongan / energi libido, Bayi hati, suara hati, hati
terdiri dari id nurani
1. MODEL PSIKOANALISA

 Proses Terapeutik : pendekatan psikoanalisa didasarkan pada keyakinan


gangguan perilaku berhubungan dengan pengalaman ansietas yang tidak
terselesaikan dan di tekan ke alam bawah sadar
 Fokus terapi : membawa pengalaman ke alam sadaar dan belajar koping
yang sehat terhadap ansietas
 Metode Terapi : asosiasi bebas dan analisa mimpi
 Peran klien : Mengungkapkan pikiran dan mimpi, aktif
 Peran terapis : mempertahankan situasi yang mendorong verbalisasi
klien, interpretasi pikiran, mimpi yang berkaitan dengan konflik yang
sedang dialami, transferen dan resisten
2. MODEL INTERPERSONAL

• Model ini dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan


• Teori interpersonal meyakini bahwa perilaku berkembang dari
hubungan interpersonal.
• Pandangan penyimpangan perilaku : menekankan besarnya
pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan
jiwa individu

Penolakan
Terus menerus
Anak akan mengembangkan
Kecemasan sistem diri yang negatif
2. MODEL INTERPERSONAL

Proses Terapeutik Peran klien :


1.Eksplorasi proses perkembangan Membagi kecemasan yang
klien dialaminya dengan terapis
2.Mengoreksi pengalaman
interpersonal dengan mengalami Peran Terapis
hubungan yang sehat dengan terapis. • Menjalin Hubungan yang akrab
3.Belajar berhubungan interpersonal dengan klien,
yang memuaskan dan • Menggunakan empati untuk
mengembangkan hubungan saling merasakan perasaan klien
percaya
• Gunakan hubungan sebagai suatu
pengalaman interpersonal korektif.
3. MODEL SOSIAL

 Tokoh : Thomas Szalz dan Gerald Caplan


 Fokus : lingkungan sosial yg mempengaruhi invidu & pengalaman
hidupnya
 Pandangan penyimpangan perilaku : Kondisi sosial bertanggung
jawab terhadap penyimpangan perilaku . Faktor sosial &
lingkungan  Stress  Ansietas  GEJALA
 Norma di setiap daerah b’beda  Perilaku
 Szalz : individu bertanggung jawab thp perilakunya, individu
mampu kontrol diri  Perilaku yg diharapkan masyarakat
3. MODEL SOSIAL

 Caplan: menyakini bahwa situasi sosial dapat menyebabkan


gangguan jiwa sehingga konsep pencegahan primer, sekunder
dan tersier sangat dibutuhkan untuk mencegah gangguan jiwa.
 Situasi yang dapat menjadi gangguan jiwa : kemiskinan, situasi
keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat, kurang mampu
mengatasi stress, kurang support system.
3. MODEL SOSIAL

PROSES TERAPEUTIK Peran Klien:


 Secara aktif menyampaikan masalahnya
 Pasien dibantu untuk mengatasi
kepada terapis dan bekerja sama dengan
sistem sosial  mungkin digunakan terapis untuk menyelesaikan masalahnya
intervensi krisis.  Menggunakan sumber yang ada di
 Manipulasi lingkungan dan masyarakat.
menunjukkan dukungan sosial juga
diterapkan. Peran Terapis :
 Menggali sistem sosial pasien dan
 Dukungan kelompok sebaya membantu pasien menggunakan sumber
dianjurkan. yang tersedia
 Menciptakan sumber baru.
4. MODEL EKSISTENSIAL

 Tokoh : Perls, Glesser, Ellis, Rogers, Frankl


 Fokus pada : pandangan individu saat ini, Penerimaan diri sepenuhnya 
Hidup berarti
 Pandangan penyimpangan perilaku : Penyimpangan perilaku terjadi jika
individu gagal dalam upayanya untuk menemukan dan menerima diri.
 Menjadi diri sendiri bisa dialami melalui hubungan
murni dengan orang lain.
 Individu yg sudah kehilangan  tidak dapat menilai arti dari pengalaman
hidupnya.
4. MODEL EKSISTENSIAL

PROSES TERAPEUTIK Peran Klien :


 Individu dibantu untuk mengalami  Bertanggung jawab terhadap perilakunya
kemurnian hubungan.  Berperan serta dalam suatu pengalaman
 Terapi sering dilakukan dalam yang berarti untuk mempelajari tentang diri
kelompok. yang sebenarnya.
 Pasien dianjurkan untuk menggali
dan menerima diri dan dibantu untuk Peran Terapis
mengendalikan perilakunya.  Membantu pasien untuk mengenal nilai diri.
 Memperluas Kesadaran
dirinya.
5. MODEL KOMUNIKASI

• Model ini dikembangkan oleh Erick Berne


• Suatu perilaku mengkomunikasikan sesuatu
• Pandangan terhadap penyimpangan perilaku : gangguan
perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan
dengan jelas.
• Kesan verbal dan nonverbal, posisi tubuh, kecepatan dan
volume suara pada saat bicara mungkin tidak selaras.
5. MODEL KOMUNIKASI
Peran Klien : memperhatikan
PROSES TERAPEUTIK pola komunikasi, mengklarifikasi
 Pola komunikasi dianalisis komunikasinya sendiri serta
dan umpan balik diberikan memvalidasi pesan dari orang lain.
untuk mengklarifikasi area
masalah. Peran Terapis :
 Menginterpretasi pola komunikasi
 Analisis transaksional
berfokus pada permainan dan klien
belajar untuk berkomunikasi  Membantu meningkatkan komunikasi
secara langsung tanpa dengan orang yang berarti
bersandiwara.  Mengajarkan prinsip-prinsip
komunikasi yang baik.
6. MODEL PERILAKU

 Tokoh : Bandura, Pavlov, Wolpe, Skinner.


 Fokus : pada Perilaku
 Perilaku yg menyimpang adalah untuk mengurangi ansietas
 Terapi modifikasi perilaku dikembangkan dari teori belajar (learning
theory).
 Belajar terjadi jika ada stimulus dan timbul respon, serta respon
dikuatkan (reinforcement).
 Respon dikuatkan dengan cara pengulangan terhadap sesuatu hal dan
pemberi reinforcement
 Ansietas  Perilaku tak diinginkan  Gejala
6. MODEL PERILAKU

Peran Klien :
 Terapi merupakan proses
 Pasien mempraktikkan teknik
pendidikan. perilaku, dan melakukan latihan
 Penyimpanyan perilaku terhadap perilaku yang telah di
tidak dihargai; perilaku pelajari.
yang produktif dikuatkan.
 Terapi relaksasi dan
Peran Terapi :
latihan keasertifan  Terapis mengajar pasien tentang
merupakan pendekatan
pendekatan perilaku, membantu
perilaku. mengembangkan perilaku dan
menguatkan perilaku yang baik.
7. MODEL MEDIS

 Tokoh : Meyer, Kraeplin, Spitzer, Frances


 Fokus : diagnosa gangguan jiwa dan penatalaksanaan berdasarkan
diagnosa
 Pandangan terhadap penyimpangan perilaku : gangguan perilaku
disebabkan oleh penyakit biologis/gangguan pada otak
 Faktor lingkungan dan sosial diperhitungkan sebagai faktor
pencetus.
 Somatic treatment : farmakoterapi, ECT
7. MODEL MEDIS

PROSES TERAPEUTIK Peran Klien : patuh terhadap


treatment
 Pengkajian
Peran Terapis :
 Diagnosis penyakit  Menggunakan kombinasi
 Treatment yang meliputi
terapi somatik dan terapi
terapi somatik dan interpersonal.
farmakologik, serta  Menegakkan diagnosis
berbagai Teknik penyakit
interpersonal.
8. MODEL KEPERAWATAN

 Pendekatan keperawatan berdasarkan : teori sistem, teori


perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik dan
pendekatan proses keperawatan
 Manusia  makluk bio-psiko-sosial  berespon thp
stress dgn cara masing-masing
 Perilaku menyimpang  faktor predisposisi, presipitasi
8. MODEL KEPERAWATAN

Proses Terapi
Proses terapi  proses keperawatan meliputi
Pengkajian ( Pendekatan pengkajian model stuart )
Analisa data
Tujuan yang meliputi umum dan khusus
Intervensi keperawatan dirumuskan bersama klien.
Intervensi  terapi modalitas (group therapy, family
therapy, milliu theraphy, occupational theraphy)
Kerja  dalam tim
Evaluasi  pencapaian Tujuan umum dan khusus
Model Stuart
9. Model Adaptasi Roy

Asumsi-asumsi :
1. Setiap org dipandang sbg suatu Whole system yg terintegrasi
2. Utk mempertahankan homeostasis, org hrs berespon atau beradaptasi thd
perubahan dgn mengguanakan mekanisme koping
3. Perubahan atau stimuli tsb dibagi dlm 3 jenis : fokal, kontekstual, residual
4. Setiap org adlh sbg zone adaptasi individu. Adaptasi ini utk mempertahnkan
integritasnya dan dipandang sbg adaptif atau positif.
5. Setiap org memiliki kebutuhan (4 mode) guna mempertahankan integritasnya :
fisiologis, konsep diri, fungsi peran, interdependensi
9. Model Adaptasi Roy
INPUT :
•Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya
segera
•Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal
maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan
secara subyektif dilaporkan.
•Stimulus residual adalah faktor internal dan eksternal, yang efeknya saat ini tidak
jelas, dan orang mungkin tidak menyadari faktor-faktor ini

MEKANISME KOPING
•Mekanisme koping yang meliputi : Subsistem regulator dan kognator  mencakup
persepsi, pembelajaran, keputusan, emosi
EFEKTOR/PERILAKU
•Fungsi fisiologis
•Konsep-diri, mengacu pada keyakinan dan perasaan tentang diri sendiri,
bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan
dengan orang lain
•Fungsi peran
•Interdependence (saling ketergantungan) merupakan kemampuan seseorang
mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan
secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok
OUTPUT
Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang
inefektif

Anda mungkin juga menyukai