Anda di halaman 1dari 18

ASKEP GADAR ASMA

BRONCHIAL
BY: SINGGIH S.KEP.NS

DEFINISI

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas.


Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat
hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor
risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran
udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan
mukus, danmeningkatnya proses radang

Asthma Bronkiale merupakan suatu penyakit yang ditandai


dengan adanya respon yang berlebihan dari trakea dan
bronkus terhadap bebagai macam rangsangan, yang
mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang tersebar
luas diseluruh paru dan derajatnya dapat berubah secara
spontan atau setelah mendapat pengobatan

ETIOLOGI
Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang
sering menimbulkan Asma adalah: (Smeltzer &
Bare, 2002).
a) Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang
disebabkan oleh alergen atau alergen yang
dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu
binatang.
b) Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan
dengan alergen, seperticommon cold,infeksi
traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan
lingkungan dapat mencetuskan serangan.

ETIOLOGI
Faktor predisposisi
Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga
dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat
mudah terkena penyakitAsma Bronkhialjika
terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
hipersensitivitas saluran pernapasannya juga
bisa diturunkan.

ETIOLOGI
Faktor presipitasi
1)Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora
jamur, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu
makanan (seperti buah-buahan dan anggur yang
mengandung sodium metabisulfide) dan obatobatan (seperti aspirin, epinefrin, ACE- inhibitor,
kromolin).
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan
kulit.Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan

ETIOLOGI
2)Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.
Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah
selesai beraktifitas. Asma dapat diinduksi oleh adanya kegiatan
fisik atau latihan yang disebut sebagaiExercise Induced
Asthma(EIA) yang biasanya terjadi beberapa saat setelah
latihan.misalnya: jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun naik
tangga dan dikarakteristikkan oleh adanya bronkospasme,
nafas pendek, batuk dan wheezing. Penderita asma seharusnya
melakukan pemanasan selama 2-3 menit sebelum latihan.
3)Infeksi bakteri pada saluran napas
Infeksi bakteri pada saluran napas kecuali sinusitis
mengakibatkan eksaserbasi pada asma. Infeksi ini
menyebabkan perubahan inflamasi pada sistem trakeo bronkial
dan mengubah mekanisme mukosilia. Oleh karena itu terjadi
peningkatan hiperresponsif pada sistem bronkial.

ETIOLOGI
4)Stres
Stres / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma
yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk
mengatasi masalah pribadinya, karena jika stresnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
5)Gangguan pada sinus
Hampir 30% kasus asma disebabkan oleh gangguan pada
sinus, misalnya rhinitis alergik dan polip pada hidung. Kedua
gangguan ini menyebabkan inflamasi membran mukus.
6)Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin
seringmempengaruhi Asma. Atmosfir yang mendadak
dinginmerupakan faktor pemicu terjadinya serangan Asma.
Kadangkadangserangan berhubungan dengan musim,
seperti musimhujan, musim kemarau.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan darah
Foto rontgen
Pemeriksaan faal paru
Elektrokardiografi

PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Fisioterapi
Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta pemberian aerosol
b. Metil Xantin aminophilin dan teopilin
c. Kromolin Kromolin merupakan obat
pencegah asthma, khususnya anak-anak

Konsep Askep Gadar Asma


Bronchial

PENGKAJIAN
Airway
Peningkatan sekresi pernafasan
Bunyi nafas krekles, ronchi, weezing
Breathing
Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi.
Menggunakan otot aksesoris pernafasan
Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, takikardi
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah
Papiledema
Urin output meurun
Dissability
Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan
neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil

PENGKAJIAN
ANAMNESA
Anamnesis pada penderita asma sangat
penting, berguna untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang diperlukan untuk
menyusun strategi pengobatan. Gejala
asma sangat bervariasi baik antar individu
maupun pada diri individu itu sendiri
(pada saat berbeda), dari tidak ada gejala
sama sekali sampai kepada sesak yang
hebat yang disertai gangguan kesadaran.

PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
Status kesehatan umum : Perlu dikaji
tentang kesadaran klien, kecemasan,
gelisah, kelemahan suara bicara,
tekanan darah nadi, frekuensi
pernapasan yang meningkatan,
penggunaan otot-otot pembantu
pernapasan sianosis batuk dengan lendir
dan posisi istirahat klien.

PENGKAJIAN
2)Thorak
Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan
adanya peningkatan diameter anteroposterior, retraksi otot-otot
Interkostalis, sifat dan irama pernafasan serta frekwensi
peranfasan.
Palpasi.
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil
fremitus.
Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.
Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi
lebih dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi
pernafasan dan Wheezing

PENGKAJIAN
Sistem pernafasan
Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin
keras dan seterusnya menjadi produktif yang mula-mula
encer kemudian menjadi kental. Warna dahak jernih atau
putih tetapi juga bisa kekuningan atau kehijauan
terutama kalau terjadi infeksi sekunder.
Frekuensi pernapasan meningkat
Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.
Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi
yang memanjang disertai ronchi kering dan wheezing.
Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang
daripada inspirasi bahkan mungkin lebih.
Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

2.

3.
4.
5.

6.

7.

8.

9.
10.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea,


peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi dan
bronchospasme.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran kapiler alveolar
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus..
Nyeri akut; ulu hati berhubungan dengan proses penyakit.
Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut
sufokasi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor psikologis dan biologis yang
mengurangi pemasukan makanan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus
asma.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

INTERVENSI
DIAGNOSA : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
tachipnea, peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi dan
bronchospasme.
TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
pasien mampu
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control,
Dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas

INTERVENSI

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2

Anda mungkin juga menyukai