Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. JABARAN KURIKULUM
Nama Mata Ajar : SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI
Kode Mata Ajar : D306KB
Semester : IV
Jumlah SKS : 2 SKS Praktikum Laboratorium
Mata Kuliah Prasyarat : IDK I dan II: Anatomi dan Fisiologi
Rincian Jam : 2SKS * 160 menit/SKS *16ME/Sem. = 5120 menit/Sem.
- Skill Lab = 2SKS * 100 mnt/SKS * 14ME/Sem. = 2800 mnt/Sem
- Mandiri = 2SKS * 60 mnt/SKS * 16ME/Sem. = 1920 mnt/Sem
- OSCE = 2SKS*100 mnt/SKS*2ME/Sem.=400 mntt/Sem.
Ket.: ME=Minggu Efektif

B. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
prosedur-prosedur keperawatan dasar I . Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berpikir sistematis dan komprehensif dalam menerapkan konsep
sistem pencernaan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Proses pembelajaran difokuskan pada
praktik di laboratorium untuk mengasah keterampilan peserta didik dalam melakukan
prosedur keperawatan.

C. CAPAIAN KOMPETENSI
1. Kompetensi Umum:
Peserta didik mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien berbagai
tingkat usia dengan gangguan system imun dan hematologi
2. Sub Kompetensi:
Setelah menyelesaikan skill laboratorium Sistem imun dan hematologi ,
diharapkan peserta didik mampu memahami dan mampu melakukan prosedur-prosedur
keperawatan dengan tepat, untuk dapat membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan eliminasi akibat gangguan sistem imun dan hematologi. Adapun kompetensi
tersebut, yaitu peserta didik mampu:
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 1
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
a. Melaksanakan prosedur Transfuse Darah
b. Melaksanakan prosedur Rumple Leed Test
D. STRATEGI PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil.
b. Mahasiswa dibekali dengan buku panduan Skill Lab.
c. Mahasiswa yang akan praktik skill lab wajib membaca materi skill lab terlebih
dahulu.
d. Mahasiswa berkolaborasi dengan staf laboratorium untuk mempersiapkan alat-alat
dan ruangan yang dibutuhkan untuk praktik prosedur.
e. Mahasiswa dan tutor berdoa bersama sebelum memulai kegiatan skill lab.
2. Pelaksanaan
a. Tutor menyampaikan penjelasan tentang materi prosedur, kemudian memberikan
contoh demonstrasi dengan metode simulasi.
b. Setelah mahasiswa mendapat penjelasan materi dan melihat contoh demonstrasi,
mahasiswa melakukan demonstrasi dengan bimbingan. Masing-masing mahasiswa
diberikan kesempatan untuk melakukan demonstrasi.
c. Setelah melakukan demonstrasi, mahasiswa wajib melakukan redemonstrasi untuk
mengulang kembali pembelajaran praktik prosedur.
d. Setelah melakukan beberapa kali pembelajaran praktik prosedur, mahasiswa akan
dievaluasi oleh tutor.

3. Skill Lab Mandiri


a. Mahasiswa hadir skill lab mandiri pada jadwal yang telah ditentukan.
b. Pada skill lab mandiri, mahasiswa mengulang kembali pembelajaran praktik
prosedur dengan menggunakan buku panduan skill lab, tanpa bimbingan tutor.

E. TATA TERTIB SKILL LAB


1. Kehadiran
a. Mahasiswa dan tutor hadir maksimal 15 menit sebelum jadwal skill lab.
b. Persiapan alat dan ruangan 15 menit sebelum jadwal skill lab.
c. Mahasiswa wajib hadir pada jadwal skill lab mandiri
d. Kehadiran mahasiswa dan tutor dibuktikan dengan tanda tangan pada daftar hadir
skill lab.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 2


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
e. Mahasiswa yang terlambat hadir skill laboratorium 15 menit, diperbolehkan
mengikuti kegiatan skill lab tetapi kehadiran dalam daftar hadir diberi keterangan
Alpha.
2. Tata tertib pengunjung Laboratorium
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan skill laboratorium.
b. Tidak menggunakan sepatu, boleh membawa sendiri dan menggunakan sandal yang
bersih khusus untuk dipakai di laboratorium.
c. Menjaga ketenangan di ruang laboratorium agar proses pembelajaran dapat efektif
dan efisien.
d. Menjaga kebersihan dan kerapian alat-alat dan ruangan laboratorium.
e. Merapikan dan mengembalikan peralatan yang digunakan.
f. Membuang sampah pada tempatnya.
g. Dilarang membuat kegaduhan.
h. Dilarang makan dan minum di ruangan laboratorium.
i. Dilarang menggunakan peralatan laboratorium yang tidak dipergunakan untuk
prosedur yang berkaitan.
j. Dilarang duduk atau berbaring/tidur di tempat tidur laboratorium.
k. Dilarang menggunakan HP selama proses kegiatan pembelajaran, kecuali jika sangat
perlu untuk kebutuhan pembelajaran atau jika ada keperluan keluarga yang sangat
penting (atas seijin tutor).
l. Hal-hal lain disesuaikan dengan peraturan yang ada di ruangan laboratorium.

3. Seragam
a. Mahasiswa menggunakan seragam sesuai ketentuan hari.
b. Tutor menggunakan jas laboratorium.
c. Sandal yang digunakan harus bersih.

F. MATERI DAN TUTOR


No. MATERI PROSEDUR TUTOR
1 Transfuse Darah
2 Rumple Leed Test

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 3


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
G. EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh tutor dengan menggunakan lembar evaluasi. Evaluasi
dilakukan setiap akhir pertemuan skill lab dan pada saat OSCE, dengan pembobotan nilai
sebagai berikut:
1. Evaluasi : 40%
- Persiapan Alat
- Persiapan Pasien
- Langkah Kerja
- Tahap Akhir
- Sikap/Attitute
- Kognitif
2. OSCE : 60%
- Persiapan Alat
- Persiapan Pasien
- Langkah Kerja
- Tahap Akhir
- Sikap/Attitute
- Kognitif

H. DAFTAR REFERENSI
1. Ely, Achmad, dkk. (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis III untuk Mahasiswaw
D-3 Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2. Johnson, Joyce Young, et. all. (2005). Prosedur Perawatan di Rumah, Pedoman untuk
Perawat. Jakarta : EGC
3. Kusyati, Eni. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC
4. Mubarak, Wahit Iqbal, dan Chayatin, Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia,
Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC
5. Muttaqin, arif.(2012)
6. Perry, Anne Griffin, et. all. (2005). Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Edisi 5.
Jakarta : EGC
7. Rochimah, dkk. (2011). Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK). Jakarta : Trans Info
Medika
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 4
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
BAB II
KONSEP-KONSEP DASAR

A. REVIEW ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI


1. FISIOLOGIS SISTEM IMUN
Pengertian
Sistem Imun (bahasa Inggris:immune system) adalah system perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan melindungi
tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh
juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor,dan terhambatnya system ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Fungsi sistem imun:


1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem imunitas manusia berhubungan erat dengan sistem limfatik, karena itu organ
organ yang berperan disini adalah organ-organ sistem limfatik. Dibagi menjadi dua,
yaitu :

Organ limfatik primer


1.Timus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian
atas. Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.
2. Sumsum Tulang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan
tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan
limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada timus atau
tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 5


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Organ limfatik sekunder
1.Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit .
Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam
cairan lymph.
Tonsil terletak pada :
1)Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )
2)Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)
3)Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph afferent,
oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan lympha.

Nodus Limfa
Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang
mengandung limfosit dan makrofag.
Nodus limfa berfungsi sebagai:
Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati nodus. Jadi
bila jaringan terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan nyeri bila ditekan.
Apabila infeksinya ringan, imfeksi tersebut akan diatasi oleh sel-sel nodus sehinggar
nyeri serta bengkak mereda. Apabila infeksinya berat, organesme penyebab infeksi
akan menyebabkan peradangan akut dan destruksi sehingga terbentuklah abses di
dalam nodus tersebut. Apabila bakteri tidak berhasil dirusak oleh nodus, bakteria
tersebut dapat masuk ke dalam aliran limfe dan menginfeksi sirkulasi sistemik dan
menimbulkan septicemia :
1.Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus
bermultiplikasi secara konstan dan sel-sel yang baru terbentuk akan dibawa oleh
cairan limfe.
2. Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk mencegah
infeksi. (10)
Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri abdomen
di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan sebelas. Limpa
berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limpa
menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor pancreas.
Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan itu terbentuk isi
limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastis yang terdiri dan
beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperram- seandainya ada- sangat
kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke
dalam jaringan limpa dan membaginya ke dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke dalam pulpa,
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 6


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
organ-organ yang lain dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem
kapiler biasa. Tetapi langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang
mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi oleh sistem sinus yang bekerja seperti vena
dan yang mengantarkannya ke dalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu
dan membentuk vena limpa (vena lenalis). Vena ini membawa darahnya masuk ke
peredaran gerbang (peredaran portal) dan diantarkan ke hati.

Fungsi limpa :
1. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang
dewasa juga masih mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.
2. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
3. Limpa juga menghasilkan limfosit.
4. Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.
5. Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam
perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat antibodi.

Sistem Imunitas
Sistem Pertahan Tubuh
Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan
tubuh spesifik.
Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan
memberikan perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum
pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan
kimiawi.
Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :
Lapisan Pertama
1. Pertahanan fisik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia
antara lain adalah:
a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya
yang permeable terhadap infeksi berbagai organisme.
b)Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan pH kulit
tetap rendah, sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup
dalam kondisi ini.
c)Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh gerakan silia
yang melekat pada sel epitel.
d)Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba dan partikel
asing lainnya serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus.
e)Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan serta
menghancurkan mereka.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 7


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
f)Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang respon inflamasi
pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri,
hilangnya fungsi dan granulosit dan mikroorganisme nosit keluar.
2. Pertahanan mekanik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain
adalah:
a.Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda dan lain-lain yang
masuk hidung) reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan bersin.
b.Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih untuk
mengeluarkan benda tersebut.
c.Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih untuk menetralkan.
d.Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera mengeluarkannya.
3. Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:
a.Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh.
b.HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
c.Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
d.Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.

Lapisan kedua
1. Seluler
a.Natural Kiler
Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel ini mampu
melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
b.Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan
antigen dengan mekanisme fagositosis.
2. Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon
berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon
mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya
menjadi tidak dikenali antigen
3. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu kerusakan.
Fungsi inflamasi:
1.Membunuh antigen yang masuk.
2.Mencegah penyebaran infeksi.
3.Mempercepat proses penyembuhan

Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat)


Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak
memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 8


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
dapat melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga jaringan tubuh
membentuk system imun.
Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada bagian ini yaitu leukosit.
Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :
Kekebalan Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin
yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-spesifik berhasil
dilakukan.
1)Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2)Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya
oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
3)Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel
B. Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.
Macam-macam sel limfosit B:
1)Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila
menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2)Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama 4-5 hari.
Kekebalan Dimediasi Sel
Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-
spesifik gagal menahan antigen masuk ke tubuh.
Kekebalan diperantarai sel
dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel limfosit T.
1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
2) yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya
oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh
yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan
antibodi.
Macam-macam sel limfosit T:
1)Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila
menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2)Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan aktivasi sel
T.
3)Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang diserang antigen.
4)Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.
Reaksi Hipersensitivitas
Adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara
intrinsik sebenarnya tidak berbahaya
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 9
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Penggolongannya menurut Gells dan Coombs , yaitu :
Contoh
Tipe I
Immediate Hypersentivity
Drug allergy (termasuk
anaphylaxis shock)
Hay fever
Tipe II
Antibody mediated
cytotoxicity
Anemia hemolitik
Tipe III
Immune compleks
Auto imun
Tipe IV
Cell–mediated Hypersentivity
Dermatitis kontak,
TBC

2. HEMATOLOGI
Pengertian
Transfuse adalah memasukkan darah lengkap atau komponen darah ke dalam
sirkulasi vena dengan menggunakan seperangkat alat tranfusi pada klie yang
membutuhkan darah.
Transfusi darah merupakan memasukkan darah melalui vena dengan
mengggunakan set tranfusi. Tindakan ini diberikan pada klien yang membutuhkan
darah atau produk darah lainnya.
Volume darah
Volume darah seorang bergantung sesorang bergantung pada berat badan. Semakin
tinggi aktivitas fisik seseorang, maka semakin meningkat volume darah/kgBB.
Usia Ml/kgBB
Premature 95
Cukup bulan 85
Anak kecil 85
Anak besar 75-80
Dewasa
- pria 75
- wanita 65

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 10


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Komponen darah
1) Darah lengkap (whole blood)
Pengguanaan whole blood sebenarnya dapat ditegakkan hanya jika
kapasitas pembawa oksigen dan ekspansi volume diperlukan. Juga
timbulanya reaksi tranfusi dengan WBlebih tinggi dari pada dnegan
komponen darah. Lebih banyak digunakan pada pasien dengan Hb rendah
dan gagal jantung kongestif.
2) Komponen darah
Sel
 Sel darah merah
Preparat sel darah merah dapat berupa packet red cell (sel darah yang
dimampatkan ) juga washed red cell / leucocyte platelete dan plasma
poor RBC. Sel darah merah lebih efektif disbanding darah lengkap dalam
menyediakan kapasitas angkut oksigen dan meningkatkan nilai
hematokrit.
 Konsentrat trombosit
Trombosit dipisahkan dari darah lengkap setelah dimasukkan dalam
multiple da diresuspensi dalam 50-75 plasma. Trombosit memiliki masa
hidup lebih singkat dari sel darah merah dan daptdisimpan sampai 5
hari pada suhu 22 derajat Celsius di agigator. Tetapi kelangsungan hidup
dan efektifitas pascatransfusi sangat menurun selama penyimpanan.
 Konsentrat granulosit
Tranfusi sel darah putih (buffie cooat ) saat ini jarang digunakan pada
pasien neutropeni karena sedikit datayang memperlihatkan efekasi
klinis.
Plasma
 Plasma mengandung protein pembekuan, albumin, immunoglobulin, dan
zat lainnya. Adanya fraksionasi plasma menghasilkan produk berupa
fresh frozen plasma, kriopresitat, konsentrat factor VIII, konsentrat
factor IX, preparat globulin dan inhibitor protease plasma.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 11


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

A. TRANSFUSI DARAH

1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Transfuse adalah memasukkan darah lengkap atau komponen darah ke dalam
sirkulasi vena dengan menggunakan seperangkat alat tranfusi pada klie yang
membutuhkan darah.
Transfusi darah merupakan memasukkan darah melalui vena dengan
mengggunakan set tranfusi. Tindakan ini diberikan pada klien yang membutuhkan
darah atau produk darah lainnya.
b. Volume darah
Volume darah seorang bergantung sesorang bergantung pada berat badan. Semakin
tinggi aktivitas fisik seseorang, maka semakin meningkat volume darah/kgBB.
Usia Ml/kgBB
Premature 95
Cukup bulan 85
Anak kecil 85
Anak besar 75-80
Dewasa
- pria 75
- wanita 65

c. Komponen darah
3) Darah lengkap (whole blood)
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 12
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Pengguanaan whole blood sebenarnya dapat ditegakkan hanya jika
kapasitas pembawa oksigen dan ekspansi volume diperlukan. Juga
timbulanya reaksi tranfusi dengan WBlebih tinggi dari pada dnegan
komponen darah. Lebih banyak digunakan pada pasien dengan Hb rendah
dan gagal jantung kongestif.
4) Komponen darah
Sel
 Sel darah merah
Preparat sel darah merah dapat berupa packet red cell (sel darah yang
dimampatkan ) juga washed red cell / leucocyte platelete dan plasma
poor RBC. Sel darah merah lebih efektif disbanding darah lengkap dalam
menyediakan kapasitas angkut oksigen dan meningkatkan nilai
hematokrit.
 Konsentrat trombosit
Trombosit dipisahkan dari darah lengkap setelah dimasukkan dalam
multiple da diresuspensi dalam 50-75 plasma. Trombosit memiliki masa
hidup lebih singkat dari sel darah merah dan daptdisimpan sampai 5
hari pada suhu 22 derajat Celsius di agigator. Tetapi kelangsungan hidup
dan efektifitas pascatransfusi sangat menurun selama penyimpanan.
 Konsentrat granulosit
Tranfusi sel darah putih (buffie cooat ) saat ini jarang digunakan pada
pasien neutropeni karena sedikit datayang memperlihatkan efekasi
klinis.
Plasma
 Plasma mengandung protein pembekuan, albumin, immunoglobulin, dan
zat lainnya. Adanya fraksionasi plasma menghasilkan produk berupa
fresh frozen plasma, kriopresitat, konsentrat factor VIII, konsentrat
factor IX, preparat globulin dan inhibitor protease plasma.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 13


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
2. SOP tansfusi darah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 - 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR
TRANSFUSI DARAH
Pelaksana 1. Bergantung pada kebijakan bbatau protocol lembaga, bagian tertentu
dan dari prosedur (misalnya mengambil komponen darah, membantu dalam
Pendelegasian prosedur verifikasi).
2. Dapat didelegasikan kepada personel asisten
3. Setelah tranfusi dimulai dan klien stabil, personel asisten dapat
memantau tanda vital.
4. Personel asisten harus diajarkan tanda dan gejala reaksi tranfusi dan
pentingnya pelaporan segera bila terjadi tanda atau gejala.
Tujuan 1. Mengembalikan jumlah darah setelah perdarahan hebat/berat
2. Mengembalikan sel darah merah pada anemia berat
3. Memberikan factor-faktor plasma seperti anti hemofilik
4. Untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan

Indikasi 1. Perdarahan hebat.


2. Klien yang memerlukan darah tambahan baik itu eritrosit, trombosit,
plasma dan lain-lain.

Kontraindikasi 1. Pasien dengan kebutuhan darah tercukupi


2. Menggigil, sesak napas , suhu panas tinggi

Critical Point 1. Transfuse tidak boleh diberikan tanpa indikaasi yang kuat dan harus
sesuai kebutuhan
2. Transfusi yang dibarikan hanya berupa kompponen darah pengganti
yang hilang atau kurang saja
3. Transfuse darah hanya bias diberikan juka manfaat yang didapatkan
melebihi resikonya
4. Penyimpanan darah dilakukan dengan cara berikut
 Disimpan pada suhu 1-6 derajat Celsius

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 14


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
 Tidak boleh beku karena akan menyebabkan hemolisis dan dapat
menimbulkan reaksi transfuse yang hebat
 Selama penyimpanan, darah akan mengalami proses storage lesion
yang berupa
 perubahan biokimia dan structural
 proses glikolisis yang akan menyebabkan reaksi berantai,
diawali dengan peningkatan asam laktat, penurunan ph,
penurunan ATP, penurunan 2,3 DPG, peningkatan afinitas HB
terhadap oksigen, dan akhirnya terjadi penurunan oksigenasi
jaringan.
5. Periksa sifat dan jenis darah plasma warna hitam / keruh yang
menandakan terjadinya hemolisi
6. Memasang jarum infuse besar #16-18 atau jarumkecil #23-25 akan
menyebabkan hemolisis
7. Tranfusi set baku terhadap saringan dan pori-pori 170 mikrin akan
menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris
8. Satu transfuse set digunakan untuk 2-4 unit darah
9. Tranfusi dilakukan pada area terbaik, yaitu pembuluih vena bagian
dorsal tangan
10. Pada keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi. Venaseksi dapat
menjamin kelancaran transfuse
11. Berikan NaCl 0,9% sebanyak 50-100 ml sebelum trnsfusi, jangan
memberikan larutan lain Karenamengandung kalsium
12. Hangatkan darah dengan air pada suhu 37-39 derajat Celsius jika lebih
dari itu eritrosit akan rusak
13. Laju transfuse disesuaikan dengan status kardiopulmoner
14. Penanganan reakksi tranfusi
 Stop transfuse
 Naikkan tekan dengan tekanan kooloid, kristalod, atau bila perlu
tambahkan inotroopik
 Berikan oksigen 100%, manitol 50 mg , atau furosemid 10-20 mg
 Berikan juga antihistamin, steroid dosis tinggi
 Jika perlu exchange transfusion
Persiapan 1. Cek instruksi dokter dan identitas pasien, kode kantung, golongan darah
Perawat dan jenis darah yang akan ditransfusikan
2. Jika darah berasal dari lemari es, hangatkan terlebih dahulu darah pada
air hangat dengan suhu 37-39 derajat celsius
3. Informed concern, jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
pemasangan, proses pemasangan, serta alat yang digunakan, dan minta
tanda tangan persetujuan pasien pada lembar informed concern sebelum
melakukan tindakan transfuse darah
4. Pemeriksaan indikasi dan kontraindikasi.
5. Mencuci tangan.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 15


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Persiapan
Pasien 1. Informed concern, pasien dan keluarga menandatangani lembar
persetujuan setelah mendapat informasi/penjelasan mengenai
prosedur transfuse darah
2. Privasi dan keamanan. Jika pasien tidak sadar, pasang pagar pengaman
dan libatkan keluarga atau perawat lain untuk menjaga pasien.

Persiapan Alat  Satu set alat infuse steril khusus untuk transfuse

 Abocat/branule/vasovik
 Cairan infuse Nacl
 Perangkat darah yang akan diberikan
 Kapas alcohol 70%
 Spuit 3 cc
 Kassa steril
 Bathadine dan kasa steril
 Plaster dan gunting
 Bengkok/ neer baken
 Standar infuse
 Perlak dan pengalas
 Karet pembendung/stuwing
 Spalk bila perlu
 Sarung tangan steril
 Tourniquet
 Blood bag / kantong darah

Prosedur 1. Informasikan tindakan yang akan dilakukan pada klien


2. Lakukan cuci tangan
3. Hubuingkan cairan Nacl 0,9% dan seperangkat transfuse dengan
memasukkannya
4. Botol cairan yang telah dipasang dengan set infuse diletakkan pada
standar
5. Isi cairan NaCl 0,9% kedalam perangkat transfuse demngan menekan
bagian ruangan tetesan terisi sebagian. Kemudian buka penutup
hingga selang terisi dan udaranya keluar
6. Persiapkan plester kurang lebih 5 cm potong ukuran sesuai dnegann
lengan klien
7. Buka bjau bagian yang akan ditusuk jaga privacy klien pasang
sampirqan bila perlu
8. Letakkan pengalas pada daerah yang akan ditusuk, carilah daerah
penusukan yang venanya jelas dan tidak mengganggu aktifitas klien
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 16
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
9. Lengan bagian atas yang akan ditusuk dibendung dengan tourniquet
10. Gunakan sarung tangan
11. Daerah permukaan yang akan ditusuk didisinfeksi lalu jarum
ditusukkan ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas
12. Bila berhasil darah akan keluar dan mandarin yang ada pada abocat
dikeluarkan
13. Kemudian sambungkan jarum tersebut dengan selang cairan infuse
14. Buka tetesan , bila cairan menetes dengan lancer maka pangkal jarum
direkatkan pada kulit dengan plaster
15. Berikan salf betadhin/cairan betadhin diatas penusukkan tutup
dengan kasa steril
16. Hitung tetesan yang diperlukan
17. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse dan plester
18. Setelah NaCl 0,9% masuk sekitar kurang lebih 15 menit, ganti dengan
darah yang sudahdipersiapkan

19. Darah sebelum dimasukkan, terlebih dahulu di cek warna darah,


identitas klien, jenis golongan darah, dan tanggal kadaluarsa
20. Lakyukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfuse
21. Catat respon yang terjadi setelah darah masuk dan setelah selesai
22. Atur posisi anggota tubuh yang terpasang infuse kalau perlu
menggunakan spalk
23. Alat-alat yang sudah digunakan dirapihkan dan dicuci untuk dapat
digunakan kembali
24. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Evaluasi dan dokumentasi

25. Evaluasi respon pasien


26. Cek tanda-tanda vital
27. Catat hasil pemberian transfuse
28. Catat dan laporkan masalah yang terjadi

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 17


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Ely, Achmad, dkk. (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis III
untuk Mahasiswaw D-3 Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2. Johnson, Joyce Young, et. all. (2005). Prosedur Perawatan di Rumah,
Pedoman untuk Perawat. Jakarta : EGC]
3. Kiswari Rukman ,(2014). Hematology dan tranfusi . Jakarta : Erlangga
4. Perry potter, Peterson,(2005). Buku saku keterampilan dan prosedur
dasar.jakarta : EGC.
5. Rochimah, ermawanti dalami, dkk. (2011). Keterampilan dasar praktik
klinik.Jakarta:Cv. Trans Info Media

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 18


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
B. RUMPLE LEED TEST
1. KONSEP DASAR
a. Pengertian
Test ini juga disebut tes tourniquet, yaitu tes untuk menilai kerapuhan kapiler,
dan berkaitan juga dengan kualitas dan kuantitas trombosit secara kasar. Secara
klinis ditunjukkan oleh adanya kecenderungan terjadinya perdarahan berupa
peteqie. Manfaat dari pemeriksaan yang sangat sederhana ini digunakan untuk
menilai kecenderungan perdarahan pada demam berdarah dongue (DBD) atau
dengue hemorraghic fever (DHF) dengan melekukan provokasi. Apabila hasilnya
positif, maka dikaitkan dengan kondisi DHF derajat 1. Ketika manset tekanan darah
dipertahankan pada tingkat rata-rata antara tekanan sistolik dan diastolic, maka
pada beberapa menit kemudian, pasien dengan pembuluh darah yang rapuh akan
mengalami perdarahan. Hasilnya dianggap positif apabila ditemukan sama atau lebih
dari 10 peteqie dalam lingkaran berdiameter 1 inchi didaerah fossa cubiti dan
sekitarnya yang paling banyak terdapat peteqie.
b. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RUMPLE LEED TEST (TEST TOURNIQOET)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 - 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

RUMPLE LEED TEST


Pelaksana
dan
Pendelegasian 1. Prosedur rumple leed test dilakukan oleh seorang perawat profesional
dan tidak boleh didelegasikan kepada asisten karena keterampilan
prosedur ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan pengambilan
keputusan dari perawat profesional.
2. Menginformasikan kepada asisten tentang tanda perdarahan (peteqie)
3. Baca kebijakan lembaga sebelum membuat keputusan untuk
mendelegasikan keterampilan atau prosedur.

Tujuan
1. Untuk membantu mengakkan diagnosis
2. Mengetahui kerapuhan kapiler
3. Menilai kecenderungan perdarahan pada pasien DHF
Indikasi
1. Pasien yang dicurigai terserangpenyakit DBD

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 19


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Critical Point
1. Cek status klien
2. Cek indikasi dan kontraindikasi
3. Cek jumlah perdarahan (petekie)
4. Laporkan hasil test

Persiapan
Perawat 1. Cek instruksi dokter dan identitas pasien yang akan dilakukan rumple
leed test
2. Informed concern, jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
prosedur
3. Mencuci tangan.
Persiapan
Pasien 1. Informed concern, pasien dan keluarga menanda tangani lembar
persetujuan setelah mendapat informasi/penjelasan mengenai
tindakan rumple leed test
2. Pemeriksaan indikasi dan kontraindikasi.
3. Privasi dan keamanan. Jika pasien tidak sadar, pasang pagar pengaman
dan libatkan keluarga atau perawat lain untuk menjaga pasien.

Persiapan Alat  Tensi meter


 Stetoskop
 Alat pengukur waktu
 Alat tulis
 Sarung tangan disposable

Prosedur Persiapan dan langkah kerja :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada psien tindakan yang akan dilakukan
3. Pasang manset tensimeter pada lengan atas penderita
4. Ukur tekanan sistolik dan diastolic
5. Tahan tekanan manset ditengah diantara tekanan sistolik dan diastolic
selama 5 menit
6. Lepaskan manset
7. Periksa kulit daerah volar lengan bawah dan hitung jumlah peteqie hasil
negative (-) bila peteqie <5 per 2,5 x 2,5 cm .
8. Informasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
9. Catat hasilnya
10. Cuci tangan

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 20


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi
1. Kiswari Rukman ,(2014). Hematology dan tranfusi . Jakarta : Erlangga .

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 21


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
C. IMUNISASI

1. Pengertian
Vaksinasi merupakan suatu tindakan yangd engan sengaja memberikan paparan
antigen yang berasal dari suatu pathogen .
2. Tujuan
Tujuannya adalah memeberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya namun cukup
untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang
sesungguhnya dikemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat
membentuk antibody dan mematikan antigen / penyakit yang masuk tersebut
3. Jenis-jenis vaksin
a. Vaksin hidup (live attenuated vaccine)
Yaitu vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenic
akan tetapi tidak patogenik . contoh vaksin polio oral .
b. Vaksin mati ( killed inactivated vaccine )
Vaksin ini tidfak tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu diperlukan
pemberian beberapa kali .
c. Rekombinan

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 22


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Susunan vaksin ini (missal hepatitis B) memerlukan epitoporganisme yang
pathogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan openentuan
kode gen epitop bagi sel penerima vaksin
d. Vaksin poli sakarida
Adalah vaksin sub-unit yang inactive dengan dengan bebntuknay yang unik terdiri
dari atas rantai panjang molekul-molekul gula yang memebentuk permukaan
kapsul bakteri tertentu . digunakan pada vaksin pnemokokus, meningokokus dan
invluenza tipe B.
e. Toksoid
Bahan yang bersifat imunogenik dibuat dari toksin kuman.
f. Vaksin plasma
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yang
pathogen dan saat ini sedang dalam perkembanga penelitian.

3. SOP MEMBERIKAN VAKSINASI BCG

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 - 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

MEMBERIKAN VAKSINASI BCG


Pelaksana
dan 1. Dilakukan oleh perawat professional yang berlisesnsi
Pendelegasian 2. Boleh didelegasikan kepada asisten perawat yang mempunyai
keahlian khusu dan berlisensi
3. Baca lembaga kebijakan keperawatan

Tujuan Lihat pembahasan sebelumnya


- Untuk mencegah penyakit TBC( tuberculosis)
Indikasi
- Bayi usia 0-2 bulan

Kontra indikasi - Penderita TBC


- Penyakit kulit menahun (eksim, frunkulosis, dsb.)
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 23
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
- Gangguan system kekebalan tubuh (leukemia)
- Pengoobatan steroid jangka panjang
- Infeksi HIV
Critical Point - Cek identitas pasien
- Cek indikasi dan kontra indikasi
- Jika bayi diimunisasi setelah 3 bulan maka wajib cek TBC terlebih
dahulu sebelum memberikan vaksinasi BCG
- Inform concent, berikan penjelasan dan proses vaksinasi serta efek
terapi dan efek samping pemberian vaksun BCG
- Dokumentasi pada KMS
Persiapan
Perawat
1. Perawat mencuci tangan
2. Inform concent
3. Mengetahui teknik dan lokasi yang akan diberikan vaksin

Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan Alat  Vaksin BCG dan peralatanya


 Spuit 1 cc dan spuit 5 cc
 Kapas alcohol
 Kapas bulat
 Piala ginjal
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :

1. Perawat mencuci tangan


2. Melarutkan vaksin
3. Menghisap vaksin dengan spuit 1 cc sesuai dosis
4. Menyuntikan secara intracutan
5. Merapikan pasien
6. Mencatat pada status pasien dan KMS
7. Membereskan alat alat
8. Perawat mencuci tangan
Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak
. Yogyakarta: nuha medika .

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 24


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
4. SOP PEMBERIAN VAKSIN DPT(DIFTERI, PERTUSIS, DAN TETANUS)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 - 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

MEMBERIKAN VAKSINASI DPT


Pelaksana
dan 1. Dilakukan oleh perawat professional yang berlisesnsi
Pendelegasian 2. Boleh didelegasikan kepada asisten perawat yang mempunyai
keahlian khusu dan berlisensi
3. Baca lembaga kebijakan keperawatan

Tujuan Lihat pembahasan sebelumnya


- Untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
Indikasi - Bayi usia 2 bulan – 11 bulan dengan interval 4 minggu, diberikan 3
kali
Kontra indikasi - Demam
- Kelainan penyakit
- Kelainan saraf
- Mudah kejang

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 25


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Critical Point - Cek identitas pasien
- Cek indikasi dan kontra indikasi
- Inform concent, berikan penjelasan dan proses vaksinasi serta efek
terapi dan efek samping pemberian vaksun DPT
- Dokumentasi pada KMS
Persiapan
Perawat
1. Perawat mencuci tangan
2. Inform concent
3. Mengetahui teknik dan lokasi yang akan diberikan vaksin

Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan

Persiapan Alat  Vaksin DPT dan peralatanya


 Spuit 2 cc
 Kapas alcohol
 Kapas bulat
 Piala ginjal
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :
1. Perawat mencuci tangan
2. Melarutkan vaksin dari termos, penutup kembali termos es
3. Mendisinfeksi tutup flacon dengan kapas alcohol
4. Menghisap vaksin dengan spuit 1 cc sesuai dosis
5. Mengembalikan vaksin kedalam termos es
6. Menyuntikan secara intramuscular
7. Memberikan penyuluhan
8. Member obat untuk diminum dirumah sesuai dosis dengan cara
minumnya.
9. Merapikan pasien
10. Mencatat pada status pasien dan KMS
11. Membereskan alat-alat
12. Perawat mencuci tangan
Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 26


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
5. SOP MEMBERIKAN VAKSIN POLIO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 - 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

MEMBERIKAN VAKSINASI POLIO


Pelaksana
dan 1. Dilakukan oleh perawat professional yang berlisesnsi
Pendelegasian 2. Boleh didelegasikan kepada asisten perawat yang mempunyai
keahlian khusu dan berlisensi
3. Baca lembaga kebijakan keperawatan

Tujuan Lihat pembahasan sebelumnya


- Untuk mencegah penyakit poliomyielitis
Indikasi - Bayi usia 2 bulan – 12 bulan dengna interval waktu 4 minggu 4 kali
pemberian
- Diulang saat masuk SD
Kontra indikasi
- Deficiency imunitas

Critical Point - Cek identitas pasien


- Cek indikasi dan kontra indikasi
- Inform concent, berikan penjelasan dan proses vaksinasi serta efek
terapi dan efek samping pemberian vaksin polio
- Dokumentasi pada KMS

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 27


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Persiapan
Perawat
1. Perawat mencuci tangan
2. Inform concent
3. Mengetahui teknik dan lokasi yang akan diberikan vaksin

Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan

Persiapan Alat
 Vaksin polio dalam termos berisi es
 Pipet plastic khusus untuk vaksin polio
 Kain tenun putih untuk alat
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :
1. Perawat mencuci tangan
2. Melarutkan vaksin dari termos, penutup kembali termos es
3. Menutup flacon / vial
4. Memasang pipet plasting pada flacon
5. Mengembalikan vaksin kedalam termos es
6. Membuka mulut pasien
7. Meneteskan vaksin kedalam mulut pasien sesuai dosis
8. Memberikan penyuluhan
9. Merapikan pasien
10. Mencatat pada status pasien dan KMS
11. Membereskan alat-alat
12. Perawat mencuci tangan
Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 28


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
6. SOP MEMBERIKAN VAKSIN CAMPAK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 – 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

MEMBERIKAN VAKSINASI CAMPAK


Pelaksana
dan 1. Dilakukan oleh perawat professional yang berlisesnsi
Pendelegasian 2. Boleh didelegasikan kepada asisten perawat yang mempunyai
keahlian khusu dan berlisensi
3. Baca lembaga kebijakan keperawatan

Tujuan Lihat pembahasan sebelumnya


- Untuk mencegah penyakit campak
Indikasi
- Bayi usia 9-11 bulan

Kontra indikasi - Demam


- Gangguan system kekebalan tubuh
- Pemakaiian obat imunosupresan
- Alergi terhadap protein telur
Critical Point - Cek identitas pasien
- Cek indikasi dan kontra indikasi
- Inform concent, berikan penjelasan dan proses vaksinasi serta efek
terapi dan efek samping pemberian vaksin polio
- Dokumentasi pada KMS

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 29


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Persiapan
Perawat
1. Perawat mencuci tangan
2. Inform concent
3. Mengetahui teknik dan lokasi yang akan diberikan vaksin

Persiapan 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan


Pasien dilakukan
2. Anak dipangku
Persiapan Alat  Vaksin campak dan pelarutnya dalam termos es
 Spuit steril 2cc dan 5 cc
 Kapas alkohol
 Piala ginjal
 Obat penurun panaas
 KMS
 Status bayi / balita
 Sampel vaksin dan bantalan
 Formulir tindakan
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :
1. Perawat mencuci tangan
2. Menyiapkan spuit 5cc/ 2 cc
3. Mengambil vaksin dan pelarutnya dari termos es
4. Mendisinfeksi tutup flaon vaksin dan pelarut
5. Menghisap pelarutnya
6. Melarutkan vaksin campak
7. Menghisap vaksin sesuai dosis
8. Mengembalikan vaksi dalam termos es
9. Menyuntik pasien secara subcutan
10. Memberikan penyuluhan :
- Tentang akibat vaksinasi
- Cara meminum obat penurun panas jika anak panas
11. Memberikan obat penurun panas untuk dirumah
12. Mencatat tindakan pada status pasien dan KMS
13. Membereskan alat alat
14. Perawat mencuci tangan

Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 30


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Referensi 2. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .

7. SOP MEMBERIKAN VAKSIN HEPATITIS B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 – 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

MEMBERIKAN VAKSINASI HEPATITIS B


Pelaksana
dan 1. Dilakukan oleh perawat professional yang berlisesnsi
Pendelegasian 2. Boleh didelegasikan kepada asisten perawat yang mempunyai
keahlian khusu dan berlisensi
3. Baca lembaga kebijakan keperawatan

Tujuan Lihat pembahasan sebelumnya


- Memberikan tubuh kekebalan terhadap penyakit hepatitis B
Indikasi - Bayi usia 0-11 bulan ssebannyak 4 kali dalam jangka waktu 4
minggu
- Diberikan lagi pada anak usia 12 tahun
Kontra indikasi - Infeksi berat
- kejang
Critical Point - Cek identitas pasien
- Cek indikasi dan kontra indikasi
- Inform concent, berikan penjelasan dan proses vaksinasi serta efek
terapi dan efek samping pemberian vaksin polio
- Dokumentasi pada KMS

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 31


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Persiapan
Perawat
1. Perawat mencuci tangan
2. Inform concent
3. Mengetahui teknik dan lokasi yang akan diberikan vaksin

Persiapan 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan


Pasien dilakukan
2. Anak dipangku jika masih bayi atau balita
Persiapan Alat  Vaksin campak dan pelarutnya dalam termos es
 Spuit dispossible
 Kapas alkohol
 Piala ginjal
 Kain tenun untuk pengalas
 KMS
 Status bayi / balita
 Formulir tindakan
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :
1. Perawat mencuci tangan
2. Menyiapkan spuit 5cc/ 2 cc
3. Mengambil vaksin dan pelarutnya dari termos es
4. Mendisinfeksi tutup flacon vaksin dan pelarut
5. Menghisap pelarutnya
6. Melarutkan vaksin
7. Menghisap vaksin sesuai dosis
8. Mengembalikan vaksi dalam termos es
9. Menyuntik pasien sesuai ketentuan
10. Memberikan penyuluhan :
- Tentang akibat vaksinasi
11. Mencatat tindakan pada status pasien dan KMS
12. Membereskan alat alat
13. Perawat mencuci tangan

Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 32


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
8. SOP MEMBERIKAN VAKSIN MMR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Jl. H. Jafri Zam Zam No. 8, Banjarmasin
Telp./Fax: 0511 – 3361654
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

MEMBERIKAN VAKSINASI MMR


Pelaksana
dan 1. Dilakukan oleh perawat professional yang berlisesnsi
Pendelegasian 2. Boleh didelegasikan kepada asisten perawat yang mempunyai
keahlian khusu dan berlisensi
3. Baca lembaga kebijakan keperawatan

Tujuan Lihat pembahasan sebelumnya

- Memberikan tubuh kekebalan terhadap penyakit campak (measles),


gondongan (mumps), campak jerman (rubella)
Indikasi - Bayi usia 15- 18 bulan dengan interval waktu 6 bulan

Kontra indikasi - Infeksi berat


- kejang
- alergi antibiotic neomycin
- cortisolon atau paradison ( gangguan sistem kekebalan tubuh )

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 33


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Critical Point - Cek identitas pasien
- Cek indikasi dan kontra indikasi
- Inform concent, berikan penjelasan dan proses vaksinasi serta efek
terapi dan efek samping pemberian vaksin polio
- Dokumentasi pada KMS
Persiapan
Perawat
1. Perawat mencuci tangan
2. Inform concent
3. Mengetahui teknik dan lokasi yang akan diberikan vaksin

Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Anak dipangku jika masih bayi atau balita

Persiapan Alat  Vaksin MMR dan pelarutnya dalam termos es


 Spuit dispossible
 Kapas alkohol
 Piala ginjal
 Kain tenun untuk pengalas
 Stempel dan bantalan
 Obat penurun panas
 KMS
 Status bayi / balita
 Formulir tindakan
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :
1. Perawat mencuci tangan
2. Menyiapkan spuit 5cc/ 2 cc
3. Mengambil vaksin dan pelarutnya dari termos es
4. Mendisinfeksi tutup flacon vaksin dan pelarut
5. Menghisap pelarutnya
6. Melarutkan vaksin MMR
7. Menghisap vaksin sesuai dosis
8. Mengembalikan vaksi dalam termos es
9. Menyuntik pasien secara subcutan
10. Memberikan penyuluhan :
- Tentang akibat vaksinasi
- Tata cara pemberian obat penurun –panas jika pasien demam
11. Memberikan obat penurun panas untuk dirumah
12. Mencatat tindakan pada status pasien dan KMS
13. Membereskan alat alat
14. Perawat mencuci tangan

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 34


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Sikap Perawat  Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
 Menjaga privasi pasien.
 Hati-hati dan teliti.
 Peka terhadapp respon pasien.
 Sabar dan sopan.
 Tidak merasa jijik.
 Menghargai pasien.
 Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 35


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
BAB IV
LEMBAR EVALUASI
Nama Mahasiswa :
NIM :
Mata Ajar :

Komponen Penilaian Skill


No. Prosedur Persiap- Kognitif TTD dan Nama Tutor
Persiap- Langkah Tahap Sikap/ Rata-
an
an Alat Kerja Akhir Attitute rata
Pasien

Nilai Batas Lulus Minimal = 68


1 Mandiri, tanpa arahan & bimbingan. 80 - 100
2 Mampu melakukan dg sedikit arahan. 68 - 79
Mampu melakukan dengan
3 61- 67 Mengetahui, Banjarmasin,
bimbingan.
Keliru melakukan meski dengan
4 11 - 60 Koordinator MA, Tutor,
bimbingan.
5 Tidak bisa sama sekali / hanya diam. 0 - 10

( ) ( )

Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 36


Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners

Anda mungkin juga menyukai