PENDAHULUAN
A. JABARAN KURIKULUM
Nama Mata Ajar : SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI
Kode Mata Ajar : D306KB
Semester : IV
Jumlah SKS : 2 SKS Praktikum Laboratorium
Mata Kuliah Prasyarat : IDK I dan II: Anatomi dan Fisiologi
Rincian Jam : 2SKS * 160 menit/SKS *16ME/Sem. = 5120 menit/Sem.
- Skill Lab = 2SKS * 100 mnt/SKS * 14ME/Sem. = 2800 mnt/Sem
- Mandiri = 2SKS * 60 mnt/SKS * 16ME/Sem. = 1920 mnt/Sem
- OSCE = 2SKS*100 mnt/SKS*2ME/Sem.=400 mntt/Sem.
Ket.: ME=Minggu Efektif
C. CAPAIAN KOMPETENSI
1. Kompetensi Umum:
Peserta didik mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien berbagai
tingkat usia dengan gangguan system imun dan hematologi
2. Sub Kompetensi:
Setelah menyelesaikan skill laboratorium Sistem imun dan hematologi ,
diharapkan peserta didik mampu memahami dan mampu melakukan prosedur-prosedur
keperawatan dengan tepat, untuk dapat membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan eliminasi akibat gangguan sistem imun dan hematologi. Adapun kompetensi
tersebut, yaitu peserta didik mampu:
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 1
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
a. Melaksanakan prosedur Transfuse Darah
b. Melaksanakan prosedur Rumple Leed Test
D. STRATEGI PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil.
b. Mahasiswa dibekali dengan buku panduan Skill Lab.
c. Mahasiswa yang akan praktik skill lab wajib membaca materi skill lab terlebih
dahulu.
d. Mahasiswa berkolaborasi dengan staf laboratorium untuk mempersiapkan alat-alat
dan ruangan yang dibutuhkan untuk praktik prosedur.
e. Mahasiswa dan tutor berdoa bersama sebelum memulai kegiatan skill lab.
2. Pelaksanaan
a. Tutor menyampaikan penjelasan tentang materi prosedur, kemudian memberikan
contoh demonstrasi dengan metode simulasi.
b. Setelah mahasiswa mendapat penjelasan materi dan melihat contoh demonstrasi,
mahasiswa melakukan demonstrasi dengan bimbingan. Masing-masing mahasiswa
diberikan kesempatan untuk melakukan demonstrasi.
c. Setelah melakukan demonstrasi, mahasiswa wajib melakukan redemonstrasi untuk
mengulang kembali pembelajaran praktik prosedur.
d. Setelah melakukan beberapa kali pembelajaran praktik prosedur, mahasiswa akan
dievaluasi oleh tutor.
3. Seragam
a. Mahasiswa menggunakan seragam sesuai ketentuan hari.
b. Tutor menggunakan jas laboratorium.
c. Sandal yang digunakan harus bersih.
H. DAFTAR REFERENSI
1. Ely, Achmad, dkk. (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis III untuk Mahasiswaw
D-3 Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2. Johnson, Joyce Young, et. all. (2005). Prosedur Perawatan di Rumah, Pedoman untuk
Perawat. Jakarta : EGC
3. Kusyati, Eni. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC
4. Mubarak, Wahit Iqbal, dan Chayatin, Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia,
Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC
5. Muttaqin, arif.(2012)
6. Perry, Anne Griffin, et. all. (2005). Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Edisi 5.
Jakarta : EGC
7. Rochimah, dkk. (2011). Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK). Jakarta : Trans Info
Medika
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 4
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
BAB II
KONSEP-KONSEP DASAR
Nodus Limfa
Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang
mengandung limfosit dan makrofag.
Nodus limfa berfungsi sebagai:
Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati nodus. Jadi
bila jaringan terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan nyeri bila ditekan.
Apabila infeksinya ringan, imfeksi tersebut akan diatasi oleh sel-sel nodus sehinggar
nyeri serta bengkak mereda. Apabila infeksinya berat, organesme penyebab infeksi
akan menyebabkan peradangan akut dan destruksi sehingga terbentuklah abses di
dalam nodus tersebut. Apabila bakteri tidak berhasil dirusak oleh nodus, bakteria
tersebut dapat masuk ke dalam aliran limfe dan menginfeksi sirkulasi sistemik dan
menimbulkan septicemia :
1.Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus
bermultiplikasi secara konstan dan sel-sel yang baru terbentuk akan dibawa oleh
cairan limfe.
2. Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk mencegah
infeksi. (10)
Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri abdomen
di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan sebelas. Limpa
berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limpa
menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor pancreas.
Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan itu terbentuk isi
limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastis yang terdiri dan
beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperram- seandainya ada- sangat
kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke
dalam jaringan limpa dan membaginya ke dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke dalam pulpa,
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada
Fungsi limpa :
1. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang
dewasa juga masih mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.
2. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
3. Limpa juga menghasilkan limfosit.
4. Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.
5. Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam
perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat antibodi.
Sistem Imunitas
Sistem Pertahan Tubuh
Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan
tubuh spesifik.
Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan
memberikan perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum
pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan
kimiawi.
Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :
Lapisan Pertama
1. Pertahanan fisik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia
antara lain adalah:
a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya
yang permeable terhadap infeksi berbagai organisme.
b)Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan pH kulit
tetap rendah, sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup
dalam kondisi ini.
c)Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh gerakan silia
yang melekat pada sel epitel.
d)Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba dan partikel
asing lainnya serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus.
e)Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan serta
menghancurkan mereka.
Lapisan kedua
1. Seluler
a.Natural Kiler
Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel ini mampu
melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
b.Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan
antigen dengan mekanisme fagositosis.
2. Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon
berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon
mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya
menjadi tidak dikenali antigen
3. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu kerusakan.
Fungsi inflamasi:
1.Membunuh antigen yang masuk.
2.Mencegah penyebaran infeksi.
3.Mempercepat proses penyembuhan
2. HEMATOLOGI
Pengertian
Transfuse adalah memasukkan darah lengkap atau komponen darah ke dalam
sirkulasi vena dengan menggunakan seperangkat alat tranfusi pada klie yang
membutuhkan darah.
Transfusi darah merupakan memasukkan darah melalui vena dengan
mengggunakan set tranfusi. Tindakan ini diberikan pada klien yang membutuhkan
darah atau produk darah lainnya.
Volume darah
Volume darah seorang bergantung sesorang bergantung pada berat badan. Semakin
tinggi aktivitas fisik seseorang, maka semakin meningkat volume darah/kgBB.
Usia Ml/kgBB
Premature 95
Cukup bulan 85
Anak kecil 85
Anak besar 75-80
Dewasa
- pria 75
- wanita 65
A. TRANSFUSI DARAH
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Transfuse adalah memasukkan darah lengkap atau komponen darah ke dalam
sirkulasi vena dengan menggunakan seperangkat alat tranfusi pada klie yang
membutuhkan darah.
Transfusi darah merupakan memasukkan darah melalui vena dengan
mengggunakan set tranfusi. Tindakan ini diberikan pada klien yang membutuhkan
darah atau produk darah lainnya.
b. Volume darah
Volume darah seorang bergantung sesorang bergantung pada berat badan. Semakin
tinggi aktivitas fisik seseorang, maka semakin meningkat volume darah/kgBB.
Usia Ml/kgBB
Premature 95
Cukup bulan 85
Anak kecil 85
Anak besar 75-80
Dewasa
- pria 75
- wanita 65
c. Komponen darah
3) Darah lengkap (whole blood)
Modul Skill Laboratorium Mata Ajar Sistem Pencernaan 2015-2016 12
Disusun oleh: Meike Angelia, S. Kep. Ners
Pengguanaan whole blood sebenarnya dapat ditegakkan hanya jika
kapasitas pembawa oksigen dan ekspansi volume diperlukan. Juga
timbulanya reaksi tranfusi dengan WBlebih tinggi dari pada dnegan
komponen darah. Lebih banyak digunakan pada pasien dengan Hb rendah
dan gagal jantung kongestif.
4) Komponen darah
Sel
Sel darah merah
Preparat sel darah merah dapat berupa packet red cell (sel darah yang
dimampatkan ) juga washed red cell / leucocyte platelete dan plasma
poor RBC. Sel darah merah lebih efektif disbanding darah lengkap dalam
menyediakan kapasitas angkut oksigen dan meningkatkan nilai
hematokrit.
Konsentrat trombosit
Trombosit dipisahkan dari darah lengkap setelah dimasukkan dalam
multiple da diresuspensi dalam 50-75 plasma. Trombosit memiliki masa
hidup lebih singkat dari sel darah merah dan daptdisimpan sampai 5
hari pada suhu 22 derajat Celsius di agigator. Tetapi kelangsungan hidup
dan efektifitas pascatransfusi sangat menurun selama penyimpanan.
Konsentrat granulosit
Tranfusi sel darah putih (buffie cooat ) saat ini jarang digunakan pada
pasien neutropeni karena sedikit datayang memperlihatkan efekasi
klinis.
Plasma
Plasma mengandung protein pembekuan, albumin, immunoglobulin, dan
zat lainnya. Adanya fraksionasi plasma menghasilkan produk berupa
fresh frozen plasma, kriopresitat, konsentrat factor VIII, konsentrat
factor IX, preparat globulin dan inhibitor protease plasma.
Critical Point 1. Transfuse tidak boleh diberikan tanpa indikaasi yang kuat dan harus
sesuai kebutuhan
2. Transfusi yang dibarikan hanya berupa kompponen darah pengganti
yang hilang atau kurang saja
3. Transfuse darah hanya bias diberikan juka manfaat yang didapatkan
melebihi resikonya
4. Penyimpanan darah dilakukan dengan cara berikut
Disimpan pada suhu 1-6 derajat Celsius
Persiapan Alat Satu set alat infuse steril khusus untuk transfuse
Abocat/branule/vasovik
Cairan infuse Nacl
Perangkat darah yang akan diberikan
Kapas alcohol 70%
Spuit 3 cc
Kassa steril
Bathadine dan kasa steril
Plaster dan gunting
Bengkok/ neer baken
Standar infuse
Perlak dan pengalas
Karet pembendung/stuwing
Spalk bila perlu
Sarung tangan steril
Tourniquet
Blood bag / kantong darah
Tujuan
1. Untuk membantu mengakkan diagnosis
2. Mengetahui kerapuhan kapiler
3. Menilai kecenderungan perdarahan pada pasien DHF
Indikasi
1. Pasien yang dicurigai terserangpenyakit DBD
Persiapan
Perawat 1. Cek instruksi dokter dan identitas pasien yang akan dilakukan rumple
leed test
2. Informed concern, jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
prosedur
3. Mencuci tangan.
Persiapan
Pasien 1. Informed concern, pasien dan keluarga menanda tangani lembar
persetujuan setelah mendapat informasi/penjelasan mengenai
tindakan rumple leed test
2. Pemeriksaan indikasi dan kontraindikasi.
3. Privasi dan keamanan. Jika pasien tidak sadar, pasang pagar pengaman
dan libatkan keluarga atau perawat lain untuk menjaga pasien.
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada psien tindakan yang akan dilakukan
3. Pasang manset tensimeter pada lengan atas penderita
4. Ukur tekanan sistolik dan diastolic
5. Tahan tekanan manset ditengah diantara tekanan sistolik dan diastolic
selama 5 menit
6. Lepaskan manset
7. Periksa kulit daerah volar lengan bawah dan hitung jumlah peteqie hasil
negative (-) bila peteqie <5 per 2,5 x 2,5 cm .
8. Informasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
9. Catat hasilnya
10. Cuci tangan
1. Pengertian
Vaksinasi merupakan suatu tindakan yangd engan sengaja memberikan paparan
antigen yang berasal dari suatu pathogen .
2. Tujuan
Tujuannya adalah memeberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya namun cukup
untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang
sesungguhnya dikemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat
membentuk antibody dan mematikan antigen / penyakit yang masuk tersebut
3. Jenis-jenis vaksin
a. Vaksin hidup (live attenuated vaccine)
Yaitu vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenic
akan tetapi tidak patogenik . contoh vaksin polio oral .
b. Vaksin mati ( killed inactivated vaccine )
Vaksin ini tidfak tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu diperlukan
pemberian beberapa kali .
c. Rekombinan
Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
Persiapan Alat
Vaksin polio dalam termos berisi es
Pipet plastic khusus untuk vaksin polio
Kain tenun putih untuk alat
Prosedur Persiapan dan langkah kerja :
1. Perawat mencuci tangan
2. Melarutkan vaksin dari termos, penutup kembali termos es
3. Menutup flacon / vial
4. Memasang pipet plasting pada flacon
5. Mengembalikan vaksin kedalam termos es
6. Membuka mulut pasien
7. Meneteskan vaksin kedalam mulut pasien sesuai dosis
8. Memberikan penyuluhan
9. Merapikan pasien
10. Mencatat pada status pasien dan KMS
11. Membereskan alat-alat
12. Perawat mencuci tangan
Sikap Perawat Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
Menjaga privasi pasien.
Hati-hati dan teliti.
Peka terhadapp respon pasien.
Sabar dan sopan.
Tidak merasa jijik.
Menghargai pasien.
Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .
Sikap Perawat Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
Menjaga privasi pasien.
Hati-hati dan teliti.
Peka terhadapp respon pasien.
Sabar dan sopan.
Tidak merasa jijik.
Menghargai pasien.
Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Sikap Perawat Mampu menentukan kebutuhan bantuan perawat lain sebagai asisten.
Menjaga privasi pasien.
Hati-hati dan teliti.
Peka terhadapp respon pasien.
Sabar dan sopan.
Tidak merasa jijik.
Menghargai pasien.
Sigap mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Referensi 1. Mulyani, Nina siti, rinawati ,mega dkk. (2013). Imunisasi untuk anak .
Yogyakarta: nuha medika .
Persiapan
Pasien 1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Anak dipangku jika masih bayi atau balita
( ) ( )