Anda di halaman 1dari 22

BAB III

STUDI KASUS

A. ASSESMENT

1. Identitas Pasien

Nama : Ny H.G

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT

Agama : Kristen

Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia

Alamat : Komp.AMD Blok E3 No.4x Kapuas.

Ruangan Dirawat : Fransiskus No. x

Tanggal Masuk RS : 11 Juli 2019

No.Register : 15 84 xx

Diagnosa Medis : DM Tipe 2 + Susp Sepsis

Dokter yang Merawat : dr. D

2. Riwayat Penyakit

a. Keluhan utama: Keluarga Klien mengatakan “Kelien tidak sadar kurang lebih 2

hari”.

b. Riwayat penyakit sekarang:

Keluarga Klien mengatakan“awalnya klien di rawat di RSUD Ansari saleh ke

adaan membaik kemudian klien pulang 3 hari kemudian kaki bengkak dan gatal

di paha klien ke rs bayangkara kemudian di rujuk ke RSUD Ansari saleh karna


keluarga klien merasa tidak ada perubahan klien di bawa ke RS SuakaInsan

Banjarmasin tanggal 11 juli 2019, masuk UGD Rumah Sakit Suaka Insan

Banjarmasin jam 16.10 WITA dan didapatkan hasil pengkajian tanda-tanda

vital TD: 100/80 mmHg Nadi: 112 x/menit Pernapasan: 31 x/menit Suhu:

37,90C Spo2: 97% Kesadaran Stupor GCS: E3.V3.M2 keadaan umum tampak

lemah selanjutnya klien dibawa keruang Rawat inap diruang Fransiskus kamar

18 menggunakan Brangkar. Saat pengkajian Tanggal 15 Juli 2019 jam 09:45

wita Didapatkan hasil pengkajian pada tanggal Kluarga klien mengatakan “

Klien penurunan kesadaran ± dari 2 hari sudah tidak sadar,Nafas sesak, suhu

tubuh klien naik turun badan panas sudah kurang lebih 3 hari,luka dibagian paha

masih basah,keadaan umum klien nampak lemah,terpasang DC,Oksigen

12Lpm NRM, Pascon 6 ml/menit,TTV TD:90/60 mmHg, P : 115 x/menit, R :

35x/menit, T : 38,20 C, BAB (-) BAK (+), SPO2 : 91% , GCS : E1, V1, M1

kesadaran : coma.

c. Riwayat penyakit dahulu: Keluarga Klien mengatakan “ pada tahun 2005 klien

sudah menderita penyakit diabetes melitus,Pernah dirawat karna diare pada

tahun 2015.

d. Riwayat penyakit keluarga: keluarga klien mengatakan “Ibu dari klien

meninnggal karna riwayat Dm Diabetes melitus, kakak pertama klien juga

menderita Diabetes melitus.

Genogram
Keterangan :
= perempuan

= laki-laki

= meninggal
= pasien
-------- = tinggal satu rumah
= Garis Keturunan
= Garis perkawinan

e. Riwayat sosial :keluarga pasien mengatakan “klien adalah seorang yang

mudah bergaul di lingkungan sekitar tempat tinggal, tidak pernah punya

masalah dengan keluarga dan tetangga.

3. Pemeriksaan Fisik
No. Area Fisik Hasil pemeriksaan

1. Keadaan umum  GCS : E 1, V1, M 1


 Kesadaran : Coma
 Pernapasan pendek cepat 35 x/menit Nampak
mengguanakan otot bantu nafas,terpasang NRM
(Non rebreathing mask) 12 Lpm.
 Badan teraba hangat suhu tubuh 38,2°C
 TTV : TD : 90/60 mmHg, P : 115x/menit, RR :
35x/menit, T : 38,2°C.
 SPO2 : 91%
 LILA 24 Cm.
Data RM:
 TB : 145cm
 BB: 42 kg
IMT: 20.
2 Kulit  Inspeksi : Warna kulit kemerahan,bagian kaki luka
decubitus Panjang dari selangkangan kebawah
Panjang 10Cm Lebar ± 2 Cm Kiri dan kanan
kedalaman 1 cm terdapat Pus warna kulit
kemerahan berbau khas
 Palpasi : Kulit teraba Panas.

2. Kepala  Inspeksi : tidak ada kelainan struktur, warna kulit


kepala putih, warna rambut hitam sebagian putih.
 Palpasi : tidak ada massa abnormal, tidak ada nyeri
tekan.

3. Mata  Inspeksi : bentuk simetris, konjungtiva tidak


anemis, reaksi terhadap cahaya isokor, sclera tidak
ikterik, kornea tidak keruh, tidak eksoftalmus, tidak
ada penggunaan alat bantu pengelihatan
4. Hidung  Inspeksi : bentuk simetris,tidak ada pendarahan,
tidak ada cuping hidung
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Gigi dan Mulut  Inspeksi : simetris,Warna bibir Agak pucat,
mukosa bibir lembab, tonsil tidak meradang, gusi
normal dan gigi utuh
6. Telinga  Inspeksi : Simetris , tidak ada serumen
7. Leher  Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, KGB
 Palpasi : trachea teraba, tidak ada massa, tidak ada
peningkatan JVP (Jugular venous pressure), dan
tidak ada nyeri tekan
8. Dada/ Thorax  Inspeksi :, bentuk dada simetris, ekspansi dada
simetris
 Palpasi : taktil fremitus getaran teraba
simetris,tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi,
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : vesikuler
Jantung  Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : batas jantung normal
 Perkusi : pekak
 Auscultasi : bunyi S1 “lub”(tunggal), bunyi S2 “
dub”(tunggal), tidak ada suara tambahan.
10. Abdomen  Inspeksi : tidak ada asites
 Palpasi : tidak teraba massa abdomen, hepar dan
limpa tidak teraba,
 Perkusi : tympani
 Auscultasi : bising usus Tidak terdengar.
11. Genitalia  Inspeksi : terpasang kateter.
 Palpasi: -
12. Ekstremitas  Inspeksi : tidak ada edema, skala aktivitas 4 ( Tidak
Mampu),estremitas bawah kaki kiri bagian paha
terdapat luka diabet lebar luka 2 cm Panjang luka
10 cm berbau khas,warna kemerahan kedalaman 1
cm.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, akral teraba dingin

13. Kulit dan kuku  Inspeksi : Tidak terlihat ikterik dan sianosis, tidak
terlihat clabing finger, turgor kulit lambat kembali
dalam 3 detik
 Palpasi : CRT > 3 detik

4. 11 Pola Gordon

a. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “sebelum masuk rumah sakit, kalau sakit pergi ke

puskemas dan rumah sakit

Saat dirumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan saat masuk rumah sakit ingin cepat sembuh dan

pulang ke rumah, menyerahkan semua pengobatan dan penanganan dari

perawat maupun dokter”

b. Pola aktivitas dan latihan :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Pasien mengatakan “sebelum masuk rumah sakit dapat beraktivitas

dengan mandiri tanpa di bantu orang lain,

Saat masuk rumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “setelah sakit klien mengalami merasa mudah lelah

dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari karena penyakitnya saat ini, klien


tidak mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri aktivitas di bantu oleh

keluarga dan perawat, skala aktivitas 4 (1-4)”.

c. Pola istirahat dan tidur :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Pasien mengatakan “ sebelum masuk rumah sakit, pola tidur baik

dapat tidur siang meskipun sebentar, tidur malam dari jam 10.00 WIB – 05.00

WIB .

Saat masuk rumah sakit

Keluarga Klien mengatakan saat dirumah sakit klien coma tidak ada bangun.

d. Pola nutrisi:

Sebelum masuk rumah sakit

Keluarga Pasien mengatakan” sebelum masuk rumah sakit klien makan 3x

sehari dan makan dengan porsi yang di lengkapi dengan nasi,lauk dan sayur

namun tidak banyak.

Saat masuk rumah sakit

Keluarga Klien mengatakan makanan yang di sediakan Tidak dimakan ( klien

Coma )

e. Pola eliminasi :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Pasien mengatakan” sebelum masuk rumah sakit pola BAB teratur,

frekuensi BAB 1 kali sehari dan BAK 3-5 kali sehari atau sekitar 1000 cc.

Saat masuk rumah sakit

Klien mengatakan ada BAB Tidak ada BAK Sering . ( terpasang Dc Urin 500

cc )

f. Pola kognitif-perceptual :
Sebelum masuk rumah sakit

Keluarga Pasien mengatakan “ pendengaran masih baik, tidak menggunakan

kacamata, kalau dirumah maupun masuk rumah sakit menggunakan bahasa

Dayak atau bahasa indonesia”.

g. Pola konsep diri : Keluarga Pasien mengatakan “ cemas akan penyakitnya

karena sudah pernah rawat inap di rumah sakit dan tidak menyerah akan

kondisinya saat ini “

h. Pola koping :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “kalau ada masalah selalu berdiskusi dengan

keluarga baik dengan Suami maupun saudara/i yang lainnya.

Saat dirumah sakit:

Kluarga Klien mengatakan saat ini jika ada masalah tetap berdiskusi dengan

keluarga terutama saya.

i. Pola seksualitas-reproduksi :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga klien mengatakan tidak ada masalah dengan seksualitasnya hubungan

dengan Suami tetap harmonis

saat masuk rumah sakit:

Keluarga klien mengatakan “saat masuk rumah sakit hubungan Tidak seperti

biasa apalagi saat ini klien Coma tidak bias berkomunikasi..

j. Pola peran-hubungan :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “ peran klien sebagai Ibu rumah tangga

hubungannya dengan anak-anak maupun Suami tetap terjalin baik.


Saat dirumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “ saat klien dirawat dirumah sakit saya dan anak-

anak saya mendukung akan kesembuhan klien.

k. Pola nilai dan kepercayaan :

Sebelum masuk rumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “ klien beragama Kristen Protestan sebelum masuk

rumah sakit selalu rajin beribadah hari minggu dan rajin berdoa setiap saat.

Saat masuk rumah sakit:

Keluarga Klien mengatakan “setelah masuk rumah sakit tidak mampu

melakukan ibadah terutama dihari minggu, hanya mampu berdoa.

B. PROSEDUR DIAGNOSTIK

Jenis Nilai Analisa


No. Hari/Tanggal Hasil
Pemeriksaan Rujukan
Kamis Hematologi :
1.
14 Juli 2019
HB menurun di
Hemoglobin 9.1 g/dl 12.00- sebabkan factor
16.00 penyakit DM
yang sudah
lama di derita
klien dan ada
kecurigaan
factor infeksi
yaitu sepsis.
Leukosit 20,1 4.00-10.5 Leukosit
ribu/ul meningkat
akibat
terjadinya
demam dan
dicurigai sepsis
atau
penyebaran
infeksi dalam
tubuh akibat
system
kekebalan
tubuh menurun
Eritrosit 3.39 4.00-5.30 Eritrosit rendah
juta/ul diakibatkan
kekurangan
nutrisi
antaranya zat
besi pada klien
yaitu beberapa
hari sebelum di
lakukan
pemeriksaan
lab pola makan
kurang eritrosit
rendah juga
bias di
akibatkan oleh
terjadinya
penyebaran
ifeksi yang di
tandai dengan
klien di curigai
sepsis.
Hematokrit 27.3 vol 37.00- Hematokrit
% 47.00 rendah bisa
menjadi
pertanda
berbagai jenis
gangguan
tubuh. Antara
lain: Anemia
defisiensi besi,
anemia
defisiensi B12
dan folat
Penyakit
peradangan
kronis
Perdarahan
internal atau
organ di dalam
tubuh.Anemia
hemolitik
Gagal ginjal
Penyakit tulang
sumsum
Limfoma
Anemia sel
sabit Leukemia
Thalassemia
pada klien
menderita Dm
dan di curigai
sepsis.
Trombosit 94 ribu/ul 150-450 Trombosit dan
komponen
darah lainnya
diproduksi di
sumsum tulang
belakang
melalui sel
stem. Nah,
ketika sel stem
tersebut
mengalami
kerusakan,
otomatis
produksi
komponen
darah, tak
terkecuali
trombosit,
menjadi
terganggu.
Penyebab dari
rusaknya sel
stem ini sendiri
adalah
sejumlah jenis
penyakit,
seperti Infeksi
virus pada klien
menderita Dm
tipe 2 dan di
curigai sepsis.

MCV 77.6 fl 75.0-96.0 Mean


Corpuscular
Volume atau
MCV adalah
ukuran atau
volume rata-
rata sel darah
merah pada
tubuh manusia
dalam rentang
normal
MCH 26.5 pg 28.0-32.0 Berbagai jenis
anemia
diketahui
menunjukkan
hasil kadar
MCH rendah.
Misalnya,
anemia
mikrositik yang
terjadi saat sel
darah merah
terlalu kecil
sehingga tidak
mengandung
sejumlah
hemoglobin
sebagaimana
mestinya.
Penyebab
utamanya
adalah
kekurangan zat
gizi atau nutrisi
dari makanan,
terutama zat
besi (iron
MCHC 34.7% 33.0-37.0 MCHC adalah
singkatan dari
Mean
Corpuscular
Hemoglobin
Concentration
yang artinya
adalah
perhitungan
mengukur
konsentrasi
rata-
ratahemoglobin
per unit volume
eritrosit masih
dalam rentang
normal

2. 14 Juli 2019 KIMIA DARAH Pada


penderita
Glukosa sewaktu 379mg/dl 74-125 mg/dl DM tipe II
GDS tinggi
di karnakan
retensi
insulin atau
kerja insulin
tidak baik
dalam
mengontrol
gula dalam
darah.

Pemeriksaan ECG :

08 Juli 2019

1. Sinus tachycardia

2. Anemia hyperthyroidisa heart disease, etc.are suspected. Search for the underlying

disease.

USG DOPPLER :

12 Juli 2019

Kesimpulan :

 Edema soft tissue cutis subcutis exstermitas inferior sinistra saat ini tidak

Nampak gambaran DVT extremitas inferior sinistra.


C. TERAPI SAAT INI

Nama Obat,
Frekuensi
Pemberian, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Dosis, Cara
Pemberian
CPG 1. Mencegah 1. Harap berhati-hati bagi 1. Lebam dan Mekanisme kerja Perawat melihat indikasi dari
1 X 75 Mg penggumpalan penderita gangguan perdarahan bawah Clopidogrel adalah obat dan memeriksa kontra
Po darah pada penderita organ hati, gangguan kulit Mimisan, menghambat secara indikasi apakah klien
serangan jantung, ginjal, tukak lambung, Nyeri selektif terjadinya mempunyai riwayat alergi
stroke iskemik dan gangguan perut.Konstipasi ikatan antara terhadap jenis obat yang akan di
(akibat pembekuan darah atau diare. Adenosine Difosfat berikan serta memastikan klien
penyumbatan), seperti hemofilia. Gangguan (ADP) dengan platelet tidak memiliki riwayat penyakit
penyakit arteri 2. Hati-hati saat konsumsi pencernaan. reseptor P2Y12, sesuai kontra indikasi
perifer, penyakit dengan aspirin atau kemudian Kemudian perawat melihat
jantung koroner, dan obat antikoagulan, mengaktivasi interaksi obat terhada obat lain
pemasangan ring, karena meningkatkan glikoprotein GPIIb / yang akan atau yang sudah di
baik pada pembuluh risiko perdarahan. IIIa kompleks berikan ke pada klien.
darah arteri jantung 3. Clopidogrel tidak boleh sehingga mengurangi Selanjutnya perawat melihat dan
atau pembuluh diberikan kepada orang agregasi trombosit. memantau terjadinya efek
darah arteri lainnya yang berusia di bawah samping dari obat seperti
16 tahun, kecuali atas terjadinya lebam pendarahan
anjuran dokter.Obat ini bawah kulit.
akan membuat perdarah
Nama Obat,
Frekuensi
Pemberian, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Dosis, Cara
Pemberian
Dobutamine Membantu inotropik Dobutamine Efek Samping yang Pemberian bersamaan Perawat melihat indikasi dari
2,5 meg ( miokardium pada terapi dikontraindikasikan pada timbul pada dasarnya dobutamine dan obat dan memeriksa kontra
5cc/jam) gagal jantung kongestif pasien dengan stenosis adalah tergantung pada nitroprusside akan indikasi apakah klien
drip akut atau syok subaorta hipertrofik dosis dan oleh karena itu meningkatkan curah mempunyai riwayat alergi
kardiogenik idiopatik atau pada pasien dapat dikontrol dengan jantung dan biasanya terhadap jenis obat yang akan di
yang diketahui mengurangi kecepatan lebih mengurangi berikan serta memastikan klien
hipersensitif terhadap obat infus. Karena tekanan baji kapiler tidak memiliki riwayat penyakit
atau bahan-bahan yang dobutamine hampulir pulmonalis sesuai kontra indikasi
terdapat di dalam formula sempurna dieliminasi (pulmonary kapsul Kemudian perawat melihat
dalam waktu 10 menit, illary wedge pressure) interaksi obat terhada obat lain
efek samping yang dibandingkan jika yang akan atau yang sudah di
timbul akan segera hanya diberikan salah berikan ke pada klien.
hilang dengan cara satu dari kedua obat Selanjutnya perawat melihat dan
pengurangan dosis atau ini. Dobutamine dapat memantau terjadinya efek
penghentian infus. menjadi tidak efektif samping dari obat seperti
Mual, sakit kepala, pada pasien yang baru terjadinya.Sakit kepala mual dan
palpitasi, sesak nafas, diterapi dengan obat nyeri.
dan nyeri dada pernah penghambat β Serta melakukan cara 6 benar
dilaporkan sebagai efek adrenoreseptor. Pada obat.
samping yang paling kasus ini, tahanan
umum terjadi vaskular perifer dapat
meningkat.
Nama Obat,
Frekuensi
Pemberian, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Dosis, Cara
Pemberian
Santagesik Nyeri akut atau kronik Insidensi agranulositosis Reaksi,anafilaksis/anafi bekerja dengan cara Perawat melihat indikasi dari
3 X 1 Amp berat seperti sakit yg dipicu oleh metamizole laktoid, dispnea, menghambat obat dan memeriksa kontra
Iv kepala, sakit gigi, dengan suatu penyebab urtikaria, angioedema prostaglandin dalam indikasi apakah klien
tumor, nyeri pasca imunoalergi yg berat atau menyebabkan reaksi mempunyai riwayat alergi
operasi & nyeri pasca berlangsung selama bronkospasme; aritmia peradangan berupa terhadap jenis obat yang akan di
cedera; nyeri berat yang sekurang-kurangnya 1 kordis, hipotensi & syok rasa nyeri, berikan serta memastikan klien
berhubungan dengan minggu sirkulasi pembengkakan, dan tidak memiliki riwayat penyakit
spasme otot polos (akut demam. sesuai kontra indikasi
atau kronik) misalnya Kemudian perawat melihat
spasme otot atau kolik interaksi obat terhada obat lain
yang mempengaruni yang akan atau yang sudah di
GIT, pasase bilier, berikan ke pada klien.
ginjal, atau saluran Selanjutnya perawat melihat dan
kemih bagian bawah. memantau terjadinya efek
samping dari obat seperti
terjadinya,
anafilaksis/anafilaktoid, dispnea,
urtikaria, angioedema berat atau
bronkospasme; aritmia kordis,
hipotensi & syok sirkulasi
Serta melakukan cara 6 benar
obat.
Nama Obat,
Frekuensi
Pemberian, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Dosis, Cara
Pemberian
Terfacef Kegunaan Terfacef Jangan menggunakan  Efek samping yang bekerja dengan cara Perawat melihat indikasi dari
2 X 1 Gr injection 1 g Terfacef injection 1 g untuk umum seperti diare, mengikat satu atau obat dan memeriksa kontra
Iv (Ceftriaxone) adalah pasien dengan riwayat mual, muntah, lebih penicillin- indikasi apakah klien
untuk mengobati pernah mengalami neutropenia, binding proteins (PBP) mempunyai riwayat alergi
berbagai penyakit reaksi hipersensitivitas pad eosinofilia, anemia, yang menghambat terhadap jenis obat yang akan di
infeksi yang a Ceftriaxone atau ruam, pruritus, transpeptidasi tahap berikan serta memastikan klien
disebabkan oleh antibiotik golongan demam, menggigil, terakhir dari sintesis tidak memiliki riwayat penyakit
bakteri. Obat-obat cephalosporin lainnya peningkatan peptidoglikan di sesuai kontra indikasi
antibiotik yang (misal cefadroxil, konsentrasi serum dinding sel bakteri, Kemudian perawat melihat
mengandung cefalexin, dan lain-lain). AST, ALT, BUN, sehingga menghambat interaksi obat terhada obat lain
Ceftriaxone atau Pasien dengan riwayat reaksi lokal pada biosintesis dan yang akan atau yang sudah di
antibiotik generasi hipersensitif terhadap tempat injeksi mencegah berikan ke pada klien.
ketiga lainnya penicillin dan obat (misalnya rasa sakit, pembentukan dinding Selanjutnya perawat melihat dan
digunakan untuk antibakteri golongan beta indurasi, ecchymosis, sel yang memantau terjadinya efek
mengobati penyakit laktam lainnya berisiko dan nyeri). mengakibatkan samping dari obat seperti
terjadinya, diare, mual, muntah,
infeksi yang lebih besar mengalami kematian sel bakteri.
neutropenia, demam, menggigil,
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas Serta melakukan cara 6 benar
organisme yang terhadap Ceftriaxone. obat.
cenderung resisten
terhadap banyak
antibiotik lainnya.
Nama Obat,
Frekuensi
Pemberian, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Dosis, Cara
Pemberian
Vascon Mengendalikan TD Hipotensi krn kekurangan Cedera iskemik, Penghambat MAO Perawat melihat indikasi dari
6 cc/jam ( 3 pada kasus hipotensi vol darah, kecuali pada bradikardi, aritmia, atau antidepresan obat dan memeriksa kontra
unit) akut tertentu. Terapi keadaan darurat untuk ansietas, sakit kepala trisiklik. indikasi apakah klien
Drip penunjang pada gagal mempertahankan perfusi sementara & mempunyai riwayat alergi
jantung & hipotensi arteri koroner & otak mendadak, kesulitan terhadap jenis obat yang akan di
berat. sampai terapi penggantian bernapas, nekrosis berikan serta memastikan klien
vol darah selesai yang meluas pada tidak memiliki riwayat penyakit
dilakukan.Trombosis tempat injeksi, deplesi sesuai kontra indikasi
vaskuler mesenterik atau vol plasma (pada Kemudian perawat melihat
perifer. Selama pemberian pemberian dalam interaksi obat terhada obat lain
anestesi siklopropan & jangka lama) yang akan atau yang sudah di
halotan. berikan ke pada klien.
Selanjutnya perawat melihat dan
memantau terjadinya efek
samping dari obat seperti Cedera
iskemik, bradikardi, aritmia,
ansietas, sakit kepala
Serta melakukan cara 6 benar
obat.
D. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: R.Keturunan Ketidak efektipan
 Keluarga klien Jaringan perifer
mengatakan Warna kulit NIDDM
pucat kaki bagian paha
Retensi Insulin dan ggsekresi
bengkak
insulin
DS:
Penggunaan glukosa oleh sel
 Klien Nampak pucat
menurun
 Nadi lemah .
 CRT lebih dari 3 detik. Glucagon meningkat
 Warna kulit kemerahan
 Badan teraba hangat Hiperglekimia
suhu tubuh 38,2°C
 TTV : TD : 90/60 Angiopati
mmHg, P : 115x/menit,
RR : 35x/menit, T : Mikrovaskular
38,2°C.
gg.pembuludarah
 SPO2 : 91%
gg.perfusi jaringan ferifer

2 DS: Ketidak efektipan


 Keluarga klien Resitensi insulin pola napas
mengatakan nafas
sesak,kelien sudah tidak Lipolysis meningkat
sadar ± 2 hari.
DO: Asam lemak bebas
 Pernapasan pendek 35 meningkat
x/menit Nampak
mengguanakan otot Ketogenesis
bantu nafas terpasang
 GCS : E 1, V1, M 1 Ketonemia
 Kesadaran : Coma
 Terpasang NRM 12 Asidosis metabolic
Lpm.
 Badan teraba hangat Nafas kusmaul
suhu tubuh 38,2°C
Pola nafas tidak efektif
 TTV : TD : 90/60
mmHg, P : 115x/menit,
RR : 35x/menit, T :
38,2°C.
 SPO2 : 91%
3 DS: gg.perfusi jaringan perifer Hipertermi
 Keluarga klien
mengatakan suhu tubuh suplai makanan kejaringan
klien naik turun badan perifer menurun
panas sudah kurang
lebih 3 hari. Luka Lama sembuh

DO: Terjadi ulkus dm


 Badan teraba
hangat,mukosa bibir Infeksi
Nampak kering dan
pucat,Kulit kemerahan Respon tubuh terhadap
 GCS : E 1, V1, M 1 infeksi
 Kesadaran : Coma
 Terpasang NRM 12 Hipertermi
Lpm.
 Badan teraba hangat
suhu tubuh 38,2°C
 TTV : TD : 90/60
mmHg, P : 115x/menit,
RR : 35x/menit, T :
38,2°C.

4 DS: Kerusakan
 Keluarga klien Gg. Perfusi jaringan perifer integritas Kulit
mengatakan luka
dibagian paha masih suplai makanan kejaringan
basah. perifer menurun

Luka Lama sembuh


DO:
 kaki kiri bagian paha Terjadi ulkus DM
terdapat luka diabet
lebar luka 2 cm Panjang Gg. Integritas kulit
luka 10 cm berbau
khas,warna kemerahan
kedalaman 1 cm.
 Badan teraba hangat
suhu tubuh 38,2°C
 TTV : TD : 90/60
mmHg, P : 115x/menit,
RR : 35x/menit, T :
38,2°C.
 SPO2 : 91%
5 S: Resitensi insulin Defisit perawatan
 Keluarga Klien diri
mengatakan “klien Lipolysis meningkat
masih belum
mampu melakukan Asam lemak bebas
aktivitas sendiri meningkat
belom sadar
aktivitas dibantu Ketogenesis
penuh.”
Ketonemia
O:
 Keadaan umum Asidosis metabolic
coma
 Skala aktivitas 4 Koma deabitikum
 tercium bau badan
dan bau mulut Deficit perawatan diri
 Kulit tampak bersih
dan tidak lengkat
 GCS : E 1, V1, M 1
Kesadaran : Coma.
Kulit klien Nampak
pucat,CRT lebih
dari 3 detik,Badan
teraba hangat suhu
tubuh 38,2°:
 TD : 90/60 mmHg,
P : 115x/menit, RR
: 35x/menit, T :
38,2°C,SPO2 : 91%,

Anda mungkin juga menyukai