Anda di halaman 1dari 18

ZOONOSIS

Zoonosis adalah penyakit dan infeksi yang ditularkan secara alami antara
hewan vertebrata dan manusia (Soeharsono, 2005). Jadi zoonosis juga disebut
penyakit infeksi yang terjadi antara hewan dan manusia. Jenis zoonosis dibagi dua,
pertama antropozoonosis yaitu infeksi pada hewan vertebrata yang ditularkan pada
manusia. Dan yang kedua adalah zooantroponosis yaitu infeksi pada manusia yang
dapat ditularkan pada hewan vertebrata (Anonim,2008).
Ada tiga jenis zoonosis berdasarkan reservoirnya
1.

Antropozoonosis : penyakit yang dapat secara bebas berkembang di alam di

antara hewan liar maupun domestik. Manusia hanya kadang terinfeksi dan akan
menjadi titik akhir dari infeksi. Pada jenis ini, manusia tidak dapat menularkan
kepada hewan atau manusia lain. Berbagai penyakit yang masuk dalam golongan
ini yaitu Rabies, Leptospirosis, tularemia, dan hidatidosis
2.

Zooantroponosis : zoonosis yang berlangsung secara bebas pada manusia

atau merupakan penyakit manusia dan hanya kadang-kadang saja menyerang


hewan sebagai titik terakhir. Termasuk dalam golongan ini yaitu tuberkulosis tipe
humanus disebabkan oleh Mycobacterium tubercullosis, amebiasis dandifteri.
3.

Amphixenosis :

zoonosis

dimana

manusia

dan

hewan

sama-sama

merupakan reservoir yang cocok untuk agen penyebab penyakit dan infeksi teteap
berjalan secara bebas walaupun tanpa keterlibatan grup lain (manusia atau hewan).
Contoh: Staphylococcosis, Streptococcosis.
Berikut adalah beberapa penyakit yang termasuk jenis zoonosis, yaitu :
1. ANTRAKS

Definisi
Antraks adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus
anthracis, yang bisa menginfeksi kulit, paru-paru dan saluran pencernaan.
Antraks sangat menular dan bisa berakibat fatal.
Penyebab / Etiologi
Bakteri Bacillus anthracis. Bakteri yang dorman (tidur) dapat bertahan hidup
di dalam tanah dan produk hewan (misalnya wol) selama berpuluh-puluh
tahun. Infeksi biasanya masuk melalui kulit, tetapi bisa juga berasal dari
daging yang tercemar atau karena menghirup spora maupun bakteri. Biasanya
menyebar ke manusia dari hewan, terutama sapi, kambing dan domba.
Gejala
Gejala bisa muncul dalam waktu 12 jam - 5 hari setelah terpapar oleh bakteri.
Infeksi kulit berawal sebagai:
- benjolan

merah-coklat

yang

membesar

disertai

pembengkakan

di

sekelilingnya.
- Benjolan berubah menjadi lepuhan dan mengeras, kemudian tengahnya
pecah dan mengeluarkan cairan bening, lalu membentuk keropeng yang
hitam.
- Kelenjar getah bening di daerah yang terkena bisa membengkak
- Penderita merasakan tidak enak badan, kadang ototnya terasa sakit, sakit
kepala, demam, mual dan muntah.

Gejala sistemik, diantaranya :


- Antraks pulmoner (penyakit woolsorter)
Gejala ini terjadi akibat menghirup spora dari bakteri antraks.
Spora membelah diri di dalam kelenjar getah bening yang terletak di dekat
paru-paru. Kelenjar getah bening kemudian pecah dan berdarah,
menyebarkan infeksi ke struktur terdekat di dalam dada. Di dalam paruparu dan di dalam rongga antara paru-paru dan dinding dada tertimbun
cairan yang terinfeksi.
Pada mulanya, gejalanya samar-samar dan menyerupai flu. Tetapi
selanjutnya, demam semakin memburuk dan dalam beberapa hari terjadi
gangguan pernafasan yang hebat, yang diikuti oleh syok dan koma.
Juga bisa terjadi infeksi otak dan selaputnya (meningoensefalitis).
Meskipun diberikan pengobatan dini, jenis antraks ini hampir selalu
berakibat fatal.
- Antraks gastrointestinalis
Gejala ini jarang terjadi. Bakteri dapat tumbuh ke dalam dinding usus dan
melepaskan racun yang menyebabkan perdarahan luas dan kematian
jaringan. Jika menyebar ke dalam aliran darah, infeksi ini bisa berakibat
fatal.
2. SWINE FLU / FLU BABI
Definisi

Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada
babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Virus flu ini menyebabkan
kesakitan yang berat pada babi tetapi angka kematiannya rendah. Virus ini
(type A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari babi pada tahun 1930.
Penyebab / Etiologi
Penyebabnya yaitu virus influenza jenis A (type A H1N1 virus). Jika berbagai
virus ini menyerang babi, maka virus ini akan mampu membentuk spesien2
virus baru, yang merupakan gabungan virus avian, manusia dan swine.
Sampai saat ini sudah berhasil diisolasi sebanyak 4 sub-type A: H1N1, H1N2,
H3N2, and H3N1. H1N1 merupakan virus jebis baru yang baru saja
ditemukan pada babi.
Cara Penularan
Virus influenza bisa menular dari babi ke manusia atau sebaliknya. Infeksi
pada manusia terjadi terutama jika berada dekat2 babi yang terinfeksi seperti
berada dalam kandang babi dll. Infeksi dari manusia ke manusia lain juga bisa
terjad, mirip sperti flu manusia, yaitu melalui bersin atau batuk. Bisa juga
lewat sentuhan tangan, kemudian tangan tersebut menyentuh mulut atau
hidung.
Gejala
Gejala swine flu pada manusia mirip dengan gejala virus influenza manusia
berupa: demam, pegel2, lemes, hilang nafsu makan, dan batuk. Beberapa
pasien yang terkena swine flu mengeluhkan pilek, sakit tenggorokan, mual,
muntah dan diare.

Pengobatan dan Pencegahan


Ada 4 macam obat antivirus yang beredar di AS untuk mengobati
influenza:amantadine, rimantadine, oseltamivir san zanamivir. Pada umunya
virus swine influenza masih mempan dengan obat2 ini. Tetapi hasil isolasi
virus swine terbaru dari manusia didapatkan resisten terhadap amantadine dan
rimantadine.
Sehingga saat ini obat yang dianjurkan untuk mengobati serta mencegah
swine influenza adalah oseltamivir atau zanamivir.
3. CACAR SAPI / COWPOX
Definisi
Cacar sapi atau cowpox merupakan penyakit kulit ringan pada sapi, yang
dahulu sering ditemukan pada sapi perah terutama di Eropa.
Penyebab / Etiologi
Penyebab dari cacar sapi ini yaitu virus cacar sapi yang termasuk
familypoxviridae genus Orthopoxviridae.
Penularan
Sumber penular utama ke manusia adalah sapi, namun diketahui ada hewan
lain juga yang dapat menularkan ini karena mereka sebagai induk semang ke
dua seperti kucing dan hewan sirkus. Transmisinya melalui kontak langsung
saat memerah susu sapi
Gejala

Masa inkubasinya 4-7 hari


Lesi umum bersifat terbatas hanya pada ibu jari atau jari telunjuk, karena jari
ini paling sering digunakan untuk memerah sapi. Kadang ditemukan lesi di
dagu dan wajah karena ada luka atau lecet kulit. Lesi berawal dari bentuk
papula yang kemudian berkembang menjadi vesikula dan pustule.
Pencegahan dan Pengobatan
Tidak ada pengobatan spesifik, untuk menghindari penularan cacar sapi ke
manusia, maka perlu menghindari kontak langsung dengan hewan tertular.
4. CACAR MONYET / MONKEY POX
Definisi
Cacar monyet adalah penyakit viral dengan induk semang asli pada monyet
namun dapat menular ke manusia
Penyebab / Etiologi
Penyebab

cacar

monyet

termasuk

family poxviridae genusorthopoxviridae species monkey

pox.

dalam
Sumber

penyakitnya adalah monyet Afrika


Penularan
Pada umumnya penularan dari monyet ke manusia terjadi secara kontak
langsung, namun karena ada penyakit yang tidak berhubungan dengan
monyet, maka timbul dugaan nyamuk kemungkinan berperan sebagai vector.

Gejala
Pada manusia, sulit dibedakan dengan cacar manusia / variola. Namun
umumnya kebengkakan kelenjar limfe cervicalis dan inguinalis pada cacar
monyet lebih besar. Ruam yang terbentuk berawal dari macula, kemudian
menjadi papula dan vesikula, dengan penyebaran terutama disekitar wajah
lalu menyebar ke seluruh tubuh. Pada umumnya mengalami demam, kadangkadang disertai sakit tenggorokan.
Pengobatan dan pencegahan
Sama seperti cacar sapi, tidak ada pengobatan spesifik untuk cacar monyet,
pengobatan hanya bersifat simptomatik. Untuk mencegah, dapat diimunisasi
menggunakan virus vaccinia, yang juga efektif untuk monyet.
5. BORRELIOSIS
Definisi
Borreliosis adalah penyakit pada hewan dan manusia yang reservoirnya yaitu
rodensia liar.
Penyebab / Etiologi
Penyebabnya yaitu B. recurrentis yang berbentuk spiral.
Penularan
Penularan dari rodensia liar ke manusia atau anjing dengan cara caplak dan
pinjal anjing melalui gigitannya. Dalam tubuh caplak penyebab borreliosis
dapat terbawa sampai ke telur caplak yang apabila telur ini menetas, maka

hewan tersebut dikatakan telah membawa agen penyebab penyakit ini. Ada
laporan meski dalam jumlah keci melalui penularan intra-uterin
Gejala
Masa inkubasi 1-15 hari, disusul demam selama 3-5 hari yang sering berulang
kembali dan berlangsung 2-4 hari yang disertai nyeri kepala hebat, nausea,
muntah, diare, kekuning-kuningan selaput lender, dan kadang disertai
kemerahan pada kulit. Dapat juga mengakibatkan trombositopenia, dan
kadang terjadi gangguan saraf bagian kepala.
Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan harus diikuti dengan pengendalian vector. Untuk pengobatan,
tetrasiklin atau eritromisin secara oral cukup efektif. Penicilin juga efektif jika
diberi intra muskuler.
6. CHROMOBACTERIOSIS
Definisi
Chromobacteriosis merupakan penyakit bacterial yang menyerang hewan dan
manusia, erat kaitannya dengan tanah basah dan air. Penyakit ini menyerang
primate serta babi di mancanegara
Penyebab / Etiologi
Bakteri berbentuk batang gram negative yaitu Chromobacterium violiaceum,
bersifat fakultatif anaerob.
Penularan

Penularan melalui kontak pada kulit yang lecet atau terluka atau lewat selaput
lender. Dapat terjadi dari satwa primate ke manusia terutama mereka yang
mempunyai kontak langsung dengan primate sakit atau mati, seperti petugas
kebun binatang, dokter hewan.
Gejala
Gejala bervariasi, tergantung pada organ tubuh yang terserang. Penyakit dapat
bersifat sistemik disertai abses bersifat local. traktus urinarius juga dapat
terserang.
Pengobatan dan Pencegahan
Isolat Chromobacterium violiaceum di Denpasar peka terhadap kanamycin,
erythromycin, dan streptomycin.
7. DERMATOPHILLOSIS
Definisi
Merupakan dermatitis yang berifat kronis dan eksudatif, ditandai dengan
terjadinya pembentukan kerak yang disebabkan oleh bakteria Dermatophillus
congolensis. Penyakit ini tersebar di daerah tropic Afrika.
Penyebab / Etiologi
Penyebabnya yaitu Dermatophillus congolensis yang merupaka bakteri gram
positif yang dapat ditularkan melalui hewan seperti sapi, kuda, domba,
kucing, dan kelinci tertentu serta monyet tertentu dan kadal.
Penularan

Pada manusia penularan melalui kontak langsung, kelompok yang beresiko


tinggi yaitu peternak domba, pencukur bulu domba, petugas rumah potong
hewan yang menguliti karkas, dan orang yang tugasnya merawat kuda.
8. ENCHEPALITIS oleh ALPHAVIRUS
Definisi
Penyakit ini menyerang kuda, dengan sumber pelestari burung dan nyamuk,
serta rodensia rawa.
Penyebab
Penyebabnya

yaitu Eastern

Equine

Encephalitis,

Western

Equine

Encephalitis, dan Venezuelan Equine Encephalitis yang tergolong dalam


family Togaviridae
Penularan
Sumber pelestari virus EEE dan WEE adalah burung dan nyamuk, sementara
VEE adalah rodensia rawa, nyamuk dan kelelawar. Kejadian penyakit
berkaitan dengan populasi vector. Penularan secara kontak terjadi terbatas,
yakni pada tenaga medis veteriner yang melakukan bedah bangkai di
lapangan, terutama pemeriksaan kuda pascamati.
Gejala
Merupakan penyakit arboviral ensefalitis, pada orang dewasa, ditandai dengan
demam hingga 11 hari, pusing, tingkat kesadaran menurun, kekakuan leher,
sementara pada anak-anak gejalanya lebih parah.

Pencegahan dan Pengobatan


Vaksin inaktif menggunakan formaldehyde sebagai inaktifan pernah
digunakan untuk mengimunisasi kuda terhadap ketiga virus tersebut, serta
para pekerja laboratorium, serta untuk virus VEE dilakukan dengan
menggunakan vaksin aktif TC-83.
9. FLU BURUNG
Definisi
Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.
Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar
unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain
seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.Virus influensa tipe A
memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan
Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang
sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi
selama 3-5 hari.
Penularan
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,
minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu
yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan
matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula

dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga
perlu dijaga.Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan
yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus
dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Gejala
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan
dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat
sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.
Pengobatan dan Pencegahan
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis
yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan
anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang
menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara
lain Oseltamivir(Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus
tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu
sehingga diperlukan opini dokter.
10. PENYAKIT SAPI GILA
Definisi
Penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy/BSE) adalah penyakit
yang disebabkan oleh bahan infeksius yang baru dikenal dan disebut PRION.
BSE termasuk salah satu penyakit yg tergolong dalam Transmissible
Spongiform Encephalopathy (TSE) yaitu penyakit yg menyerang susunan
syaraf pusat dengan gejala histopatologik utama adanya degenerasi

spongiosus atau terbentuknya lubang-lubang kosong di dalam sel-sel otak,


dapat menular kepada manusia dan menyebabkan penyakit yang dalam istilah
kedokteran disebut Subacute Spongiform Encephalopathy (SSE). BSE lebih
banyak menyerang sapi perah dari pada sapi potong.
Penyebab
Agent penyebab BSE adalah PRION
Penularan
Hewan ke Manusia, melalui makanan yang berasal dari hewan (sapi) sakit
BSE, material medis & produk hewan seperti: enzim, kapsul, vaksin yang
menggunakan biakan sel otak yang berasal dari hewan sakit. Manusia ke
Manusia, melalui jalur Iatrogenik seperti transplantasi kornea, penggunaan
electrode pada EEG, alat-alat nekropsi terkontaminasi, hormon pituitary dan
transfusi.
Gejala
a. Gangguan Motorik (pergerakan anggota tubuh/kelumpuhan yang terjadi
semakin lama semakin berat menimbulkan kematian)
b. Ataksia, tremor, kelemahan, haus dan mengalami kegatalan dengan derajat
yang hebat.
c. Sensitif terhadap suara dan sinar
d. Perubahan perilaku
Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan adalah cara terbaik bagi penyakit BSE/PRION, karena hingga
kini belum ada obatnya.

11. BRUCELLOSIS
Definisi
Brucellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari
genusBrucella. Bakteri ini terutama berlalu antara hewan, dan mereka
menyebabkan penyakit pada vertebrata berbeda. Berbagai Brucella spesies
mempengaruhi domba, kambing, sapi, kijang, rusa, babi, anjing, dan hewan
lainnya. Manusia terinfeksi melalui kontak dengan hewan atau produk hewan
yang terkontaminasi dengan bakteri ini. Brucellosis pada manusia dapat
menyebabkan berbagai gejala yang mirip dengan flu dan mungkin termasuk
demam, berkeringat, sakit kepala, sakit punggung, dan kelemahan fisik.
Infeksi berat dari sistem saraf pusat atau selaput jantung mungkin terjadi.
Brucellosis juga dapat menyebabkan gejala jangka panjang atau kronis yang
mencakup demam berulang, nyeri sendi, dan kelelahan.
Penyebab
B. canis adalah spesies spesies Brucella yang dapat menginfeksi anjing.
Spesies ini kadang-kadang telah ditularkan kepada manusia, tetapi
kebanyakan infeksi anjing tidak mengakibatkan penyakit manusia
Penularan
Manusia umumnya terinfeksi di salah satu dari tiga cara: makan atau minum
sesuatu

yang

terkontaminasi

dengan Brucella, menghirup

organisme

(inhalasi), atau memiliki bakteri memasuki tubuh lewat luka kulit. Cara yang
paling umum untuk terinfeksi adalah dengan makan atau minum produk susu
yang terkontaminasi. Ketika domba, kambing, sapi, atau unta yang terinfeksi,

susu mereka terkontaminasi dengan bakteri. Jika susu tidak dipasteurisasi,


bakteri tersebut dapat ditularkan kepada orang-orang yang minum susu atau
makan keju membuatnya. Menghirup organisme Brucella bukan rute umum
infeksi, tetapi dapat menjadi bahaya yang signifikan bagi masyarakat di
pekerjaan tertentu, seperti mereka yang bekerja di laboratorium di mana
organisme yang berbudaya. Inhalasi sering bertanggung jawab untuk
persentase yang signifikan dari kasus di karyawan rumah pemotongan
hewan. Kontaminasi luka kulit mungkin merupakan masalah bagi orang yang
bekerja di rumah pemotongan hewan atau tanaman pengepakan daging atau
untuk dokter hewan. Hunters dapat terinfeksi melalui luka kulit atau dengan
sengaja menelan bakteri setelah dibersihkan rusa, rusa, rusa, atau babi liar
yang mereka telah membunuh.
Gejala
Gejala-gejala ini meliputi:
a. Akut: demam, menggigil, sakit kepala, nyeri pinggang, nyeri sendi,
malaise, kadang-kadang diare
b. Sub-akut: malaise, nyeri otot, sakit kepala, sakit leher, demam, berkeringat
Kronis: anoreksia, penurunan berat badan, sakit perut, nyeri sendi, sakit
kepala, sakit punggung, kelemahan, lekas marah, insomnia, depresi,
sembelit.
Pada individu yang menunjukkan gejala klinis, isolasi bakteriologis mungkin
kultur darah mungkin menggunakan.
Pengobatan dan Pencegahan

Dokter dapat meresepkan antibiotik yang efektif. Biasanya, doksisiklin dan


rifampisin digunakan dalam kombinasi selama 6 minggu untuk mencegah
reoccuring infeksi. Tergantung pada waktu pengobatan dan tingkat keparahan
penyakit, pemulihan dapat memakan waktu beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Kematian adalah rendah (<2%), dan biasanya dikaitkan
dengan endokarditis.
12. SCHISTOSOMIASIS
Definisi
Schistosomiasis, juga dikenal sebagai bilharzia, adalah penyakit yang
disebabkan oleh cacing parasit. Infeksi Schistosoma mansoni, haematobium
S.,dan S. japonicum menyebabkan

penyakit

umum, S.mekongi dan S. intercalatum dapat

pada

manusia,

menyebabkan

kurang
penyakit.

Meskipun cacing yang menyebabkan schistosomiasis tidak ditemukan di


Amerika Serikat, lebih dari 200 juta orang terinfeksi di seluruh dunia.
Penyebab
Air tawar menjadi terkontaminasi oleh telur Schistosoma ketika orang
terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di dalam air. Telur menetas, dan
jika beberapa jenis siput air tawar yang hadir di dalam air, parasit
mengembangkan dan berkembang biak di dalam siput.
Penularan
Infeksi terjadi bila kulit Anda datang dalam kontak dengan air tawar
terkontaminasi di mana beberapa jenis siput yang membawa schistosomes
hidup.
Air tawar menjadi terkontaminasi oleh telur Schistosoma ketika orang
terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di dalam air. Telur menetas, dan
jika beberapa jenis siput air tawar yang hadir di dalam air, parasit
mengembangkan dan berkembang biak di dalam siput. Parasit daun siput dan

masuk

air

di

tempat

yang

dapat

bertahan

selama

sekitar

48

jam. Schistosoma parasit dapat menembus kulit orang-orang yang rendam,


berenang, mandi, atau mencuci dalam air yang terkontaminasi. Dalam
beberapa minggu, parasit dewasa menjadi cacing dewasa, yang berada di
dalam pembuluh darah tubuh mana betina menghasilkan telur. Beberapa telur
perjalanan ke kandung kemih atau usus dan diwariskan ke dalam urin atau
bangku.
Gejala
Dalam beberapa hari setelah terinfeksi, Anda dapat mengembangkan ruam
atau kulit gatal. Demam, menggigil, batuk, dan nyeri otot dapat dimulai dalam
1-2 bulan infeksi. Kebanyakan orang tidak memiliki gejala pada fase awal
infeksi.
Telur perjalanan ke hati, usus atau kandung kemih, menyebabkan peradangan
atau jaringan parut. Anak-anak yang terinfeksi berulang kali dapat
mengembangkan anemia, kekurangan gizi, dan kesulitan belajar. Setelah
bertahun-tahun infeksi, parasit juga dapat merusak hati, usus, paru-paru, dan
kandung kemih. Jarang, telur ditemukan di sumsum otak atau tulang belakang
dan dapat menyebabkan kejang, kelumpuhan, atau radang sumsum tulang
belakang.
Gejala schistosomiasis disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap telur yang
dihasilkan oleh cacing, bukan oleh cacing sendiri.
Pencegahan dan Pengobatan
a. Hindari berenang atau berendam di air tawar bila Anda berada di negaranegara di mana schistosomiasis terjadi. Berenang di laut dan di kolam
renang diklorinasi aman.
b. Minum air yang aman.

c. Walaupun schistosomiasis tidak menular dengan menelan terkontaminasi


air, jika mulut atau bibir bersentuhan dengan air yang mengandung
parasit, Anda bisa menjadi terinfeksi. Karena air datang langsung dari
kanal, danau, sungai, sungai, atau mata air mungkin terkontaminasi
dengan berbagai organisme menular, anda harus baik air mendidih selama
1 menit atau filter air sebelum diminum. Air mendidih selama minimal 1
menit akan membunuh parasit yang berbahaya, bakteri, atau virus ini.
pengobatan yodium saja AKAN TIDAK MENJAMIN bahwa air aman
dan bebas dari semua parasit.
d. Mandi air harus dipanaskan selama 5 menit pada 150 F. Air diadakan di
sebuah tangki penyimpanan selama minimal 48 jam harus aman untuk
mandi.
e. Handuk yang ketat pengeringan setelah singkat, air paparan sangat
disengaja dapat membantu untuk mencegah parasit Schistosoma dari
menembus kulit. Anda TIDAK harus mengandalkan handuk kuat
pengeringan untuk mencegah schistosomiasis.

Anda mungkin juga menyukai