DISUSUN OLEH :
(P27834114023)
D4 ANALIS KESEHATAN
SEMESTER 4
2016 2017
Acquired
Immunodeficiency
Syndrome
atau
Acquired
Immune
Meskipun
penanganan
yang
telah
ada
dapat
memperlambat
laju
sehingga memperlambat
tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang
terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Epidemiologi
Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal GO, klamidia), dapat
meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi sel-sel darah sistem
imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun dan sering
berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas kering (open) dengan
suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat hidup dalam darah yang kering
lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup dalam darah yang tertinggal di
spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu. Selain itu, HIV juga tidak tahan
terhadap beberapa bahan kimia seperti Nonoxynol-9, sodium klorida dan sodium
hidroksida.
Infeksiakut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah
sampai 10 tahun.
Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml
tampak
tergantung
jenis
infeksi
yang
menyertainya.
Gejala-gejala
AIDS
Stadium Infeksi
WHO
Stadium I
Tanpa gejala; Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh yang
menetap. Tingkat aktivitas 1: tanpa gejala, aktivitas normal.
Stadium II
Kehilangan berat badan, kurang dari 10%; Gejala pada mukosa dan kulit yang
ringan (dermatitis seboroik, infeksi jamur pada kuku, perlukaan pada mukosa mulut
yang sering kambuh, radang pada sudut bibir); Herpes zoster terjadi dalam 5 tahun
terakhir; ISPA (infeksi saluran nafas bagian atas) yang berulang, misalnya sinusitis
karena infeksi bakteri. Tingkat aktivitas 2: dengan gejala, aktivitas normal.
Stadium III
Penurunan berat badan lebih dari 10%; Diare kronik yang tidak diketahui
penyebabnya lebih dari 1 bulan; Demam berkepanjangan yang tidak diketahui
penyebabnya lebih dari 1 bulan; Candidiasis pada mulut; Bercak putih pada mulut
berambut; TB paru dalam 1 tahun terakhir; Infeksi bakteri yang berat, misalnya:
pneumonia, bisul pada otot. Tingkat aktivitas 3: terbaring di tempat tidur, kurang
dari 15 hari dalam satu bulan terakhir.
Stadium IV
Kehilangan berat badan lebih dari 10% ditambah salah satu dari : diare kronik
yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1 bulan. Kelemahan kronik dan
demam berkepanjangan yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1 bulan.
Toksoplasmosispada otak.
Infeksivirus Herpes simpleks pada kulit atau mukosa lebih dari 1 bulan atau
Setiap
infeksi
jamur
yang
menyeluruh,
misalnya:histoplasmosis,kokidioidomikosis.
TB di luar paru.
Limfoma.
Kaposis sarkoma.
Tingkat aktivitas 4: terbaring di tempat tidur, lebih dari 15 hari dalam 1 bulan
terakhir.
Kelompok Resiko
Ditinjau dari cara penularannya, kelompok yang berpotensi terinfeksi HIV/ AIDS
adalah pekerja seks komersial dengan pelanggannya, pramuria/ pramupijat, kaum
homoseksual, penyalahguna narkoba suntik dan penerima darah atau produk darah
yang berulang.
Dampak HIV/ AIDS
Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam masyarakat adalah :
menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia produktif=84%); angka kematian
tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak dan orang tua; serta
adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi terhadap penderita HIV/ AIDS masih
kuat.
Cara Penularan
HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air mani (semen),
cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam otak. Sedangkan air
kencing, air mata dan keringat yang mengandung virus dalam jumlah kecil tidak
berpotensi menularkan HIV.
Cara penularan melalui hubungan seksual tanpa pengaman/ kondom, jarum suntik
yang digunakan bersama-sama, tusukan jarum untuk tatto, transfusi darah dan
hasil olahan darah, transplantasi organ, infeksi ibu hamil pada bayinya(sewaktu
hamil, melahirkan maupun menyusui). HIV tidak ditularkan melalui tempat duduk
WC, sentuhan langsung dengan penderita HIV (bersalaman, berpelukan), tidak juga
melalui bersin, batuk, ludah ataupun ciuman bibir (French kissing), maupun melalui
gigitan nyamuk atau kutu.
Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik Penggunaan jarum suntik atau
jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV.
berciuman,
berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-gelas yang sama.
Pemeriksaan HIV
1. ELISA
ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi
antibodi yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya
diproduksi mulai minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah
terpapar virus HIV. Kerena alasan inilah maka para ahli menganjurkan
pemeriksaan ELISA dilakukan setelah minggu ke 12 sesudah melakukan
aktivitas seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik yang
terkontaminasi.
2. Western Blot
Sama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi
terhadap HIV. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena
pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih spesifik, sehingga kasus 'yang
tidak dapat disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian, pemeriksaan
ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya.
3. IFA
IFA atau indirect fluorescent antibody juga meurupakan pemeriksaan
konfirmasi ELISA positif. Seperti halnya dua pemeriksaan diatas, IFA juga
mendeteksi
antibodi
terhadap
HIV.
Salah
satu
kekurangan
dari
Tujuan khusus
1. Untuk dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan rapid test anti HIV
2. Untuk dapat melakukan pemeriksaan rapid test anti HIV sesuai
prosedur yang benar
II. METODE
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan rapid test anti HIV adalah
immunochromatografi rapid test.
III. PRINSIP
Tes dimulai saat sampel diteteskan ke sumur sampel. antigen konjugasi
HIV rekombinan akan menempel pada koloidal emas yang ada pada lapisan sampel
yang akan bereaksi dengan antibodi HIV yang terdahap pada whole blood, serum/
pada plasma pembentuk konjugasi/ HIV antibodi kompleks. campuran tersebut akan
berimigrasi sepanjang test strip, konjugasi/ HIV antibodi kompleks akan ditangkap
oleh HIV antigen rekombinan imobilized pada membran yg membentuk garis warna
pada wilayah uji. sampel negatif tidak menghasilkan garis test karena tidak
terdapatnya colidal gold conjugate/ HIV antibodi kompleks. Garis warna kontrol
diwilayah kontrol test akan muncul pada akhir dari prosedur test tanpa dipengaruhi
oleh hasil test. garis kontrol ini adalah hasil dari colidal gold conjugate mengikat
anti HIV antibodi imobilized pada membran. garis kontrol ini menunjukan bahwa
colidal gold conjugate adalah fungsional.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Rapid tes
2. Pipet tetes disposable
3. Gelas beaker
B. BAHAN
1. Sampel serum
2. Reagen anti HIV
3. Diluent assay anti HIV
4. Aquades
5. Tissue
V. CARA KERJA
A. Reagen Pertama (Oncoprobe)
1. Kit dan sampel serum dibawa ke suhu ruangan sebelumm pengujian
2. Srtip uji dikeluarkan dari kantong foil dan diletakkan di tempat yang datar
dan kering
3. Dengan mengunakan pipet kapiler di pipet sampel lalu di teteskan
sebanyak 1 tetes dan dimasukkkan ke dalam sumur bertanda S
4. Diluent assay ditambahkan sebanyak 1 tetes
5. Hasil tes dibaca pada 5 30 menit
B. Reagen Kedua (Intec)
1. Kit dan sampel serum dibawa ke suhu ruangan sebelum pengujian
2. Srtip uji dikeluarkan dari kantong foil dan diletakkan di tempat yang datar
dan kering
3. Dengan mengunakan pipet kapiler di pipet sampel lalu di teteskan
sebanyak 1 tetes dan dimasukkkan ke dalam sumur bertanda S
4. Diluent assay ditambahkan sebanyak 1 tetes
5. Hasil tes dibaca pada 15 30 menit
C. Reagen Ketiga (Vikia)
1. Kit dan sampel serum dibawa ke suhu ruangan sebelum pengujian
2. Srtip uji dikeluarkan dari kantong foil dan diletakkan di tempat yang datar
dan kering
3. Dengan mengunakan pipet kapiler di pipet sampel lalu di teteskan
sebanyak 3 tetes dan dimasukkkan ke dalam sumur bertanda S
4. Hasil tes dibaca pada 30 menit
VI. INTERPRETASI HASIL
A. Reagen Pertama (Oncoprobe)
1. Hasil Positif
Adanya dua garis pada daerak kontrol C dan garis test 1 T1
pada jendela hasil yang menunjukkan hasil yang positif untuk HIV-1.
Adanya dua garis pada daerak kontrol C dan garis test 2 T2
pada jendela hasil yang menunjukkan hasil yang positif untuk HIV-2.
Kehadiran tiga baris sebagai garis kontrol C, tes baris 1 T1, dan
test baris 2 T2 dalam jendela hasil menunjukkan hasil yang positif
VII.
HASIL PENGAMATAN
Gambar
alat
dan
bahan
yang
ini
digunakan
HIV.
Untuk
untuk
merek
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
VIII.
1
2
VIII.
VIII.
VIII.
PEMBAHASAN
HIV/AIDS termasuk jajaran penyakit yang mempunyai tingkat penularan yang
sangat tinggi. Hal ini terjadi karena seringkali seseorang tidak menyadari bahwa
dirinya telah terinfeksi HIV, sehingga menjadi sumber penularan bagi orang lain.
Seseorang terkena HIV biasanya diketahui jika telah terjadi Sindrom Defisiensi Imun
Dapatan
(AIDS)
berkepanjangan,
yang
ditandai
Sarkoma
antara
Kaposi,
dan
lain
penurunan
beberapa
berat
gejala
badan,
lainnya.
diare
Human
yang pertama ini menggunakan strip merek Oncoprobe, dimana dalam strip uji ini
terdapat S (sumur sampel), garis C (control), garis T1 (test), dan T2 (test).pada
penggunaan strip uji harus ditempatkan pada tempat yang datar karena nanti akan
mempengaruhi migrasi sampel. Dimana pada penggunaan strip ini menggunakan
serum pasien sebanyak 1 tetes diteteskan kedalam sumur S dan diteteskan 1
tetes diluents,
fungsi dari diluetns ini adalah untuk memigrasi sampel dan akan
terlihat hasilnya. Bila pada garis C muncul garis merah maka strip ini masih dalam
keadaan bagus jika tidak muncul garis merah pada C maka strip tidak dapat
digunakan. Pada pemeriksaan menggunakan strip uji 1 untuk pemebacaan dibaca
setelah 5-30 menit. Hail yang didapat adalah positif dimana terbentuk garis warna
merah pada C,T1, dan T2. Setelah menunjukkan hasil positif dilakukan
pemeriksaan menggunakan strip uji 2.
Pada pemeriksaan HIV selanjutnya menggunakan strip test merek Intec,
dimana pada pemeriksaan ini prinsipnya sama karena pada saat penetesan hanya
menggunakan 1 tetes serum pasien dan 1 tetes diluents lalu didiamkan selama 1530 menit. Perdaannya yaitu pada garis T karena pada strip ini tidak memiliki 2
T. Hasil yang didapat adalah positif, dengan ditandai muncul warna merah pada
garis C dan T, lalu dilakukan pemeriksaannya menggunakan strip uji 3.
Dari seorang ibu hamil yang HIV positif, kepada bayi yang dikandungnya,
yaitu melalui jalan lahir dan juga dalam proses menyusui dengan air susu
ibu.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan HIV Rapid ini
antara lain:
-
APD
selengkap
mungkin
karena HIV
Pengerjaan test dilakukan sesuai prosedur kerja karena hasil yang akan
dikeluarkan merupakan hasil yang sangat sensitif.
IX.
KESIMPULAN
1. Pada pratikum ini dilakukan pemeriksaan HIV menggunakan rapis test. Hal
ini dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen Human
Imunodefisiensi Virus (HIV) pada serum pasien.
2. Pemeriksaan HIV menggunakan 3 strip test dengan merek yang berbeda
yaitu Oncoprobe, Intec, dan Vikia Sampel yang digunakan adalah serum
yang berkode..
3. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang positif
pada ketiga strip test uji yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al, editors. 2008.
Human Immunodeficiency Virus: AIDS and related disorders.In: Fauci AS,
Kasper DL, Longo DL. Harrisons Principle of Internal Medicine 17th Edition.
McGraw-Hill.USA.
Emirza, Wicaksono. 103. HIV dan AIDS. Online.
http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/03/27/hiv-aids/. Diakses
Tanggal 3 November 2014.
Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar:
Hasanuddin University Press.
Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series
Rosisdi, david.2012.Makalah HIV. Online.
http://davidrosidi.blogspot.com/2012/09/makalah-hiv-aids.html. Diakses
tanggal 3 November 2014.
Sutrimo, Wayan 2013. Pemeriksaan HIV. Online. Available on:
http://analiskesehatankendariangkatan5.blogspot.com/2013/01/uji-hiv.html