PRAKTIKUM XI
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
1804034084
2D
JAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-komponennya,
yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang
merupakan materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set
lengkap materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom.
DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia, maupun pada tumbuhan.Metode standar yang
digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi dan memurnikan fragmen DNA adalah elektroforesis
gel agarosa. Hasil dari berbagaimanipulasi DNA dan analisis DNA dapat dimonitor melalui proses
elektroforesis yang merupakan suatu teknik pemisahan senyawa yang bermuatan dengan
meletakkannya pada suatu medan listrik.
Elektroforesis merupakan pergerakan dari molekul bermuatan listrik pada medan arus listrik,
maka molekul bermuatan negatif akan bergerak keelektroda bermuatan positif (kutub positif) dan
molekul bermuatan positif akan bermigrasi ke arah kutub negatif. Elektroforesis digunakan untuk
mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya
band yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan potongan-potongan
jumlah pasangan basanya. Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan
bentuk suatu partikel baik DNA, RNA dan protein. (Sudjadi, 2008)
Elektroforesis gel agarosa adalah metode pemisahan molekul DNA dan RNA menurut muatan,
ukuran dan bentuk. Teknik ini sederhana, cepat terbentuk, dan mampu memisahkan campuran
potongan DNA sesuai dengan ukurannya secara akurat, dibanding dengan densitas gradient
sentrifugasi. Saat arus listrik diaplikasikan pada gel, molekul bermuatan negatif akan berpindah
menuju elektroda positif. Metode elekroforesis telah digunakan dan dikembangkan di dalam teknik
analisa untuk penelitian di bidang biologi dan genetika. Metode tersebut berkembang sangat pesat
sekali di zaman kemajuan teknologi, di sebabkan karena pengerjaannya sangat sederhana dan sangat
mudah. Di dalam ilmu biologi maupun biologi molekuler, metode elektrorofesis banyak digunakan
untuk taksonomi, sistematik dan genetik dari hewan maupun tumbuhan.
I.II Tujuan
Praktikum dilakukan untuk memahami dan melakukan teknik pemisahan senyawa dengan
metode elektroforesis, dan praktikan mampu menggunakan alat elektroforesis dengan baik dan benar
sehingga dapat memahami prinsip dasar dari elektroforesis agarose.
BAB II
Praktikum dilaksanakan pada pukul 12.30 WIB hari rabu, 3 Juli 2019. Adapun tempat
dilaksanakannya praktikum adalah Laboratorium Bioteknologi Lt.4 Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Alat-alat yang di gunakan pada praktikum kali ini meliputi peralatan elektroforesis, hot
plate, cling wrap, mikropipet, tips untuk mikropipet dan UV Transilluminator. Sedangkan pada
bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, buffer TAE 1x, bubuk agarose, 6x loading
dye, DNA ladder dan SyBr Green.
III.I Hasil
III.II Pembahasan
Berdasarkan hasil visualisasi DNA setelah di elektroforesis diperoleh bahwa pita DNA marka
tidak muncul, sedangkan DNA sampel menghasilkan pita-pita DNA. Hal tersebut dapat terjadi
karena DNA marka terdenaturasi sebelum di elektroforesis, penyimpanan DNA marka setelah
selesai digunakan tidak disimpan kembali pada lemari pendingin. Menurut Standfield et al.(1996),
kemungkinan terjadinya kegagalan tersebut karena DNA telah mengalami depolarisasi. Perlu
diperhatikan bahwa pemberian arus listrik pada gel agarosa tidak boleh sembarangan karena jika
terlalu besar dapat mengakibatkan panas yang akan merubah bentuk pita DNA. Beberapa
kemungkinan yang menyebabkan pita-pita DNA tidak terbetuk seperti seharusnya, diantaranya
adalah DNA dimasukan dalam sumur dengan tidak hati-hati sehingga DNA hilang karena larut,
perendaman yang terlalu lama pada TAE 1X dengan alat elektroforesis maka DNA gagal berada di
gelagarosa.
DNA terus menembus gel tersebut hingga keluar dari gel. Akibatnya tidak ada satu pun garis
cahaya yang muncul pada gel. Waktu yang paling optimal dalam elektroforesis yang sebenarnya
adalah 30 – 50 menit dengan menggunakan arus 50mA. Pita-pita DNA yang terbentuk seharusnya
terdiri atas 4 pita yaitu, opencircular, linear, circular dan supercoiled. Setiap DNA tersebut
mempunyai bentuk berbeda-beda sehingga kecepatan migrasinyapun berbeda. Hal
tersebutmenyebabkan letak DNA tersebut berurutan sesuai dengan kecepatan laju migrasinya
(Sambrook & Russel 2001).
Sambrook and Russel (2001), menambahkan bahwa gel ini mengandung larutan buffer Tris
Asetat EDTA (TAE) yang dapat memberikan resolusi terbaik untuk DNA. Gel agarosa mempunyai
laju pemisahan lebih cepat, dapat memisahkan fragmen DNA antara 100 bp–50 kb tergantung dari
konsentrasi gelagarosa yang digunakan, medan gerak biasanya horizontal. Fungsi dari masing-
masing alat dan bahan yang digunakan pada praktikum elektroforesis adalah:
1. Sarung tangan, digunakan untuk mencegah keringat dari tangan pada mediumkarena keringat
mengandung DNAase dan melindungi toksik dari SyBr. Selama pengerjaan harus mengenakan
sarung tangan dan berbicara sesedikit mungkin(Faatih, 2009).
6. SyBr digunakan sebagai pewarna yang menyisip pada pasang basa yang akan menunjukan
posisi fragmen-fragmen dengan ukuran berbeda.
7. Loading dye digunakan sebagai pemberat ( Bromophenol blue sebagai penanda jalannya
elektroforesis, xylene cyalol sebagai penanda awal jalannya elektroforesis).
8. Larutan buffer TAE 1X (tris-base sebagai penyeimbang pH, asam asetat glasial sebagai
elektrolit dan EDTA, digunakan untuk menginaktifkan enzim perusak DNA yaitu DNAase).
10. Seperangkat elektroforesis, sebagai alat untuk elektroforesis DNA dengan 70 Vselama 35
menit.
BAB IV
KESIMPULAN
IV.I Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil dan pembahasan dengan
kesimpulan sebagai berikut, yaitu prinsip kerja elektroforesis adalah memisahkan molekul-
molekul bermuatan listrik berdasarkan atas ukuran (berat molekul) dan muatan listriknya. DNA
bermuatan negatif sehingga DNA akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan partikel-
partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode). Semakin padat
gel agarosa dan berat molekul DNA maka akan semakin lambat laju migrasinya. Elektroforesis
merupakan metode analisis fisika berdasarkan kecepatan migrasi partikel bermuatan yang
terlarut atau terdispersi, dalam larutan elektrolit dibawah medan listrik. Pemisahan terjadi
tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Pada praktikum kali ini di dapat hasil visualisasi DNA
setelah di elektroforesis diperoleh bahwa pita DNA marka tidak muncul, sedangkan DNA sampel
menghasilkan pita-pita DNA. Hal tersebut dapat terjadi karena DNA marka terdenaturasi sebelum
di elektroforesis, penyimpanan DNA marka setelah selesai digunakan tidak disimpan kembali pada
lemari pendingin.
IV.II Saran
Pelaksanaan praktikum lebih bekerja secara aseptis dan teliti. Penggunaan sampel DNA yang
digunakan lebih diperhatikan agar tidak terjadi denaturasi. Selanjutnya dalam pelaksanaan
praktikum tidak hanya demo dalam penggunaan alat agar semua praktikan dapat mengetahui
secara detail penggunaan alat.
DAFTAR REFERENSI
Fatih, M. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi,
10(1):61 – 67.
Fatchiyah. 2006. Electroforesis Migration Rate. Laboratorium Sentral Biologi Molekuler dan
Seluler Universitas Brawijaya, Malang.
Klug, W. S. and M. R. Cummings. 1994. Concepts of genetics. 4th ed. Prentice Hall,Englewood
cliffs.
Pramono, H. 2011. Bahan Ajar Biologi Molekuler. Fakultas Biologi Unsoed. Purwokerto.
Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Oseana. Volume XXVI. Nomor 1. Balitbang
Biologi Laut, Puslitbang Osenologi LIPI, Jakarta.
Rachmaniar. 1998. Pemisahan Agarosa dari Polisakarida Agar. Buku Produk Alam Laut I. Puslit
Oseanografi LIPI, Jakarta
Sambrook, J., Russel D. W. 2001.Ed. Molecular Cloning: A Laboratory Manual 3rd Ed. Cold
Spring Harbor Laboratory Press, New York.
Stanfield, W. D., Jaime S. C., Raul J. C. 1996.Molecular and Cell Biology. McGraw-Hill, New
York.
LAMPIRAN