Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini menjelaskan tentang insecta (serangga) yang menjadi parasit
bagi manusia.

RELEVANSI

Mampu dan trampil dalam mengidentifikasi jenis-jenis parasit yang merugikan


manusia.

TUJUAN INSTRUKSIOAL

1. Mampu mengidentifikasi stadium-stadium parasit insecta.


2. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri spesifik dari tiap parasit insecta.

PETUJUK BELAJAR
 Metode praktikum ini menggunakan model presentasi, diskusi, dan
praktek langsung.

Kegiatan Belajar:

1
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

JUDUL
 120 Menit

IDENTIFIKASI Pediculus, Pthirus dan Cimex

PENDAHULUAN

Ordo Phthiraptera yang termasuk didalamnya adalah kutu, termasuk


kutu pada manusia. Ordo ini meliputi sekitar 4000 spesies. Terdapat tiga sub
ordo yaitu Mallophaga, Anoplura and Rhynchophthirina. Anoplura merupakan
sub-ordo yang paling kecil dan mereka termasuk parasit penghisap darah
kebanyakan pada mamalia dan kebanyakan pada hewan pengerat. (Lehane,
2005).
Tiga spesies kutu yang sering ditemukan pada manusia adalah
Pediculus humanus dan Pthirus pubis. Pediculus humanus dibagi menjadi
Pediculus humanus capitis (kutu rambut) dan Pediculus humanus corporis
(kutu badan), sedangkan Phthirus pubis merupakan kutu yang hidup di
sekitar pubis. (lehane, 2005)
Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan
oleh infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus capitis atau
Pediculus hamnus var capitis (Ph.capitis).   Pediculosis telah dikenal sejak
jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit (di seluruh dunia).
Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat
yang disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering
menggigit pada bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan
menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang
dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita. Tiap manusia memiliki
kepekaan yang berlainan. Lesi kutan yang ditimbulkan oleh gigitan Pediculus
humanus capitis memberikan reaksi yang sangat gatal. Menggaruk
menambah besar peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri
2
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

terbentuklah pustel crusta dan proses penanahan. Rasa gatal merupakan


gejala pertama dan yang paling penting, tanda bekas garukan merupakan
tanda yang khas. (Lehane, 2005)
Ciri-ciri Pediculus humanus (capitis dan corporis) untuk melakukan
identifikasi adalah dengan melihat tubuhnya yang pipih dorsoventral,
memiliki abdomen bersegmen, setiap segmen memiliki spirakel, memiliki 3
pasang kaki dan setiap kaki ujungnya memiliki cakar.
Siklus hidup Pediculus tidaklah mengalami metamorphosis sempurna
layaknya nyamuk. Pediculus berkembang dari telur lalu menjadi nimfa (1-3)
dan tahap dewasa.

Gambar fase hidup Pediculus

3
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

Gambar mikroskopis perbedaan kelamin Pediculus

Untuk membedakan kelamin Pediculus dapat dibedakan dengan


melihat alat kelamin pada bagian posteriornya, alat kelamin jantan berbentuk
lancip (seperti huruf “V”) sedangkan betinanya seperti huruf “W”.
Spesies kutu lain yang merugikan manusia adalah Phthirus pubis.
Phthirus pubis adalah serangga dari ordo Phthiraptera dan merupakan
ektoparasit yang hostnya adalah manusia Kutu kemaluan menginfeksi daerah
rambut kemaluan dan bertelur. (CDC, 2013).
Telur Phthirus pubis berwarna putih kekuningan, memiliki panjang
sekitar 1 mm dan melekat kuat pada rambut atau pakaian. Beberapa telur
dapat melekat pada sehelai rambut. Betina meletakkan sekitar tiga telur per
hari, dan kesuburan pada 26-30 telur. Penetasan terjadi dalam 6-8 hari, dan
pertumbuhan membutuhkan waktu 13-17 hari pada suhu kulit normal
(Robinson, 2005).
(Phthirus pubis) memiliki tiga tahap: telur, nimfa dan dewasa. Telur
(nits) diletakkan pada batang rambut. Betina akan meletakkan sekitar 30
telur selama masa hidup 3-4 minggu. Telur menetas setelah sekitar satu
minggu dan menjadi nimfa, yang terlihat seperti versi yang lebih kecil dari
orang dewasa. Nimfa menjalani tiga tahap (1-3) sebelum menjadi dewasa.
Dewasa memiliki panjang 1,5-2,0 mm dan pipih. Mereka jauh lebih luas
dibandingkan dengan kepala dan tubuh kutu. Orang dewasa hanya
ditemukan pada host manusia dan membutuhkan darah manusia untuk
bertahan hidup. Jika orang dewasa terpaksa keluar dari host, mereka akan

4
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

mati dalam waktu 24-48 jam tanpa makan darah. Kutu kemaluan ditularkan
dari orang ke orang yang paling sering-melalui kontak seksual, meskipun
fomites (tempat tidur, pakaian) mungkin memainkan peran kecil dalam
transmisi mereka (CDC, 2013).
Phthirus pubis berbentuk pipih dorsoventral, bilateral simetris, tidak
bersayap. Bentuk mulut tipe menusuk dan menghisap. Mempunyai spirakel di
bagian dorso ventral. Ada yang berpleural plate ada yang tidak.
Metamorfosis tidak lengkap, terjadi perubahan dari telur, nimfa, akhirnya
menjadi dewasa.
Kepala Phthirus pubis terdapat clupeus, frons, letaknya antara antena
dan mata, sepasang mata faset (jelas terlihat), sepasang antena yang
bersegmen empat buah dan haustellum, terdapat labrum, epifaring, dan
prestomal teeth.
Thorax pada Phthirus 1 pasang scpirakel dan 3 pasang kaki kuat
dengan claw (cakar). Segmen thorax tidak terlihat jelas pada Phthirus, terdiri
atas prothorax, mesothorax dan metathorax. Kaki terdiri atas: coxa,
trochanter, femur, tibia tumb, tarsus, tarsal claw (kuku).
Abdomen Phthirus pada tiap segmen terdapat pleural plate, di bagian dorso
lateral terdapat abdominal spirakel dan tranverse band. Segmen abdominal
ada 9 buah. Pada hewan jantan segmen terakhir ada adeagus dan bentuknya
asimetris, sedangkan pada betina terdapat gonopodia, simetris. Segmen ke
3-5 bersatu dan pada segmen tersebut terdapat 3 pasang spirakel yang
bersatu dalam satu segmen. Pada segmen ke 6-8 hanya terdapat 1 pasang
spirakel saja pada tiap segmen. Pada segmen ke 1 dan 2 menghilang.
Segmen ke 9 yaitu alat kelamin (Natadisastra, 2009).

5
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

Gambar Phthirus pubis dan telur Phthirus pubis

Cimex atau kutu busuk termasuk serangga ektoparasit dari ordo


Hemiptera, Famili Cimicidae dan jenis yang terdapat di Indonesia adalah
Cimex hemipterus. Kutu busuk memiliki tubuh yang berbentuk oval dan pipih
dorso-ventral dengan panjang sekitar 4-7 cm. Berwarna merah kecoklatan
dan mengkilat, dan akan berubah menjadi coklat tua dan membengkak
setelah menghisap darah.

Gambar kutu busuk

6
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

Pasangan sayap depan kutu busuk telah bermodifikasi menjadi


tonjolan hemelitra, sedangkan sayap belakang menghilang, sehingga
kepinding dikenal tidak memiliki sayap. Berdasarkan pengamatan pada cimex
hemiptera di dapatkan perbedaan cimex jantan dan betina yaitu dorsal pada
jantan lancip sedangkan pada betina membulat. Selain itu, ukuran tubuh
betina lebih besar dibandingkan yang jantan. (Natadisastra, 2009)

METODE
Identifikasi Mikroskopis menggunakan preparat awetan

TUJUAN

1. Mampu mengidentifikasi jenis-jenis kutu.


2. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri spesifik dari tiap kutu.
3. Mampu menginterpretasikan hasil serta dapat membedakan tiap kutu.

7
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

PRINSIP

Pengamatan Aktif secara mikroskopis

ALAT, BAHAN dan REAGEN

1. Mikroskop
2. Preparat awetan

PENGAMATA
N

8
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

Gambar Keterangan Hasil Identifikasi:


.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................................................
........................................................
........................................................
........................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................

Simpulan:

9
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

Gambar Keterangan Hasil Identifikasi:


.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................................................
........................................................
........................................................
........................................................
.......................................................
.......................................................
Simpulan:

Gambar Keterangan Hasil Identifikasi:


.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................................................
........................................................
........................................................
........................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
Simpulan:

10
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

Gambar Keterangan Hasil Identifikasi:


.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................................................
........................................................
........................................................
........................................................
.......................................................
.......................................................
......................................................

Simpulan:

11
MODUL PRAKTEK PARASITOLOGI 3

DAFTAR PUSTAKA

CDC (Centers for Disease Control and Prevention). 2013. Bed Bugs, Cimex
hemipterus. http://www.cdc.gov/dpdx/bedbugs/index.html
Lehane MJ. 2005. The Biology of Blood Sucking in Insects. 2 nd edition. Cambridge
University Press. New York.
Natadisastra, D., Agoes, R. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau Dari Organ
Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.
Robinson, W., H. 2005. Urban Insects and Arachnids: A Handbook of Urban
Entomology. Cambridge: University Press.

12

Anda mungkin juga menyukai