Diameter inti eritrosit semakin berkurang. Sitoplasma memiliki sifat basofilik yang semakin lama semakin berkurang. Kandungan hemoglobin pada sel ditandai dengan warna pink/salmon. Rasio inti sel dan sitoplasma, semakin berkurang. Warna inti sel mengalami perubahan dari merah keunguan menjadi biru gelap. Kromatin inti makin menjadi kasar, menggumpal dan padat. Anak inti (nukleolus) makin lama makin menghilang. Inti sel semakin memadat dan keluar dari sel. SERI ERITROSIT PRONORMOBLAST CIRI: rasio antara inti dengan sitoplasma yaitu 8:1, Inti sel berbentuk bulat atau oval, memiliki 1 atau 2 anak inti. Kromatin inti berwarna merah ungu dan halus. Sitoplasma berwarna biru tua oleh karena adanya ribosom. Pronormoblas memiliki tonjolan kecil yang tidak beraturan di sepanjang bagian pinggir sel. Normoblas Basofilik CIRI kromatin yang mulai padat dan menggumpal di sekitar membran inti, berwarna ungu tua. Rasio sel ini (N:C) yaitu 6:1. Ukuran rasio inti dengan sitoplasma terlihat mulai berkurang menjadi lebih kecil dibandingkan dengan pronormoblas. Anak inti ada, tetapi mulai menghilang, yaitu sekitar 0-1. Pada tahap ini sudah terjadi sintesis hemoglobin, namun pada sitoplasma masih mengandung banyak organel, termasuk ribosom dan sejumlah mRNA. Sel normoblas basofilik pada keadaan normal, hanya berada di sumsum tulang, dengan masa perkembangan lebih dari 24 jam. Normoblas Polikromatofilik CIRI memiliki inti dengan pola kromatin yang bervariasi. Pada tahap ini, ukuran sel secara keseluruhan menurun, anak inti sudah menghilang. Sitoplasma pada tahap awal adalah berwarna pink karena adanya hemoglobin, masih ada unsur RNA, sehingga warna yang dihasilkan adalah campuran merah dan biru, membentuk warna biru abu-abu keruh, sehingga dinamakan polikromatofilik, yang berarti “banyak warna”. Pada kondisi normal, sel ini hanya berada di sumsum tulang, dengan masa perkembangan selama kurang lebih Normoblas Ortokromatofilik/ Acidofilik CIRI: Sel normoblas ortokromatofilik atau normoblas asidofil, memiliki inti yang padat atau kompak (piknotik). Sitoplasma mengalami peningkatan warna pink-salmon yang mencerminkan adanya produksi hemoglobin yang lebih banyak. Sisa ribosom masih memberikan warna kebiruan, tetapi mulai memudar menjelang akhir pembentukan sel, sebagai akibat terdegradasinya organel sel. Retikulosit CIRI:
Sel retikulosit tidak memiliki inti sel.
Pada kondisi normal, sel ini berada pada sumsum tulang, dan berikutnya beredar di darah tepi dalam jumlah terbatas. adanya sisa RNA, yang digambarkan dengan benang berwarna kebiruan dengan pewarnaan supravital new methylene blue. ERITROSI T CIRI Eritrosit sudah tidak memiliki inti sel dengan bentuk bulat bikonkaf berdiameter 7-8 µm. Bagian tengah sel, tampak berwarna pucat sekitar sepertiga diameter sel. Sel ini aktif dalam sirkulasi darah selama 120 hari. Eritrosit memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan melepaskannya ke jaringan, kemudian kembali ke paru-paru untuk proses reoksigenasi.