Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya
tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik.
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan
tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun (Widan,2012).
Bakteri ini berasal dari family Enterobacteriaceae. Klebsiella pertama kali diteliti dan
diberi nama oleh bacteriologist Jerman yang bernama Edwin Klebs (1834-1913). Koloni
Klebsiella besar sangat mukoid dan cenderung besatu bila lama dieramkan Klebsiella
pneumonia dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, klebsiella pneumonia
akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat. Klebsiella
pneumonia banyak ditemukan di mulut, kulit, dan sal usus, namun habitat alami dari
Klebsiella pneumonia adalah di tanah (Zamzam, 2014).
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah bronkopneumoniae dan
pneumonia bakteri gram negatif. Hampir semua pneumonia disebabkan oleh bakteri ini.
Klebsiella pneumonia terdapat dalam saluran nafasdan feses sekitar 5 % orang normal dan
dapat menyebabkan pneumonia bacterial. Sampai saat ini para ahli masih banyak melakukan
penelitian mengenai obat apa yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella
pneumoniae ini. Ada artikel yang menerangkan bahwa daya antimikroba kombinasi ampisilin
dan klorampenikol dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bronkopneumoniae
pada anak kecil tersebut. Hal itu dapat dilihat dari nilai konsentrasi hambat minimal (KHM)
antibiotic yang digunakan. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk
menangani mikroba ini (Zamzam, 2014).
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia maka
dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap specimen yang diperoleh dari tubuh
manusia yang didiagnosa terinvasi oleh bakteri. Specimen yang biasa digunakan sebagai
bahan pemeriksaan dapat berupa sputum, faeces,urin, dan sisa-sisa bahan makanan, eksudat
atau pus dari abses,rectal swab,swab amandel dan darah (Zamzam, 2014).

B. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pada tujuan yang dilakukannya
identifikasi. Selain dari tujuan tidak akan di bahas dalam makalah ini.
C. Rumusan Masalah
- Bagaimana klasifikasi dari bakteri Klebsiella sp ?
- Bagaimana morfologi dari bakteri Klebsiella sp?
- Bagaimana pemeriksaan identifikasi dari bakteri Klebsiella sp ?
D. Tujuan
- Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Klebsiella sp.
- Untuk mengetahui morfologi dari bakteri Klebsiella sp.
- Untuk mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Klebsiella sp.
E. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari bakteri Klebsiella sp.
2. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dari bakteri Klebsiella sp.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Klebsiella sp.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Nama bakteri berasal dari kata bakterion(bahasa Yunani)yang berarti tongkat atau
batang. Sekarang nama tersebutdipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang
bersel satu ,tidak berklorofil (meskipun ada beberapa yang terkecuali), berkembangbiak
dengan pembelahan diri ,serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop .
Klebsiella pneumonia pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander
adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri penyebab
pneumonia pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah orang yang pertama kali
mengidentifikasi bakteri Klebsiella pneumonia dari paru-paru orang yang meninggal karena
pneumonia. Karena jasanya, Klebsiella pneumonia sering pula disebut bakteri Friedlander.

Klebsiella pneumonia adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang (basil). Klebsiella
pneumonia tergolong bakteri yang tidak dapat melakukan pergerakan (non motil).
Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella pneumonia merupakan bakteri fakultatif
anaerob.
a) Morfologi
Bakteri ini termasuk Gram negatif, berbentuk panjang atau pendek yang bersifat
fakultatif anaerob. Bakteri Klebsiella sp berbentuk basil atau batang, tidak berspora, tidak
bergerak, dan memiliki kapsul. Menguraikan laktosa. Membentuk kapsul baik invivo atau
invitro, sehingga koloni berlendir (mukoid).
Bakteri ini berukuran 0,5-1,5 1-2 mikron. Mempunyai selubung yang lebarnya 2-3
kali ukuran kuman. Berpasangan atau berderet, tetapi bakteri Klebsiella sp tidak bergerak
(Soemarno,2000).
b) Klasifikasi
Kingdom :

Bacteria

Phylum

Proteobacteria

Class

Gamma Proteobacteria

Orde

Enterobacteriales

Family

Enterobacteriaceae

Genus

Klebsiella

Species

Klebsiella pneumonia
Kleibsiella oxytoca
Klebsieella ozaenae
Klebsiella rhino scheleromatis

c) Patogenitas
Klebsiella pneumonia menyebabkan pneumonia dapat menginfeksi tempat lain
di samping saluran pernafasan. Klebsiella merupakan suatu bakteri yang
menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (hidung) yang kronis dan
endemik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bakteri ini diberi nama berdasarkan
penemunya, yaitu Edwin Klebs, seorang ahli mikrobiologi Jerman di abad ke-19.
Bakteri genus Klebsiella termasuk ke dalam suku Klebsiellae, anggota famili
Enterobacteriaceae. Klebsiella pneumonia/Fridlander bacillus ditemukan di dalam
hidung, flora normal usus dan akan patogen bila menderita penyakit lain (penyakit
paru-paru yang kronis).
1. Klebsiella ozaena penyebab penyakit azoena : mukosa hidung menjadi atrpopis
progresif dan berlendir serta berbau amis

2. Klebsiella rhinoscleromatis : penyebab penyakit rhinocleloma yaitu penyakit


menahun berupa granula dengan tanda-tanda sclerosis dan hipertropi jaringan dan
menyebabkan kerusakan hidung dan farings.
3. Klebsiella aerogenes/Aerobacter aerogenes
Kuman ini mempunyai sifat sama dengan Eschericia coli, terdapat di air, tanah,
sampah dan lain sebagainya.
Dibedakan pada tes IMVIC
Eschericia coli
: ++-Klebsiella aerogenes : --++
Masuk dalam tubuh per oral, infeksi pada saluran urine biasanya setelah
kateterisasi, maka perlu tes resistensi dahulu : Pada pasien usia Lanjut atau pasien
dengan respon imun rendah, pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non
pernafasan seperti pusing, perburukan dan penyakit yang sudah ada sebelumnya dan
pingsan. Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.
Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia adalah
proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia yang
disebabkan oleh Klebsiella pneumonia dapat berupa pneumonia komuniti atau
community acquired pnuemonia. Pneumonia komuniti atau community acquired
pnuemonia adalah pneumonia yang di dapatkan dari masyarakat. Strain baru dari
Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan pneumonia nosomikal atau hospitality
acquired pneumonia, yang berarti penyakit peumonia tersebut di dapatkan saat pasien
berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan.
Klebsiella pneumonia umumnya menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah,
seperti alkoholis, orang dengan penyakit diabetes dan orang dengan penyakit kronik
paru-paru.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Waktu

: Pukul 13.00 15.00 WIB.

Tanggal

: 22 November 2014

Tempat

: Laboratorium Media dan Laboratorium Bakteriologi

B. Alat dan Bahan


1. Alat
-

Ose Bulat

Ose Jarum

Rak Tabung

Korek Api
Lampu Spirtus
Inkas
Inkubator

Tabung Khan
Tabung Durham

Plate.

Tabung Reaksi

2. Bahan
-

Suspensi Kuman

Media Bouillon

Media MCA (Mac Conkey Agar)

Media EMB (Eosin Methylen Blue)

Media Biokimia Reaksi.

C. Prosedur & Skema Kerja


a. Prosedur :
1. Hari Pertama
-

Pembuatan media (Bouillon, MCA, EMB, Biokimia Reaksi)

Dilakukan penanaman pada media pemupuk Bouillon

Diinkubasi 37 C selama 24 jam.

2. Hari Kedua
-

Dari media pemupuk dilakukan inokulasi pada media differensial (MCA) dan
media selektif (EMB).

Dimasukkan semua alat dan bahan yang diperlukan kedalam inkase

Dipanaskan ose bulat sampai merah membara, dinginkan sebentar

Diambil suspensi kuman

Distreak pada media plate sesuai zona yang sudah dibagi

Dipanaskan kembali ose bulat

Diinkubasi 37 C selama 24 jam.

3. Hari Ketiga
-

Dilihat hasil dari media differensial dan media selektif

Dilanjutkan dengan pewarnaan Gram :


-

Disiapkan objek glass yang bersih dan kering

Di fiksasi

Diteteskan PZ sebanyak 1 tetes pada objek glass lalu di flaming

Dipanaskan ose bulat sampai membara dengan posisi tegak

Diambil koloni kuman satu mata ose pada media padat

Letakkan di atas objek glass yang sudah diberi PZ, aduk searah jarum jam,
di flaming

Di genangi dengan gram I (Gentian Violet) selama 3-5 menit

Dicuci dan genangi dengan gram II (Lugol) selama 1 menit

Dicuci dan genangi dengan gram III (Alkohol 96%) selama 10-15 detik

Dicuci dan genangi dengan gram IV (Fuchsin) selama 3-5 menit

Dicuci dan keringkan

Diberi 1 tetes oil imersi

Diperiksa dibawah mikroskop perbesaran lensa obyektif 100x

Diinokulasikan pada media Biokimia Reaksi

Dimasukkan semua alat dan bahan yang diperlukan kedalam inkase

Dipanaskan ose bulat sampai merah membara, dinginkan sebentar

Diambil suspensi kuman

Dimasukkan ke dalam media Gula-gula, Indol, dan MR VP. Aduk sedikit (satu
kali pengambilan suspensi kuman untuk 3 tabung media biokimia reaksi)

Dipanaskan ose jarum sampai merah membara, dinginkan sebentar

Diambil suspensi kuman

Digoreskan pada media Citrat, Urea, dan KIA. Untuk media KIA di tusukkan
pada dasar dan di goreskan pada lereng.

Dipanaskan ose jarum sampai merah membara, dinginkan sebentar

Diambil suspensi kuman

Ditusukkan pada media Motil

Di inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.

4. Hari Keempat
-

Penambahan reagen pada media Indol, MR dan VP.


o Media Indol ditambahkan reagen Kovac sebanyak 1 3 tetes.
o Media MR ditambahkan indikator MR 1 tetes.
Media VP ditambahkan reagen KOH 40% dan Naftol dengan perbandingan

1:2
- Pembacaan hasil dari media Biokimia Reaksi
b. Skema :
Sampel
- Bouillon Inkubasi 37 0C 24 jam
MCA
Koloni
Warna
Merah

EMB

: besar

Koloni

: besar

Warna
Merah

Fermentassi : Laktosa
(+)

Fermentassi : Laktosa dan


Sukrosa (+)

Konsistensi : semi

Konsistensi : Mucoid

Pewarnaan Gram
KIA Inkubasi 37 0C 24 jam

Lereng : Acid

Gas

:+

Dasar : Acid

H2S

:-

Biokimia Reaksi Inkubasi 37 0C 24 jam


Identifikasi
-

IMVIC : --++
-

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1) ISOLASI
-

Sampel pemeriksaan di tanam pada media :


a. MCA

Koloni

: besar

Warna

: Merah

Tepi

: Rata

Permukaan

: Cembung

Fermentasi

: Laktosa (+)

Konsistensi

: semi mucoid

b. EMB

Koloni

: besar

Warna

: Merah

Tepi

: Rata

Permukaan

: Cembung

Fermentasi

: Laktosa dan Sukrosa (+)

Konsistensi

: mucoid

Kemudian dilakukan pewarnaan Gram

a. Dari media

Bentuk

: batang

Susunan

: menyebar

Warna

: merah

Sifat

: Gram (-)

2) UJI BIOKIMIA REAKSI


-

Indol

: (-)

VP

: (+)

Glukosa: (+)

MR

: (+)

Laktosa : (+)

Motil

: (+)

Maltosa : (+)

Citrat

: (-)

Manosa : (+)

Urea

:(-)

Sukrosa : (+)

KIA

: Lereng

: acid

Dasar : acid

Gas

: (+)

H2S

: (-)

B. Pembahasan
Termasuk
Spesies

: Famili Enterobacteriaceae
: Klebsiella pneumoniae
: Klebsiella ozaenae
: Klebsiella rhinoscleromatis

1. Morfologi
Berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 - 1,5 & 1 - 2 mikron
Mempunyai kapsul yang lebarnya 2 3 kali ukuran kuman
Tidak Bergerak dan Tiidak Berspora
Bakteri Gram (-)
2. Sifat Klebsiella sp pada media plate dan biokimia reaksi
Media Plate
- Mudah dibiakkan di media sederhana (Bouillon Agar)
- Pada media pada tumbuhan dengan koloni mucoid (24 jam), putih keabu-

abuan, besar
- Permukaanya mengkilat
- PH untuk hidup 6,0 7,8 dan suhu 35oC
Biokimia Reaksi
-

Memecah karbohidrat menjadi asam dan gas : Laktosa, Sukrosa,

Maltosa, Manosa, Glukosa, Methyl Red (+) dan Vogas Proskauer (+) dan lambat
memecah Urea.
-

Indol : MR

:-

VP
Citrat : +

:+

Motility
Urea : +
Glukosa
Laktosa

:-

Pada KIA

Lereng
: Acid
Dasar : Acid

: (+)
: (+)

Maltosa
Manosa
Sukrosa

: (+)
: (+)
: (+)

Gas
H2S

:+
:-

Struktur Antigen
Antigen K terdiri dari polisakarida, bersifat spesifik dan

3.

menimbulkan imunitas yang cukup baik.


Patogenitas
Menyebabkan :

Lobar pneumoniae
UTI (Urinary Tract Infection)

4. Diagnosa
-

Sepsis
Infeksi Rongga Hidung

Pus
Urine

Spesimen diambil dari :

Sputum
Darah
Cairan Plasma

Pada Pewarnaan sputum, tampak Basil Gram (-) yang

dikelilingi oleh batas terang (kapsul), sering ditemukan bersama-sama coccus


Gram (+) yang lebih mudah dilihat sehingga sering Klebsiella sp terlewatkan.
Hasil Klebsiella sp jika diwarnai dengan pewarnaan kapsul metode Burry
Giens :
-

Bentuk
Warna Bakteri
Warna Kapsul
Susunan
Sifat
Latar Belakang
-

: Batang
: Merah
: Terang
: Menyebar
: Berkapsul
: Hitam

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
-

Jadi, berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa dari Pemeriksaan Identifikasi Klebsiella sp ditemukan bakteri Klebsiella sp.

B. SARAN
1. Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum melakukan
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.
3. Jagalah kebersihan.
-

Raharja,

Budi.

DAFTAR PUSTAKA
2010. Identifikasi Basil

Gram

Negatif,

(Online),

(http://www.pemburumikroba.blogspot.com/2010/08/identifikasi-basil-gramnegatif.html) diakses pada 3 Desember 2014.


Teenoz, Fatimah Azzahra El-Ramly. 2012. Gambar Hasil Identifikasi

Klebsiella,

(Online),

(http://teenozhealthanalyst.blogspot.com/2012/03/identifikasi-klebsiella.html)
diakses pada 3 Desember 2014.
Teleporters, Zamzam Barcelona. 2014. Identifikasi Klebsiella, (Online),

(http://t3leporters.blogspot.com/2014/01/identifikasi-klebsiella.html),
pada 3 Desember 2014.
-

diakses

Anda mungkin juga menyukai