Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ANTIMINERAL”

KELOMPOK 3 (A21) :

RIDHA AMEL YANI SITI NURSYAHIRAH

PUTRI REZKI AMELIAH SRI DARMASTASYAWATI

RAHMA AZIZAH DARUSMAN ST. NURALISA

RAHMAD HIDAYAT SURYANINGSIH THALIB

ROSA YUVITA WAHYU RIDHA RAMADHAN CITRA

SHERLI SELVIANA WIWI RAHMAH

YUSRIL IBRAHIM SAMPULAWA

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Mineral merupakan bagian dari komponen-komponen yang di butuhkan oleh tubuh manusia.
Namun, pada saat ini banyak sekali masyarakat mengabaikan komponen – komponen tersebut.
Vitamin, mineral dan air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia seutuhnya,
bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya dapat diperoleh tubuh
melalui makanan yang kita konsumsi. Sehingga kesadaran tentang pentingnya vitamin, mineral dan
air sangat penting di kembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang Barat dapat mengubah
pola pikir mereka pula, seprti gaya makan. Orang Indonesia pada zaman dahulu sangat berbeda
dengan orang Indonesia pada zaman sekarang, wanita Indonesia yang dahulu rajin memasak dan
pandai memasak sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan memasak para
wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di rumah dan memasak untuk
kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka cenderung memilih makanan cepat saji yang terkesan
lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak. Namun, pernahkah mereka berpikir kandungan gizi
apa yang ada di dalannya, apa yang dapat di timbulkan makanan – makanan cepat saji yang
mengandung bahan pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita.

Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan yang seringkali membuat
masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang bagus. Bahkan hampir 89% masyrakat Indonesia
gemar mengkonsumsi makanan instant yang mungkin di mata mereka lebih simple. Tapi dengan
semakin sering dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan sejenis itu berarti mereka juga
melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin hanya sedikit saja terkandung dalam
makanan instant atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak jarang makanan tersebut sama sekali tidak
mengandung vitamin , mineral dan air dan tak jarang pula makanan istant atau cepat saji banyak
mengandung msg, pengawet makanan, pemanis buatan bahkan bagi produen yang curang mereka
tidak segan menggunakan pewarna tekstil, yang dapat merusak organ-organ dalam tubuh, bahkan
untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya hiperaktiv dan masih banyak lagi yang
lainnya.

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.
Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar
karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi
uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa
anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga
terbentuk garam anorganik.

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua
mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial
yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja
enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk
komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial
adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Mineral

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).(Wikipedia Bahasa Indonesia:2013)

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Pada tahun 1995 the International
Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memilili unsur kristal dan terbentuk dari
hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar
mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz. (Dodi : 2012)

2. Jenis jenis mineral

Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro mineral.

 Mineral makro

Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01% dari berat badan dan
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na
(natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).

1. Kalsium (Ca)

Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi Anda. Kalsium
juga berperan penting untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem
imunitas. Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium
Anda.Buah dan sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti kangung, daun
singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli.

2. Fosfor (P)

Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosforus
juga mengatur keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan mineral ini menyebabkan otot Anda
terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi
(pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal. Daging, ikan, unggas,
telur dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.
3. Natrium atau sodium (Na)

Fungsi utam natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur
tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Dalam menjaga
keseimbangan cairan tubuh, natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam
transmisi sara, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui
membrane sel.

4. Kalium atau Potasium (K)

Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan


keseimbangan cairan dan eletrolit serta keseimbangan asam-basa di dalam tubuh. Kalium juga
berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein. Buah dan sayuran yang
mengandung Kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, dan
wortel.

5. Sulfur (S)

Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak. Selain itu
sulfur bersama-sama dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh dan membantu melawan infeksi akibat bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur :
kacang-kacangan, bawang putih, bawang bombay, dan kubis-kubisan.

 Mineral mikro

Mineral makro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya dibutuhkan dalam
jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan
Se (selenium).

Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Berikut ini macam-macam
mineral yang penting dan fungsinya di dalam tubuh Anda.

1. Kromium (Cr)

Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-sama dengan insulin,
kromium berfungsi untuk memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.

Buah dan sayuran yang mengandung Kromium : kentang, cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel,
dan jeruk.

2. Zat besi (Fe)

Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah merah. Hemaglobin
bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru ke keseluruh jaringan tubuh. Zat
besi juga berperan dalam metabolisme energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta
dalam sistem kekebalan tubuh.

Buah dan sayuran yang mengandung Zat besi : sayuran hijai seperti bayam, kangkung, daun
singkong, dan daun pepaya.
3. Yodium (I)

Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal; membakar kelebihan lemak tubuh; serta
menjaga kesehatan rambut, kuku, kulit, dan gigi.

Buah dan sayuran yang mengandung Yodium : bawang merah atau tanaman lain yang ditanam di
daerah dekat pantai.

4. Magnesium (Mg)

Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Magensium
bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang
berkaitan dengan metabolisme energi, karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu,
magnesium juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas banan gen DNA.

Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

5. Mangan (Mn)

Mangan berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme.
Enzim yang berkaitan dengan mangan berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat
dan tulang, serta mencegah peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan dalam
pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi otak, dan untuk
pengontrolan neurotransmiter.

Buah dan sayuran yang mengandung Mangan : kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, bit, dan
gandum.

6. Molibdenum (Mo)

Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi, penawar
racun alkholm metabolisme sulfur, dan mencegah anemia.

Buah dan sayuran yang mengandung Molibdenum : kembang kol, kacang polong, bayam, bawang
putih, jagung, kentang, bawang bombay, kacang tanah, semangka, wortel, dan kubis.

7. Selenium (Se)

Selenium bekerja sama denga vitamin E berberan sebagai antioksidan dalam sistem enzim. Di
samping, selenium juga berperan mencegah terjadinya serangan radikal bebas, melindungi
membran dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hodrogen pada tahap akhir rantai
metabolisme, serta membantu sintesi immunoglobulin sebagai kekebalan tubuh.

Buah dan sayuran yang mengandung Selenium : bawang, tomat, brokoli, kubis dan gandum.
8. Seng (Zn)

Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata, menghambat virus,
mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses
penyembuhan luka.

Buah dan sayuran yang mengandung Seng : kacang-kacangan, biji-bijian, legum, dan gangum.

9. Boron (Bo)

Boron mempunyai efek positif terhadap pencegahan osteoprosis dan osteoartritis dengan cara
meningkatkan penggunaan kalsium dan magnesium. Fungsi boron tersebut bersifat sinergis dengan
vitamin D dalam memperkuat tulang. Boron juga diduga dapat membantu memelihara fungsi sarat.
Selain itu, boron juga mempunyai mekanisme kerja yang berhubungan dengan fungsi membran sel
sarat serta terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi (antiperadangan). Aktivitasnya sangat
signitifkan, terutama untuk pencegahan penyakit pradangan, seperti rematoid, artritis, dan asma.

Buah dan sayuran yang mengandung Boron : jamur, kacang-kacangan dan asparagus.

Akibat kekurangan komsumsi mineral :

1. Kekurangan Kalsium menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang karang kuat, tetani atau
kejang otot, dan lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka

2. Kekurangan Phospor menyebabkan kerusakan pada tulang dengan gejala rasa lelah dan kurang
nafsu makan

3. Kekurangan Magnesium terjadi komplikasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi

4. Kekurangan Biotin mengakibatkan peradangakn pada kulit dan bibir

5. Kekurangan Niasin (Asam Nikotinat) mengakibatkan Pellagra (dermatosis, peradangan pada


lidah, fungsi usus & otak yang abnormal)

6. Kekurangan Natrium mengakibatkan kebingungan, koma

7. Kekurangan Asam Folat mengakibatkan berkurangnya jumlah semua jenis sel darah
(pansitopenia), sel darah merah yang berukuran besar

8. Kekurangan Zat Besi berakibat dapat merusak perkembangan otak serta meningkatkan
kematian ibu dan anak

9. Kekurangan Seng mengakibatkan pertumbuhan yang lambat, tertundanya kematangan seksual,


berkurangnya sensasi rasa

10. Kekurangan Asam Pantotenat mengakibatkan penyakit saraf, kaki terbakar

11. Kekurangan Klorida mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa

12. Kekurangan Selenium mengakibatkan nyeri otot & kelemahan


13. Kekurangan Fosfat mengakibatkan orang mdah tersinggung, kelemahan, kelainan sel darah,
kelainan usus dan ginjal

14. Kekurangan Yodium mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid, tuli-bisu, pertumbuhan janin &
perkembangan otak yang abnormal

15. Kekurangan Kalium menyebabkan diare kronis, muntah pada penggunaan obat pencahar,
deuretik

Golongan Obat Mineral

1. Tablet Besi ( Fe )

Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem biologi di dalam tubuh. Besi
merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan
sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang di perlukan untuk produksi adenosin trifosfat yang
terlibat dalam respirasi sel. Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( hb ), sehingga defisiensi fe
akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dengan kandungan hb yang
rendah dan menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.

a. Cara kerja

Distribusi dalam tubuh

Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks
dengan protein. Kira-kira 70% dari fe yang terdapat dalam tubuh merupakan fe fungsional atau
esensial, dan 30% merupakan fe yang nonesensial.

b. Farmakokinetik

Absorpsi

Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal; makin
ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero.
Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi
akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma
dengan perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus.
Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih
banyak fe di ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka fe yang
baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulang untuk eritropoesis.

 Distribusi

Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin
glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan
depot fe
 Metabolisme

Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang di sebut apoferitin dan
membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel mukosa usus halus dan dalam sel-sel
retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum tulang ). Cadangan ini tersedia untuk di gunakan oleh
sumsum tulang dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile pool yang cepat
dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di gunakan bila labile pool telah kosong.
Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak dapat di gunakan untuk eritropoesis.

Bila fe diberikan IV , cepat sekali di ikat oleh apoferitin ( protein yang membentuk feritin ) dan di
simpan terutama di dalam hati. Sedangkan setelah pemberian per oral terutama akan di simpan di
limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati dan
limpa. Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfusi darah yang
berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe dalam jumlah berlebihan yang di ikuti absorpsi
yang berlebihan pula.

 Eksresi

Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari. Ekskresi terutama
berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui
keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada proteinuria jumlah yang di
keluarkan dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang mengelupas. Pada wanita usia
subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe yang diekskresikan sehubungan dengan haid di
perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.

c. Indikasi

Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia defisiansi fe


penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan keracunan
besi. Anemia defisiensi fe paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu, dapat pula
terjadi misalnya pada wanita hamil ( terutama multipara ) dan pada masa pertumbuhan, karena
kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia defisiensi fe. Sebagai pegangan untuk
diagnostik dalam hal ini ialah, bahwa pada anemia defisiensi fe dapat terlihat granula berwarna
kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum tulang

d. Efek samping

Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral, dan ini sangat
tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala yang
timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20% ), konstipasi (± 10% ), diare (± 5% ) dan kolik.
Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi dosis atau dengan cara ini
diabsorpsi dapat berkurang. Perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam
kepada pasien.

Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada tempat suntikan yaitu berupa rasa
sakit, warna coklat pada tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran kelenjar inguinal.
Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV , selain itu dapat pula terjadi
reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapt terjadi dalam 10 menit setelah suntikan
adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat, mual, muntah,
bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering timbul
dalam ½-24 jam setelah suntikan misalnya sinkop, demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada,
rasa sakit pada seluruh badan dan ensefalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada
pemberian IV, demikian pula syok atau henti jantung.

e. Dosis

Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat besi untuk pemberian
oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat.
Ketiga preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar garam-
garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya dalam asam lambung.
Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian pula
sebagai garam feri ( Fe3+ ).

yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :

• Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur

• Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu proses penyerapan.

• Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk

• Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang


BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Mineral adalah salah satu zat gizi penting agar tubuh bisa berfungsi optimal dan senyawa non-
organik yang tubuh butuhkan agar bisa berkembang, Mineral juga berperan sebagai kofaktor enzim,
fungsi otot, dan saraf. Kalium menjadi salah satu jenis mineral yang cukup dibutuhkan tubuh. Zat ini
dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi otot dan saraf,
kofaktor enzim, dan sebagai metabolisme energi.

2. Saran

Dimohon kepada setiap orang yang membaca makalah ini sekiranya memberikan saran dan masukan
guna untuk memperbaiki kesalahan agar kedapannya lebih baik lagi. Mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini, Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1925/BAB%20II%20MINERALOGI.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/jenis-dan-fungsi-mineral/

https://www.halodoc.com/artikel/10-jenis-mineral-dan-manfaatnya-bagi-tubuh

https://www.academia.edu/antimineral

https://www.scribd.antigizi-antimineral.com

Anda mungkin juga menyukai