KULIAH II

HAEMOPHILUS, BORDETELLA, DAN BRUCELLA

RIA KHOIRUNNISA A., M.Si.

 Haemophylus Bordetella Brucella
Influenzae pertussis
B.mellitensis

B.abortus
Morfologi dan
Identifikasi B.canis
B.suis
Struktur Antigen

Temuan klinis Uji Laboratorium

(Patologi & Gejala Infeksi Diagnostik
Patogenesis)
 Haemophilus influenzae
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI

CIRI ORGANSME KULTUR CIRI PERTUMBUHAN

• Basil kokoid pendek • Tumbuh baik pada • Anaerob fakultatif

(1,5μm) rantai media Brain Heart • Suhu opt. 35°C-37°C
berpasangan Infussion Agar • pH opt. 7,6
• Gram negatif (BHIA) ditambah
• Waktu inkubasi 36-
• Pleomorfik darah.
48 jam
• Motil : Flagela • Dapat ditumbuhkan
• Parasit obligat
monotrik pula pada Chocolate
Agar (CA). • Fermentatif
• Non-spora • Faktor pertumbuhan
• Koloni pada
• Berkapsul : faktor X (hemin),
Chocolate Agar
(CA): bulat kecil, faktor V (NAD :
berwarna putih, Nicotinamide
convex (cembung), Adenine
smooth (halus), Dinucleotide)
tepi rata, opaque,
mukoid.
• Non-hemolisis
Scientific Classification of
Haemophilus influenzae gram stain of H.
influenzae , M=1000x
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Pasteurellales
Family : Pasteurellaceae
Genus : Haemophilus
Species : H.influenzae
(Lehmann & Neumann 1896)
Winslow et al. 1917

SEM of H. influenzae
Capsule stain of
with Monotrichous
H. influenzae
Flagella
(Burry Gins
Method), M=1000x
 STRUKTUR ANTIGEN

Haemophilus Infuenzae

Antigen kapsular Atigen-O

(Polisakarida) : (Somatis) : Endotoksin
A,B,C,D,E,F Protein-protein (Lipooligosakarida)
(Antifagositik) membran luar

Antigen kapsular tipe B :

Polyribose Ribitol Phospate (PRP)
merupakan faktor keganasan
(virulensi) utama pada Haemophilus
influenzae
TEMUAN KLINIS : PATOLOGI Haemophilus influenza (1)

Meningitis Pneumonia Empiema

Septik Arthritis Selulitis Epiglotitis

Bronchitis
Otitis media Sinusitis
Kronis

Bentuk Infeksi
Konjungtivitis
Invasif lain
TEMUAN KLINIS : PATOLOGI Haemophilus influenza (2)
TEMUAN KLINIS : PATOLOGI Haemophilus lainnya (3)
 TEMUAN
TEMUAN KLINIS KLINIS : PATOGENESIS
: PATOGENESIS (2)
Haemophilus influenzae (1)

H.Influenzae
Haemophilus influenzae
dapat masuk ke
masuk melalui saluran
aliran darah
pernapasan, penyebaran
(bakterimia)
lokal dapat mengenai sinus
menyebar ke
dan telinga tengah
selaput otak
meyebabkan sinusitis dan
menyebabkan
otitis media.
meningitis.

Pneumonitis dan
Atau beberapa Orang dewasa
epiglotitis
spesies tetap dapat
dapat terjadi
berada di sendi terjangkit
setelah infeksi
sehingga dapat bronchitis atau
saluran
mengakibatkan pneumonia
pernapasan atas
septik karena infeksi
pada anak dan
arthritis. H.influenzae.
orang tua.
TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS Haemophilus influenzae (2)
TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS Haemophilus influenzae (3)
 UJI LABORATORIUM DIAGNOSTIK
INFEKSI Haemophilus influenzae
PCR
TES
SEROLOGI :
KULTUR ELISA
bakteri
H.influenz
IDENTIFIK ae pada
ASI Chocolate
LANGSUNG agar yang
: mengandung
SPESIMEN Imunofluo IsoVitalex
: darah, resen, (24-28
Uji jam).
cairan
nasofarin pembengka
geal, kan
nanah, kapsul,
dan preparat/
cairan apusan
spinal bakteri
 Bordetella pertussis
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI

CIRI ORGANSME KULTUR CIRI PERTUMBUHAN

• Kokobasil kecil • Tumbuh baik • Aerob

• Gram negatif pada media • Waktu inkubasi
• Berkapsul Bordet-Gengou 3-7 hari
Agar (Komposisi • Suhu
• Non-motil
agar, kentang, pertumbuhan
• Non-spora darah, opt.35°C-37°C
• Membentuk gliserol) +
granula • Membentuk asam
penisilin-G 0,5
metakromatik tanpa gas dari
mg/mL atau pada
(melalui glukosa dan
media Charcoal
pewarnaan laktosa.
Agar dengan
toluidin biru) Supplements. • Produksi toksin
pertussis
• Hemolisis (+) :
(virulen).
↑ Virulensi.
 Scientific Classification of
Gram stain of B. pertussis,
Bordetella pertussis M = 1000x
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Betaproteobacteria
Order : Burkholderiales
Family : Alcaligenaceae
Genus : Bordetella
Species : B.pertusis
(Bergey et al. 1923)
Moreno-López 1952

SEM of B. pertussis

Metachromatic Granule of
B. pertussis with
Toluidin Blue stain

Colony of B. pertussis
on Bordet-Gengou Agar
STRUKTUR ANTIGEN B.pertussis
(1)
STRUKTUR ANTIGEN B.pertussis
(2)
TEMUAN KLINIS : PATOLOGI B.pertussis
(WHOOPING COUGH : batuk rejan dan
PNEUMONIA)

Whooping Cough
(Batuk Rejan)

Pneumonia
TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS B.pertussis
(Whooping Cough : batuk rejan)--(1)
TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS B.pertussis
(Whooping Cough : batuk rejan)--(2)
 TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS dan GEJALA KLINIS
B.pertussis (Whooping Cough : batuk rejan)--(3)

STADIUM KATARHAL : terjadi bertahap dengan masa

inkubasi 7-10 hari setelah terinfeksi, B.pertussis
disemburkan dalam droplet. Gejala berupa : batuk dan
bersin ringan, malaise, mata berair, nafsu makan
berkurang, batuk sepanjang hari.

STADIUM PAROKSISMAL : timbul dalam waktu 10-14

hari setelah timbulnya gejala awal, gejala klinis
meningkat dengan batuk eksplosif, gejala khas saat
inhalasi (“whoop”), kelelahan, muntah, sianosis, kejang,
limfositosis absolut (16.000-30.000 sel/mL)

STADIUM KONVALESEN : mulai terjadi dalam waktu

4-6 minggu setelah gejala awal, batuk semakin berkurang,
muntah juga berkurang. Kadang batuk terjadi selama
berbulan-bulan, biasanya akibat iritasi saluran
pernafasan.
 UJI LABORATORIUM DIAGNOSTIK
INFEKSI Bordetella pertussis
PCR
Fluorescence
Antibody
KULTUR Test dan
bakteri Serology
B.pertussis Test (ELISA)
pada Bordet-
SMEAR atau Gengou agar
APUSAN atau atau
PREPARAT Charcoal
bakteri Agar dgn
SPESIMEN : B.pertussis Supplements
cairan dgn Gram
rongga staining &
hidung dan toluidin
larutan blue
garam, swab staining
nasofaring
 Brucella
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI
CIRI ORGANSME KULTUR CIRI PERTUMBUHAN

• Pleomorfik (kokus- • Dibiakkan pada • Aerobik

basil) Trypticase Soy • Parasit obligat
• Panjang 1,2μm Agar atau Blood dan intraseluler
• Gram negatif Agar. • B.abostuis
• Non-motil • Syarat tumbuh pada memerlukan 5-10%
media kompleks CO2 untuk tumbuh.
• Non-spora
yaitu memerlukan • Memetabolisme KH
as.amino, vitamin, tanpa asam dan
garam, glukosa. gas.
• Bentuk koloni • Katalas (+)
bulat kecil,warna
• Oksidase (+).
putih, convex
(cembung), dan • Produksi H2S
smooth (lembut) • Reduksi nitrat
mucul pada media menjadi nitrit
diperkaya dalam 2-
5 hari.
 Scientific Classification of
Gram stain of
Brucella B.melitensis, M = 1000x
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Alphaproteobacteria
Order : Rhizobiales
Family : Brucellaceae
Genus : Brucella
B.mellitensis, B.abortuis,
Species :
B.canis, B.suis

SEM of B.melitensis

Colony of B.melitensis
on Blood Agar
 STRUKTUR ANTIGEN Brucella

Brucella spp.

LPS
(Lipopolisakarida)
: A & M

Ag L : Analogi
dengan Ag-Vi pada
Salmonella
↑
( Virulensi)
Komposisi Antigen LPS tipe M pada
B.melitensis lebih tinggi yang
Endotoksin (faktor menyebabkan B.melitensis dapat
virulensi) menimbulkan infeksi serius
(virulensi tinggi).
 TEMUAN KLINIS : PATOLOGI Brucella spp.

BRUCELLOSIS
(DEMAM MALTA)
B.mellitensis
(kambing)
B.abortus (hewan
ternak)

B.canis (anjing)

B.suis (Babi)
GEJALA INFEKSI BRUCELLOSIS
TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS BRUCELLOSIS (Brucella spp.)-(1)
TEMUAN KLINIS : PATOGENESIS BRUCELLOSIS (Brucella spp.)-(2)
 TEMUAN
TEMUAN KLINIS KLINIS BRUCELLOSIS
: PATOGENESIS : PATOGENESIS (2)
(Brucella spp.)-(3)

Mekanisme infeksi
(portal entry) : oral
Berkembang dalam masa
susu yang
inkubasi 1-6 minggu ke
terkontaminasi dan
saluran limpa-kelenjar
keju tanpa
limfe regional- ductus
pasteurisasi, selaput
thorasikus-aliran darah-
lendir dan kulit
organ parenkimathous.
(kontak jaringan hewan
terinfeksi)

Reaksi utama
Nodul granulomatosa
Brucellosis
berkembang menjadi Manifestasi
secara histologi
abses pada lanjut :
: proliferasi sel
jar.limfatik, hati, Meningitis,
mononuklear,
limpa, sumsum tulang, Osteomielitis,
produksi fibrin,
& Kholesistitis.
nekrotik koagulan
s.retikuloentotelial.
dan fibrosis.
TRANSMISI (PENULARAN) BRUCELLOSIS oleh Brucella spp.
UJI LABORATORIUM DIAGNOSTIK
INFEKSI Brucella spp.
UJI KULIT
TES :
SEROLOGI : Brucellin
KULTUR Uji Skin Test
bakteri Aglutinasi
Brucella , Uji2- dan
SMEAR spp. Mercaptoet
atau Pada hanol, dan
APUSAN larutan “Blocking” Diagnostik
atau Trypticase Antibodi Molekuler
SPESIMEN PREPARAT Soy dan : PCR
: darah, bakteri Agar
biopsi Brucella Thionine
(kel.limf spp. Tryptose,
e, sumsum dengan inkubasi
tulang), gram pada 10%CO2
serum staining selama 3
untuk tes minggu
serologi
 REFERENSI
1. Brooks, G.F., Brutel, J.S., and Morse, S.A. Medical
Microbiology. 1st Ed. 2001. McGraw-Hill Companies Inc.
2. Falkow, S. Molecular Koch’s Postulates Applied to Microbial
Phatogenicity. 1988. Review effect dis. 10 : (suppl 3) :
S274.
3. Hand, W.L. : Haemophilus Species (including chancroid). In
: Mandell, Douglas, and Bennett’s Principle and Practice of
Infectious Diseases, 5th ed. Mandel, G.L., Bennett, J.E.,
Dolan, R. (editors). Churchill Livingstone, 2000.
4. Hope, J.E. : Bordetella. In : Manual of Clinical Microbiology, 7th
ed. Murray, P.R., et al (editors). American Society for Microbiology, 1999.
5. Jowel, E., JL. Melnick, and E.A. Adelberg. Mikrobiologi
untuk Profesi Kesehatan. 1986. EGC, Jakarta.
6. Saphiro, D., Wong, J.D.: Brucella. Dalam : Manual of Clinical Microbiology,
7th ed. Murray, P.R., et al (editors). American Society for Microbiology, 1999.
7. Saunder, E., Mahon, C.R., Lehman, D.C., and Manuselis, G.
Diagnostic Microbiology. 2011. Washington.