Filaria
Oleh : siska aprilia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Nematoda merupakan mikroorganisme yang digolongkan ke dalam filum
dunia hewan. Nematoda ketika dilihat di bawah mikroskop terlihat berupa
cacing-cacing mikroskopis dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan
berwarna bening.Secara umum karena ukuran tubuh nemtoda sangat kecil,
para petani sangat sulitmembedakan nematoda dan penyakit
Nematoda darah dan jaringan merupakan jenis cacing yang pada fase
hidup dewasa dalam sistem limfatik,sub kutan, dan jaringan ikat dalam pada
tubuh manusia. Mikrofilaria (prelarva) ada yang bersarung dan tidak
bersarung dan terdapat pada darah perifer/jaringan kulit serta sifatnya sangat
aktif. Contohnya adalah cacing wuchereria bancrofti atau cacing filarial.
Cacing ini adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan salah satu
parasit manusia yang menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah).
Penyebaran cacing ini kosmopolit terutama di daerah tropis dan sub tropis.
1.2 Morfologi
Morfologi Cacing dewasa berbentuk silindris, seperti benang ukuran 20-
l00 mm x 0,l-0,3 mm. Cacing betina lebih panjang daripada yang jantan
(kurang lebih 2 kali), Mulut sederhana dan tak mempunyai bibir yang jelas,
rongga mulut tidak nyata. Oesophagus bentuk seperti tabung terbagi menjadi
bagian anterior yang berotot dan bagian posterior yang berkelenjar. Beberapa
species dari cacing jantan mempunyai spiculae. Cacing betina bersifat vivipar,
larvanya disebut mikrofilaria. Mikrofilaria pada beberapa species misalnya
pada Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Loa-loa microfilarianya
mempunyai selubung (sheath) yang berupa suatu membran halus berasal dari
kulit telur yang melekat ketat dan tampak di bagian kepala dan ekor. Terdapat
serangkaian sel-sel yang tersebar diseluruh badannya (nukleus). Ada tidaknya
nuclei tersebut sampai keujung ekor dapat untuk membedakan spesies.
1.3 Patofisiologi dan daur hidup
Daur hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh nyamuk
sebagai vector yang masa pertumbuhannya kurang lebih 2 minggu.
b. Tahap kedua, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh manusia
(hospes) kurang lebih 7 bulan.
Dalam tubuh manusia siklus hidup cacing filarial terjadi apabila nyamuk
yang mengendung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang
sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk ke dalam
tubuh manusia (hospes).
Bersama-sama dengan aliran darah pada tubuh manusia, larva keluar dari
pembuluh darah kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Di dalam pembuluh limfe,
larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa
yang sering disebut larva stadium IV dan stadium V. Cacing Filaria yang sudah
dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe
dan akan terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki dan disebut kaki gajah
(filariasis).
1.4 Host
Filariasis disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang hidup di saluran dan
kelenjar getah bening. Anak cacing yang disebut mikrofilaria, hidup dalam darah.
Mikrofilaria ditemukan dalam darah tepi pada malam hari.
Cacing filaria berasal dari kelas Secernentea, filum Nematoda. Filariasis di
Indonesia disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu:
a. Wuchereria bancrofti
b. Brugia malayi
c. Brugia timori
A B C
Gambar 1. Mikrofilaria Wuchereria bancrofti (A), Brugia malayi (B), dan Brugia
timori (C).
Cacing Wuchereria bancrofti inilah yang dapat menyebabkan penyakit
kaki gajah karena sifatnya yang dapat mengganggu peredaran getah bening.
Sedangkan Brugia malayi dan Brugia timori tidak.
Pada Wuchereria bancrofti, mikrofilarianya berukuran ±250µ, cacing
betina dewasa berukuran panjang 65 – 100mm dan cacing jantan dewasa
berukuran panjang ±40mm. Di ujung daerah kepala membesar, mulutnya berupa
lubang sederhana tanpa bibir (Oral stylet) seperti terlihat pada Gambar 2.
Sedangkan pada Brugia malayi dan Brugia timori, mikrofilarianya berukuran
±280µ. Cacing jantan dewasa panjangnya 23mm dan cacing betina dewasa
panjangnya 39mm. Mikrofilaria dilindungi oleh suatu selubung transparan yang
mengelilingi tubuhnya. Aktifitas mikrofilaria lebih banyak terjadi pada malam
hari dibandingkan siang hari. Pada malam hari mikrofilaria dapat ditemukan
beredar di dalam sistem pembuluh darah tepi. Hal ini terjadi karena mikrofilaria
memiliki granula-granula flouresen yang peka terhadap sinar matahari. Bila
terdapat sinar matahari maka mikrofilaria akan bermigrasi ke dalam kapiler-
kapiler paru-paru. Ketika tidak ada sinar matahari, mikrofilaria akan bermigrasi ke
dalam sistem pembuluh darah tepi. Mikrofilaria ini muncul di peredaran darah
pada waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah terjadinya infeksi dan dapat bertahan
hidup hingga 5 – 10 tahun.
DAFTAR PUSTAKA