Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BOTANI

“METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER”

OLEH:

NAMA : SISKA APRILIA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI
LUWU RAYA-PALOPO
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………....... 2
I.3 Tujuan………………………………………………………………………………...... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………....... 3


II.1 Metabolisme………………………………………………………………………....... 3
II.2 Metabolisme Primer………………………………………………………………...... 3
II.3 Senyawa-senyawa Metabolit Primer…………………………………………………4
II.4 Metabolit Sekunder…………………………………………………………………...5
II.5 Senyawa-senyawa Metabolit Sekunder……………………………………………...6
II.6 Kegunaan Metabolit Sekunder……………………………………………………….9

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………...10


III.1 Hasil Uji Metabolit Primer…………………………………………………………10
III.2 Hasil Uji Metabolit Sekunder……………………………………………………...14

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………… ......16


IV.1 Kesimpulan……………………………………………………………………......... 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme
dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Sedangkan senyawa-senyawa organik yang dihasilkan dan terlibat dalam
metabolisme itu disebut sebagai metabolit. Beberapa metabolit penting dalam
metabolisme tersebut adalah senyawa-senyawa: karbohidrat, protein, lemak dan asam
nukleat; yang kesemuanya (kecuali lemak) berupa senyawa berbentuk polimerik; yaitu
senyawa karbohidrat tersusun dari unit-unit gula, protein tersusun dari asam-asam amino, dan
asam nukleat terdiri dari nukleotid-nukleotid.
Pada tumbuhan ada dua jenis metabolisme yaitu metabolisme primer dan sekunder.
Proses metabolisme primer menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan dalam proses
biosintesis seperti karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat. Metabolit primer memiliki
fungsi yang esensial dan jelas bagi kelangsungan hidup organisme penghasilnya (merupakan
komponen esensial tubuh misalnya asam amino, vitamin, nukleotida, asam nukleat dan
lemak). Sedangkan proses metabolisme sekunder menghasilkan senyawa dengan aktivitas
biologis tertentu seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, tannin dan steroid. Senyawa hasil
metabolisme diproduksi sebagai benteng pertahanan tumbuhan dari pengaruh buruk
lingkungan atau serangan hama penyakit. Metabolit sekunder tidak memiliki fungsi khusus
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Senyawa-senyawa tersebut lebih
dibutuhkan untuk eksistensi kelangsungan hidup tanaman itu di alam ( Hanani, 2010 ;
Safiudin , 2014 )
Meskipun karakteristik makhluk hidup sangatlah bervariasi, akan tetapi jalur
metabolik yang secara umum mensintesis dan memodifikasi senyawa-senyawa
karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat ternyata secara esensial sama pada semua
makhluk (bersifat universal); walaupun ada sedikit penyimpangan. Kesamaan ini
menunjukkan adanya keseragaman proses yang fundamental pada semua mahluk hidup,
yang secara kolektif disebut sebagai metabolisme primer, dan segala senyawa yang terlibat
didalam jalur metabolisme tersebut disebut sebagai metabolit primer (Dewick, 1999)

1
Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan , pada makalah ini akan dijabarkan
mengenai proses metabolisme baik metabolisme primer dan sekunder yang disusun secara
sistematis yang memuat penjelasan metabolisme secara umum, metabolisme primer,
metabolit sekunder dan hubungan keduanya sebagai proses metabolisme serta jalur
biosintesis metabolit sekunder yang tersusun dalam bentuk diagram sehingga diharapkan dari
makalah ini , materi tentang metabolisme dapat dipahami dengan baik.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang disebut dengan metabolit primer dan metabolit sekunder?
2. Apa saja fungsi metabolit primer dan metabolit sekunder?
3. Bagaimana cara uji metabolit primer dan sekunder?

I.3 Tujuan
1. Mengetehui tentang metabolit primer dan metabolit sekunder.
2. Mengetahui tentang fungsi metabolit primer dan metabolit sekunder.
3. Mengetahui tentang cara uji metabolit primer dan sekunder.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Metabolisme

Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel
yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses – proses ini terjadi di dalam sel dapat
berupa pembentukan zat ataupun penguraian zat menjadi zat yang lebih sederhana. Proses
pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis , kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis
protein. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel
(Wirahadikusumah, 1985).
Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel
yang disertai dengan adanya perubahan energi. proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup.
Proses yang terjadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat
menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses
fotosintesis , kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat
berupa respirasi sel dan fermentasi sel.Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan
sebagai katalisator ( senyawa yangdapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis
reaksi ). Enzim bekerja dengan caramenempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi, dan dengan demikian dapat mempercepat proses reaksi ( Manito, 1992).

II.2 Metabolit Primer

Metabolit primer adalah suatu metabolit atau molekul produk akhir atau produk antara
dalam proses metabolisme makhluk hidup, yang fungsinya sangat esensial bagi
kelangsungan hidup organisme tersebut, serta terbentuk secara intraseluler. Contohnya
adalah protein, lemak, karbohidrat, dan DNA pada umumnya metabolit primer tidak
diproduksi berlebihan. Metabolit primer memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi
kelangsungan hidup organisme penghasilnya (merupakan komponen esensial tubuh
misalnya asam amino, vitamin, nukleotida, asam nukleat dan lemak). Pada sebagian besar
mikroorganisme, produksi metabolit yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan, dan

3
kadang-kadang dapat mematikan mikroorganisme tersebut. Proses metabolisme untuk
membentuk metabolit primer disebut metabolisme primer (Dewick, 1999).
Menurut Nurhadianty, dkk, (2018). Senyawa metabolit primer adalah senyawa yang
dihasilkan oleh makhluk hidup yang bersifat esensial pada proses metabolism sel dan
keseluruhan proses sintesis dan perombakan zat-zat ini yang dilakukan oleh organism untuk
kelangsungan hidupnya. Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat, protein dan
lemak.
Ciri-ciri metabolit primer :
a. Terlibat langsung dalam fungsi fisiologis normal: protein dan enzim ;
b. Terdapat di dalam organism atau sel ;
c. Berat molekul (BM) dari monomer hingga polimer ( > 1500 Dalton ).

II.3 Senyawa-senyawa Metabolit Primer

A. Protein
Protein merupakan suatu senyawa makromolekul yang tersusun atas atom c, h, o, n,
dan s. Berdasarkan fungsinya protein dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu:
1. Protein fungsional yaitu kelompok enzim,
2. Protein struktural yaitu protein yang menyusun bagian struktural dari dalam sel
seperti protein integral dan protein perifer yang menyusun bagian membran sel.

B. Lemak
Lemak merupakan golongan senyawa metabolit primer yang bersifat hidrofobik.
Senyawa ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Lemak yang tersusun atas asam lemak dan gliserol,
2. Sterol yang merupakan penyusun membran sel makhluk hidup, dan
3. Kolesterol.

C. Karbohidrat

4
Karbohidrat merupakan kelompok makromolekul yang tersusun atas atom C,H,dan
O. kelompok ini sering disebut juga gula-gula hidrokarbon. Berdasarkan jumlah
monomer penusunnya, karbohidrat terbagi atas:
1. Monosakarida yang tersusun atas 1 monomer.
2. Disakarida yang tersusun atas 2 monomer.
3. Oligosakarida yang tersusun atas 3-10.
4. Polisakarida yang tersusun atas lebih dari 10 monomer.

D. Asam nukleat
Asam nukleat merupakan komponen yang terdiri atas atom C, H, O, dan P. Biasanya
asam nukleat terdiri atas 3 bagian yaitu gula ribosa, basa nitrogen, dan fosfat.
Berdasarkan fungsinya, asam nukleat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Sebagai komponen materi genetik, contohnya : DNA, RNA
2. Sebagai energi kimia, contohnya: ATP, GTP, UTP
3. Sebagai kofaktor, contohnya : NAD, FAD, Koenzim A
4. Sebagai komponen regulator, contohnya : cAMP, cGMP

II.4 Metabolit Sekunder

Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai


kemampuan biokatifitas dan digunakan sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hama
penyakit untuk tumbuhan tersebut atau lingkungan. Senyawa metabolit sekunder digunakan
sebagai zat warna, racun, aroma makanan,dan obat tradisional pada kehidupan sehari-hari
(Rizal, 2011).
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang
satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder
yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya
ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
Perbedaan senyawa metabolit sekunder dan metabolit primer terletak pada waktu
sintesisnya. Senyawa metabolit sekunder tidak selalu dihasilkan, akan tetapi hanya

5
disintesis pada saat-saat tertentu saja. Sedangkan senyawa metabolit primer disintesis setiap
saat untuk kelangsungan hidup tumbuhan.

II. 5 Senyawa-senyawa Metabolit Sekunder

Menurut Rizal (2011), senyawa metabolit sekunder dapat digolongkan kedalam


3 kelompok besar diantaranya adalah :
A. Alkanoid
Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang
bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan
fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid
biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal
hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar (Rizal,
2011).
Contoh dari kelompok yang mengandung nitrogen adalah alkaloid dan
glukosinolat. Alkaloid dapat diketahui secara langsung dari tanaman karena
memberikan rasa pahit di lidah. Senyawa ini dapat beracun bagi mahluk hidup namun
dalam kondisi tertentu bermanfaat dalam pengobatan (Gunawan, dkk, 2004).

B. Flavonoid
Senyawa-senyawa flavonoid ini bertanggung jawab terhadap zat warna ungu,
merah, biru dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. senyawa ini terbuat dari
gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur
kimianya. Senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur aromatik
dengan mengandung gugus OH pada rantai aromatik. Jadi pada fenolgugus OH
langsung terikat pada inti benzene. Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin,
flavonoid, dan tanin.
Ada 3 golongan Fenol berdasarkan atom H yang digantikan oleh gugus OH yaitu :
1. Fenol Monovalent
Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H pasa inti aromatic diganti oleh
1gugus OH.

6
2. Fenol Divalent
Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada inti aromatic diganti oleh 2gugus
OH dan merupakan fenol bermartabat dua.
3. Fenol Trivalent
Suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada inti aromatok diganti oleh 3gugus
OH.

C. Terpenoid / Steroid
Golongan senyawa ini dapat dipisahkan dari tumbuhan sumbernya melalui
destilasi uap atau secara ekstraksi dan dikenal dengan nama minyak atsiri. Beberapa
contoh minyak atsiri, misalnya minyak yang diperoleh dari cengkeh, bunga mawar,
serai (sitronela), cukaliptus, pepermint, kamfe, sedar (tumbuhan cedrus) dan terpentin.
Senyaea organik bahan alam golongan minyak atsiri sangat banyak digunakan dalam
industri wangi – wangian (perfumery). Terpenoid mengandung karbon dan hidrogen
serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat. Contoh dari terpenoid yaitu
monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
Senyawa steroid adalah senyawa turunan(derivat) lipid yang tidak terhidrolisis.
Senyawa yang termasuk turunan steroid,misalnya kolesterol,ergosterol, danestrogen.
Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Secara sederhana steroid dapat
diartikan sebagai kelas senyawa organic bahan alam yang kerangka strukturnya terdiri
dari androstan (siklopentanofenantren, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa ini
mempunyai efekfisiologis tertentu (Rizal, 2011).

D. Fenolik
Fenolik merupakan senyawa aromatic dengan gugus fungsi hidroksil. Fenol
sangat peka terhadap oksidasi enzim dan hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim
fenolase dalam tumbuhan. Semua senyawa fenol merupakan senyawa aromatik
sehingga semuanya menunjukkan serapan kuat di daerah spectrum UV. Senyawa
fenolik juga sering terikat dengan protein, alkonoid dan terpenoid. Jika suatu sampel
positif mengandung senyawa fenolik maka akan terbentuk warna biru.

7
E. Kumarin
Kumarin merupakan kelompok senyawa fenil propanoid dengan kerangka bodon
dan piron C6-C3. Kumarin adalah senyawa fenol yang berasal dari tumbuhan tinggi dan
jarang ditemukan pada mikroorganisme. Jika dalam suatu sampel positif terdapat
kumarin, maka akan terdapat bercak flourisensi. Kumarin biasanya terdapat pada
tumbuhan tingkat tinggi dan digunakan sebagai obat-obatan.

F. Saponin
Merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid/steroid.
Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstrasi tumbuhan/waktu memekatnya
ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanya saponin.
Bila dalam tumbuhan terdapat banyak saponin sukar untuk memekatkan ekstrak
alkohol air dengan baik, walaupun dengan penguap putar, karena itu uji saponin yang
sederhana adalah mengocok ekstrak alkohol air dari tumbuhan tersebut.
Saponin adalah senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid /steroid. Sebagian
besar saponin ditemukan pada biji – bijian dan tanaman pemakan ternak. Saponin
bersifat racun dan memiliki rasa yang pahit. Saponin dapat menurunkan konsumsi
ransom, menurunkan pertambahan berat badan, menurunkan pencernaan lemak,
menurunkan adsorbs vitamin A dan D. Dan apabila direaksikan dengan HCl maka akan
terbentuk buih.
Saponin kadang-kadang menimbulkan keracunan pada ternak atau karena rasanya
manis (gliserin) dari akar manis. Pola glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak
saponi yang mempunyai satuan gula sampai 5 komponen yang umumnya glukuronat.

G. Zat Warna Kuinon


Zat warna kuinon merupakan metabolit sekunder yang berperan dalam proses
transportasi elektron. Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor
dasar seperti kromofor pada benzo kuinon, yang terdiri atas 2 gugus karbonil dan
berkonjugasi dengan ikatan rangkap.

8
Warna pigmen kuinon beragam mulai dari kuning pucat sampai hampir hitam.
Pigmen ini sering terdapat dalam kulit, akar atau dalam jaringan lain (daun). Pada
bakteri fungi, lumut, mereka berperan sedikit dalam mewarnai mereka.

II.6 Kegunaan Metabolit Sekunder

Senyawa metabolit sekunder selalu dihasilkan tetapi pada saat dibutuhkan atau pada
fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan
penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Jadi, metabolit sekunder
digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya (Verpoorte, 2000).
Sedangkan fungsi metabolit sekunder bagi manusia umumnya digunakan sebagai obat
bahan kimia campuran untuk membuat produk bernilai jual.

9
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Hasil Uji Metabolit Primer

1. Uji Karbohidrat Metode Molisch


Cara Kerja
a. 15 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
b. 3 tetes pereaksi Molisch ditambahkan dan dicampur dengan baik.
c. Tabung reaksi dimiringkan lalu dialirkan dengan hati-hati 1 mL
d. H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak tercampur.
e. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara
kedua lapisan
f.
No Jenis Warna Warna Warna Warna setelah Hasi
karbohidra awal setelah setelah ditambah asam l uji
t ditmabah dikocok sulfat
reagen
molisch
1. Glukosa Bening Terbentuk Terbentuk Terbentuk +
gumpalan gumpalan cincin coklat
coklat coklat tebal

2. Sukrosa Bening Terbentuk Terbentuk Terbentuk +


cincin gumpalan cincin coklat
coklat coklat tipis
3. Fruktosa Bening Terbentuk Terbentuk Terbentuk +
cincin cincin cincin coklat
coklat coklat tipis
4. Amilum Bening Terbentuk Terbentuk Terbentuk +
cincin cincin cincin coklat
coklat coklat tebal

5. Galaktosa Bening Terbentuk Terbentuk Terbentuk +


cincin cincin cincin coklat
coklat coklat tebal

6. Maltosa Bening Terbentuk Terbentuk Tidak terdapat _


gumpalan gumpalan cincin
coklat coklat

10
7. Laktosa Bening Terbentuk Terbentuk Tidak terdapat _
gumpalan gumpalan cincin
coklat coklat

Percobaan uji molish berguna untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam suatu
sampel. Pada percobaan ini larutan karbohidrat yang digunakan adalah glukosa, fruktosa,
galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa dan amilum. Masing-masing larutan karbohidrat
dimasukkan dalam tabung reaksi untuk mempermudah pada saaat pengujian. Kemudian
ditambahkan reagen molisch dan larutan asam sulat pekat untuk menghidrasi α-naftol
dalam alkohol yang akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
yang berwarna ungu (Wulandari, 2013).
Namun pada percobaan kali ini cincin yang dihasilkan tidak berwarna ungu
melainkan cincin berwarna coklat tebal yang memberikan reaksi positif terhadap reagen
molish dan asam sulfat pekat. Pada percobaan yang memberikan hasil negatif hanya
maltosa dan laktosa. Berdasarkan literatur hal ini sangat berbeda glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa, maltosa, dan pati termasuk senyawa karbohidrat yang seluruhnya menghasilkan
cincin ungu kecoklatan pada reaksinya dengan pereaksi Molisch (Sumardjo, 2006).
Perbedaan ini terjadi karena adanya furfural yang kurang bereaksi dengan cepat sehingga
cincin yang dihasilkan tipis (Wulandari, 2013).

2. Uji Karbohidrat Metode Benedict


Cara Kerja
a. Alat dan bahan disiapkan
b. 3 tetes sampel(dalam bentuk larutan) dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
masih kering dan bersih
c. 2 mL pereaksi Benedict ditambahkan, kemudian dikocok.
d. Dimasukkan kedalam penangas air selama 5 menit. Amati perubahan warna
endapannya.
e. Pembentukan warna endapan hijau, kuning, atau merah menunjukan reaksi positif
karbohidrat.

11
No Karbohidrat Penambahan Dipanaskan Didinginkan Hasil
reagen Uji
1. Laktosa Larutan jernih Tidak terjadi Tidak terjadi _
berwarna biru perubahan perubahan
kehijauan
2. Fruktosa Larutan jernih Larutan berwarna Terbentuk +
berwarna biru orange endapan merah
kehijauan bata
3. Glukosa Larutan jernih Larutan berwarna Terbentuk +
berwarna biru orange endapan merah
kehijauan bata
4. Galaktosa Larutan jernih Larutan berwarna Terbentuk +
berwarna biru orange endapan merah
kehijauan bata
5. Maltosa Larutan jernih Larutan berwarna Terbentuk +
berwarna biru orange endapan merah
kehijauan bata
6. Sukrosa Larutan jernih Larutan kuning Tidak terjadi _
berwarna biru tua- keruh perubahan
kehijauan

Reagen benedict yang telah disiapkan dimasukkan dalam tabung reaksi untuk
mempermudah pada saat pengujian, reagen benedict sendiri digunkan untuk mendeteksi zat
uji yang mengandung gula pereduksi atau gula invers. kemudian ditambahkan larutan
karbohidrat pada masing-masing tabung reaksi untuk mendeteksi adanya kandungan
karbohidrat dalam masing-masing sampel. Selanjutnya semua tabung reaksi yang berisi
sampel dimasukkan dalam penangas air untuk mempercepat reaksi karena pemanasan
berlangsung dalam keadaan basa yang berasal dari regen benedict dimana dalam suasana
basa karbohidrat lebih mudah terhidrolisis. Pada percobaan ini terlihat bahwa glukosa,
galaktosa, fruktosa dan maltosa memberikan reaksi postif yang ditandai dengan
terbentunya endapan merah bata yang menunjukkan adanya monosakarida. Sedangkan
laktosa dan sukrosa memberikan reaksi negatif atau tidak terjadi perubahan (Wulandari,
2013).
Berdasarkan literatur hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan
laktosa ditandai dengan adanya endapan merah bata pada uji benedict, sedangkan untuk
karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan hasil negatif ditandai dengan warna biru.
Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada
dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka,

12
sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh
karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi
(Wildan, 2003) (Wulandari, 2013)
Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon
anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi
terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini
menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat
glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasi yang dihasilkan
sangat kecil (Wildan, 2003). Hal ini berbeda dengan teori yaitu pada laktosa yang
seharusnya memberikan uji positif ternyata menghasilkan uji negatif, karena pemanasan
yang dilakukan kurang lama sehingga karbohidrat yang berada dalam sampel kurang
terhidrolisa dengan sempurna (Wulandari, 2013).

3. Uji Kelarutan Asam Amino


Cara kerja
a. Ditimbang 0,2 gram Asam Amino
b. Dimasukkan dalam tabung reaksi
c. Diperiksa kelarutannya dengan pelarut (air, asam encer, etanol, kloroform)
No. Perlakuan Pengamatan

Gilisin Asam Alanin


glutamat
1. Asam amino diambil 0,1 g Serbuk Serbuk Serbuk
kristal, kristal, kristal,
warna putih, warna putih warna
putih
2. Dimasukkan ke dalam Asam amino Asam amino Asam
tabung reaksi berada pada berada pada amino
tabung tabung berada
pada
tabung
3. Diperiksa kelarutannya
dengan air, asam encer,
basa encer, etanol dan
kloroform

13
Tabel Kelarutan
No Asam Pelarut
Amino Air Asam Basa Etanol Kloroform
encer encer
1. Glisin Tidak + + - -
dilakukan
2. Asam + + + _ -
glutamat
3. Alanin Tidak + + - -
dilakukan

Untuk mengetahui kelarutan asam amino dengan pelarut maka hal yang dilakukan
adalah menimbang asam amino (glisin, asam glutamat dan alanin) sebanyak 0.1 gram
sebagai bahan yang akan diuji, selanjutnya dimasukkan dalam tabung reaksi. Masing-
masing asam amino seperti: glisin, asam glutamat dan alanin diperiksa kelarutannya
dengan menggunakan pelarut-pelarut sebagai berikut : HCl 0.1N, NaOH 0.1N, air, etanol
dan kloroform (Wulandari, 2013).
Uji kelarutan merupakan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dan larut atau
tidaknya suatu sampel untuk mngetahui termasuk larutan non polar atau polar. Hasil yang
diperoleh dari uji kelarutan tersebut adalah glisin, asam glutamat, dan alanin memberikan
reaksi positif (larut) terhadap asam encer, basa encer dan memberikan reaksi negatif (tidak
larut) pada etanol dan kloroform. Asam glutamat juga memberikan reaksi positif dengan
air. Glisin dapat larut karena glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri
dengan berbagai situasi karena strukturnya sederhana. Asam amino mudah larut dalam
asam maupun basa kuat karena asam amino mengandung dua gugus yang berlawanan
sifatnya yaitu –COOH yang bersifat asam (karena dapat melepaskan ion H+) dan gugus -
NH2 yang bersifat basa (karena dapat menerima proton). Oleh sebab itu asam amino
bersifat amfoter. Selain itu berdasarkan larut atau tidaknya asam amino, asam amino itu
dibedakan menjadi dua yaitu asam amino polar (larut dalam air) dan asam aino non polar
(tidak larut dalam air) (Sumardjo, 2006). Yang termasuk amino polar adalah asam glutamat
dan asam amino non polar adalah glisin dan alanin (Wulandari, 2013).

III.2 Hasil Uji Metabolit Sekunder


Pengamatan identifikasi metabolit sekunder :

14
a. Flavonoid : jika ditambahkan HCl dan bubuk Mg → warna orange – merah
b. Fenolik : jika ditambahkan FeCl3 → warna biru
c. Saponin : jika dikocok → busa dan busa tidak hilang dengan penambahan HCl
d. Triterpenoid : jika penambahan H2SO4 dan anhidra asetat → cincin warna merah –
ungu
e. Steroid : jika penambahan H2SO4 → cincin warna hijau
f. Kumarin : jika ditambahkan MeOH → ungu berflourisensi
g. Alkaloid : jika ditambahkan Reagen Meyer → terdapat endapan dan kabut putih

15
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel
yang di sertai dengan adanya perubahan energi.
2. Metabolit primer adalah suatu metabolit atau molekul produk akhir atau produk antara
dalam proses metabolisme makhluk hidup, yang fungsinya sangat esensial bagi
kelangsungan hidup organisme tersebut, serta terbentuk secara intraseluler.
3. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai
kemampuan biokatifitas dan digunakan sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan
hama penyakit untuk tumbuhan tersebut atau lingkungan.
4. Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak.
5. Senyawa metabolit sekunder terdiri dari flavonoid, fenolik, saponon, triterpernoid,
steroid, kumarin, alkanoid.
6. Metabolit primer memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi kelangsungan hidup
organisme penghasilnya (merupakan komponen esensial tubuh misalnya asam
amino, vitamin, nukleotida, asam nukleat dan lemak).
7. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan
penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dewick, P.M, 1999, Medicinal Natural Products, A Biosynthesis Approach, John Willey
& Sons Ltd, England
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I ,Jakarta:
Penebar Swadaya.
Hanani E. 2010. Herbal Indonesia Berkhasiat. Trubus Info Kit Vol 8
Manitto, P. 1992. Biosintesis Produk Alami. IKIP Press. Semarang
Nurhadianty, dkk. 2018. Pengantar Teknologi Fermentasi Skala Industri. UB Press.
Malang
Rizal, S., 2011. Metabolit Sekunder. Deepublish. Yogyakarta
Saifudin, A. 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik
Pemurnian. Deepublish. Yogyakarta
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. ITB.
Bandung
Wulandari, Sri Ayu. 2013. Praktikum Biokimia: Uji Karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai