Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH metabolisme-anabolisme

Senin, 27 Januari 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Metabolisme Dan
Anabolisme ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Kamrianti Ramli,S.Pd,M.Pd selaku Dosen mata kuliah Biologi Umum yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Kajuara, November 2013

Penyusun

KLP VI
DAFTAR ISI
1.KATA PENGANTAR(1)
2.DAFTAR ISI.......(2)
3.BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.(3)
B.Rumusan Masalah(3)
C.Tujuan Penulisan.....(3)
D.Manfaat Penulisan..(3)
3.BAB II PEMBAHASAN
1.Metabolisme..(4)
2.Anabolisme...(16)
4.BAB III KESIMPULAN..(25)
5.Daftar Pustaka..(26)
METABOLISME=ANABOLISME
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme sel adalah proses-proses pengubahan biokamis yang terjadi di dalam sel dan
dapat di bedakan menjadi anabolisme atau penyusunan dan katabolisme atau penguraian.
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik
kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang
dikenal pula sebagai jalur metabolisme.. .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
Apa sajakah jenis-jenis metabolisme?
Bagaimanakah cara kerja dari tiap metabolisme?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apa manfaat dan peran metabolisme.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat terutama dalam aspek akademis dimana masyarakat
dapat mengetahui apa sajakah jenis-jenis metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Metabolisme
Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan
dengan zat antara suatusel atau organisme secara keseluruhan dengan
lingkungannya.Metabolisme berasal dari kata YunaniMetabole berarti perubahan.
Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antara satu sel atau secara keseluruhan dengan
lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru
dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif
mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks
yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa
organic tersebut adalah unsur-unsur organic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari
karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon).
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia.
Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya
untuk mempertahankan hidupnya.
meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen
dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang Metabolisme
penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi,
melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan
memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.

Bagi organisme hidup memiliki 3 fungsi spesifik, yaitu :

1. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan
yang kaya energi yang berasal dari lingkungan.
2. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun
bagi biomolekul sel.
3. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida,
dan komponen sel lain. Untuk membentuk dan merombak biomolekul.
Peran Metabolisme
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino,
dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti: sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas
otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot,
sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna untuk
pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. Hasil metabolisme tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi,
menggangti jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb.
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh
makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu
anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Anabolisme adalah
sintesis makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat dari bahanbahan
yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat berlangsung tanpa adanya
masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP merupakan sumber energi bagi
semua aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar
prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolism berupa energi dan zat-zat lain yang diperlukan
oleh tubuh.

Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan panas tubuh. Karbohidrat merupakan sumber
utama energi dan panas tubuh.
Karbohidrat sebagian besar dalam bentuk glukosa (sekitar 80%), lainnya dalam
bentuk fruktosa dan galaktosa. Fruktosa dan galaktosa setelah diserap akan
segera diubah menjadi glukosa, hanya sedikit yang tetap dalam bentuk fruktosa
dan galaktosa.
Glukosa dalam darah masuk lewat vena porta hepatica kemudian masuk ke sel
hati. Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika
tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi
glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua
enzim yang berperan dalam katabolisme maupun anabolisme karbohidrat.
Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin
berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.

Perpindahan Glukosa Lewat Membran Sel


Molekul glukosa setelah berada pada cairan jaringan (interseluler) tidak serta merta
dapat melewati membran sel yang bersifat selektif permiabel bagi glukosa. Glukosa
dapat masuk ke dalam sitoplasma melalui mekanisme difusi fasilitasi dengan

menggunakan bantuan (difasilitasi) oleh protein karier yang dirangsang oleh


hormon insulin (kemampuannya 10 kali lipat bila dibanding tanpa ada insulin).
Sedangkan disakarida tidak dapat masuk ke dalam sel.

Regulasi Kadar Glukosa Darah


Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Jumlah dan
jenis makanan, kecepatan digesti makanan, ekskresi, latihan (olah raga), kondisi
psikologis, dan reproduksi. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi baik secara
terpisah (sendiri-sendiri) atau bersamaan terhadap proses fisiologis yang mengatur
kadar glukosa darah. Jika makanan terbatas, maka latihan mampu menurunkan
kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah dikenali oleh sel pankreas
menghasilkan hormon glukagon yang merangsang sel hati membesaskan glukosa
dari glikogen sehingga kadar gula darah kembali normal. Sebaliknya oleh sesuatu
hal (makanan) kadar gula darah naik, maka sel pankreas menghasilkan insulin berperan
meningkatkan pengambilan glukosa dari darah ke dalam sel hati dan sel lainnya, sehingga kadar
glukosa darah kembali ke normal.
Glikogenesis
Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal
menjadi Glu-6-P (Posforilasi):
Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel. Glu-6-P dapat langsung digunakan
untuk sumber energi atau disimpan dalam bentuk glikogen. Jika konsumsi
karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa melimpah sedangkan
pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang, maka glukosa akan
diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin.
Pembentukan glikogen dapat terjadi di semua sel tubuh terutama di hati dan otot
(5-8 % dari seluruh sel). Selain itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A
kemudian diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan di dalam hati dan
jaringan adiposa (lemak) terutama di peritoneum.

Glikolisis
Proses ini disebut respirasi
anaerob (glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah menjadi:
1. Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada
saat tubuh kekurangan oksigen, misalnya pada saat latihan atau bekerja terlalu
keras. Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang akan mempengaruhi daya
hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi (hanya
terjadi pada bakteri, jamur dan tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus Krebs dan transport electron menjadi ATP.
Glikogenolysis

Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa darah
menjadi 60 mg/100ml darah.
Glukoneogenesis
Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan diubah
menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's.
Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak disebut
glukoneogenesis.
Respirasi (Okisidasi) Seluler
Glukosa di dalam sel dipecah secara oksidasi dengan menggunakan molekul
oksigen menjadi karbondioksida (CO2), air (H2O), energi (ATP), dan panas. Jika
kadar oksigen tercukupi, maka asam piruvat selanjutnya akan diubah menjadi asetil koenzim A
(Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's, atau setelah menjadi asetil Ko-A
kemudian masuk ke dalam siklus Kreb's dengan menghasilkan NADH (nicotin amid
dinucleotid), FAD (Flavin adenin dinucleotid), ATP (adenosine trifosfat), CO2 dan H2O.
Peristiwa ini terjadi di dalam mitokondria atau sering disebut respirasi seluler.
Transport electron: mengubah NADH dan FADH menjadi ATP di dalam membran
dalam mitokondria. Satu mol glukosa akan menghasilkan sebanyak 36 mol ATP
(netto). Satu mol glukosa (180 gr glukosa) menghasilkan 686.000 kalori setara 36
ATP. Selain dari glukosa, ATP dapat dihasilkan dari pemecahan asam lemak dan
asam amino.

Organ-organ yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.


1. Hati (hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan penting dalam menjaga kadar
gula darah (KGD) agar tetap berada pada kondisi serasi dan seimbang (homeostasis).
. Selain itu,
hati juga memiliki fungsi lain sebagai berikut:
Sintesis protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen
2) Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
Pembentukan empedu untuk digesti lemak
Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial
(SER)
Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk pematangan
(maturasi) eritrosit.
2. Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin
maupun endokkrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau
Langerhans tersusun atas sel dan sel yang berperan menghasilkan hormon
yang mengontrol metabolisme karbohidrat yaitu:
1) Glukagon, disekresikan oleh sel (alfa) pankreas, berperan sebagai faktor
hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar
glukosa darah. Karena glukagon berperan merangsang proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten dari pada

epinefrin.
2) Insulin, disekresikan oleh sel (beta) pankreas, merupakan faktor
hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
4. Medulla adrenal tersusun atas sel kromafin yang berperan menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau disebut juga katekolamin.
total konsumsi oksigen meningkat sampai 30%. Misalnya pada pelari maraton,
epinefrin akan mempengaruhi kerja jantung dan sirkulasi, sehingga
meningkatkan jumlah denyut jantung dan tekanan darah dengan mengubah
diameter arteriole akibatnya darah dari viscera akan berpindah ke kulit dan otot,
sehingga metabolisme di otot meningkat. Mekanismenya sbb.:
Glukosa dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui mekanisme
glikogenolisis di hati
Sekresi insulin dihambat
Penurunan kadar gula darah secara langsung merangsang saraf sympatis
yang menginervasi medulla adrenal untuk mensekresikan epinefrin
Epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis pada otot dan hati sehingga meningkatkan kadar
gula darah kemudian glukosa-6-posfat
Apabila kebutuhan glukosa telah tercukupi, maka akan terjadi hiperglikemi, kemudian akan
terjadi glikogenesis, sekresi insulin meningkat dan sekresi epinefrin dihambat.
4. Kelenjar tiroid (thyroid)
Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk meningkatkan metabolisme
terutama oksidasi seluler.
Metabolisme Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting dalam
proses fisiologis adalah: trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol).
Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol
dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani)
terutama berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya.
Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester.
Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi,
kemudian di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis
(bergabung lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi
menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh
protein menjadi kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron
disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak
bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari

pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus cysterna


chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar
kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam setelah makan. Kilomikron di
dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi menjadi asam
lemak (FFA) dan gliserol. FFA dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan
dalam jaringan lemak (adipose tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah
kehilangan asam lemak dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap
berada di dalam sirkulasi disebut chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan
akhirnya menuju ke hati yang selanjutnya didegradasi di dalam lisosom.
Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica.
Pengangkutan Asam Lemak dan Kolesterol
Pengangkutan asam lemak dan kolesterol dapat dibedakan menjadi 2 jalur:
1. Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari usus ke hati dalam bentuk
kilomikron (eksogenus). Dalam sirkulasi darah, TG yang terdapat dalam
kilomikron dihidrolisis menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol oleh enzim lipase
yang dihasilkan oleh permukaan endotel pembuluh darah. Namun demikian,
tidak semua TG dapat dihidrolisis secara sempurna. Asam lemak bebas (FFA)
yang dihasilkan kemudian dibawa ke dalam jaringan lemak (adipose tissue)
selanjutnya mengalami reesterifikasi menjadi TG, atau FFA tetap berada di
plasma berikatan dengan albumin. Selain itu, FFA juga diambil oleh sel hati, sel
otot rangka, dan sel otot jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai
sumber energi, atau disimpan dalam bentuk lemak netral (trigliserida).
2. Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh tubuh
dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak diresintesis menjadi
TG yang kemudian bergabung dengan kolesterol, posfolipid, dan protein
menjadi very low density lipoprotein (VLDL). Fungsi VLDL adalah untuk mengangkut
(transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Selain dalam bentuk VLDL, TG juga
diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk intermedier density lipoprotein (IDL), low density
lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Pembebasan asam lemak dari VLDL
dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase memerlukan heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang
telah kehilangan FFA berubah menjadi IDL. IDL setelah dihidrolisis oleh lipase akan kehilangan
asam lemak kemudian berubah menjadi LDL. LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk
sintesis membran sel dan hormon steroid. IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin
cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk dari kolesterol di
HDL.Sel-sel hati dan kebanyakan jaringan memiliki reseptor LDL yang terdapat pada membran
sel yang berperan menangkap LDL kemudian LDL secara endositosis masuk ke dalam sel
tersebut. Reseptor tersebut mengenali komponen apoprotein B-100 dari LDL. Jika LDL banyak,
maka LDL juga diambil oleh makrofag (MQ),sehingga MQ penuh dengan kolesterol membentuk
sel busa (foam sel), hal ini biasanya terjadi pada lesi atherosklerotik. IDL memberikan posfolipid
melalui enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang
dibentuk dari kolesterol di HDL. Peran utama HDL adalah pertukaran kolesterol dan esterifikasi
HDL lewat LCAT kolesterol ester yang ditransfer ke IDL dan kembali lagi ke LDL.

Pemanfaatan Asam Lemak


Asam lemak oleh hati dimanfaatkan sebagai:
1. Di dalam mitokondria jaringan lemak atau di hati, asam lemak dan gliserol
bergabung membentuk lemak netral (TG) kemudian disimpan sebagai
cadangan energi.
2. Dipecah menjadi asetil-koenzim-A (Asetil Co-A) yang kemudian masuk ke
dalam siklus Krebs diubah menjadi sumber energi (glukoneogenesis). Selain
itu, asetil Co-A juga dapat digunakan untuk pembentukan kolesterol.
3. Di berbagai jaringan tepatnya di dalam mitokondria dan mikrosoma, asetil Co-A
diubah menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai lemak jaringan atau dapat
juga diubah menjadi protein (asam amino).
Metabolisme FFA
FFA dibawa ke hati dan jaringan lemak dalam bentuk kilomikron atau dari hati ke
jaringan dalam bentuk VLDL. FFA juga disintesis di depot lemak dimana ia
disimpan. FFA di plasma berikatan dengan albumin. FFA merupakan sumber
energi utama bagi berbagai organ terutama jantung dan kemungkinan juga otak.
Oksidasi FFA akan menghasilkan energi, panas, CO2 , dan H2O
Suplai FFA ke jaringan diatur oleh 2 lipase yaitu lipase endotel yang terdapat pada permukaan
endotel kapiler yang berperan menghidrolisis TG di KM atau VLDL menjadi FFA dan gliserol.
FFA kemudian dibentuk kembali (resintesis) menjadi TG baru di dalam sel lemak. Hormon
sensitif lipase intraseluler (HSLI) dari jaringan adiposa berperan mengkatalisis pemecahan
simpanan TG mejadi FFA dan gliserol,kemudian FFA yang terbentuk masuk ke dalam sirkulasi
berikatan dengan albumin.
Hormon sensitif lipase dibentuk lewat cAMP dan selanjutnya protein kinase-A.
Adenilat siklase di dalam membran sel lemak diaktifkan oleh glukagon dan juga
oleh NE dan epinefrin lewat reseptor -adrenergik. ACTH, TSH, LH, serotonin dan
vasopresin meningkatkan lipolisis lewat cAMP. Insulin dan PGE menurunkan
aktifitas HSL dengan menghambat pembentukan cAMP. HSL meningkat karena
puasa dan stress, turun karena makan dan insulin. Sebaliknya makan, puasa dan
stres menurunkan aktivitas lipoprotein lipase.
Mekanisme -Oksidasi Asam Lemak
Oksidasi asam lemak terjadi di dalam mitokondria. Asam lemak bergabung dengan
carnitin (derivat lysin) menembus membran mitokondria mengalami -oksidasi
menghasilkan 2 karbon dengan menghasilkan banyak energi. Beta oksidasi terjadi
di hati dan jaringan lemak. Oksidasi terjadi pada atom C kedua dari gugus karboksil
(rantai C beta). Pada setiap setiap oksidasi akan kehilangan 2 atom C untuk
menghasilkan 1 mol asetil Co-A. Sebagai perbandingan, katabolisme 1 mol asam
lemak (mengandung 6 atom C) menghasilkan 44 mol ATP, sedangkan 1 mol
glukosa (juga mengandung 6 atom C) hanya menghasilkan 36 mol ATP, berarti
oksidasi asam lemak menjadi energi sangat efisien. Jika asetil Co-A dari asam
piruvat mencukupi untuk sumber energi, maka asetil Co-A akan diubah menjadi
asam lemak sebagai cadangan sumber energi.
Benda Keton

Perubahan asam lemak menjadi energi akan menghasilkan benda keton yang
terdiri atas:
1. Asetoasetat
2. -hidroksi butirat, dan
3. Aseton.
Jika perombakan lemak menjadi benda keton meningkat, maka akan menimbulkan
ketosis yaitu menumpuknya benda keton dalam darah. Biasanya hal ini terjadi pada
orang kelaparan atau mogok makan terlalu lama. Jika pemasukan asetil Co-A ke
siklus Krebs menurun karena penurunan suplai produk metabolisme glukosa atau
suplai asetil Co-A meningkat, maka asetil Co-A terakumulasi sehingga
menyebabkan benda keton meningkat di hati, sirkulasi, dan kemudian akan terjadi
ketosis. Tiga kondisi yang menyebabkan suplai gukosa intraseluler berkurang yaitu
puasa, kencing manis, dan diet kurang karbohidrat tetapi tinggi lemak. Glukosa
disebut faktor antiketogenik karena pemberian glukosa menghambat pembentukan
benda keton.
Di berbagai jaringan asetil Co-A mengalami perubahan menjadi asetoasetil Co-A.
Di hati karena memiliki enzim deacylase, asetoasetil Co-A diubah menjadi
asetoasetat. Asam -keto ini selanjutnya akan diubah menjadi -OH butirat dan
aseton, masuk sirkulasi karena sulit di metabolisme di hati, maka dikeluarkan lewat
urin dan pernafasan. Kadar benda keton pada kondisi normal adalah 1 mg/dL.

Lemak Seluler
Lemak seleuler ada 2 macam yaitu:
1. Lemak sruktural adalah lemak yang menyusun membran sel dan bagian-bagian sel lainnya.
2. Lemak netral (trigliserida) adalah lemak yang disimpan dalam jaringan lemak (depot lemak).
Lemak netral ini dapat dimobilisasi jika diperlukan misalnya pada saat menjalani puasa. Pada
orang dengan berat badan normal, depot lemak kurang lebih 10% dari berat tubuh. Di depot
lemak, glukosa dimobilisir menjadi asam lemak dan lemak netral.
Fungsi Lemak
1. Untuk cadangan energi setelah KH
2. Sebagai insulansi tubuh untuk mencegah kehilangan panas tubuh.

Lemak Coklat (Brown Fat)


Banyak dijumpai pada saat bayi, sedangkan pada orang tua hanya sedikit.
Letaknya di dekat scapula, pembuluh darah aorta torakalis dan abdominalis. Lemak
coklat banyak mengandung mitokondria. Untuk perpindahan proton sehingga
menghasilkan ATP (posporilasi oksidatif). Diinervasi dan diregulasi oleh saraf
simpatis (NE) melalui reseptor -adrenergik untuk meningkatkan lipolisis dan
selanjutnya merangsang oksidasi asam lemak menjadi energi dan panas tubuh.
Fungsi lemak coklat terutama untuk menghasilkan panas tubuh untuk adaptasi
terhadap suhu dingin dan reaksi spesifik setelah makan (specific dynamic action,
SDA).

Regulasi Metabolisme Kolesterol


Kadar kolesterol dalam sel berperan menghambat biosintesis kolesterol dengan
cara menghambat aktivitas enzim HMG Co-A reduktase sehingga menghambat
sintesis reseptor LDL dan merangsang esterifikasi kolesterol. Pada kondisi
seimbang (steady internal state), antara kolesterol yang masuk lewat makanan dan
yang disintesis oleh hati seimbang dengan kolesterol yang digunakan atau
dikeluarkan dari tubuh. Kolesterol yang keluar dari sel diabsorpsi ke dalam HDL
yang disintesis di usus dan hati.
Kolesterol dalam tubuh digunakan untuk:
1. Biosintesis hormon steroid seperti: hormon adrenal oleh kortek adrenal,
hormon seks oleh gonade.
2. Biosintesis garam empedu oleh hati.
3. Bersama dengan posfolipid berperan sebagai komponen penting membran sel.

Biosintesis Kolesterol di Hati


Kolesterol dapat disintesis di hati dari asetat yang diregualsi oleh enzim HMG CoA
reduktase. Enzim HMG CoA reduktase berperan mengubah -OH--methylglutaril
Co-A menjadi asam mevalonat. Kolesterol bersifat menghambat HMG Co-A
reduktase sehingga jika kolesterol dalam makanan meningkat, maka sintesis
kolesterol di hati menurun dan sebaliknya.
Kolesterol plasma menurun oleh hormon tiroid yang menigkatkan reseptor LDL dan
oleh estrogen yang menurunkan LDL dan menigkatkan HDL. Plasma kolesterol
meningkat karena absorpsi empedu dan DM yang tidak terkontrol.
Dosis tinggi niacin menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Obat penghambat
HMG Co-A reduktase dapat menurunkan kolesterol seperti; compactin, mevinolin,dan
derivatnya.

Metabolisme Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian
(polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-
NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat
dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa jenis protein antara lain:
1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
Asam Amino Esensial
Asam amino esensial adalah golongan asam amino yang harus tersedia dalam diet
karena tidak dapat disintesis oleh tubuh, sedangkan asam amino non-esensial
adalah golongan asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh (dalam hati).
Terdapat 8 jenis asam amino esensial yaitu:
1. Isoleucin

2. Leucin
3. Lysin
4. Phenylalanine
5. Threonine
6. Tryptophan
7. Valine, dan
8. Methionin; mengandung unsur sulfur (S).
Manfaat dan Fungsi Asam Amino
Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan:
1. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku.
2. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa usus.
3. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin.
4. Mensintesis asam amino non-esensial dengan menggabungkan asam keto
melalui proses transaminasi oleh hati.
5. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.
Intake protein dalam diet digunakan untuk mengganti protein dan asam
amino yang hilang. Keseimbangan nitrogen tercapai manakala jumlah
nitrogen dalam urin sama dengan jumlah nitrogen dalam protein yang
dimakan. Pada individu normal, jika intake protein meningkat, maka
deaminasi meningkat dan ekskresi urea juga meningkat sehingga terjadi
keseimbangan nitrogen. Akan tetapi, jika pada kondisi sekresi hormon
katabolitik dari kortek adrenal meningkat atau insulin menurun atau saat
puasa, maka nitrogen yang hilang lebih besar dari intake, akibatnya
kesimbangan nitrogen menjadi negatif.
Asam amino selanjutnya digunakan untuk: Biosintesis protein tubuh di dalam
ribosom.
Mengganti jaringan yang rusak. Jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber
energi.
Mekanisme Transaminasi
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi jenis asam amino
lain. Proses transaminasi didahului oleh perubahan asam amino menjadi bentuk
asam keto, secara skematik digambarkan sebagai berikut:
Transaminasi terjadi pada berbagai jaringan. Selain itu, transaminasi juga
terjadi di dalam sirkulasi darah akibat adanya kerusakan pada jaringan karena
proses patologik, sebagai contoh SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transaminase)
yang meningkat akibat infark miokard (kerusakan otot jantung karena adanya
sumbatan pembuluh darah yang mensuplai kebutuhan otot jantung).

Mekanisme Deaminasi
Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi
asam keto dan ammonia (NH4
+), secara skematik digambarkan sebagai berikut:
Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu senyawa nitrogen dan

nonnitrogen.
1. Senyawa nonnitrogen yang mengandung gugus C, H, dan O selanjutnya
diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energi melalui jalur siklus Krebs
atau disimpan dalam bentuk glikogen.
2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah diubah lebih dahulu
menjadi ureum (diagram 2).
Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati, oleh karena itu pada
gangguan fungsi hati (liver) kadar NH3 meningkat. Pengeluaran (ekskresi)
urea melalui ginjal dikeluarkan bersama urin.
Kreatin dan Kreatinin
Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot
skelet, kreatin mengalami posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber
energi penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi
oksidatif. ATP bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar
posfokreatin.
Kreatinin dalam urin berasal dari pemecahan posfokreatin. Kreatinuria secara
normal dapat terjadi pada anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah
melahirkan. Pada laki-laki sangat jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang
berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki biasanya terjadi akibat kelaparan,
tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot (myopati).
Asam Urat
Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA) yaitu
purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di digesti, kemudian diabsorpsi dan
sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purinsebagian kecil dikeluarkan
lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Kadar asam urat normal dalam darah
adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan
sisanya 2% diekskresikan.Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya
akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena adalah
metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu:
1. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat
meningkat.
2. Gout sekunder karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat karena
meningkatnya penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam urat seperti
penyakit ginjal, leukemia, dan pneumonia.
3. Penurunan ekskresi asam urat karena pengobatan biasanya dengan diuretik thiazide,
colchicine, dan atau obat antiinflamasi nonsteroid.Glukoneogenesis: Perubahan Protein sebagai
Sumber Energi. Protein dapat digunakan sebagai sumber energi setelah mengalami proses
deaminasi di hati.Perombakan protein menjadi sumber energi disebut mekanisme
glukoneogenesis.Senyawa nonnitrogen yang mengandung atom C, H, dan O diubah menjadi
asetil Co-A untuk sumber energi.

2. Anabolisme

Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa


organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan
energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun
energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang
diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik
intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya,
maka organisme akan tumbuh.

FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis
menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian
besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu

cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi
gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk
mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri
belerang.

Daun tempat berlangsungnya fotosintesis. Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung


pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak
mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan
Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis pada
tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum
cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya
perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada
kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini
merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi
matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk
batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan
dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang
disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut
tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.

Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana


(kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat
terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.
Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a,
klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA,
gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe),

maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan,
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk
akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Fotosintesis Tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula
dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal
dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang
terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi
seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain
akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang
memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.
klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun
sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan
melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air
yang berlebihan.

Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan
alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempa
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki
kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya
fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan
II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat
reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan
menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk
PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer
tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut
sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah: 2H2O + 4 foton + 2PQ
+ 4H- 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung
tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa
H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen).
Reaksi Terang dari fotosintesis dalam membran Tilakoid
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang
menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada
PS I adalah: Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+) Selanjutnya elektron
dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+
dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+
reduktase. Reaksinya adalah: 4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ 4Fd (Fe3+) + 2NADPH Ion H+
yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase
akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi
membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada
reaksi terang adalah sebagai berikut: Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O ATP + NADPH +
3H+ + O2. Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari
bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini
diperoleh dari reaksi terang.
Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk
mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi
matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan
untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak
(380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 -
600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda
pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang
bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang
memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang
gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a
terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye
dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang,
sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi
cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan
disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian
panjang reaksi fotosintesis.

Reaksi Gelap (Siklus Calvin) dan fiksasi karbon


Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas yang dapat (bukan harus) berlangsung dalam
gelap, karena enzim-enzim untuk fiksasi CO2 pada stroma kloroplas tidak memerlukan cahaya
tetapi membutuhkan ATP dan NADPH yang menghasilkan dari reaksi terang. Reaksi gelap pada
tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack.
Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa
dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan
yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi
gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk
setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang
berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama,
reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang
menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini
distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi
cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama
pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas.
Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan
penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat (3-PGA).
Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida
dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus
karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-
bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul
dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali
dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang
sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara bersamaan, Pi dilepas dan
digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.
Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi
dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir
reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan
untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-
Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa
keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan
munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.
BAB III
KESIMPULAN
1. Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan
dengan zat antara suatusel atau organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya.
2. Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi,
melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan
memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.

3. Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino,dan asam lemak
menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti: sumber energi (ATP).
4 Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.
5 Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009.Health Vitamin-Vitamin. http://blog.its.ac.id/dyah03tc. Diakses tanggal 10
Maret 2009.
Anonymous. 2009.Metabolisme Karbohidrat.http://shilaw.blogsome.com/ . Diakses tanggal 10
Maret 2009
Anonymous. 2009. Siklus Krebs.http://verafun.multiply.com/ . Diakses tanggal 10 Maret 2009
Anonymous.2009. Peran Adiponektin dalam Gangguan Metabolisme Lemak.http://multiply.com/
. Diakses tanggal 10 Maret 2009
Anonymous.2009.Anabolisme.http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/Biologi%203.htm. Diakses tanggal 10 Maret 2009
Hendrotomo, Muhardi. 2009. Pemberian Nutrisi Parenteral pada Penderita Gangguan
Pencernaan.http://search.yahoo.com/search?fr=ytff-acd&p=&ei=UTF-8 . Diakses tanggal 10
Maret 2009
Misbah Djalinz .2009. Pemberian Dini Makanan lewat Pipa pada Pasien Postoperasi
http://search.alot.com/web?q=&pr=tbar&src_id=11125&client_id=9878683f1c9898a8a42cacb8
&camp_id=-1&install_time=2009-03- . Diakses tanggal 10 Maret 2009
Diposting oleh Devi Rasulaena di 06.52 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Mengenai Saya

Devi Rasulaena
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2014 (1)
o Januari (1)
<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.


http://devirasulaenaimutz.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai