Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
4

BAB II ISI
A. Pengertian Masyarakat Madani
5
B. Sejarah Masyarakat Madani
5
C. Karakteristik Masyarakat Madani
6
D. Masyarakat Madani di Indonesia
7-8
E. Ciri-Ciri Masyarakat Madani
9-10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B. Saran
11

1
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas penyertaan-Nya sehingga Dia sudah boleh memberikan kemampuan kepada kami
penulis dalam menulis makalah ini.
Makalah ini menjelaskan Masyarakat Madani. Ucapan terima kasih kami
penulis sampaikan kepada semua pihak yang sudah membantu, khususnya kepada
teman-teman kelompok.
Permohonan maaf sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada pembaca
yang budiman, jika sajian makalah ini kurang berkenan dalam hati sanubari. Seperti
pepatah yang mengatakan Tak ada gading yang tak retak, penulis yang menyadari
akan adanya kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang dan sebagai bahan koreksi
penulis dalam menyusun makalah.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Palu, 1 Desember 2016

2
Penulis

BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Semua orang mendambakan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera


sebagaimana yang dicita-citakan masyarakat Indonesia, yaitu adil dan makmur bagi
seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapainya berbagai sistem kenegaraan muncul,
seperti demokrasi. Cita-cita suatu masyarakat tidak mungkin dicapai tanpa
mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia. Namun masih banyak permasalahan
bagi bangsa Indonesia, permasalahan yang timbul tersebut mengakibatkan banyaknya
konflik ataupun kekacauan yang terjadi dimasyarakat. Gonjang-ganjing ini tidak bisa
dibiarkan lebih lanjut karena akan sangat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara di negeri ini. Masih adanya budaya KKN dan budaya malas
mungkin menjadi masalah yang utama di negeri ini.

Alangkah baiknya bila permasalah yang seiring waktu terus timbul akhir-akhir
ini dapat diselesaikan dengan tuntas, cepat dan transparan agar masyarakat tahu betul
posisi dan solusi dari masalah tersebut. Tetapi apa yang kita lihat akhir-akhir ini?
Maraknya adu fisik maraknya percecokan untuk menyelesaikan masalah yang timbul.

3
Apakah begini kondisi masyarakat kita saat ini? Mudah marah, terpancing emosi dan
tidak mempunyai tenggang rasa. Sebagai warga negara yang baik hendaknya kita
semua sadar akan koridor-koridor yang layak dan patuh kepada hukum. Negara
Indonesia dalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila, jadi selayaknya semua
permasalahan yang akan mengakibatkan perkelahian dapat dituntaskan dengan baik.

Negara yang harusnya menghargai nilai-nilai keluhuran adat ketimuran, adat


yang sopan santun, ramah kepada semua orang serta kekeluargaan. Berpegang teguh
kepada undang-undang yang berlaku juga merupakan cerminan cinta kita keapda
Indonesia. Semoga permasalah yang ada sekarang ini cepat tuntas dan tidak menjadi
bom waktu dimasa mendatang. Bangsa Indonesia belum terlambat mewujudkan
masyarakat madani asalkan semua potensi sumber daya manusia mendapat
kesempatan berkembang dan dikembangkan. Mewujudkan masyarakat madani
banyak tantangan yang harus dilalui. Untuk itu perlu adanya strategi peningkatan
peran dan fungsi masyarakat dalam mengangkat martabat manusia menuju
masyarakat madani itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masyarakat madani?
2. Bagaimana sejarah Masyarakat madani?
3. Apa karakteristik masyarakat madani?
4. Bagaimana posisi masyarakat madani di indonesia?
5. Apakah ciri-ciri masyarakat madani?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar pembaca dapat memahami
apa pengertian masyarakat madani serta sejarah lahirnya
masyarakat madani, dapat mengetahui karakteristik masyarakat
madani, posisi masyarakat madani di indonesia dan dapat
mengetahui ciri-ciri masyarakat madani.

4
BAB II
ISI

A. Pengertian Masyarakat Madani


Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Karena itu dalam
sejarah filsafat, sejak filsafat yunani sampai masa filsafat islam
juga dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota, yaitu
masyarakat yang maju dan berperadaban.
B. Sejarah Singkat Masyarakat Madani
Sejarah Civil Society Tidak terlepas dari filsuf yunani Aris
Toteles (384-322 SM) yang mengandung konsep Civil Society
sebagai sistem kenegaraan atau identik dengan negara itu
sendiri. Pada masa sekarang konsep Civil Society dikenal
dengan Istilah Koinonia Politeke yaitu sebuah koonitas politik
tempat warga negara dapat terlibat lansung dalam peraturan

5
ekonomi-politik dalam mengambil keputusan. Istilah Koinonia
Politeke dikeukakan Aris Toteles untuk menggambarkan sebuah
masyarakat politis dan etis dimana warga negara didalamnya
berkedudukan sama didepan hukum. kemudian mengalami
perubahan dengan pengertain Civil Society yaitu masyarakat
sipil diluar dan penyeimbang warga negara.
Masyarakat saba, yaitu masyarakat di masa nabi
sulaiman. Nama saba yang terdapat dalam al-quran itu
dijadikan nama salah satu surah al-quran yaitu surah ke-34.
keadaan masyarakat saba yang dikisahkan dalam al-quran itu
mendiami negeri yang baik, yang subur, dan nyaman. Di tempat
itu terdapat kebun dengan tanaman yang subur, yang
menyediakan rezki, memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya.
Masyarakat madinah setelah terjadi traktat, perjanjian
madinah antara rasulullah saw beserta umat islam dengan
penduduk madinah yang beragama yahudi dan beragama
watsani dari kaum Aus dan khazraj.

C. Karakteristik Masyarakat Madani


Adapun beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang
mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan
alternatif.
3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara
dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-
masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-
rejim totaliter.

6
6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-
individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri.
7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial
dengan berbagai ragam perspektif.
8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang
beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan
sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.
9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain
yang dapat mengurangi kebebasannya.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu
oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki
kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan untuk umat manusia.
14. Berakhlak mulia.
Tujuh prasyarat masyarakat madani, yaitu:
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam
masyarakat.
2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (socail
capital) yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-
tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok.
3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan
kata lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
4. Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-
lembaga swadayauntuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu
kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan.
5. Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya
sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.

7
6. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-
lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan
berkeadilan sosial.
7. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan
kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi
antar mereka secara teratur, terbuka dan terpercaya.
D. Masyarakat Madani di Indonesia
Indonesia memiliki tradisi kuat civil society, jauh sebelum
bangsa indonesia berdiri, masyarakat sipil telah berkembang
pesat yang diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial
keagamaan dan penggerakan nasional dalam merebut
kemerdekaan. Selain berperan sebagai organisasi pejuang
penegak HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial.
Organisasi berbasis islam seperti syarikat islam (SI), Nahdatul
Ulama (NU), dan muhammadiyah telah menunjukan kiprahnya
sebagai komponen civil society yang penting dalam
perkembangan masyarakata sipil indonesia.
Terdapat strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang
bagaimana seharusnya bangunan masyarakat madani yang bisa
terwujud di Indonesia :
1. Pandangan integrasi nasional dan politik. Menyatakan bahwa
sistem demokrasi tidak mungkin berlansung dalam
kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat sebelum
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.
Bagi pengikut pandangan ini praktik demokrasi ala barat
hanya akan berakibat konflik antara sesama warga bangsa.
2. Pandangan Reformasi Sistem Politik Demokrasi merupakan
pandangan yang menekankan bahwa untuk membangun
demokrasi tidak usah terlalu bergantung pada kepentingan
ekonomi. Pembangunan institusi demokratis lebih

8
diutamakan oleh warga negara dibanding pembangunan
ekonomi.
3. Paradigma pembangunan masyarakat madani sebagai basis
utama pembangunan demokrasi. Ini merupakan alternatif
diantara dua pandangan yang pertama yang dianggap gagal
dalam pembangunan demokrasi. Pandangan ini lebih
menekankan proses pendidikan dan penyadaran poitik warga
negara, khusus kalangan kelas menengah. Hal itu
mengingatkan demokrasi membutuhkan topangan kultural
sselain mendukung struktural.
Mahasiswa merupakan salah satu komponen strategis
bangsa indonesia dalam pembanguunan demokrasi dan
masyarakat madani. Peran startegis mahasiswa dalam proses
perjuangan demokrasi menumbangkan rezim otorier
seharusnya ditindak lanjuti dengan keterlibatan mahasiswa
dalam proses demokrasi bangsa dan pembangunan masyarakat
demokrasi madani indonesia. Karena mahasiswa merupakan
bagian dari kelas menengah, ia memiliki tanggung jawab
terhadap nasib masa depan demokrasi dan masyarakat madani
indonesia.
Sikap demokratis diekspressikan melalui peran aktif
mahasiswa dalam proses pendemokrasian masyarakat melalui
cara analogis, santun, dan bermartabat. Adapun sikap kritis
mahasiswa dapat dilakukan dengan mengaamati, mengkritik,
mengontrol pelaksanaan kebijakan pemerintah atau lembaga
publik terkait, khususnya pada kebijakan yang menyangkut
dengan masa depan bangsa.
E. Ciri-Ciri Masyarakat Madani
Adapun masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

9
a. Free public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana
masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan
pendapat, berserikat, berkumpul serta memublikasikan
pendapat, berserikat, berkumpul serta memublikasikan
informasi kepada publik.
b. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan
dengan wacana kritik rasional masyarakat yang secara
ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam
kerangka ini hanya negara demokratis yang mampu
menjamin masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima
pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam
masyarakat madani untuk menunjukan sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang
dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat yang lain
yang berbeda.
d. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima
kenyataan disertai sikap tulus bahwa masyarakat itu
majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan
rahmat tuhan.
e. Keadilan Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan
pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban

10
setiap warga dan negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan.
f. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa
merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat
madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila
tersedia iklim yang memunkinkan otonomi individu terjaga.
Supermasi hokum
g. Tunduk pada aturan hukum yang berlaku atau seperangkat
nilai/norma yang diyakini bersama

BAB III
PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur
berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat akan berupa
pemikiran seni, pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar
terciptanya kesejahteraan umat maka kita sebagai generasi
penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang
signifikan. Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri
dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini.
Agar di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan
berita. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil dari
pembahasan materi yang ada di bab II ialah bahwa di dalam
mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat
haruslah berpacu.
Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga
harus melihat pada potensi manusia yang ada di masyarakat,
khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di dalam diri manusia
sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani.
Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang
dalam membangun agama Islam maka akan semakin baik pula
hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki
potensi yang kurang di dalam membangun agamanya maka
hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah
kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui
latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek di masyarakat.
B. Saran

12
Semoga pembahasan mengenai Masyarakat Madani, sedikit
banyaknya dapat dipahami oleh pembaca, selain itu Saya
sebagai penulis mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan-
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca, untuk
kesempurnaan dari makalah saya ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi, 1999, Menuju Masyarakat Madani, Cetakan ke-1,


PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Budiman, Arief, 1990, State And Civil Society, Clayton Monash
Paper Southeast Asi No.22, Jakarta.
Culla, Adi Suryadi, 1999, Masyarakat Madani Pemikiran Teori dan
Relevasinya Dengan Cita-cita Reformasi. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Deden, M. Ridwan, dan Nurjulianti, Dewi (penyuting). 1999
Pembangunan Masyarakat Madani dan Tantangan
Demokratisasi di Indonesia. Cetakan Ke-1, Jakarta
Masykuri Abdillah, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Ke Civil
Religion. MUI, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai