Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ADAT DAN BUDAYA ACEH

TARIAN ADAT ACEH

:
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

1.Pera Mustika (180408015)


2.Rika Mulya (180408010)
3.Zakia Khairunisa (180408018)
4.Vitri Tamala Sihite (1704080
5.Ahmad Husein (180405025)

DOSEN PENGAMPU
Rahmati, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi


Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan dan
menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas MKU ADAT DAN BUDAYA
ACEH tentang “TARIAN ADAT”
Makalah ini memuat tentang seni tari tradisional aceh (saman)di Indonesia yang sangat
penting kita mempelajarinya dan menjaganya. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna
tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

September 2019
penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan....................................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1 Sejarah Tarian Saman...............................................................................
2.2 Perkembangan tari Saman........................................................................
2.3 Perkembangannya pada masyarakat multikultural...................................
2.4 Makna dan fungsi tari Saman...................................................................
2.5 Ciri-ciri tari Saman...................................................................................
BAB III : PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tari Saman atau lebih dikenal dengan tarian seribu tangan merupakan salah satu warisan
budaya bangsa Indonesia yang sudah turun temurun menjadi kebanggaan bangsa Indonesia pada
umumnya dan khususnya masyarakat Aceh dan lebih khusus lagi masyarakat Gayo. Bercerita
tentang Tari Saman terlebih dahulu mengetahui seluk beluk dan asal usulnya.
Tari Saman merupakan warisan budaya Aceh yang sangat dibanggakan sampai saat ini, tidak
hanya menjadi kebanggaan Aceh saja tetapi salah satu jenis tarian ini sudah menjadi kebanggaan
masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun sangat ironisnya ketika masyarakat di luar Aceh
hanya mengetahui bahwa Saman itu berasal dari Aceh secara umum. Mereka tidak mengerti
secara spesifik dari mana Saman itu berasal, padahal Aceh sendiri terdiri berbagai macam suku
serta berbeda adat istiadat satu sama lain.
Seperti Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Singkil, dan yang lainnya di mana masih banyak
kemajemukan dan perbedaan budaya adat dan bahasa. Pada dasarnya Saman berasal dari Gayo,
khususnya dari dataran tinggi seribu bukit di Kabupaten Gayo Lues.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan berbagai permasalahan dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana eksistensi Tari Saman sebagai ikon budaya kota aceh dikaitkan
dengan pembangunan dan perkembanganan di Nusantara Untuk membantu mempermudah
pembahasan rumusan masalah yang telah diungkap di atas, maka akan diejawantahkan rumusan
tersebut ke dalam beberapa pertanyaan, yaitu:
a. kebijakan dan program apa yang dilakukan Pemerintah kota aceh dalam pelestarian Tari
Saman ?
b. Bagaimana perkembangan tari saman terhadap masyarakat multikultural ?

3. Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah:


1. Untuk menjelaskan dalam bentuk deskriptif tentang perkembangan tari saman di nusantara
2. Untuk menjelaskan keterlibatan masyarakat dalam upaya menjadikan Tari Saman sebagai ikon
budaya di Kabupaten Gayo Lues
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah
Aceh merupakan Provinsi yang terletak paling ujung sebelah barat dari kepulauan
Indonesia. Dijuluki dengan Serambi Mekah, dan memiliki beraneka ragam budaya dankesenian
tradisional, terdiri dari Alat musik tradisional
Aceh, LaguDaerahAceh, Tradisi dan TarianTradisional.
Untuk Tarian Tradisional, Aceh dikenal memiliki jenis tari yang sudah mendunia, bahkan
sudah mendapat pengakuan dari Badan dunia PBB. Tari Saman, adalah seni tradisional yang
berasal dari Aceh.
Tari Saman berasal dari dataran tinggi Gayo dan sudah dikenal sejak abad 14 Masehi.
Awal mula bernama Saman berasal dari nama penciptanya, yaitu Syeh Saman, seorang ulama di
Gayo Lues kala itu.
Tari Saman ini pada awalnya merupakan permainan rakyat di dataran tinggi Gayo,
kemudian berkembang dengan gerakannya diiringi syair berisi pujian-pujian kepada Allah dan
salawat kepada Nabi Muhammad yang dibacakan dalam bahasa Arab dan Gayo yang hanya
dimainkan oleh penari laki-laki dan dibagi dua kelompok kemudian diadu gerak dan syairnya.
Pada awalnya pula, Tari Saman hanya ditampilkan di bawah kolong Meunasah (semacam
langgar Surau atau Langgar di Jawa) dalam event adat atau ritual agama seperti saat perayaan
maulid Nabi Muhammad. Seiring perkembangan zaman, Saman ini menjadi sebuah bentuk
kesenian yang kerap ditampilkan diberbagai acara berskala nasional maupun internasional.
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.
Pada saat sebelum saman dimulai, akan tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka
adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada
para pemain dan penonton, sebagai pembuka tarian.
Tari Saman dimulai dengan diiringi suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang
biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang
lazimnya disebut syekh

2. Perkembangan Saman
Saman merupakan kesenian masyarakat Gayo Lues yang sudah turun-temurun dan sudah
membudaya pada masyarakat Gayo. Saman ini dikatakan membudaya di Gayo Lues karena sejak
zaman dahulu masih digemari dan tumbuh subur sampai saat ini. Buktinya, setiap kampung dan
malah setiap belah (bagian dari kampung) di Gayo Lues dipastikan ada Saman dan ini sudah
dibuktikan oleh tim dari Unesco sewaktu meneliti Saman di Gayo Lues.
Dari penuturan masyarakat tetang asal usul saman, dapat dipastikan bahwa kesenian ini
pada awalnya hanya dilakukan oleh masyarakat untuk hiburan semata. Seperti yang disebutkan
di atas tadi bahwa kesenian ini berasal dari kesenian rakyat yang mengandalkan tepuk tangan dan
juga pukulan ke paha dengan bernyanyi. Kegiatan seperti ini tentu merupakan hiburan bagi anak
muda yang sedang tidak bekerja dan malah sewaktu istirahat bekerja (misalnya waktu gotong
royong) masyarakat Gayo menghilangkan rasa lelah dengan main saman .
Dalam perkembangan selanjutnya atau setelah dimanfaatkan oleh ulama besar tadi,
kesenian samanberubah menjadi media pengembang agama Islam. Sebagai media pengembang
agama Islam, sampai kini masih bisa kita rasakan dalam syair-syairnya, terutama sekali dalam
langkah-langkah awalnya selalu dimulai dengan salam. Syair-syair saman masih banyak yang
berkaitan dengan konsep agama. Coba perhatikan syair berikut ini Kén ama ine kite turah hurmet
kati endepet sapaat ari Tuhente (kepada bapak dan ibu kita harus hormat agar mendapat syafaat
dari Tuhan kita) Syair ini mengandung makna ketaatan atau kepatuhan anak kepada orang
tuanya. Orang tua harus dikasihi, dihormati, dan juga harus dijaga jika mereka sudah tua. Hal ini
sesuai dengan ajaran agama Islam. Jika rasa hormat kepada orang tua sudah tidak ada, ganjaran
dosa tidak terelakkan lagi. Karena pentingnya menghormati orang tua, para pemain saman sering
mengingatkan hal ini dengan cara menyelipkan syair-syair yang mengandung nasihat. Nilai yang
dapat dipetik dari syair ini adalah nilai agama yakni harus menghormati orang tua. Dalam syair
juga disebutkan bahwa orang yang hormat kepada orang tua akan mendapat syafaat dari Allah
nanti. Banyak lagi syair yang memberi bimbingan tentang agama, misalnya “kadang berdosa
péh kite ku Tuhen, negon perbueten i wasni ingin ini” (mungkin berdosa juga kita kepada Tuhan,
melihat tingkah laku pada malam ini), “i belang laén dih edet gere ninget asal agama (di
Belangkejeren lain sekali adat tidak ingat tentang agama) “i denie gati semiang kati senang kite
lang-lang ho” (di dunia sering sembahyang agar senang kita nanti/di akhirat). Masih banyak lagi
kata-kata dalam syair samanyang mengingatkan kita pada ajaran agama.
Selain itu, saman juga media untuk mengingatkan kita akan peraturan atau adat istiadat
yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini juga dapat dibuktikan dari syair-syair saman.
Misalnya, “ike manut péh ko gere kueten kerna géh aku ku uken gere cerakiko (kalaupun kamu
hanyut tidak saya angkat karena datang saya ke udik tidak kamu tegur). Syair ini mengingatkan
kita agar tidak bersifat sombong terhadap orang lain. Sifat sombong akan membawa akibat pada
diri sendiri. Artinya, seseorang yang sombong akan menderita karena kesombongannya sendiri.
Dalam syair dikisahkan bahwa seseorang yang hanyut di sungai tidak akan diangkat oleh orang
lain hanya karena orang yang hanyut ini pernah tidak menegur seseorang. Jadi, orang akan
celaka hanya gara-gara yang kecil yaitu tidak mengur orang. Jika kejadian ini dalam kehidupan
nyata, betapa ruginya orang yang tidak mau bergaul dengan semua orang. Nilai budaya yang
dapat dipetik adalah dalam bergaul tidak boleh sombong dan pergaulan tidak harus terbatas
dengan orang tertentu saja. Bergaul sebaiknya dengan semua lapisan masyarakat yang baik-baik.
Selain itu, dalam syair ini terdapan pesan agar kita selalu membantu orang lain agar kita dibantu
orang juga pada saat susah.
Selanjutnya, saman berfungsi sebagai hiburan atau sebagai tontonan sehingga
kegiatan saman muncul pada acara tertentu seperti hari ulang tahun, peringatan maulid, hari raya
idul fitri, dan juga acara-acara peresmian. Akan tetapi, fungsi saman sebagai hiburan tidak bisa
dipisahkan fungsi ini satu persatu karena dalam konteks hiburan syair saman juga masih banyak
yang berbau nasihat atau adat istiadat, atau juga penerapan peraturan pemerintahan. Dengan
demikian, mungkin hanya wujud fisiknya saja sebagai hiburan, sedangkan ujud hakikatnya
masih dapat berjalan sebagai fungsi lain. Salah satu fungsi yang paling menonjol dan dapat
dituru dalam kesatuan dan persatuan bangsa adalah fungsi integrasi sosial. Fungsi ini khusus
dibahas nanti pada bagian akhir.
Perkembangan selanjutnya saman sudah dijadikan sebagai kesenian yang diikutsertakan
dalam festival sehingga sudah mulai dikenal oleh orang lain. Kegiatan festival yang mulai diikuti
oleh tari saman adalah pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA ke-2) tahun 1972 di Banda Aceh.
Pada waktu itu tari saman menjadi salah satu tari favorit sehingga digelari oleh Ibu Tien
Soeharto sebagai “Tari Tangan Seribu”. Sejak itu tarisaman mulai dikenal luas sehingga
diundang dalam pembukaan Taman Mini Indonesia Indah pada tahun 1974. Pada tahun
berikutnya tari saman diundang kembali ke Jakarta dalam rangka peringatan hari ulang tahun RI
ke-30. Pada tahun 1977 tari saman kembali kembali menjadi wakil Aceh dalam Festival Tari
Rakyat I di Jakarta dan tahun berikutnya menjadi wakil Aceh mengikuti Fertival Jakarta.
Tarisaman juga selalu ikut dalam Pekan Kebudayaan Aceh III tahun 1988 di dan Pekan
Kebudayaan Aceh IV tahun 2004 di Banda Aceh. Selain itu tari saman juga pernah diundang ke
Amerika, Spanyol, dan Malaysia.
Perkembangan selanjutnya sudah mulai dijadikan sebagai komeditas komersil sehingga
banyak berdiri sanggar tari yang memanfaatkan jasa tari saman. Perkembangan terakhir banyak
muncul nama tarisaman dan ada juga saman yang dimainkan wanita yang kurang sesuai
dengan saman yang berasal dari daerah Gayo. Selain itu banyak juga artis ibu kota yang
mengaku pemain saman padahal tidak bisa bersyair Gayo. Dengan demikian, saman sekarang
sudah dikenal hampir di seluruh Indonesia, akan tetapi bahan tertulis tentang saman masih sangat
langka.

3. Perkembangannya pada masyarakat multikultural


Perkembangan Tari Saman selain di Aceh adalah di berbagai kota. Hal ini telah berlangsung
sejak periode tahun 1960 hingga saat ini. Tari Saman telah menjadi seni urban yang hidup dan
berkembang pada masyarakat multikultural, Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk memahami
realitas sosial masyarakat terkait dengan keberadaan Tari Saman dalam konteks seni
pertunjukan, industri budaya dan pariwisata global.
Tari Saman mengalami komodifikasi, komersialisasi, sebagai bentuk adaptasi budaya global
yang menghasilkan makna baru. Penelitian ini mengangkat empat permasalahan pokok, yakni
(1). Pergeseran atau perubahan fungsi dan nilai pada Tari Saman, (2)Proses pembelajaran Tari
Saman, (3) Faktor-faktor yang mendorong perubahan, (4) Dampak dan makna pengembangan
pada Tari Saman dalam konteks pariwisata global. Tujuan penelitian ini adalah menjawab
keempat masalah pokok yang telah dikemukakan dengan cara menjelaskan terjadinya pergeseran
fungsi dan nilai, proses pembelajaran Tari Saman, faktor-faktor yang mendorong perubahan,
dampak dan makna pengembangan pada Tari Saman dalam konteks pariwisata global.
Hasil makalhini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas, pemerintah, pelaku
pariwisata, serta pengembangan ilmu pengetahuan khususnya kajian budaya. Makalah ini
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang menjadi karakteristik kajian budaya.
Format yang dipilih adalah deskriptif kualitatif, interpretatif, sehingga pengumpulan data bersifat
deskriptif-kualitatif, sedangkan data diperoleh dari studi kepustakaan dan sumber dokumentasi.
Selanjutnya dengan menggunakan teori Eric Hobsbawm yaitu: Invention of Tradition. Hasil yang
didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Proses pengembangan Tari Saman terjadi sejak
mengkondisikan adanya komunitas tertentu, pengembangan dapat terjadi pada masyarakat tradisi
dan masyarakat urban di Jakarta. Tari Saman tampil dalam bentuk kemasan produk budaya yang
indah, agung, dan menarik sebagai daya tarik wisata. Terjadinya pengembangan Tari Saman
disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mendorong, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal, yaitu perkembangan pola pikir masyarakat pendukung, adanya
kreativitas masyarakat berekspresi, dan motivasi peningkatan kesejahteraan. Adapun faktor-
faktor eksternal, yaitu perkembangan pariwisata, industri budaya, peran media, dan kebijakan
pemerintah.
Pengembangan Tari Saman ternyata memunculkan dampak dan makna bagi kehidupan
sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Dampak yang paling jelas terhadap kehidupan
sosial ekonomi adalah keberlanjutan ekonomi, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan
menciptakan lapangan kerja baru. Sebaliknya dampak terhadap sosial budaya adalah terjadinya
komersialisasi. Selanjutnya pengembangan Tari Saman dapat dimaknai sebagai makna religius,
pelestarian budaya, identitas budaya, dan kesejahteraan.

4. Makna dan Fungsi Tari Saman


a) Makna dan Fungsi
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua
cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-
nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari
pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat
juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup).
Penilaian dititikberatkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan
lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.

b) Paduan Suara
Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan
dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan
badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan
latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para
pria.
Pada zaman dahulu,tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya dalam
upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, khususnya dalam
konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi,seperti
kunjungan tamu-tamu Antar Kabupaten dan Negara,atau dalam pembukaan sebuah festival dan
acara lainnya.

c) Nyanyian
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan
lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada
bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
solo.

d) Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian
saman: Tepuk tangan dan tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan agama islam,syeikh saman
mempelajari tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai
dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.
Dalam konteks kekinian,tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai
media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.Tarian saman
termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang,kirep,linga.
Tarian penuh nilai ini diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman abad
ke-16 M. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok
Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah
dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, sehingga saman menjadi media
dakwah saat itu. Dahulu latihan saman dilakukan di bawah kolong Meunasah yaitu sejenis surau
bangunan panggung. Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-
syair yang menambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai
kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan
keagamaan dan kenegaraan.
Tarian ini secara luas dikenal sebagai tarian asli masyarakat Gayo karena tarian ini lahir
di Aceh Tengah. Banyak masyarakat modern di negara-negara Asia, Australia, dan Eropa
mengadopsi keharmonisan dan kecepatan gerakan tarian ini. Namun, keaslian tari ini tidak
pernah bisa ditiru karena esensi tarian ini hanya anda temukan di aceh.
Dipentaskan oleh sekelompok penari tradisional dan kebanyakan mengenakan seragam
berwarna-warni yang cerah, tarian ini merupakan pengembangan dari seni tari Aceh yang disebut
Pok Ane. Tarian Saman diiringi alunan puisi, dan nyayian yang dikombinasikan dengan tepukan
tangan, tepukan di dada, dan paha. Gerakan tarian ini sangat harmonis dan cepat sehingga
sanggup membuat penonton terkagum-kagum.
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang
mencerminkan nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan
kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan, dengan
tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat
(keketar) yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah kepada para pemain dan penonton.
Tari Saman dimainkan dengan gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan
tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Dalam perkembangan selanjutnya,
tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan
dengan modifikasi gerak lainnya.
Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan,
tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan harmonis dan
biasanya tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat
menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan
dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke
berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Tari Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari
duduk) dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki.
Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk
berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang
level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45°
(tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60° (langat). Terkadang saat melakukan gerakan
tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak
badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena
keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini
maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar
dapat tampil dengan sempurna.
Selain tari Saman, Aceh juga memiliki sejumlah tarian tradisional yang unik dan
memikat, antara lain Seudati dan Rapai Geleng. Tari Saman dari Aceh ini sudah menyusul untuk
didaftarkan sebagai World Intangible Heritage oleh UNESCO. Tari Saman mendapatkan
registrasi 01.01.01.001 ke UNESCO agar menjadi warisan Indonesia dan dunia dalam kategori
warisan budaya bukan benda.

5. Ciri-Ciri Tari Saman


Ciri khas tari yaitu Keunikan tari saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang
sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang
harmonis.Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh,
terus menari dengan kompak, mengikuti dendanglagu yang dinamis.Sungguh menarik,
bukan?Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari.Bukanhanya dari
Indonesia, tapi juga dari mancanegara.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Tari Saman berasal dari Aceh diciptakan oleh seorang Ulama Aceh
bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo,
 Tari Saman sangat terkenal karena
 Para Penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis.
Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh,
 tari saman juga dikenal sebagai tari seribu tangan yang sangat menarik
 Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer
di manca Negara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan
di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam.

3.2 SARAN
Kami berharap agar tari saman akan terus mengakar di kebudayaan Indonesia
dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda.Saya juga berharap agar
adanya partisipasi dari para pembaca untuk tetap mengambil peran dalam pelestarian budaya
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http:// id.wikipedia.org/google.com
http://tukangeetik.blogspot.com
http://diah11ips2-8.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai