Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN BUDAYA SAUDI ARABIA

Karakteristik Demografi
Hal menjelaskan tentang fitur demografis penduduk Arab Saudi, termasuk
kepadatan penduduk, etnis, tingkat pendidikan, kesehatan rakyat, status ekonomi, afiliasi
keagamaan dan aspek lain dari populasi. Demografi Arab Saudi, data FAO, tahun 2005;
Jumlah penduduk dalam ribuan.
Saudi Arabia berpenduduk sebanyak 4 juta jiwa dan 1,6 juta jiwa yang bukan
warga negara dengan 50% datang dari Asia Selatan. Kebanyakan masyarakat pribumi
datang dari keturunan Persia. Hampir semua rakyat di Uni Emirat Arab adalah Muslim.
Sekitar 80% penduduknya bisa membaca dan menulis. Sensus penduduk Arab Saudi sejak
April 2010 adalah 27.136.977, terdiri dari 18.707.576 warga Saudi dan 8.429.401 warga
negara asing.
Sampai tahun 1960, sebagian besar penduduk Arab Saudi adalah nomaden atau
seminomadic karena pertumbuhan ekonomi dan perkotaan yang cepat.Beberapa kota dan
oasis memiliki kepadatan lebih dari 1.000 orang per kilometer persegi (2.600 / mil ).
Penduduk Arab Saudi dicirikan oleh pertumbuhan penduduk yang cepat.Arab Saudi
dikenal sebagai tempat kelahiran Islam yang mewajibkan semua muslim untuk
menggunakannya sebagai tempat haji, atau ziarah ke Mekah, setidaknya sekali selama
hidup jika mereka mampu melakukannya. Lingkungan budaya di Arab Saudi sangat
konservatif, negara menganut interpretasi yang ketat hukum agama Islam
(syariat).Budaya presentasi harus sesuai dengan standar etika yang didefinisikan secara
sempit. Pria dan wanita tidak diizinkan untuk menghadiri acara publik bersama-sama dan
dipisahkan di tempat kerja.
Saudi kebanyakan didominasi oleh etnis Arab. Beberapa berasal dari etnis
campuran dan keturunan dari Turki, Iran, Somalia Indonesia, India, Rusia, Afrika yang
sebagian besar bermigrasi sebagai peziarah dan berada di wilayah Hijaz di sepanjang
pantai Laut Merah seperti Jeddah, Mekkah dan Madinah. Menurut survei acak, sebagian
besar calon Saudi berasal dari benua dan negara-negara Arab.Banyak orang-orang Arab
dari negara-negara terdekat bekerja di kerajaan. Ada juga sejumlah besar ekspatriat
Asia yang sebagian besar berasal dari India, Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Indonesia
dan Filipina.Pada 1970-an dan 1980-an, ada juga komunitas signifikan buruh migran
Korea Selatan yang berjumlah ratusan ribu. Tetapi pemerintah Korea Selatan hanya
menunjukkan 1.200 warga negara mereka yang tinggal di kerajaan tersebut. Pada tahun
2005,ada lebih dari 100.000 orang barat di Arab Saudi yang sebagian besar tinggal di
senyawa swasta di kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah dan Dhahran. Pemerintah
melarang non-Muslim untuk tinggal di kota Mekah.
Karakteristik Sosiologis Cultures
Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan bahwa seseorang itu benar-benar
orang Arab. Salah satu karakteristik yang pasti adalah rasa bangga menjadi orang Arab.
Semua aspek fisik, geografis, dan agama mereka sangat beraneka ragam.Namun
demikian, kefasihan dalam berbicara Arabic (atau dialek Arab) dan kecintaan terhadap
budaya warisan Arab mungkin adalah dua hal paling penting.
Di dunia Arab modern, nilai-nilai tradisional sudah berubah. Hal ini disebabkan
oleh urbanisasi, industrialisasi, dan berkurangnya suku-suku yang ada. Kini, hanya 5%
dari orang Arab modern yang tinggal di gurun sebagai penggembala dan beberapa

komunitas orang Arab yang cukup besar bisa ditemukan di hampir semua dunia barat.
Sekitar 40% orang Arab tinggal di kota-kota besar. Hal ini telah menyebabkan ikatan
tradisional keluarga dan suku putus. Kini, para wanita dan pria memiliki pendidikan yang
lebih tinggi dan kesempatan kerja yang lebih besar. Banyak juga perubahan-perubahan
lain yang menciptakan "kelas menengah" baru dalam masyarakat mereka. Komunitas
imigran Arab (orang Arab yang tinggal di negara-negara bukan Arab) masuk dalam
ketegori "kelas menengah". Karena para imigran Arab sangat terbuka terhadap budaya
barat, budaya dan gaya hidup tradisional mereka telah mengalami banyak perubahan.
Akibatnya, ikatan budaya mereka merenggang.
Ada berbagai jenis pekerjaan bagi sebagian besar imigran Arab. Hal ini sangat
membantu kehidupan miskin mereka. Namun di sisi lain, hal tersebut mengendorkan
ikatan tradisional keluarga mereka. Para wanita diberi kebebasan untuk meninggalkan
rumah. Perjodohan dan tekanan sosial untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan agama
tradisional pun semakin sedikit.
Dibanding struktur sosial di gurun atau desa Arab, struktur sosial para imigran
Arab lebih rumit. Sekarang ini, kebanyakan imigran Arab mengakui jati diri mereka
berdasar kebangsaan, bukan kesukuan.
Meskipun persatuan politik masih merupakan mimpi bagi masyarakat Arab,
bahasa Arab masih menjadi pemersatu paling utama. Dalam upayanya melestarikan
bahasa ibu mereka, Arab telah mempertahankan dua jenis bahasa Arabic. Jenis bahasa
yang pertama adalah bahasa Arab klasik (classical Arabic) yaitu bahasa religius dan
sastra yang diucapkan dan dituliskan secara seragam di dunia Arab. Jenis bahasa yang
kedua adalah bahasa Arab untuk percakapan sehari-hari (colloquial Arabic) yaitubahasa
lisan informal yang berbeda-beda, tergantung dialek masing-masing daerah. Kedua jenis
bahasa tersebut digunakan oleh orang-orang Arab yang berpendidikan.
Beberapa upaya untuk memelihara tradisi budaya, seperti penamaan anak, telah
dilakukan. Umumnya, nama seorang anak Arab mencerminkan tiga elemen penting
dalam kehidupan Arab: sanak keluarga, rumah, dan agama. Jadi, seorang bocah lelaki
mungkin saja bernama Muhammad bin Ibrahim al Hamza. "Muhammad" merupakan
nama religiusnya. Lalu "bin Ibrahim" adalah nama ayahnya. Dan "Al Hamza" berarti dia
berasal dari desa Hamza. Para gadis juga diberi nama yang mirip, yang tetap digunakan
meski setelah mereka menikah. Hal ini menunjukkan tradisi Arab Muslim, meskipun
para wanita tunduk pada para pria, mereka tetap mempertahankan identitas, hak, dan
ikatan keluarga mereka.
Penyunatan bagi laki-laki masih merupakan sebuah tradisi dalam masyarakat
Arab. Acara ini digelar pada sekitar tahun ketujuh, dan diadakan sebagai pertanda
masuknya anak laki-laki ke dalam masyarakat religius. Para gadis jarang disunat, kecuali
di beberapa daerah yang terisolasi.
Awal mula masa Islam adalah saat "identitas Arab" mempunyai arti bahwa semua
orang Arab adalah keturunan dari seorang pria biasa. Oleh karena itu, menjadi orang
Arab akan dihargai, dihormati, dan mendapat hak istimewa. Muhammad adalah orang
yang pertama kali mengajar ajaran Islam pada orang Arab di awal abad ketujuh.
Hubungan sejarah antara orang Arab dan agama Islam masih sangat kuat. Sekarang ini,
sekitar 93% orang Arab adalah Muslim, yang termasuk dalam sejumlah sekte: Shia
("Ithna Ashari" atau "Ismaeli"), Alawi, Zaidi, dan Sunni. Muslim Sunni adalah sekte
paling besar.

Karakteristik Biologis Masyarakat Budaya Saudi Arabia


Secara umum, ciri fisik masyarakat Arab adalah sebagai berikut :
Memiliki postur tubuh tegap, tinggi, besar.
Berambut keriting
Berhidung mancung
Memiliki alis mata yang tebal
Karakteristik Psikologis Masyarakat Budaya Saudi Arabia
Bangsa Badui sebagai representasi kehidupan psikologis masyarakat Arab baik
sebagai masyarakat nomand maupun urban. Orang Badui bukanlah bangsa gipsi yang
mengembara tanpa mengetahui arah. Mereka telah mewakili bentuk adaptasi kehidupan
terbaik manusia terhadap kondisi geografisnya yang dimonopoli oleh gurun. Perbedaan
domisili antara perkotaan dan masyarakat gurun hanya dimotivasi oleh desakan kuat
untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan perlindungan diri.
Orang Arab Badui merupakan gambaran nyata dari kondisi alam gurun yang
penuh dengan kekerasan dan keganasannya. Sebuah karakteristik masyarakat yang
dibentuk oleh keadaan geografis lingkungan tempat tinggalnya. Di antara karakteristik
masyarakat Arab Badui adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Etnosentrisme Historis Yang Kuat
Masyarakat Badui enggan untuk mengikuti pengaruh dan cara hidup asing,
dan memilih untuk hidup dengan tradisi yang telah ditanamkan oleh para
leluhurnya. Masyarakat ini selalu bertahan dengan tata kehidupan para
pendahulunya baik dalam memilih tempat tinggal, berternak hewan, serta
menganggap pertanian, perdagangan dan bahkan kerajinan akan menurunkan
derajat mereka.
2. Memiliki Ikatan Darah Dan Kesukuan Yang Kuat
Gurun pasir yang gersang dan keras tidak hanya sekedar tempat tinggal
tetapi juga sebagai penjaga tradisi sacral mereka, pemelihara kemurnian bahasa
dan darah mereka, dan benteng pertahanan yang utama dan paling utama dari
serangan musuh dari luar. Kondisi yang panas, langka akan persedian air dan
makanan telah menjadikan karakter bangsa Arab enggan untuk menundukkan
kepala pada kendali bangsa asing. Bagi orang badui tidak ada musibah paling
hebat dan paling menyakitkan selain putus keanggotaan dengan sukunya. Mereka
yang tidak memiliki suku manapun sungguh statusnya seperti buronan tanpa
perlindungan dan keselamatan.
3. Memiliki Nilai Kesukuan Yang Tinggi
Dalam tataran sosial kemasyarakatan, mereka dikenal keras dan kejam
terhadap musuhnya. Orang badui merupakan sahabat yang setia dan pemurah
(dhiyafah) yang dibarengi dengan ketabahan (hamasah) dan kewibawaan laki-laki
(muruah) yang dipandang sebagai salah satu nilai kesukuan yang tinggi. Kondisi
alam yang keras dan tidak bersahabat telah menumbuhkan kepentingan bersama
untuk menjalankan satu tugas suci yaitu bersikap ramah dalam menyambut tamu.

4. Bangsa Yang Demokrat


Bangsa Arab secara umum dan masyarakat Badui terlahir sebagai seorang
democrat di mana ia berhadapan dengan syaikh dalam kedudukan yang setara.
Gelar malik (raja) tidak pernah digunakan orang Arab kecuali ketika merujuk
pada penguasa-penguasa asing khususnya warga Ghassan dan warga Kindah yang
telah dipengaruhi oleh Romawi dan Persia.
5. Berwatak Aristokrat
Selain bersifat demokratis, bangsa Arab juga memiliki sifat aristocrat. Ia
memandang dirinya sebagai perwujudan dari pola penciptaan unggulan. Baginya
bangsa Arab adalah bangsa terbaik (afkhar al-umam). Kemurnian darah, kefasihan
bahasa, keindahan puisi, kekuatan pedang dan kudanya serta kemuliaan
keturunannya (nasab) merupakan kebanggaan utama bangsa Arab. Mereka
menganggap geneologi mereka setara dengan ilmu pengetahuan.
6. Bangsa yang Egaliter
Bangsa Arab merupakan bangsa yang menjunjung tinggi harkat martabat
orang lain, mensejajarkan posisi dan status sosial dalam kehidupan masyarakat.
7. Memiliki gaya bahasa kiasan yang tidak bersifat lugas dan langsung
Gaya komunikasi orang Arab berbeda dengan pembicaraan orang-orang
Barat (Amerika dan Jerman) yang berbicara dengan langsung dan lugas. Dalam
hal berbicara, orang-orang Arab kurang menyampaikan pesan secara langsung dan
lugas. Dengan kata lain, orang Arab masih tidak berbicara apa adanya, masih
kurang jelas dan kurang langsung.
CiriCiri Psikologis dan Fisik Bangsa Arab.
Di samping sifat umum masyarakat Arab yang tersebut di atas, masyarakat Arab
ciri-ciri fisik maupun non fisik yang berbeda dengan kebanyakan bangsa di kawasan Asia
Barat. Di antara sifat-sifat psikis bangsa Arab adalah sebagai berikut:
1) Memiliki keteguhan pendirian dan kesabaran yang telah menjadi nilai luhur yang
mereka pegang sehingga mereka mampu bertahan dalam kondisi alam yang
begitu keras.
2) Kepasifan dalam menanggung beban hidup lebih penting daripada mengubah
kondisi yang ada seberat apapun beban yang akan mereka tanggung.
3) Individualisme yang tinggi sehingga mereka tidak pernah bisa mengangkat
dirinya sejajar dengan masyarakat sosial menurut standar nasional. Itulah yang
menyebabkan mereka enggan untuk mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi mereka.
4) Memiliki disiplin yang kuat sebagai bentuk penghormatan terhadap ketertiban
dan otoritas.
5) Memiliki keberanian berani sebagai bentuk adaptasi terhadap kerasnya
persaingan hidup masyarakat gurun yang keras dan kejam.
6) Memilik banyak isyarat non-verbal khas Arab lainnya yang berbeda makna
dengan isyarat non-verbal dalam bahasa Indonesia.

Ciri Khas Budaya Saudi Arabia


Pengaturan budaya Arab Saudi Arab dan Muslim. Banyak larangan perilaku dan
berpakaian ditegakkan. Misalnya minuman beralkohol dilarang dan tidak ada pameran
atau publik teater film (sampai saat ini).Educated Saudi mendapat informasi tentang isuisu dunia Arab, dunia Muslim, dan dunia pada umumnya, tetapi ekspresi publik tentang
hal-hal domestik tidak dianjurkan. Tidak ada organisasi seperti partai politik atau serikat
buruh untuk menyediakan forum-forum publik. Ciri khas yang nampak pada budaya
Saudi Arabia adalah :
1) Musik dan tari
Salah satu ritual yang paling menarik rakyat Arab Saudi adalah Al Ardha,
tarian nasional negara. Tarian pedang ini didasarkan pada tradisi Badui kuno: drumer
mengalahkan irama dan nyanyian penyair ayat sambil membawa pedang-orang tari
bahu ke bahu. Al-sihba musik rakyat, dari Hejaz, memiliki asal-usul di al-Andalus. Di
Mekkah, Madinah dan Jeddah, tari dan lagu menggabungkan suara mizmar,
instrumen woodwind obo-seperti di kinerja tari mizmar. Drum juga merupakan
instrumen penting menurut adat tradisional dan suku. Samri adalah bentuk tradisional
populer musik dan tari di mana puisi yang dinyanyikan tari Dabka dalam tarian utara
dan perut untuk wanita dengan berbagai gaya seperti halnya styile khaleeji dalam
gaya timur dan saedi di Hijaz.
2) Pakaian
Wanita Arab Saudi menggunakan prinsip yang ketat tentang jilbab (prinsip
Islam kesopanan, terutama dalam pakaian). Secara tradisional, laki-laki biasanya
memakai baju panjang pergelangan kaki tenunan dari wol atau kapas (dikenal sebagai
thawba), dengan keffiyeh (persegi kotak-kotak besar kapas yang diadakan di tempat
oleh sebuah gulungan kabel) atau ghutra (kotak putih polos yang terbuat dari katun
halus, juga diadakan di tempat oleh sebuah kumparan kabel) dipakai di kepala. Untuk
hari dingin yang jarang terjadi, laki-laki Saudi memakai jubah bulu unta (Bisht) di
atas. pakaian wanita dihiasi dengan motif suku, koin, manik-manik, benang metalik,
dan appliques. Wanita diminta untuk memakai abaya, niqab atau burqa saat di tempat
umum. Para niqab Saudi biasanya daun panjang slot terbuka untuk mata, slot
dipegang bersama oleh sebuah string atau strip sempit kain.Banyak juga memiliki dua
atau lebih lapisan tipis yang melekat pada band atas, yang dapat dipakai membalik ke
bawah untuk menutup mata.Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi campuran
pakaian tradisional dengan gaya fashion saat ini.
3) Makanan
Hukum makanan Islam melarang makan daging babi dan minum alkohol, dan
hukum ini diberlakukan ketat di seluruh Arab Saudi. Makanan paling populer di Arab
Saudi KABSA yang beras dan daging. Arab roti tidak beragi, atau khubz, dimakan
dengan hampir semua makanan. kokot lainnya termasuk domba, ayam panggang,
falafel (bola buncis goreng), shawarma (ludah-dimasak domba diiris), dan Ful

medames (pasta kacang Fava, bawang putih dan lemon). kedai kopi tradisional
digunakan untuk mana-mana, namun saat ini sedang mengungsi karena gaya kafe
makanan-lorong. teh Arab juga merupakan adat yang terkenal, yang digunakan dalam
kedua pertemuan kasual dan formal antara teman-teman, keluarga dan bahkan orang
asing. Teh hitam (tanpa susu) dan memiliki aroma herbal yang datang dalam banyak
variasi.
4) Film dan teater
Teater umum dan bioskop telah dilarang selama lebih dari tiga dekade,
sebagai tradisi Sunni dianggap lembaga-lembaga tersebut tidak sesuai dengan Islam.
Namun, pada Juni 2009, warga akhirnya mendapat kesempatan untuk pergi ke
bioskop ketika Menahi, sebuah film yang diproduksi oleh Rotana, milik Pangeran
Arab Saudi Al-Waleed bin Talal, mulai muncul di pusat budaya Raja Fahd di Riyadh.
Namun, teater IMAX tersedia, dan dalam senyawa swasta seperti Dhahran dan Ras
Tanura teater publik dapat ditemukan, tetapi sering lebih populer untuk musik lokal,
seni, dan produksi teater daripada pameran gambar gerak. DVD penjualan ritel,
termasuk bahasa Arab, bahasa Inggris dan film India, secara hukum dan banyak
tersedia.
5) Agama
Kerajaan Saudi Arabia adalah sebuah monarki teokratis Islam di mana Islam
adalah agama resmi, hukum mengharuskan bahwa semua warga negara Saudi adalah
Muslim. Tidak ada kebebasan beragama. Pemerintah tidak memberikan pengakuan
hukum atau perlindungan bagi kebebasan beragama, dan ini sangat terbatas dalam
praktek. Selain itu, praktek umum agama-agama non-Muslim dilarang Mutaween
Saudi (Arab: ), atau Komite Propaganda Kebajikan dan Pencegahan Wakil
(yaitu, polisi agama), memberlakukan larangan tersebut. Untuk alasan inilah, budaya
Saudi tidak memiliki keragaman ekspresi keagamaan, bangunan, festival tahunan dan
acara-acara publik yang terlihat di negara-negara di mana kebebasan beragama
diperbolehkan.
GAMBARAN POLA KOMUNIKASI BUDAYA SAUDI ARABIA
1. Komunikasi verbal
Sastra Arab adalah bahasa resmi dari 22 negara dan merupakan bahasa liturgi
Islam karena merupakan bahasa Al Qur'an , yang berasal dari Kitab Suci umat
Islam. Bahasa Arab sastra adalah kendaraan besar budaya di Eropa, khususnya dalam
sains, matematika dan filsafat. Arab juga meminjam kata-kata dari banyak bahasa,
termasuk bahasa Ibrani , Yunani ,Persia dan Syria di abad-abad awal, Turki di abad
pertengahan dan bahasa Eropa kontemporer di zaman modern. Bahasa Arab ditulis
dengan huruf Arab , yang merupakan abjad script, dan ditulis dari kanan-ke-kiri .
Kualifikasi vokal (volume, pitch, irama, tempo, dan nada). Dalam budaya Saudi
Arabia, kenyaringan kualifikasi vokal menunjukkan kekuatan dan kelembutan
menunjukkan kelemahan.
Penggunaan bahasa Arab secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu:

1. Bahasa Arab amiyah yaitu bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan
sehari-hari, bahasa ini terdiri dari :
Kelompok dialek Hedzjaz-Nejd yang mencakup dialek Hejaz, Nedj dan
Yaman.
Kelompok dialek Suriah yang mencakup dialek-dialek Arab yang
digunakan di Suriah,Libanon,Palesyina,dan Yordania timur
Kelompok dialek Irak yang mencakup dialek-dialek Arab yang digunakan
di negeri-negeri Irak
Kelompok dialek Mesir yang mencakup dialek-dialek Arab yang
digunakan di Mesir dan Sudan
Kelompok dialek Maroko yang mencakup dialek-dialek Arab yang
digunakan di Afrika utara
2. Bahasa Arab fusha (fasih) yaitu bahasa Al Quran dan hadits. Bahasa ini
digunakan sebagai bahasa tulisan atau bahasa sastra dalam buku,surat
kabar,majalah,hukum,administrasi,sastra,ceramah
ilmiah,pengajaran
dan
khotbah. Secara umum ,bahasa Arab merupakan bahasa yang terlengkap di
antara bahasa-bahasa Semit. Kelengkapan bahasa ini dapat dilihat dari
beberapa ciri berikut.
Bahasa Arab tidak hanya mencakup bunyi-bunyi yang terdapat dalam
bahasa Semit lain, tetapi juga bunyi-bunyi lain yang tidak ada
persamaannya dalam bahasa Semit seperti bunyi sa, zal, gain, dan da
Bahasa Arab memiliki kaidah-kaidah nahwu (gramatika) dan saraf
(morfologi) yang lebih luas dan rinci
Bahasa Arab mempunyai akar kata yang lebih banyak dan lebih luas
daripada bahasa-bahasa Semit lain.
2. Komunikasi Non Verbal
Pada dasarnya komunikasi non verbal adalah mengirim dan menerima pesan
dalam berbagai cara tanpa menggunakan kode verbal (kata). Secara umum, ada dua
kategori dasar-bahasa nonverbal,yaitu :
a. Pesan nonverbal yang diproduksi oleh tubuh;
b. Pesan nonverbal yang dihasilkan oleh pengaturan yang luas (waktu, ruang,
diam)

Pada dasarnya,komunikasi non verbal adalah salah satu aspek kunci komunikasi
(dan khususnya penting dalam konteks-budaya tinggi). Fungsi komunikasi non verbal
adalah :
Digunakan untuk mengulangi pesan verbal
Sering digunakan untuk aksen pesan verbal (Misalnya nada verbal menunjukkan arti
sebenarnya dari kata-kata tertentu).
Mengatur interaksi (isyarat non verbal sekumpulan ketika orang lain harus berbicara
atau tidak berbicara).

Perbedaan budaya dalam komunikasi non-verbal adalah :


1. Penampilan Umum dan Dress
Penampilan masyarakat wanita Saudi Arabia biasa memakai jubah yang
menutupi seluruh tubuh dan cadar. Sedangkan masyarakat laki-laki Saudi Arabia biasa
memakai gamis panjang dan sorban.
2. Ekspresi wajah
Sementara beberapa orang mengatakan bahwa ekspresi wajah adalah identik,
artinya yang menyertainya berbeda. Mayoritas berpendapat bahwa ini memang memiliki
makna serupa di seluruh dunia berkenaan dengan tersenyum, menangis, atau
menunjukkan kemarahan, kesedihan, atau jijik. Namun, intensitas bervariasi dari budaya
ke budaya. Banyak masyarakat Saudi Arabia melebih-lebihkan kesedihan.
3. Kontak mata
Budaya Arab melakukan kontak mata yang lama. Hal ini menunjukkan suatu
kepercayaan, minat dan membantu mereka memahami kebenaran orang lain. (Seseorang
yang tidak membalas kontak mata, dipandang sebagai seseorang yang tidak bisa
dipercaya)
4. Sentuhan
Budaya Islam umumnya tidak menyetujui sentuhan antara beda jenis kelamin.
Tapi mempertimbangkan menyentuh seperti (termasuk memegang tangan, pelukan) antara
sesama jenis. Wisatawan, tamu dankeluarga teman-teman akan disambut hangat oleh
sebagian besar Arabkeluarga. Kemampuan untuk menjadi tuan rumah yang baik dianggap
sebagai tes kehormatan seseorang, Kebanyakan orang Arab sangat sopan, orang-orang
yang hangat dengan konsep yang berbeda ruang pribadi dari Amerika dan Eropa Utara.
Berhati-hati saat bertemu perempuan. Pria biasanya hanya akan menjabat tangan seorang
wanita pada saat yang diperkenalkan, dan bahkan kemudian hanya jika dia menawarkan
tangan pertama.
5. Bau
Budaya Saudi Arabia menganggap bau badan alami seperti biasa.

Hambatan implementasi komunikasi pada budaya Saudi Arabia


Komunikasi yang efektif dengan orang-orang dari budaya yang berbeda sangat
menantang. Budaya menyediakan orang dengan cara berpikir,cara melihat, mendengar,
dan menafsirkan dunia. Jadi kata-kata yang sama dapat berarti hal yang berbeda untuk
orang-orang dari budaya yang berbeda, bahkan ketika mereka berbicara bahasa yang
sama. Ketika bahasa telah berbeda- berbeda, maka terjemahan harus digunakan untuk
berkomunikasi sebagai potensi untuk meningkatkan kesalahpahaman.
Ting-Toomey menjelaskan tiga cara di mana budaya mengganggu dengan
pemahaman lintas-budaya yang efektif,yaitu :
Pertama adalah apa yang ia sebut "kendala kognitif." Ini adalah kerangka referensi
atau pandangan dunia yang memberikan latar belakang bahwa semua informasi baru
dibandingkan dengan atau dimasukkan ke dalam.

Kedua adalah "kendala perilaku." Setiap kebudayaan memiliki aturan sendiri tentang
perilaku yang tepat yang mempengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal. Apakah
kita melihat orang lain dengan mata atau tidak ,apakah seseorang mengatakan apa
yang berarti terang-terangan atau berbicara di sekitar masalah ini, bagaimana orangorang yang berdiri dekat satu sama lain ketika mereka berbicara dan masih banyak
lagi aturan kesopanan yang berbeda dari budaya ke budaya.
Faktor ketiga Ting-Toomey adalah "kendala emosional." Beberapa budaya menjadi
sangat emosional ketika mereka berdebat masalah. Mereka berteriak, mereka
menangis, mereka menunjukkan kemarahan mereka, takut, frustrasi, dan perasaan
lainnya secara terbuka. Budaya lain mencoba untuk menjaga emosi mereka
tersembunyi, memamerkan atau berbagi hanya "rasional" atau aspek faktual situasi.
Semua perbedaan ini cenderung menyebabkan masalah komunikasi. Jika orang
yang terlibat tidak menyadari potensi masalah seperti itu, mereka lebih cenderung
menjadi korban. Dibutuhkan kesadaran yang lebih untuk mengatasi masalah dan
berkomunikasi secara efektif di seluruh budaya.
Cara mengeliminasi hambatan komunikasi dalam budaya Saudi Arabia
Banyak orang kurang memiliki kemampuan komunikasi yang efektif. Hambatanhambatan dalam komunikasi lintas budaya seringkali terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan
beberapa cara untuk mengeliminasi hambatan tersebut, diantaranya adalah:
Niat
Sebelum memulai komunikasi, yang perlu diputuskan adalah niat. Semua
orang harus memiliki niat ketika akan melakukan komunikasi.Hal ini dapat
mempengaruhi dasar dari suatu komunikasi. Sebelum memulai komunikasi, luangkan
waktu untuk mengingatkan diri sendiri tentang tujuan komunikasi tersebut. Ini akan
membantu untuk
tetap fokusnya
komunikasi dan
akhirnya
membuat
pembicaraan yang memuaskan bagi semua pihak.
Underlying Concerns
Pikirkan tentang segala keprihatinan yang mungkin kita pegang dalam suatu
percakapan. Kita mungkin khawatir bahwa orang lain tidak bersedia untuk diajak
berdiskusi , atau membuat hal-hal yang lebih buruk dengan mengusung masalah ini.
Sangat penting untuk kita benar-benar mengerti apa yang mendasari kekhawatiran
tersebut.
Get on the same page
Mengidentifikasi alasan yang mendasari komunikasi merupakan hal yang
penting untuk dilakukan di bagian paling awal percakapan. Menguraikan hasil-hasil
spesifik yang kita harapkan dapat membantu menjaga komunikasi dan membuatnya
lebih mudah untuk mengatasi masalah apapun yang kita tangani. Berbicara tentang
fakta, daripada hipotesis atau generalisasi sangat penting untuk komunikasi yang
efektif. Perawat harus menghindari menghakimi orang lain, menyebut nama psien
sembarangan, atau menggunakan label negatif untuk menggambarkan klien.
Economy of Words
Selama berkomunikasi, sangat penting untuk menggunakan kata-kata cukup
jelas, tidak berkata kata yang mengaburkan makna dan mempersulit masalah.
Mencoba untuk tetap berpegang pada satu subjek, atau satu aspek dalam situasi
tersebut sampai kita bisa mendapatkan beberapa solusi. Setelah itu baru beranjak ke

point yang lain. Terlalu banyak bicara juga dapat mengakibatkan kebuntuan makna
dan dapat menghambat apapun dari apa yang akan dicapai.

Negosiasi
Setelah permasalahan telah dibahas secara menyeluruh dan kita yakin dengan
hasil yang diinginkan, tindakan selanjutnya adalah menggunakan ide-ide
brainstorming yang akan membantu perawat dan klien menemukan solusi dalam
situasi tersebut.Perlu juga untuk mempertimbangkan semua sudut pandang, dan
memaastikan bahwa kedua pihak telah mencapai kesepakatan tentang solusi yang
akan diberikan.
Perjanjian
When you reach this point in the conversation, both parties need to decide who
is prepared to take the specific actions needed to implement the strategies you have
identified as solutions. ketika perawat telah mencapai titik ini dalam komunikasi,
perlu diputuskan siapa yang siap untuk mengambil tindakan khusus yang dibutuhkan
untuk mengimplementasikan strategi yang telah kita identifikasikan sebagai
solusi.Kedua belah pihak (perawat dan klien) harus puas dengan kesimpulan yang
telah kita capai, tindakan yang perlu diambil, dan bahwa strategi keseluruhan pada
kenyataannya telah disediakan dan solusi yang memuaskan. Perjanjian tersebut harus
disertakan kerangka waktu tertentu, yaitu kapan tindakan akan selesai dan siapa yang
akan menyelesaikannya.
Akuntabilitas
Arrange a future time to follow up on the discussion, memastikan juga bahwa
perawat dan klien bertemu untuk melihat bagaimana perkembangan kesehatan
berikutnya. Wait until there is a problem and you've waited too long. Bila perawat ada
urusan dengan klien lainnya, pastikan untuk membuat penyesuaian yang diperlukan
untuk menjaga perjanjian sebelumnya tetap berjalan dengan baik.

Kesimpulan
Dalam upaya memahami komunikasi lintas budaya di kalangan pembaca
khususnya budaya Arab, maka penulis membuat makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan dapat mengerti bahwa:
Komunikasi lintas budaya sangat diperlukan sebagai dasar perawat dalam
melakukan transfer informasi kepada klien. Komunikasi lintas budaya itu sendiri
adalah proses dimana dialihkannya ide atau gagasan suatu budaya yang satu
kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua
kebudayaan yang terkait ataupun lebih.
Gambaran budaya Arab meliputi karakteristik demografi, sosiologis, biologis dan
psikologis yang beraneka ragam menjadikan negara ini memiliki hal yang unik
untuk
dipelajari.
Penduduk
Arab
Saudi
dicirikan
oleh pertumbuhan penduduk yang cepat, juga tradisi masyarakat arab, kehidupan

sosial yang dipengaruhi oleh banyak faktor, ciri fisik dan psikologi masyarakat
Arab yang berbeda dari bangsa lain.
Gambaran pola komunikasi budaya Arab perbedaannya sangat menonjol
dibandingkan dengan bangsa lain. Arab terkenal dengan tulisannya yang memiliki
kaidah bahasa tersendiri. Komunikasi personal dan interpersonal pun memiliki
aksen tersendiri.
Hambatan implementasi dalam berkomunikasi lintas budaya antara lain dibagi
menjadi 3 bagian yaitu kendala kognitif, kendala perilaku, dan kendala
emosional.
Peran perawat sebagai komunikator dalam mengatasi hambatan komunikasi
dalam pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik apabila perawat
memahami cara bekomunikasi yang efektif dengan klien dan mengarah pada
komunikasi terapeutik agar dapat menghasilkan status kesehatan yang
diinginkan.
Saran-saran
Penulisan makalah ini ditujukan bagi perawat dan mahasiswa perawat pada
khususnya yang berkepentingan terhadap pemahaman komunikasi lintas budaya di
kalangan profesi perawat di Indonesia, terutama mahasiswa program studi D-III
keperawatan di Poltekkes Kemenkes Malang.
Selain itu makalah ini berfungsi untuk :
Agar pembaca dapat lebih memahami gambaran kebudayaan Saudi Arabia
Agar pembaca mengetahui gambaran pola komunikasi kebudayaan Saudi Arabia
Agar pembaca mengetahui hambatan implementasi komunikasi pada budaya
Saudi Arabia
Agar pembaca mengetahui peran perawat sebagai komunikator dalam mengatasi
hambatan komunikasi dalam pelayanan asuhan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Adib, Khoirul. 2009. Bahasa Arab dalam khazanah budaya nusantara. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi pembelajaran bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Lippincott Williams & Wilkins. Nurses Role in Communication and Patient Safety. J Nurs
Care Qual 2009;24(3):184-188. Wolters Kluwer Health.
http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa_arab, di akses pada tanggal 2 April 2011
http://www.joshuaproject.net/masyarakat arab. di akses tanggal 2 April 2011
http://google terjemahan.com/non verbal- communication. Di akses pada tanggal 2 April
2011
http://id.wikipedia.org/wiki/culture of saudi arabia, di akses pada tanggal 27 April 2011
http://encyclopediaegypt.com/e-race. di akses 27 April 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/demografi arab saudi, di akses pada tanggal 29 April 2011
http://kajiantimurtengah.wordpress.com, di akses pada tanggal 1 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai