Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PANCASILA MENUJU MASYARAKAT MADANI

OLEH KELOMPOK 2
1.DITA ALFIANI
2.GITA
3.INDAH SURYANI HRP
4.OKI SUCIATI NST
5.NURDIANI
MATA KULIAH : PANCASILA

DOSEN : MASRUL SH,M HUM (MS)


AKADEMI KEBIDANAN
STIKES SEHAT MEDAN
TAHUN AJARAN : 2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
Pancasila Sebagai Ideologi.Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami
memohon maaf dan kritikserta saran dari dosen pengajar bahkan
semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama

Daftar isi
Kata Pengantar.........................................................................................i
Judul.........................................................................................................ii
Daftar isi..................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
A.Latar belakang masalah.......................................................................1
B.Rumus masalah....................................................................................1
C.Tujuan pembahasan.............................................................................1
Bab 2 Pembahasan
A.Pengetian masyarakat madani.........................................................2
B.Pilar penegak masyarakat madani...................................................2
C.Pancasila sebagai sumber nilai.........................................................3
D.Revitalisasi nilai nilai pancasila.........................................................3
Bab 3 Penutup
A.Kesimpulan.........................................................................................4
B.Saran...................................................................................................5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kenyataan hidup saat ini sangat memprihatinkan untuk kita
lihat. Kemiskinan, pengangguran, tindak kriminal, SARA ada di
mana-mana. Hal ini mengakibatkan angka kriminalitas tinggi. Negara
yang penduduknya beragama, dan memiliki kepercayaan kuat
terhadap Tuhan Yang Maha Esa justru terdapat banyak
penyimpangan di mana-mana, padahal agama mengajarkan
kebaikan, norma yang baik dan perdamaian. Hal tersebut sungguh
ironis bagi bangsa Indonesia. Setelah dilihat lebih dekat ke dalam
lingkungan masyarakat perdesaan, sering terlihat kegotong
royongan, saling membantu dalam membersihkan lingkungan tanpa
pamrih, tetapi sekarang sudah jarang ditemukan. Apalagi di kota-kota
besar, di daerah perkotaan, mereka hidup dengan urusannya
sendirisendiri, tanpa memperdulikan orang lain. Mungkin ada
segolongan orang yang masih memiliki rasa kebersamaan seperti
pada masyarakat perdesaan. Tetapi kebersamaan yang diperlihatkan
oleh masyarakat desa tersebut sulit untuk dimunculkan kembali, karena
ditelan zaman yang semakin berkembang. Rasa kebersamaan itu
dapat diwujudkan dengan masyarakat madani. Tetapi akibat salah
memfilter kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat
madani masih sulit untuk diwujudkan. Indonesia memiliki identitas
bangsa, dengan dasar negara yaitu Pancasila. Nilai yang terkandung
dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang baik untuk diterapkan
dan diimplementasikan didalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat, sehubungan dengan Pancasila sebagai pandangan hidup
(way of life) bangsa Indonesia.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari masyarakat madani?
2. Apa saja pilar penegak masyarakat madani?
3. Bagaimana pancasila sebagai sumber nilai?
4. Apa yang dimaksud dengan revitalisasi nilai nilai pancasila?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Madani


Wacana masyarakat madani mulai popular sekitar awal tahun
90-an di Indonesia dan masih terdengar asing pada sebagian dari kita.
Konsep ini awalnya berkembang di Barat, dan berakhir setelah lama
terlupakan dalam perdebatan wacana sosial modern, dan kemudian
mengalami revitalisasi terutama ketika Eropa timur dilanda gelombang
reformasi di tahun-tahun pertengahan 80-an hingga 90-an. Mengenai
wacana tentang masyarakat madani masih dalam perdebatan, namun
beberapa kalangan ada yang berpendapat bahwa masyarakat
madani adalah persamaan dari kata civil society.1 Civil Society sebagai
sebuah konsep yang berasal dari pergolakan politik dan sejarah
masyarakat Eropa Barat yang mengalami proses transformasi dari pola
kehidupan feodal menuju kehidupan masyarakat industri kapitalis.2
Proses sejarah dari masyarakat Barat, perkembangannya bisa diruntut
mulai dari Cecero sampai pada Antonio Gramsci dan De’Tocquville
bahkan menurut Manfred Ridel, Cohen dan Arato serta M Dawam
Raharjo, pada masa Aristoteles wacana civil society sudah
dirumuskan sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan
istilah koinonia politike yaitu sebuah komunitas politik tempat warga
terlibat langsung pada percaturan ekonomi dan politik serta
pengambilan keputusan. Konsep civil society kemudian dikembangkan
oleh filosof John Locke dari istilah Civillian Govermant (pemerintahan
sipil) yang berasal dari bukunya Civilian Goverment pada tahun 1960.
Buku tersebut mempunyai misi menghidupkan pesan masyarakat
dalam menghadapi kekuasaankekuasaan mutlak para raja dan hak
istimewa para bangsawan.2

1
Asep Sahid Gatara dan Subhan Sofhian,Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Fokus Media,
2016) h.109
B. Pilar Penegak Masyarakat Madani
Di indonesia, jatuhnya Orde Baru tak lepas dari berperannya secara
efektif aktor-aktor prodekmokrasi yang menurut Andres Uhlin
(1998),terdiri dari 4 katagori aktor: (1) kelompok pembangkang elit dan
intelektual, (2) generasi LSM senior, (3) aktivis mahasiswa, (4) generasi
baru LSM prodemokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Sementara
pers, dimasa Orde Baru dikekang habis oleh lembaga SIUPP (Surat Izin
Usaha Penerbitan Pers), memang terkesan kurang bisa “bergerak
cepat” saat itu. Namun, satu hal yang fenomenal adalah kemunculan
pers-pers alternatif yang isinya jauh lebih kritis dan berani melancarkan
koreksinya atas banyak penyimpangan kebijakan rezim.
Lembaga sumberdaya manusia dalam (LSM) sebagai pilar civil
society indonesia. Dalam kajian tim ICCE UIN JAKARTA, LSM diartikan
sebagai institusi sosial yang dibentuk oleh suadana masyarakat yang
tugas esensinya adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas.
Dalam konteks LSM indonesia,fakih mencirikannya kedalam tiga dan
1.Konformisme paradigma bantuan karitatif.
2.Reformistumbuh dari partisipasi rakyat dan anti korupsi.
3.Transformatif.
Di indonesia, khususnya sejak reformasi,kebebasan pers memang
lebih besar (dijamin oleh UU pokok pers Nomor 40 Tahun 1999).3

2
Asep Sahid Gatara dan Moh. Dzulkiah Said, Sosiologi politik (Bandung: Pustaka Setia, 2007),
h.23
3
Asep Sahid Gatara dan Subhan Sofyan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Fokus
Media,2010) h.113
C. Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Pancasila sebagai sistem nilai, didalamnya mengandung nilai-nilai
universal (umum) yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi
manusia manusia sesuai dengan kodratnya, sebagai makhluk pribadi
dan makhluk sosial. Sebagai suatu sistem nilai, sesuai dengan arti nilai
itu sendiri yaitu merupakan cita-cita yang menjadi motivasi bagi segala
sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia yang medukungnya, maka
pancasila memuat suatu daya tarik bagi manusia untuk diwujudkan
dan mengandung suatu keharusan untuk dilaksanakan (Paulus
Wahana,1993:75).4
8
Ibid, h.119

D. Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila


Semua dampak euphoria reformasi yang kita hadapi saat ini, perlu
disikapi oleh segenap komponen bangsa melalui pemahaman yang
benar, utuh dan menyeluruh dalam konteks semangat persatuan dan
kesatuan bangsa. Semangat tersebut merupakan kata kunci dari
aktualisasi dan implementasi oleh generasi. Seluruh kompenen bangsa
harus mampu menyikapi berbagai permasalahan,perbedaan
kemajemukan dengan berpedoman pada empat Pilar/Visi negara yakni
pancasila, UUD 1945, NKRI, bhineka tunggal ika.5

9
Muhammad Syamsuddin ddk, Pendidikan Pancasila, (yogyakarta: Total Media, 2011), h.134
10
Ibid, h. 135

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan
perjuangan
yang gigih secara terus-menerus. Ia juga membutuhkan unsur-unsur
sosial yang
menjadi prasarat terwujudnya masyarakat madani, seperti kerjasama
yang baik
antara pemerintah, dengan lembaga kemasyarakatan, serta dengan
masyarakat.
Alasan dan tujuan masyarakat agar terciptanya masyakat madani di
kelurahan
mutiara adalah agar segala macam bentuk kemajuan dan
pembangunan
masyarakat dapat sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.6

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada masyarakat disarankan
untuk lebih memiliki kesadaran tinggi dalam ikut serta dan berpatisipasi
mendukung upaya lurah dalam mewujudkan masyarakat madani
dengan menyisihkan waktu bagi kegiatan yang mendukung
terwujudnya masyarakat madani dikelurahan mutiara. 2. Kepada
pemerintah kelurahan khususnya lurah untuk lebih meningkatkan
upaya dan program yang telah dijalankan, mensosialisasikan kepada
masyarakat tentanf berbagai program yang akan dibuat dan dijalankan
kepada masyarakat dan manfaat program tersebut bagi seluruh bagi
seluruh masyarakat dan pemerintah kelurahan. Menghimbau dan
mengajak serta meningkatkan partisipasi yang aktif dari seluruh
masyarakat dalam mendukung upaya lurah untuk mewujudkan
masyarakat madani di kelurahan mutiara.

DAFTAR PUSTAKA
Asep Sahid Gatara dan Subhan Sofhian, 2016. Pendidikan
Kewarganegaraan, Bandung : Fokus Media.
Asep Sahid Gatara dan Moh. Dzulkiah Said, 2010. Sosiologi Politik,
Bandung : Pustaka Setia.
Asep Sahid Gatara dan Subhan Sofyan, 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan, Bandung : Fokus Media.
Muhammad Syamsuddin dkk, 2011. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta :
Total Media.

Anda mungkin juga menyukai