Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

CIVIL SOCIETY
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Kewarganegaraan

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Khalda Azahra Putri Salim (2210801010)
2. Aniko Isnaini (2210801013)
3. Citra Khairunnisa Assyifa (2220801026)

Dosen Pengasuh:
Andi Saputra, M.Bmd

PROGRAM STUDI BIOLOGI UMUM


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Andi Saputra, M.Bmd, selaku
dosen pengasuh mata kuliah Kewarganegaraan yang senantiasa membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “Civil Society” ini disusun untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Kewarganegaraan. Bilamana ada beberapa kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini, izinkan kami menghaturkan permohonan maaf.
Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Kami
juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada
kami.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Palembang, 16 Maret 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………2

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….2

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………3

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….4

2.1 Definisi Civil Society………………………………………………..4


2.2 Manfaat Bila Terwujudnya Masyarakat Madani……………………5
2.3 Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani……………………………..6
2.4 Karakteristik Masyarakat Madani…………………………………...8
2.5 Kondisi Masyarakat Madani di Indonesia…………………………10
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Madani………………….13
2.7 Solusi Mengatasi Persoalan Masyarakat Madani…………………..13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………...16
3.1 Kesimpulan………………………………………………………....16
3.2 Saran………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………17
LAMPIRAN…………………………………………………………………...18

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Berita mengenai civil society saat ini makin merosot. Fenomena ini
mengherankan dimata kita dikarenakan masa transsisi menuju demokrasi
yang seharusnya berita civil society ini semakin tegak dan tidak melemah.
Desas-desus dari civil society ini yaitu sebagai salah satu dari tiga
persyaratan pokok yang sangat spesifik bagi terwujudnya tujuan
berdemokrasi.

Perwujudan masyarakat madani atau civil society merupakan


upaya pembangunan kota atau budaya yang tak hanya sekedar
mencocokan adab dan tradisi masyarakat pada umumnya saja, akan tetapi
lebih dari pada itu yakni membangun masyarakat yang beragama sesuai
keyakinannya masing-masing, masyarakat yang selalu mengembangkan
budayanya dengan memiliki rasa dan tanggung jawab yang tinggi serta
daling menyayangi kepada sesame manusia.

Banyak sekali berita tertulis maupun tidak tertulis mengenai civil


society yang belakangan ini bermunculan seiring degan berjalannya
refornasi di negara Indonesia. Proses ini ditandai dengan munculnya
beberapa tuntutan atau permintaan dari pada reformis untuk segera
mengganti Orde Baru yang berupaya mempertahankan tatanan masyarakat
sekitar dengan status quo sebagai peradaban masyarakat madani

Untuk mewujudkan masyarakat madani tidak semudah membolak-


balikkan telapak tangan kita. Akan tetapi memerlukan proses dan progres
yang amat panjang serta menggerakkan warga-warga masyarakat ubtuk
selalu konsisten dalam menghadapi perjuangan dengan gigih. Dilanjutkan
dengan wacana mengenai masyarakat madani dari banyak bangsa dan
negara berkembang, yang secara antusias ikut mengkaji, mengembangkan
dan di eliminasi, sebagaimana realitas empiris yang dihadapinya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas, diantaranya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan civil society?
2. Seperti apa karakteristik dari civil society?
3. Bagaimana pilar penegak civil society?
4. Seperti apa sejarah pemikiran civil society?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan civil society
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik dari civil society
3. Untuk mengetahui seperti apa pilar penegakan civil society
4. Untuk ,mengetahui sejarah pemikiran civil society

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Civil Society


Definisi masyarakat madani atau yang sering kita sebut dengan
civil society menurut pendapat Ahli diantaranya;
a. Dikutip dari Mun’im (1994) mendefinisikan kata civil society sebagai
ruang lingkup gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai
tatanan sosial, dan yang paling penting dari gagasan ini adalah
usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan
antarindividu, masyarakat, dan negara. Hefner menyatakan bahwa
masyarakat madani adalah masyarakat modern yang bercirikan
demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural
dan  heterogen. Dalam keadan seperti ini masyarakat diharapkan
mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam
mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan
berpartisipasi dalam kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan
perbedaan.
b. Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai
terjemahan bahasa Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya
berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi
dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya
membentuk kata civilization yang berarti peradaban. Oleh sebab itu,
kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota
yakni masyarakat yang telah berperadaban maju.
c. Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari
bahasa Arab,madaniy. Kata madaniy berakar dari kata
kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau membangun.
Kemudian berubah istilah menjadimadaniy yang artinya beradab,
orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan
demikian, istilah madaniy dalam bahasa Arabnya mempunyai banyak
arti. Konsep masyarakat madani menurut Madjid (1997) kerapkali
dipandang telah berjasa dalam menghadapi rancangan kekuasaan

4
otoriter dan menentang pemerintahan yang sewenang-wenang di
Amerika Latin, Eropa Selatan, dan Eropa Timur.
d. Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik
dengan civil society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-
cita suatu komunitas yang dapat terjewantahkan dalam kehidupan
sosial. Pada masyarakat madani pelaku social akan bepegang teguh
pada peradaban dan kemanusiaan.
Intinya, berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna atau bermakna
ganda yaitu: menjunjung tinggi demokratis, menjunjung tinggi etika dan
moralitas, melakukan transparansi, toleransi antar sesama, menjadi
manusia yang berpotensi, manusia yang mempunyai aspiratif, bermotivasi
yang kuat, berpartisipasi dengan aktif, konsisten terhadap apa yang
menjadi tujuannya, memiliki perbandingan, komparasi, mampu
berkoordinasi, simplifikasi, sinkronisasi, integrasi, mengakui emansipasi,
dan hak asasi, sederhana.
Namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.
Dengan mengetahui makna madani, maka istilah masyarakat madani
secara mudah dapat difahami sebagai masyarakat yang beradab,
masyarakat sipil, dan masyarakat yang tinggal di suatu kota atau berfaham
masyarakat kota yang pluralistik.

2.2 Manfaat Bila Terwujudnya Masyarakat Madani


Manfaat yang diperoleh dengan terwujudnya masyarakat madani
ialah terciptanya masyarakat Indonesia yang demokratis sebagai salah satu
tuntutan reformasi di dalam negeri dan tekanan-tekanan politik dan
ekonomi dari luar negeri. Di samping itu, melalui masyarakat madani akan
mendorong munculnya inovasi-inovasi baru di bidang pendidikan.
Selanjutnya, dengan terwujudnya masyarakat madani, maka
persoalan-persoalan besar bangsa Indonesia seperti: konflik-konflik suku,
agama, ras, etnik, golongan, kesenjangan sosial, kemiskinan, kebodohan,
ketidakadilan pembagian “kue bangsa” antara pusat dan daerah, saling

5
curiga serta ketidakharmonisan pergaulan antarwarga dan lain-lain yang
selama Orde Baru lebih banyak ditutup-tutupi, direkayasa dan dicarikan
kambing hitamnya itu  diharapkan dapat diselesaikan secara arif, terbuka,
tuntas, dan melegakan semua pihak, suatu prakondisi untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh rakyat. Dengan
demikian, kekhawatiran akan terjadinya disintegrasi bangsa dapat dicegah.
Guna mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan motivasi yang
tinggi dan partisipasi nyata dari individu sebagai anggota masyarakat. Hal
ini intinya menyatakan bahwa untuk mewujudkan masyarakat madani
diperlukan proses dan waktu serta dituntut komitmen masing-masing
warganya untuk mereformasi diri secara total dan selalu konsisten dan
penuh kearifan dalam menyikapi konflik yang tak terelakan. Tuntutan
terhadap aspek ini sama pentingnya dengan kebutuhan akan toleransi
sebagai instrumen dasar lahirnya sebuah konsensus atau kompromi. 

2.3 Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani


Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah civil society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat
politiknya dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara.
Rahadrjo (1997)  menyatakan bahawa istilah civil society sudah adasejak
zaman sebelum masehi. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah civil
society adalah Cicero (104-43 SM), sebagai oratur yunani.Civil
society  menurut Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti
yang dicontohkan oleh masyarakat kota yang memiliki kode hukum
sendiri. Dengan konsep civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota),
maka dipahami bukan hanya sekadar konsentrasi penduduk, melainkan
juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.
Filsuf yunani Aristoteles (384-322 M) yang memandang
masyarakat madani sebagai suatu sistem kenegaraan atau identik dengan
negara itu sendiri, pandangan ini merupakan Fase pertama sejarah wacana
civil society, yang berkembang dewasa ini, yakni masyarakat sivil diluar
dan penyeimbang lembaga negara, pada masa ini civil society dipahami

6
sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia politike,
yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat terlibat langsung
dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan pengambilan keputusan.
Fase kedua, pada tahun 1767 Adam Ferguson mengembangkan
wacana civil society, dengan konteks sosial dan politik di Skotlandia.
Berbeda dengan pendahulunya, ia lebih menekankan visi etis pada civil
society, dalam kehidupan sosial, pemahaman ini lahir tidak lepas dari
pengaruh revolusi industri dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan
sosial yang mencolok.
Fase ketiga, berbeda dengan pendahulunya, pada tahun 1792
Thomas Paine memaknai wacana civil society sebagai suatu yang
berlawanan dengan lembaga negara, bahkan ia dianggap sebagain anitesis
negara, bersandar pada paradigma ini, peran negara sudah saatnya dibatasi,
menurut pandangan ini, negara tidak lain hanyalah keniscayaan buruk
belaka, konsep negera yang absah, menurut pemikiran ini adalah
perwujudkan dari delegasi kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat
demi terciptanya kesejahteraan bersama.
Fase keempat, wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh
G.W.F Hegel (1770-1831 M), Karl Max (1818-1883 M), dan Antonio
Gramsci (1891-1837 M). dalam pandangan ketiganya, civil society
merupakan elemen ideologis kelas dominan, pemahaman ini adalah reaksi
atau pandangan Paine, Hegel memandang civil society sebagai kelompok
subordinatif terhadap negara, pandangan ini, menurut pakar politik
Indonesia Ryass Rasyid, erat kaitannya dengan perkembangan sosial
masyarakat borjuasi Eropa yang pertumbuhannya ditandai oleh pejuang
melepaskan diri dari cengkeraman dominasi negara.
Fase kelima, wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab
Hegelian yang dikembangkan oleh Alexis dengan Tocqueville (1805-
1859), bersumber dari pengalamannya mengamati budaya demokrasi
Amerika, ia memandang civil society sebagai kelompok penyeimbang
kekuatan negara, menurutnya kekuatan politik dan masyarakat sipil

7
merupakan kekuatan utama yang menjadikan demokrasi Amerika
mempunyai daya tahan yang kuat.
Di Indonesia, pengertian masyarakat madani pertama kali
diperkenalkan oleh Anwar Ibrahim (mantan Deputi PM Malaysia) dalam
festival Istiqlal 1995. Oleh Anwar Ibrahim dinyatakan bahwa masyarakat
madani adalah: Sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip
moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan
kestabilan masyarakat. Masyarakat mendorong daya usaha serta inisiatif
individu baik dari segi pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintahan,
mengikuti undang – undang dan bukan nafsu atau keinginan individu,
menjadikan keterdugaan serta ketulusan.
Perjuangan masyarakat madani di Indonesia pada awal pergerakan
kebangsaan dipelopori oleh Syarikat Islam (1912) dan dilanjutkan oleh
Soeltan Syahrir pada awal kemerdekaan (Norlholt, 1999). Jiwa demokrasi
Soeltan Syahrir ternyata harus menghadapi kekuatan represif baik dari
rezim Orde Lama di bawah pimpinan Soekarno maupun rezim Orde Baru
di bawah pimpinan Soeharto, tuntutan perjuangan transformasi menuju
masyarakat madani pada era reformasi ini tampaknya sudah tak
terbendungkan lagi dengan tokoh utamanya adalah Amien Rais dari
Yogyakarta.

2.4 Karakteristik Masyarakat Madani


Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi. Demokrasi
memilikikonsekuensi luas di antaranya menuntut kemampuan partisipasi
masyarakat dalam sistem politik dengan organisasi-organisasi politik yang
independen sehingga memungkinkan kontrol aktif dan efektif dari
masyarakat terhadap pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus
masyarakat sebagai pelaku ekonomi pasar. Hidayat Nur Wahid mencirikan
masyarakat madani sebagai masyarakat yang memegang teguh ideology
yang benar, berakhlak mulia, secara politik-ekonomi-budaya bersifat
mandiri, serta memiliki pemerintahan sipil.

8
Sedangkan menurut Hikam, ciri-ciri masyarakat madani adalah :
a. Adanya kemandirian yang cukup tinggi diantara individu-individu dan
kelompok-kelompok masyarakat terhadap negara.
b. Adanya kebebasan menentukan wacana dan praktik politik di tingkat
publik.
c. Kemampuan membatasi kekuasaan negara untuk tidak melakukan
intervensi.

Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :


a. Free public sphere(ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada
publik.
b. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk
menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat
berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta
kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan
menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
c. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat,
sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
d. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat
yang majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan
sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha
Kuasa.
e. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian
yang proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab
individu terhadap lingkungannya.

9
f. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih
dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain,
sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik
yang bertanggungjawab.
g. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

2.5 Kondisi Masyarakat Madani di Indonesia


Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani)
bahkan jauh sebelum negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah
berkembang pesat yang diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial
keagamaan dan pergerakan nasional dalam dalam perjuangan merebut
kemerdekaan, selain berperan sebagai organisasi perjuangan penegakan
HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial, organisasi berbasis
islam, seperti Serikat Islam (SI), Hahdlatul Ulama (NU) dan
Muhammadiyah, telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil
society yang penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di
Indonesia.
Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang
bagaimana seharusnya bangunan masyarakat madani bisa terwujud di
Indonesia :
a. Pandangan integrasi nasional dan politik. Pandangan ini menyatakan
bahwa sistem demokrasi tidak munkin berlangsung dalam kenyataan
hidup sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran
dalam hidup berbangsa dan bernegara.
b. Pandangan reformasi sistem politk demokrasi, yakni pandangan yang
menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu
bergantung pada pembangunan ekonomi, dalam tataran ini,
pembangunan institusi politik yang demokratis lebih diutamakan oleh
negara dibanding pembangunan ekonomi.

10
c. Paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama
pembangunan demokrasi, pandangan ini merupakan paradigma
alternatif di antara dua pandangan yang pertama yang dianggap gagal
dalam pengembangan demokrasi, berbeda dengan dua pandangan
pertama, pandangan ini lebih menekankan proses pendidikan dan
penyadaran politik warga negara, khususnya kalangan kelas menengah.

Bersandar pada tiga paradigma diatas, pengembangan demokrasi


dan masyarakat madani selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu
pandangan tersebut, sebaliknya untuk mewujudkan masyarakat madani
yang seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan gabungan strategi dan
paradigma, setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan demokrasi di masa transisi sekarang melalui cara :
a. Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi
kelas menengah untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat
madani yang mandiri secara politik dan ekonomi, dengan pandangan
ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator
bagi pengembangan ekonomi nasional, tantangan pasar bebas dan
demokrasi global mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai
aktor dominan dalam proses pengembangan masyarakat madani yang
tangguh.
b. Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan
lembaga-lembaga demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip
demokrasi, sikap pemerintah untuk tidak mencampuri atau
mempengaruhi putusan hukum yang dilakukan oleh lembaga yudikatif
merupakan salah satu komponen penting dari pembangunan
kemandirian lembaga demokrasi.
c. Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi
warga negara secara keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud
adalah pendidikan demokrasi yang dilakukan secara terus-menerus
melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalu prinsip

11
pendidikan demokratis, yakni pendidikan dari, oleh dan untuk warga
negara.
Kondisi Indonesia yang dilanda euforia demokrasi, semangat
otonomi daerah dan derasnya globalisasi membutuhkan masyarakat yang
mempunyai kemauan dan kemampuan hidup bersama dalam sikap saling
menghargai, toleransi, dalam kemajemukan yang tidak saling
mengeksklusifkan terhadap berbagai suku, agama, bahasa, dan adat yang
berbeda. Kepedulian, kesantunan, dan setiakawan merupakan sikap yang
sekaligus menjadi prasarana yang diperlukan bangsa Indonesia.
Pengembangan masyarakat madani di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari
pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri.
Kebudayaan, adat istiadat, pandangan hidup, kebisaan, rasa
sepenanggungan, cita-cita dan hasrat bersama sebagai warga dan sebagai
bangsa, tidak mungkin lepas dari lingkungan serta sejarahnya. Keunggulan
bangsa Indonesia, adalah berhasilnya proses akulturasi dan inkulturasi
yang kritis dan konstruktif. Pada saat ini, ada pertimbangan lain mengapa
pengembangan masyarakat madani secara khusus kita beri perhatian.
Untuk membangun masyarakat madani di Indonesia, ada enam
faktor harus diperhatikan, yaitu:
a. Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan
pendapatan masyarakat, dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.
b. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang
memiliki komitmen untuk independen.
c. Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya
paternalistik menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independen.
d. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam.
e. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik.
f. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral
kehidupan.

12
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Madani
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi masyarakat madani, yaitu
faktor pendorong dan faktor penghambat.
Beberapa faktor pendorong timbulnya masyarakat madani:
a. Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi (menguasai)
masyarakat agar patuh dan taat pada penguasa.
b. Masayarakat diasumsikan sebagai orang yang tidak memilkik
kemampuan yang baik (bodoh)  dibandingkan dengan penguasa
( pemerintah).
c. Adanya usaha untuk membatasiruang gerak dari masyarakat dalam
kehidupan poitik. Keadaan ini sangat menyulitkan bagi masyarakat
untuk  mengemukakan pendapat, karena ruang publik yang bebaslah
individu berada dalam posisi setara, dan melakukan transaksi.
 
Factor penghambat masyarakat madani:
a. Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia diantaranya :
b. Kualitas Sumber Daya Manusiayang belum memadai karena
pendidikan yang belum merata.
c. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
d. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
e. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja
yang terbatas.
f. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.
g. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi.

2.7 Solusi Mengatasi Persoalan Masyarakat Madani


Salah satu cara untuk mewujudkan masyarakat madani adalah
dengan melakukan demokratisasi pendidikan. Masyarakat madani perlu
segera diwujudkan karena bermanfaat untuk meredam berbagai tuntutan
reformasi dari dalam negeri maupun tekanan-tekanan politik dan ekonomi
dari luar negeri. Di samping itu, melalui masyarakat madani akan muncul

13
inovasi-inovasi pendidikan dan menghindari terjadinya disintegrasi
bangsa.Untuk mewujudkan masyarakat madani dalam jangka panjang
adalah dengan cara melakukan demokratisasi pendidikan.
Demokratisasi pendidikan ialah pendidikan hati nurani yang lebih
humanistis dan beradab sesuai dengan cita-cita masyarakat madani.
Melalui demokratisasi pendidikan akan terjadi proses kesetaraan antara
pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajarnya. Inovasi
pendidikan yang berkonteks demokratisasi pendidikan perlu
memperhatikan masalah-masalah pragmatik. Pengajaran yang kurang
menekankan pada konteks pragmatik pada gilirannya akan menyebabkan
peserta didik akan terlepas dari akar budaya dan masyarakatnya.
Demokrasi sendiri adalah suatu bentuk pemerintahan dengan
kekuasaan di tangan rakyat. Dalam perkembangannya, demokrasi
bermakna semakin spesifik lagi yaitu fungsi-fungsi kekuasaan politik
merupakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kepentingan rakyat.
Dengan demokrasi, rakyat boleh berharap bahwa masa depannya
ditentukan oleh dan untuk rakyat, sedangkan demokratisasi ialah proses
menuju demokrasi. Tujuan demokratisasi pendidikan ialah menghasilkan
lulusan yang merdeka, berpikir kritis dan sangat toleran dengan pandangan
dan praktik-praktik demokrasi.
Generasi penerus sebagai anggota masyarakat harus benar-benar
disiapkan untuk membangun masyarakat madani yang dicita-citakan.
Masyarakat dan generasi muda yang mampu membangun masyarakat
madani dapat dipersiapkan melalui pendidikan. Salah satu cara untuk
mewujudkan masyarakat madani adalah melalui jalur pendidikan, baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
Generasi penerus merupakan anggota masyarakat madani di masa
mendatang. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali cara-cara berdemokrasi
melalui demokratisasi pendidikan. Dengan demikian, demokratisasi
pendidikan berguna untuk menyiapkan peserta didik agar terbiasa bebas
berbicara dan mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab, turut
bertanggung jawab, terbiasa mendengar dengan baik dan menghargai

14
pendapat orang lain, menumbuhkan keberanian moral yang tinggi, terbiasa
bergaul dengan rakyat, ikut merasa memiliki, sama-sama merasakan suka
dan duka dengan masyarakatnya, dan mempelajari kehidupan masyarakat.
Kelak jika generasi penerus ini menjadi pemimpin bangsa, maka
demokratisasi pendidikan yang telah dialaminya akan mengajarkan
kepadanya bahwa seseorang penguasa tidak boleh terserabut dari budaya
dan rakyatnya, pemimpin harus senantiasa mengadakan kontak dengan
rakyatnya, mengenal dan peka terhadap tuntutan hati nurani rakyatnya,
suka dan duka bersama, menghilangkan kesedihan dan penderitaan-
penderitaan atas kerugian-kerugian yang dialami rakyatnya. Upaya ke arah
ini dapat ditempuh melalui demokratisasi pendidikan. Dengan komunikasi
struktural dan kultural antara pendidik dan peserta didik,  maka akan
terjadi interaksi yang sehat, wajar, dan bertanggung jawab.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi di atas, yakni sebagai berikut:
a. Masyarakat Madani adalah masyarakat modern yang bercirikan
demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural
dan  heterogen. 
b. Manfaat yang diperoleh dengan terwujudnya masyarakat madani ialah
terciptanya masyarakat Indonesia yang demokratis sebagai salah satu
tuntutan reformasi di dalam negeri dan tekanan-tekanan politik dan
ekonomi dari luar negeri.
c. Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
civil society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat
politiknya dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara.
d. Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi. Demokrasi memiliki
konsekuensi luas di antaranya menuntut kemampuan partisipasi
masyarakat dalam sistem politik dengan organisasi-organisasi politik
yang independen sehingga memungkinkan kontrol aktif dan efektif
dari masyarakat terhadap pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus
masyarakat sebagai pelaku ekonomi pasar.
e. Demokratisasi pendidikan ialah pendidikan hati nurani yang lebih
humanistis dan beradab sesuai dengan cita-cita masyarakat madani.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya haturkan, yakni sebagai berikut:
Diharapkan Mahasiswa\i bisa memahami lebih dalam lagi mengenai
materi yang terlampir agar dapat memahami dan melanjutkan ke materi
selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ajoe Lara Putra, 2017. Peran Malaysia Dalam Proses Perdamaian di Thailand
Selatan Periode 2015-2016. (Skripsi Mahasiswa Studi Hubungan
Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Faisol Mamang. 2017. Peran Civil Society Organization dalam Proses


Perdamaian di Patani. Thesis Studi Politik dan Pemerintah dalam Islam.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hastuti Rita Sri dan De Fretes Yvone, 2012. Megawati Anak Sang Putra Fajar.
Jakarta: Kompas Gramedia

Johan Galtung & Charles Webel, 2018. Studi Perdamaian dan Konflik. Bandung:
Penerbit Nusa Media

Pasaribu, Rowland B. F (2008). Masyarakat Madani. rowland_


pasaribu.staff.gunadarma.ac.id, diakses 19 April 2018 pukul 13.45 WIB

Soekanto Soerjono, “Sosiologi Suatu Pengantar”, edisi 2015. Jakarta: Rajawali


Press

Sosrosoediro, Endang Rudiatin, 2007. Dari Civil Society Ke Civil Religion. MUI:
Jakarta

Sukmana Oman, 2016. Konsep Dan Teori Gerakan Sosial. Malang: Instrans
Publishingm

Syah Sirikit, 2014. Membincangkan Pers, Kepala Negara dan Etika Media.
Jakarta: Gramedia

17
LAMPIRAN SOAL-SOAL

1. Civil Society merupakan sebutan yang kerap popular di tengah-tengah


masyarakat dalam menggapai tujuan, nama lain dari civil society yang
tepat adalah…
a. Masyarakat Pattani
b. Masyarakat Kuno
c. Masyarakan Modernisasi
d. Masyarakat Madani
e. Masyarakat Permadani

2. Masyarakat madani dikenal sebagai masyarakat yang berciri khas


demokratis seiring dengan…
a. Kondisi yang semakin non-plural dan heterogen.
b. Kondisi yang semakin non-plural dan homogeny
c. Kondisi yang semakin plural dan non-heterogen
d. Kondisi yang semakin plural dan heterogen
e. Kondisi yang semakin bangkit dan heterogen

3. Menurut Munawir, kata Madani yang ejaannya “Madaniy” berasal dari


Bahasa…
a. Bahasa Jerman
b. Bahasa Inggris
c. Bahasa Pattani
d. Bahasa Yunani
e. Bahasa Arab

4. Perhatikan pernyataan dibawah ini!


1) Terciptanya masyarakat Indonesia yang demokratis
2) Sebagai salah satu tuntutan reformasi di dalam negeri
3) Tuntutan tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari luar negeri
4) Akan mendorong munculnya inovasi-inovasi baru di bidang
pendidikan.

18
5) Tidak termasuk tuntutan di era reformasi dalam negeri

Pernyataan diatas yang merupakan manfaat dan saling keterkaitannya


masyarakat madani dengan bangsa Indonesia, kecuali…

a. 1), 2) dan 3)
b. 1), 2) dan 4)
c. 5) saja
d. 2) dan 4)
e. 2) dan 5)

5. Penyelesaian dari rasa saling curiga serta ketidakharmonisan pergaulan


antarwarga dan lain-lain yang selama Orde Baru lebih banyak ditutup-
tutupi, direkayasa dan dicarikan kambing hitamnya itu  diharapkan dapat
diselesaikan secara arif, terbuka, tuntas, dan melegakan semua pihak, ini
merupakan asas-asas dari masyarakat madani lebih tepatnya sebagai…
a. Perwujudan Masyarakat Madani
b. Pengelolaan Persoalan
c. Karakteristik Masyarakat Madani
d. Pengelolaan Keuangan Masyarakat Madani
e. Peralihan Reformasi ke Orde Baru

6. Istilah masyarakat madani dalam Bahsa Inggris yang dikenal dengan


istilah civil society pertama kali dikemukan oleh…
a. Socrates
b. Louis Pasteur
c. Cicero
d. Thales
e. Al-Kindi

19
7. Ilmuwan Filsuf yang memandang masyarakat madani sebagai suatu sistem
kenegaraan atau identik dengan negara itu sendiri, merupakan pendapat
dari...
a. Socrates
b. Phytagoras
c. Aristoteles
d. Al-Kindi
e. Thales

8. Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur yang diasaskan


kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
perorangan dan kestabilan masyarakat, merupakan pengertian pandangan
terhadap masyarakat madani dari seseorang yang bernama …
a. Nadiem Anwar Makarim
b. Pratikno
c. Prabowo Subianto
d. Anwar Ibrahim
e. Sri Mulyani Indrawati

9. Upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus


diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan
perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali, pernyataan ini merupakan
salah satu karakteristik masyarakat madani yang dinamakan…
a. Supremasi Hukum
b. Demokratisasi
c. Pluralisme
d. Partisipasi Sosial
e. Keadilan Sosial

10. Berikut ini pernyataan yang bernar mengenai pluralisme adalah…


a. Sikap akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,

20
berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada
publik.

b. Sikap kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan


politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan
oleh orang/kelompok lain.
c. Sikap proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga
muwujudkan masyarakat yang demokratis.
d. Sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan
sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang
Maha Kuasa.

e. Sikap keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara hak


dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.

11. Perhatikan pernyataan dibawah ini!


1) Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya
paternalistik menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independen.
2) Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam
3) Adanya partisipasi yang pasif dalam menciptakan tata pamong yang
baik
4) Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral
kehidupan
Berikut ini factor yang harus diperhatikan dalam membangun masyarakat
madani di Indonesia, kecuali…
a. 1), 2) dan 3)
b. 2) saja
c. 3) saja
d. 1) dan 3)
e. 1) dan 2)

21
12. Adanya usaha untuk membatasiruang gerak dari masyarakat dalam
kehidupan poitik. Keadaan ini sangat menyulitkan bagi masyarakat untuk 
mengemukakan pendapat, karena ruang publik yang bebaslah individu
berada dalam posisi setara, dan melakukan transaksi, pernyataan tersebut
merupakan salah satu dari factor…
a. Penghambat
b. Pendukung
c. Pengklasifikasian
d. Penyaringan
e. Penentuan

13. Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi


kelas menengah untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani
yang mandiri secara politik dan ekonomi, berikut ini yang merupakan
salah satu cara masyarakat madani untuk dapat dijadikan acuan dalam…
a. Pengembangan demokrasi di masa transisi
b. Pengembangan pada masa orde baru
c. Pengembangan masa reformasi
d. Masa emas reformasi
e. Pengembangan modernisasi di masa transisi

14. Perhatikan penyataan dibawah ini!


1) Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
2) Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi (menguasai)
masyarakat agar patuh dan taat pada penguasa.
3) Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja
yang terbatas.
4) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.
5) Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi
Berikut ini merupakan factor penghambat masyarakat madani, kecuali…
a. 1), 2) dan 3)
b. 1), 2) dan 4)

22
c. 2) saja
d. 1) dan 2)
e. 2) dan 4)

15. Pendidikan hati nurani yang lebih humanistis dan beradab sesuai dengan
cita-cita masyarakat madani merupakan bentuk perwujudan dari…
a. Kedaulatan Rakyat
b. Demokrasi Pendidikan
c. Demokrasi Formal
d. Demokrasi Material
e. Demokrasi Pancasila

23

Anda mungkin juga menyukai