Anda di halaman 1dari 12

Masyarakat Madani di

Indonesia

Disusun oleh :
1. Irvan Maulana
2. Puguh Wiarto
3. Wahyu Diyan Palupi

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang masyarakat madani di Indonesia.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Malang, Mei 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wacana dan praksis tentang civil society belakangan ini semakin surut.
Kecenderungan ini sedikit mengherankan karena dalam “transisi” menuju
demokrasi, seharusnya wacana dan praksis civil society semakin kuat, bukan
melemah. Alasannya, eksistensi civil society merupakan salah satu diantara tiga
prasyarat pokok yang sangat esensial bagi terwujudnya demokrasi.
Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya bukan
sekedar merevitalisasikan adab dan tradisi masyarakat local, tetapi lebih dari itu
adalah membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai keyakinan
individu, masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang menghargai
nilai-nilai kemanusiaan .
Ungkapan lisan dan tulisan tentang masyarakat madani semakin marak
akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya proses reformasi di Indonesia. Proses
ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk mengganti Orde
Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang status quo menjadi
tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan masyarakat madani tidaklah
semudah membalikan telapak tangan. namun, memerlukan proses panjang dan
waktu serta menuntut komitmen masing-masing warga bangsa ini untuk
mereformasi diri secara total dan konsisten dalam suatu perjuangan yang gigih.
Selanjutnya, wacana tentang masyarakat madani oleh banyak bangsa dan
masyarakat di negara berkembang, secara antusias ikut dikaji, dikembangkan, dan
di eliminasi, sebgaimana realitas empiris yang dihadapi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian masyarakat madani?
2. Apakah ciri-ciri mayarakat madani?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi masyarakat madani?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat madani
2. Untuk mengetahui ciri-ciri masyarakat madani
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat madani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Masyarakat Madani Menurut Para Ahli


Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang melindungi warga
negara dari perwujudkan kekuasaan negara yang berlebihan. Masyarakat madani
merupakan tiang utama dalam kehidupan politik berdemokratis. Wajib bagi setiap
masyarakat madani yang tidak hanya melindungi warga negara dalam berhadapan
dengan negara, namun masyarakat madani juga dapat merumuskan dan
menyuarakan aspirasi masyarakat. Banyak ilmuwan yang mendefinisikan
pengertian masyarakat madani (civil society). Macam-macam pengertian
masyarakat madani menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a) W.J.S Poerwadarminto: Menurut W.J.S Poerwadarminto, kata
masyarakat berarti suatu pegaulan hidup manusia, sehimpunan orang yang
hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan
tertentu.Sedangkan kata madani berasal dari bahasa Arab yaitu madinah,
artinya kota. Jadi secara etimologis, masyarakat madani berarti masyarakat
kota. Meskipun demikian, istilah kota tidak merujuk semata-mata kepada
letak geografis, tetapi justru kepada karakter atau sifat-sifat tertentu yang
cocok untuk penduduk kota. Dari sini masyarakat madani tidak asal
masyarakat perkotaan, tetapi memiliki sifat yang cocok dengan orang kota,
yaitu berperadaban.
b) Rumusan PBB: Pengertian masyarakat madani menurut PBB, adalah
masyarakat yang demokratis dan menghargai human dignity atau hak-hak
tanggung jawab manusia.
c) Thomas Paine: Menurut Thomas Paine bahwa arti masyarakat madani
adalah suatu ruang tempat warga dapat mengembangkan kepribadiannya
dan memberi peluang bagi pemuasan kepentingan secara bebas dan tanpa
paksaan.
d) Nucholish Madjid: Pengertian masyarakat madani menurut Nurcholis
Madjid yang mendefinisikan masyarakat madani sebagai masyarakat yang
merujuk pada masyarakat islam yang perna dibanguna Nabi Muhammad
Saw. di negeri Madinah.
e) Gellner: Menurutnya, pengertian masyarakat madani adalah sekelompok
institusi/lembaga dan asosiasi yang cukup kuat untuk mencegah tirani
politik, baik oleh negara maupun komunal/komunitas.
f) Muhammad A.S. Hikam: Pengertian masyarakat madani menurut
Muhammad. A.S. Hikam adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan, keswasembadaan
dan keswadayaan, kemandirian tinggi terhadap negara, dan keterikatan
dengan norma serta nilai-nilai hukum yang diikuti warganya.
g) Dawan Rahardjo: Menurutnya, pengertian masyarakat madani adalah
proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan
bersama.
h) M. Hasyim: Pengertian masyarakat madani menurut M. Hasyim adalah
masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab, sopan santun
berbudaya tinggi, baik dalam menghadapi sesama manusia atau alam
lainnya.

2.2 Ciri-Ciri Masyarakat Madani


Demokrasi memilikikonsekuensi luas di antaranya menuntut kemampuan
partisipasi masyarakat dalam sistem politik dengan organisasi-organisasi politik
yang independen sehingga memungkinkan kontrol aktif dan efektif dari
masyarakat terhadap pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus masyarakat
sebagai pelaku ekonomi pasar.
Hidayat Nur Wahid mencirikan masyarakat madani sebagai masyarakat yang
memegang teguh ideology yang benar, berakhlak mulia, secara politik-ekonomi-
budaya bersifat mandiri, serta memiliki pemerintahan sipil.
Sedangkan menurut Hikam, ciri-ciri masyarakat madani adalah :
1. Adanya kemandirian yang cukup tinggi diantara individu-individu dan
kelompok-kelompok masyarakat terhadap negara.
2. Adanya kebebasan menentukan wacana dan praktik politik di tingkat publik.
3. Kemampuan membatasi kekuasaan negara untuk tidak melakukan intervensi.
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1. Free public sphere(ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan
demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran
pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku
demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang
lain.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh
orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai
positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu
terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari
rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Madani


Terdapat dua faktor yang mempengaruhi masyarakat madani, yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat.
 Beberapa faktor pendorong timbulnya masyarakat madani:
1. Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi (menguasai)
masyarakat agar patuh dan taat pada penguasa.
2. Masayarakat diasumsikan sebagai orang yang tidak memilkik kemampuan
yang baik (bodoh) dibandingkan dengan penguasa ( pemerintah).
3. Adanya usaha untuk membatasiruang gerak dari masyarakat dalam
kehidupan poitik. Keadaan ini sangat menyulitkan bagi masyarakat
untuk mengemukakan pendapat, karena ruang publik yang bebaslah
individu berada dalam posisi setara, dan melakukan transaksi.
 Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia diantaranya :
1. Kualitas Sumber Daya Manusiayang belum memadai karena pendidikan
yang belum merata.
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang
terbatas.
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peran Masyarakat Madani Mewujudkan Clean Government


Era reformasi di Indonesia yang mengusung semangat demokratisasi
dalam penyelenggaraan pemerintahannya, menyebabkan banyak perubahan pada
pola dan praktik korupsi. Dengan berubahnya struktur pemerintahan serta
lingkungan sosial, secara tidak langsung akan merubah pola-pola korupsi yang
telah ada didalam administrasi publik. Perubahan pola praktik korupsi sangat
terlihat dari peralihan Orde Baru ke Orde Reformasi, dimana saat era orde baru,
praktik korupsi masih bersifat paternalistik dan tersentral di lingkaran kekuasaan
pusat pemerintahan, sementara saat reformasi bergulir, praktik korupsi menyebar
dan tidak hanya terjadi dalam lingkaran kekuasaan di pusat pemerintahan.
Masyarakat madani jika dipahami secara sepintas merupakan format
kehidupan sosial yang mengedepankan semangat demokratis dan menjunjung
tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Dalam masyarakat madani, warga negara
bekerjasama membangun ikatan sosial, jaringan produktif dan solidaritas
kemanusiaan yang bersifat non-govermental untuk mencapai kebaikan bersama.
Karena itu, tekanan sentral masyarakat madani adalah terletak pada
independensinya terhadap negara. Masyarakat madani berkeinginan membangun
hubungan yang konsultatif bukankonfrontatif antara warga negara dan negara.
Masyarakat madani juga tidak hanya bersikap dan berperilaku
sebagai citizen yang memiliki hak dan kewajiban, melainkan juga harus
menghormati equal right, memperlakukan semua warga negara sebagai pemegang
hak kebebasan yang sama.
Dalam pandangan penulis upaya pemberantasan KKN yang sistemik bisa
diminimalisir dengan meningkatkan peran masyarakat madani sebagai kekuatan
penyeimbang dalam mengawasi berjalannya penegakan hukum mengingat peran
pemerintah dalam penegakan hukum masih lemah dan belum tegas.

3.2 Masyarakat Madani dalam Kasus Ilegal Logging


Salah satu contoh kasus yang terjadi kini adalah mengenai illegal logging
di Indonesia yang semakin marak di eksploitasi oleh berbagai kalangan baik dari
dalam maupun dari luar negeri. Sebenarnya kasus illegal logging ini bukanlah hal
yang baru sobat, karena pada zaman penjajahan kolonial terdahulu, dimana kayu
dijadikan komoditas penting dalam mencukupi segala kebutuhan bagi pihak –
pihak tertentu yang terkait pada masa itu tentunya, yang menjadikan kayu sebagai
salah satu produk pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat berharga.
Dari sejak itulah kebiasaan illegal logging ini kemudian di adopsi atau
dimanfaatkan oleh pihak – pihak tertentu yang memang tidak memiliki kesadaran
akan bahaya lingkungan apabila melakukan aksi illegal loggingnya tersebut
secara terus menerus.
Melihat hal seperti ini, membuat para ahli dan pejabat negara untuk pada
masa itu untuk menetapkan regulasi regulasi yang mengatur pemanfaatan ,
pengelolaan, pendistribusian dan pemanfaatan sumber daya alam hutan,
khususnya kayu di Indonesia, demi menjaga tetap terkontrolnya pasokan dan
dapat memnuhi kebutuhan mereka akan sumber daya hutan tersebut. Mulai dari
situlah sistem illegal logging sedikit demi sedikit berkurang meskipun tidak
menutup kemungkinan masih adanya penebangan liar.
Adapun solusi untuk mengatasi masayarakat yang madani ini adalah
dengan cara mengadakan atau melakukan demokratsasi pendidikan. Masyarakat
madani dalam kehidupan nyata ini memang perlu untuk segera diwujudkan
karena nantinya akan membawa manfaat untuk menanggulangi berbagai tuntutan
reformasi baik yang ada di dalam negeri atau pun yang ada dari luar negeri.
Disamping itu sobat, dengan adanya masyarakat yang madani ini
diharapkan akan muncul inovasi – inovasi pendidikan dan menghindari terjadinya
disentegrasi bangsa.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mayarakat madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga
masyarakat madani sebagai “area tempat berbagai gerakan sosial” (seperti
himpunan ketetanggaan, kelompok wanita, kelompok keagamaan, dan kelompk
intelektual) serta organisasi sipil dari semua kelas (seperti ahli hukum, wartawan,
serikat buruh dan usahawan) berusaha menyatakan diri mereka dalam suatu
himpunan, sehingga mereka dapat mengekspresikan diri mereka sendiri dan
memajukkan pelbagai kepentingan mereka.
Karakteristik masyarakat madani diperlukan persyaratan-persyaratan yang
menjadi nilai universal dalam penegakkan masyarakat madani. Diantaranya yaitu
ruang public yang bebas, demokratisasi, toleransi, pluralisme, keadilan social,
partisipasi social, dan supremasi hukum.
Masyarakat madani juga harus mempunyai pilar-pilar penegak, karena
berfungsi sebagai mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif
serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.
Berkembangnya masyarakat madani di Indonesia diawali dengan kasus-
kasus pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat,
dan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum kemudian
dilanjutkan dengan munculnya berbagai lembaga-lembaga non pemerintah
mempunyai kekuatan dan bagian dari sosial control.

4.1 Saran
Setelah selesainya makalah ini, disana sini banyak kekurangan dari
benarnya. Maka kami selaku penyusun makalah ini berharap kritik dan saran-
sarannya yang sifatnya membangun. Karena kami selaku penyusun masih dalam
tahap belajar. Atas saran-sarannya kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini berguna bagi penyusun dan pembacanya.
Daftar Pustaka
1. https://teguhgoonerfirmansyah.wordpress.com/2014/09/04/contoh-
makalah-pkn-tentang-masyarakat-madani/
2. https://adiprala04.wordpress.com/2017/06/19/artikel-masyarakat-madani/
3. http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-masyarakat-
secara-umum.html
4. http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-masyarakat-madani-
ciri.html

Anda mungkin juga menyukai