Anda di halaman 1dari 87

Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial adalah istilah yang digunakan untuk mengekspresikan perilaku satu atau
lebih subjek yang berperilaku tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai kesusilaan yang ada,
baik dalam sudut pandang individu maupun agama.

Penyimpangan ini merupakan fenomena yang telah ada di semua masyarakat di mana ada norma.
Ada dua kemungkinan bagaimana seseorang akan bertindak dalam menghadapi norma-norma
sosial: taat atau melanggar.

Dan beberapa perilaku menyimpang dianggap sangat berbahaya, sehingga pemerintah


memberlakukan undang-undang tertulis yang melarang perilaku tersebut.

Perilaku buruk adalah yang melanggar undang-undang ini dan tentu saja merupakan jenis
penyimpangan penting yang menjadi perhatian banyak orang.

Ciri Ciri Penyimpangan Sosial


Perilaku setiap individu dipengaruhi oleh lingkungan, pertemanan, dan terutama keluarga.
Sehingga ada banyak faktor yang dapat mengarahkannya ke perilaku menyimpang. Ciri-cirinya
pun bisa berbeda, namun berikut adalah ciri-ciri paling umum:

 Merasa lebih unggul daripada orang lain


 Tidak berempati
 Tidak memiliki rasa tanggung jawab
 Tidak memiliki rasa hormat
 Sering melanggar hukum
 Berkelakuan tidak baik
 Tidak memiliki prestasi akademik
 Sering menyendiri
 Kurang perhatian orang tua atau keluarga

Macam Macam Penyimpangan Sosial


Jika Anda memperhatikan dan mengamati dengan cermat di lingkungan sekitar Anda, ada
beragam kasus perilaku buruk yang terjadi. Kondisi perilaku buruk tersebut merupakan bentuk
penyimpangan dari sosial.

Dan berikut adalah beberapa macam penyimpangan yang paling banyak terjadi:

1. Penyimpangan Lawan Jenis


Secara umum, penyimpangan ini adalah perilaku yang tidak normal. Secara medis,
penyimpangan lawan jenis adalah sejenis gangguan mental yang ditandai oleh preferensi atau
obsesi dengan praktik yang tidak cocok ditiru.

2. Kecanduan Yang Dilarang

Sejenis obat penghilang rasa sakit yang hanya bisa digunakan dengan resep dokter.

Seorang dokter dapat memberi Anda untuk mengurangi rasa sakit setelah Anda mengalami
cedera.

Jika seseorang menggunakan obat ini tanpa resep dokter, maka orang tersebut memiliki perilaku
menyimpang, dan biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Wajah sangat pucat dan terasa basah saat disentuh


 Tubuh lemas
 Kuku atau bibir berwarna ungu atau biru
 Muntah-muntah
 Susah bicara
 Napas atau detak jantung melambat

Resiko lain menggunakan tanpa resep adalah ketergantungan dan kecanduan. Kecanduan adalah
penyakit yang menyebabkan seseorang secara kompulsif mencari, meskipun mereka
menyebabkan kerusakan.

3. Berbuat Tidak Baik

Berbuat tidak baik adalah suatu bentuk pelanggaran norma hukum karena telah melukai orang
lain atau binatang, atau merusak objek tertentu.

Ada berbagai jenis yang umumnya dilakukan pada beberapa kelompok sosial atau individu yang
lebih tidak terlindungi seperti perempuan, anak-anak, remaja, lansia, beberapa kelompok agama
dan minoritas dari jenis yang berbeda.

Tak hanya fisik berbuat tidak baik juga bisa terjadi dalam bentuk psikologis, yang menghasilkan
penderitaan pada objek melalui ancaman, penghinaan, tuntutan, paksaan, isolasi, dll. Ada juga
berbuat tidak baik ekonomi yang terdiri dari perampasan harta milik seseorang atau kelompok.

Dengan mengetahui ciri dan jenis penyimpangan sosial yang ada, Anda bisa lebih berhati-hati
dan waspada. Ini juga bisa menjadi pengingat untuk Anda lebih selektif dalam berteman dan
bermasyarakat.

Faktor Penyimpangan Sosial


Perlu Untuk Anda pahami faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya
penyimpangan sosial, perhatikan berikut ini.

1. Media Masa

Sudah tak heran lagi pada era jaman sekarang ini, baik media cetak maupun media online seakan
sudah menjadi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Seorang akan lebih mudah pengaruh jika tidak
pintar mengelola informasi yang diterima.

Sehingga ketika mendapatkan informasi baik atau buruk akan merubah pemikiran seorang
tersebut dan bisa menjadi salah satu faktor penyimpangan ini terjadi.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan ini sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari hari manusia. Secara tidak sadar
seorang akan menjadi kebiasaan apa yang dilakukan oleh tetangga atau teman sekitar. Sehingga
untuk lebih baik memilih teman atau lingkungan yang positif

3. Sekolah

Menjadi seorang pelajar tentu tak lepas yang namanya dengan kegiatan disekolah, terlebih
hampir setengah waktu yang dipakai anak pelajar dihabiskan di sekolahannya.

Faktor yang harus diwaspadai supaya tidak terjadi penyimpangan pada sekolah maka berhati hati
memilih sekolahan yang positif.

Dampak Penyimpangan Sosial


Penyimpangan juga bisa mengakibatkan dampak berupa kriminalitas, mengganggu keamanan
serta merusak nilai norma dan lainnya. Untuk lebih jelasnya simak dibawah ini.

1. Terjadinya Kriminalitas

Kriminalitas bisa saja terjadi ketika seorang yang telah berbuat keburukan dan mempengaruhi
teman sekitar kemudian berbuat keburukan yang baru lainnya. Sehingga ini bisa terjadi muncul
secara berkelompok atau organisasi.

2. Kehilangan Masa Depan

Bagi pelaku yang sudah terjadi penyimpangan bisa saja mengalami masa depan yang suram.
Karena adanya bagi pelaku hanya berbuat keburukan terus.

3. Rugi Diri Sendiri

Ketika seorang pelaku penyimbangan juga dapat merugikan diri sendiri, karena tidak ada
perbuatan buruk yang bisa mendapatkan hal positif bagi dirinya.
Perilaku Sosial Kelompok Punk

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Pertama–tama, penulis panjatkan puja serta puji kehadirat Tuhan YME karena rahmat dan kasih-
Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik meskipun tidak dipungkiri masih banyak
kekurangan dari penulisan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang PERILAKU SOSIAL ANAK PUNK, yang
dewasa ini pertumbuhan komunitas punk semakin bertambah jumlah nya. Penulis akan mencoba
menjelaskan tentang sisi positif dan sisi negatif dari komunitas punk tersebut, apa latar belakang
mereka menjadi anak punk dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan di tengah masyarakat.

Penulis berharap semoga makalah ini sedikit-banyaknya dapat berguna bagi kita semua.

Terima kasih banyak.

DAFTAR ISI
1.      Kata Pengantar ...................................................................................................................i
2.      Daftar Isi ............................................................................................................................ii
3.      Bab 1. Pendahuluan
Latar Belakang .......................................................................................................1
Tujuan.....................................................................................................................1
Rumusan Masalah ..................................................................................................1
Sasaran ..................................................................................................................2
4.      Bab 2. Permasalahan (isi)
Analisis mengenai anak punk menggunakan Prinsip SWOT ……….....................................3
Macam-macam komunitas anak Punk ....................................................................6
Faktor-faktor seseorang menjadi anak punk ...........................................................9
Pengaruh positif dan negatif anak punk....................................................................10
Penyelesaian dalam Menyelesaikan Masalah Komunitas Punk ................................11
5.      Bab 3. Penutup
Kesimpulan........................................................................................................................13
Saran…………………………….....................................................................................13
6.      Referensi ...........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG

Kita sering melihat sekelompok pemuda berdiri di lampu merah atau di sudut- sudut kota
dengan membawa gitar kecil sambil bernyanyi dan sesekali mereka mengamen di angkot untuk
mendapatkan uang. Dengan dandanan yang urakan dan gaya rambut mohawk ala kaum Indian
mereka seolah percaya diri dan nyaman dengan gaya hidup yang mereka jalani. Mereka itu
disebut anak punk, Punk pertama lahir di negara Inggris sekitar tahun 1960an, ketika terjadi
revolusi industri. Keberadaan punk lahir ketika itu adalah sebagai bentuk tindakan penolakkan
terhadap segala macam penindasan yang banyak terjadi terutama dikalangan masyarakat kelas
bawah atau pekerja. Orang biasanya mengenal anak punk hanya dari dandanannya yang unik,
beda dari yang lain, seperti baju kumal, jaket berspike, celana ketat, sepatu boots dan berambut
mohawak ala kaum Indian. Banyak yang beranggapan bahwa anak punk yang berpenampilan
seperti itu selalu berandalan, perusuh dan selalu bikin onar. Orang yang berpandangan seperti itu
terhadap anak punk yang suka nongkrong di pinggir jalan biasanya hanya memandang dari segi
luar mereka atau dari dandanan yang menyeramkan. Jika kita mengenal lebih dalam tentang anak
punk tidaklah semua anak punk yang selalu berpenampilan beda itu selalu bersikap berandalan.

1.2              Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini:
1.     Untuk menambah wawasan tentang pengertian dan gaya hidup anak punk
2. Untuk menambah wawasan dalam menghadapi masalah kelompok sosial dalam masyarakat.
3.     Untuk para pembaca agar tidak hanya menilai mereka hanya dari sisi negatif nya saja tapi juga
dari sisi positif nya

1.3              Rumusan Masalah

1.      Pengertian punk


2.      Jenis-Jenis gaya hidup punk
3.      Mengapa mereka memilih hidup di jalanan?
4.      Fenomena anak muda bergaya hidup punk

1.4              Sasaran

1.      Kepada orang tua agar lebih lagi memperhatikan anak nya agar tidak terjerumus kepada
pergaulan yang negatif
2.      Kepada instansi pemerintahan terkait agar lebih memberdayakan mereka di masyarakat
3.      Kepada pembaca agar tidak hanya melihat mereka dari sisi negatif nya saja tetapi juga dari sisi
positif nya
BAB II
PERMASALAHAN

Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang berarti
kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, punk adalah sebuah cabang dari
musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang berasal dari musik rock and
roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955. Subkultur Punk muncul sekitar tahun
1970 an di Inggris. Punk mulai populer setelah munculnya grup-grup band Sex Pistol, Velvet
Underground, The Ramones, dan lainnya. Grup-grup musik ini menjadi suatu cambuk dalam
memicu munculnya suatu gaya hidup Punk di kalangan anak-anak muda saat itu. Munculnya
Punk didasari atas semangat pemberontakan terhadap segala bentuk kemapanan dalam
masyarakat. Semangat ini berasal dari komunitas anak-anak muda kulit putih kelas pekerja di
London.  Mereka adalah kelompok marginal dalam masyarakatnya, dan tentunya sering
menghadapi tekanan persoalan sosial dan ekonomi. Anak-anak muda ini telah mencapai titik
jenuh sekaligus pesimis terhadap kehidupannya. Dari keadaan itu maka mereka memulai suatu
gaya hidup baru yang berbeda dari kehidupan yang pada saat itu dianggap mapan, (saat itu
Inggris sedang dalam masa industrialisasi modern).
Gaya hidup ini menimbulkan suatu bentuk kebudayaan sendiri yang berbeda dengan
masyarakat umum. Perbedaan ini menjadikan Punk sebuah subkultur dalam masyarakat. Dengan
gaya hidup, cara berpakaian, aliran musik, ideologi dan berbagai hal lainnya yang berbeda dari
masyarakat umum semakin menguatkan eksistensi subkultur Punk dalam Masyarakat. Gaya
berpakaiannya yang sangat khas menjadi suatu ciri tersendiri dari budaya Punk. Dengan
menggunakan apa saja yang ingin digunakan dalam berpakaian bahkan yang tidak lazim seperti
penggunaan rantai, peniti, dan barang-barang lainnya yang bagi masyarakat umum tidak lazim
digunakan dalam berpakaian.  Penggunaan make up oleh pria dan berbagai hal lain dalam
berpenampilan menjadikan budaya Punk benar-benar ingin berbeda dari masyarakat umum yang
pada saat munculnya Punk, adalah masyarakat yang memuja kemapanan.
Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya gaya hidup punk ke
Indonesia diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia namun
perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada awalnya hanyalah
sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian
anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya
menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya.  Pada perkembangannya baik di negeri asalnya
maupun di Indonesia, Komunitas Punk telah mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui
masyarakat dan terkadang dianggap menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan
timbulnya Punk sebagai suatu Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian
Punk menjadi trend fashion masyarakat umum.
Punk sebagai bentuk subkultur seperti telah dijelaskan sebelumnya, tentu memiliki nilai-
nilai yang bersifat bertentangan karena subkultur ini muncul sebagai bentuk counter culture dari
sistem sosial budaya arus utama (mainstream). Yang dimaksud dengan arus utama (mainstream)
adalah pola sosial yang dominan dan konvensional.  Perbedaan ini dapat menimbulkan anggapan
menyimpang dari masyarakat tentang subkultur punk.
Dengan demikian, Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris, yang menjadi
wadah untuk mencurahkan kritik dan protes atas penguasa pada waktu itu. Punk memiliki
ideologi sosialis yang bersifat bebas. Punk lebih dikenal melalui gaya busananya seperti
potongan rambut Mohawk, jaket penuh dengan spike dan bedge, sepatu boots, jeans ketat, badan
bertato, body piercing, dan hidup di jalan-jalan. Proses modernisasi di Indonesia menyebabkan
kehadiran Punk sebagai gaya hidup baru, yang umumnya dianut oleh sebagian kaum muda.
Punk kemudian lebih dikenal sebagai tata cara hidup sehari-hari, dengan ekspresi diri yang
menjurus pada gaya hidup bebas seperti free sex, nongkrong di jalan, ngamen, mengkonsumsi
alkohol, main musik dengan Pogo, dan gaya busana yang nyeleneh. Orang-orang yang mengikuti
gaya hidup Punk disebut anak Punk. Persebaran gaya hidup Punk sangat marak di kota-kota di
Indonesia, salah satunya di Jakarta. Anak Punk yang ingin hidup bebas, tanpa ada aturan yang
mengatur segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi sebuah masalah yang perlu dikaji
dalam makalah ini.

Berikut ini adalah permasalahan mengenai perilaku sosial anak punk:


2.1 Analisis menggunakan prinsip SWOT

a.      Kekuatan ( Strength)


Beberapa poin yang dianggap nilai positif dari komunitas punk:

         Mereka ( anak punk ) menganggap bahwa semua anak punk adalah kawan dan bersaudar tanpa
ada senioritas dan junioritas. Semua sama dan sejajar / setara, punk menganggap kebersamaan
sesama anak punk satu sama lain akan membuat mereka bersatu dan lebih kuat.
         Kebebasan bagi anak punk adalah kebebasan untuk mengatur dan mengontrol dari dirinya
sendiri. Jadi segala sesuatu muncul dari kesadaran diri sendiri untuk bertindak dan berbuat
sesuatu. Biasanya jika mereka sudah berfikir seperti itu anak punk akan bekerja berdasarkan
inisiatif dari diri sendiri dan tidak perlu diatur dan mengatur orang lain. Pola pikir seperti itu
akan menimbulkan sikap mandiri seseorang, yang dalam komunitas punk mereka biasa memakai
filosofis dan semboyan DIY (Do It Yourself ) atau biasa diartikan “jadilah dirimu sendiri”.

b.      Kelemahan ( Weakness )


Beberapa poin yang menjadi nilai negatif dari komunitas punk :

    Gaya mereka cenderung menyeramkan sehingga terkadang membuat masyarakat takut bila
bertemu anak punk
      Pergaulan bebas mereka rentan terhadap gaya hidup yang merusak, seperti Free Sex, Narkoba,
Minuman keras.
        Ada sebagian anak punk yang memanfaatkan “ keseraman” mereka untuk melakukan
kriminalitas.

c.       Peluang ( opportunity )

         Kurang nya keharmonisan di rumah sehingga anak lebih nyaman berada di luar rumah
         Kurang nya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua
    Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan
teknologi, transportasi, informasi maupun globalisas
   Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap dalam rumah sehingga anak lebih
nyaman berada di luar rumah
         Kurang nya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua
    Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan
teknologi, transportasi, informasi maupun globalisas
      Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.

d.      Tantangan / Hambatan ( Threats )

         Dikucilkan di masyarakat karena hanya dianggap sebagai pelaku kriminalitas


         Terjaring razia karena di anggap mengganggu ketertiban umum
   Mendapatkan perlakuan yang berbeda dari masyarakat karena hanya dianggap sebagai sampah
masyarakat

2.2 Macam-macam Komunitas Anak Punk


Didalam komunitas ini, muncul berbagai jenis atau macam-macam dari komunitas anak
punk. Macam-macam komunitas anak punk diantaranya, sebagai berikut :

1.        Anarcho Punk


Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras.
Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya
memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat
bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.
        Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka
anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians
merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.
2.        Crust Punk
Jika Anda berpikir bahwa Anarcho Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal,
maka Anda harus menyimak yang satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para
komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari
faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai
macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
       Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy
Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau
bersosialisasi dengan sesama Crusties saja.
3.        Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam
kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka
benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-
orang lainnya.
4.        Hard Core Punk
Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara.
Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka.
Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama
anggota pun mereka sering bermasalah.
5.        Nazi Punk
Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah
komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para
anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan
dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka
menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.
6.        The Oi
The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat
keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri
biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras
itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan
kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani
mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang
lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.
7.        Queer Core
Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-
orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri
dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani
mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup
dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri
merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.
8.        Riot Grrrl
Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar
dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya
para anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC.
9.        Scum Punk
Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk
diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-
benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota
dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka
sendiri.
10.    The Skate Punk
Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik.
Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini
biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.
11.    Ska Punk
Ska Punk merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan
musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang
biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik
dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.
12.    Positive Punk 
         Biasa juga disebut dengan Now-Extinct Positive Punk Subculture. Komunitas ini menamakan
anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan
kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Mereka tidak mengkonsumsi zat-zat
yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.
13.    Punk Fashion
Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit
masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini
juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para
Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu
andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan
dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap
pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk
gaya rambut ini banyak orangorang biasa yang mengikutinya karena memang sangat menarik,
namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike
menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers
juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan.

2.3 Faktor – faktor dari dalam Diri yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas
Punk

Punk sebenarnya bukanlah sekedar fashion, Komunitas Punk merupakan bagian dari
kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya sekedar sekelompok anak muda dengan
busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan musik yang keras, tetapi yang mendasar adalah
mereka mempunyai ideologi politik dan sosial. Kehadiran mereka adalah perlawanan terhadap
kondisi politik, sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat. Komunitas ini juga menghasilkan
karya yang cukup banyak. Namun mereka tidak terlalu meng-ekspos karya mereka. Hidup
mereka selalu identik dengan gaya hidup dan musik yang berbekal etika DIY (Do It Yourself :
kita dapat melakukannya sendiri).
Punk hanya aliran. Tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya akan kembali lagi ke masing-
masing individu. Motto dari komunitas Punk itu tersebut, Equality (persamaan hak) itulah yang
membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. Punk sendiri lahir karena adanya
persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam
diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup Punk.
Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya tertarik
mengikuti komunitas Punk :
1.        Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.
2.        Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui keberadaannya.
3.        Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.
4.        Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya hidup,
komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri (O’Hara, 1999, h. 41).
5.        Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan pemberontakan.
6.        Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion dan musik.
7.        Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun perasaan inferior mereka
dalam bentuk penampilan yang superior dan unik di mata masyarakat.
8.        Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa atribut bergaya punk
dan pemikiran-pemikiran ideologi anti-kemapanan.
9.        Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan terhadap sistem yang telah
diterapkan baik oleh orangtua maupun masyarakat.

2.4 Pengaruh Positif dan Negatif Adanya Komunitas Punk


Komunitas Punk di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah masyarakat.
Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang ingin mencari kebebasan.
Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tata cara hidup yang dicuri dari kelompok-
kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas
berdasarkan simbol-simbol.
Pengaruh positif dan negatif dari komunitas ini, kembali lagi ke cara pandang masyarakat
itu sendiri. Memang, sebagian komunitas Punk memberikan dampak negatif bagi seseorang,
terutama remaja yang jiwanya masih labil dan belum mengerti makna Punk itu sendiri.
Sebenarnya anak Punk adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani
bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya. Karena aliran dan gaya
hidup yang dijalani para Punkers memang sangat aneh, maka pandangan miring dari masyarakat
selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian
sosial.
Pengaruh positif adanya komunitas Punk tersebut, antara lain :
1.        Adanya tempat untuk mengekspresikan diri, adanya kecocokan terhadap lingkungan pergaulan.
2.        Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi (protes dan kritik terhadap pengekangan, baik dari
pihak masyarakat maupun pemerintah) dan jiwa seni yang mereka miliki, bahkan mereka
3.     Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di hati remaja
Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band papan atas.
4.    Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang fashion, mereka membuat T-
shirt, kaos, aksesoris dengan jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang lebih variatif.
Wadah untuk pakaian dan aksesoris yang diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa
disebut distro, di industri ini pun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk
terkenal yang sudah akrab dengan remaja Indonesia.
5.   Dengan adanya komunitas ini (terutama bagi Punkers yang memiliki keterampilan), mungkin saja
dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan ekonomi
khususnya bagi komunitas Punk ini.
6.     Komunitas Punk bukan hanya berasal dari kalangan bawah, tapi ada yang berasal dari kalangan
pejabat. Sehingga dapat mempererat jalinan silaturahmi dan memperbanyak saudara.
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah :
1.        Gaya dandanan yang tidak sesuai dengan etika dan budaya Indonesia sehingga mendapat
pandangan sebelah mata dan negatif dari masyarakat.
2.    Sering terjerumus pada hal – hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, misalnya :
Narkoba, freesex, mabuk – mabukan. Dan akhirnya malah mengantarkan diri dibalik jeruji besi.
3.   Dapat memicu tindakan anarkis karena selalu mengahadapi hidup dengan mengekspresikan
kekesalan (kemarahan) karena pengekangan ataupun hanya untuk mengekspresikan kehebatan
(kesombongan) diri.
4.    Mengganggu ketentraman malam karena kebanyakan dari komunitas ini beraktifitas diwaktu
malam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.

2.5 Pemecahan Atau Penyelesaian Yang Bijak Didalam Menyelesaikan Masalah Adanya           
Komunitas Punk
Persebaran komunitas Punk yang sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah satunya di
Jakarta, dengan gaya hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas serta perilaku
mereka, menjadi salah satu masalah patologi sosial  yang perlu diselesaikan. Karena jika kita
abaikan begitu saja, komunitas Punk yang cenderung berperilaku negatif itu akan meluas
menjadi suatu kenakalan remaja dan menyebabkan suatu penyimpangan sosial.
Sebenarnya tidak semua anak punk itu berperilaku negatif, ada beberapa anak punk yang
bergabung dalam suatu komunitas karena menyukai gaya punk yang identik dengan model
rambut Mohawk, body piercing, tato, gelang spike, dan aksesoris nyentrik lainnya. Gaya hidup
negative yang kerap terjadi di dalam komunitas anak punk biasanya disebabkan karena
mendapatkan terpengaruh teman sesama anak punk lainnya yang melakukan hal-hal
menyimpang seperti memalak, meminum minuman keras, melakukan kekerasan atau
penganiayaan, “ngelem”, narkoba, free sex, dan sebagainya.
Masalah gaya hidup negatif pada anak punk tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa
cara seperti menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan yang berperilaku
menyimpang. Disini peran keluarga sangat dibutuhkan untuk bisa menyadarkan anak agar tidak
kembali lagi menjadi anak punk dengan perilaku negatif. Selain itu memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada para anak punk juga dapat menjadi salah satu alternative pemecahan
masalah. Karena dengan pemberian bimbingan dan penyuluhan, oleh para psikolog khususnya,
dapat merubah pola pikir (belief) anak punk tersebut untuk menghentikan perilaku negative yang
dilakukannya sebelumnya.
Didirikannya panti sosial atau panti rehabilitasi juga menjadi alternatif pemecahan lainnya
karena dalam panti rehabilitasi, anak punk yang bermasalah akan diberikan suatu shock therapy
agar anak tersebut menjadi jera dan menyesal telah melakukan hal-hal negatif dan menyimpang
sehingga nantinya dia tidak akan lagi menjadi anak punk dengan gaya hidup yang merugikan
dirinya sendiri maupun orang lain.
BAB III

PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Sejarah Punk yang merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya,
kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat
punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena
mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang
lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial
dan politik.

2. Gaya hidup punk mempunyai keanekaragaman komunitas yaitu : Anarcho Punk, Glam Punk,
Crust Punk, Hard Core Punk, Nazi Punk , The Oi, Queer Core ,Riot Grrrl, Scum Punk, The Skate
Punk, Ska Punk dan Punk Fashion.

3. Fenomena anak punk jumlahnya memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan,
setiap mata terpancing untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk ala suku Indian dengan
warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana,
sepatu boot Dr. Marteen, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta ‘spikes’ (gelang
berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan
tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana
jeans super ketat hingga mata kaki yang dipadukan dengan baju lusuh, makin menguatkan kesan
anti kemapanan dan antisosial pada mereka. Masyarakat mengenal mereka sebagai anak punk.

3.2               Saran

Adapun saran penulis sebagai berikut yaitu:

1.      Agar para orang tua dapat menciptakan suasana harmonis dirumah agar anak merasa lebih
nyaman dirumah ketimbang di jalanan.
2.  Agar para anak punk lebih memfokuskan kegiatannya pada hal yang positif sehingga masyarakat
tidak lagi menggangap mereka hanya sebagai sampah masyarakat
3. Agar para anak punk lebih meningkatkan kreativitas nya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehingga tidak lagi melakukan tindakan kriminalitas
4.   Agar pemerintah bisa memberikan dukungan guna menunjang aktifitas mereka dalam berkarya

http://andesmario91.blogspot.com/2012/10/makalah-2-perilaku-sosial-anak-punk.html
Makalah Perilaku Sosial Kelompok Punk

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat- Nya yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada saya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Berikut ini akan saya persembahkan sebuah makalah yang berjudul “ Perilaku Sosial Kelompok
Punk “

Saya menyadari sekali bahwa makalah ini jauh dari ketidaksempurnaan baik dari segi bentuk
penyusunannya ataupun secara keseluruhannya. Apabila terdapat salah penulisan dalam makalah ini
saya mohon maaf yang sebesarnya karena saya juga masih dalam tahap belajar.

Dengan demikian, saya ingin mengucapkan terimakasih untuk para pembaca yang telah
,membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Sasaran 2

BAB II PERMASALAHAN

A. Sejarah Anak-anak Punk 4

B. Gaya Hidup dan Ideologi 5

C. Punk dan Anarkisme 6

D. Punk di Indonesia 7

E. Punk Rock 8

F. Faktor pendorong anak lebih memilih untuk hidup dijalan.........................................................................


14

G. Fenomena Punkers di Jakarta 14

H. Kajian Antropologis terhadap fenomena Musik Punk dan Gaya


hidupnya............................................................. 15

I. Pengaruh positif bagi komunitas Punk............................ 17

J. Pengaruh negatif bagi komunitas Punk 17


K. Penyelesaian masalah yang bijak untuk para anak Punk............................................................................
17

L. Penjelasan Materi Makalah dengan menggunakan Analisis


Swot........................................................................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 20

B. Rekomendasi ...................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sekelompok anak-anak atau ada juga orang dewasa yang sering kita lihat berpenampilan dengan
menggunakan pakaian yang sedikit terlihat aneh tapi unik. Mereka sering berdiri di pinggir jalan, di
lampu merah, membawa gitar sambil bernyanyi-nyanyi sesuai dengan apa yang mereka mau. Para anak
Punk mempunyai ciri khas tersendiri pakaiannya yang sedikit terlihat berantakan, rambut yang tak
terurus, banyak tindikan di wajahnya, gambar tatto di bagian tubuhnya, dan lain sebagainya.

Beberapa orang banyak yang agak takut dengan anak punk karena penampilan mereka yang
sedikit menyeramkan.Kelompok anak punk beraliran bebas para anak punk bebas mengeluarkan
ekspresi mereka tanpa harus mengganggu ketenangan orang lain.

Di kota-kota besar Indonesia, sering terlihat sekelompok generasi penerus bangsa (generasi
muda) yang memiliki gaya hidup menyimpang dari norma-norma sosial dalam masyarakat
setempat.Sekelompok anak tersebut disebut anak punk.Gaya hidup anarkis, keras,membuat mereka
merasa mendapat kebebasan, bisa jadi karena mereka selalu mempunyai perasan yang tidak puas akan
apa yang sudah ada dikehidupan mereka.

Di persimpangan jalan dekat lampu merah daerah pangkalan jati, saya sering sekali melihat
sekelompok anak punk yang sedang berdiri,mengamen di angkot-angkot,mereka bergaya sesuai dengan
keinginan mereka masing-masing, karena kehidupan komunitas punk menurut pendapat saya ialah
kehidupan yang bebas,tanpa larangan, dan tanpa paksaan dari siapa pun.

Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan membahas secara keseluruhan tentang perilaku
sosial anak punk, yang memang telah menjadi masalah untuk para generasi muda pada zaman modern
ini.

B.     Tujuan :
Karya tulis ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi kaum generasi muda tentang
kehidupan anak ‘’punk’’ agar mereka kaum muda tidak terjerumus ke dalam hal yang salah.

Makalah ini juga bertujuan,untuk memberikan informasi untuk orang-orang yang awam yang
kurang mengetahui tentang kehidupan anak punk bahwa tidak semua anak punk itu menyeramkan atau
menakutkan.

Sehingga tidak adanya perbedaan antara remaja-remaja biasa dengan kelompok anak-anak
punk.Agar para komunitas punk bisa bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lain yang bukan dari
aliran punk.

C.    Sasaran :

Remaja atau Generasi Muda

Para remaja zaman sekarang biasanya mereka selalu berlari ke jalan yang negatif ketika mereka sedang
mendapat konflik yang berat di kehidupannya.

Maka dari itu untuk para remaja harus memahami bahwa jika kita sedang mendapat persoalan seberat
apapun itu tidak boleh melakukan hal-hal yang negatif untuk menyelesaikan atau hanya sekedar
menenangkan pikiran.Karena itu bukan cara yang penyelesaian yang baik.Jangan sampai generasi muda
bangsa kita terjerumus jau ke jalan yang negatif.Generasi muda ialah harapan bangsa,sebagai generasi
penerus untuk memajukan bangsa.

Orang tua

Para komunitas punk yang sering melakukan tindakan asusila biasanya karena mereka yang sering
menghadapi konflik di keluarganya. Seperti , kurang perhatian dari kedua orang tuanya, sikap orang tua
yang selalu menyelesaikan masalah dengan tindakan kekerasan menyebabkan pola pikir anak menjadi
tidak baik. Sehingga anak melampiaskannya kepada orang lain dan selalu menyelesaikan masalah
dengan emosi atau tindakan yang kasar.Sikap orang tua yang terlalu protektif juga bisa menjadi
penyebab anak ingin mencari kehidupan bebas di dunia luar.

Pemerintah
Pemerintah seharusnya memberikan wadah atau tempat seperti panti-panti sossial untuk menampung
khusus komunitas punk supaya mereka bisa mengeluarkan bakat mereka masing-masing.Menunjukan
keterampilan mereka agar bisa berguna juga untuk orang banyak.

Pihak Kepolisian

Kepolisian harus selalu mengawasi di setiap persimpangan jalan yang rawan terjadi hal-hal yang tidak
diiginkan atau disekitar daerah kumpulan komunitas punk.Jangan sampai harus terjadi tindakan kriminal
dahulu baru polisi muncul dan bertugas menyelesaikan kasus tersebut.

ERMASALAHAN

A.    Sejarah Anak-anak Punk

Punk

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu
dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika,
golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun,
Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa
berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Gerakan anak muda yang diawali oleh
anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi
dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat
pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya
sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang
cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi
wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula
yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan
berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti
potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-
warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh,
anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga
banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai
punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can
do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang
bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah
agama.

B.     Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya
akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan
mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan
terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni). Dengan definisi diatas, punk dapat
dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk
mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas
antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan,
menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau
mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga
meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya
pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri
musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley.
Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.
Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-
lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan,
pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa
terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan
untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil
dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi
berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai
mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita.
Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-
masing.

C.    Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam pada
tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk
gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The
Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum
punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar
pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk
gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang
sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap
otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk
menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal
menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail
Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya
masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk
kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga
membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis
berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam
dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian
hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman,
karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan
mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi
anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang
mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

D.    Punk di Indonesia

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
Surabaya, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat
label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran.
Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan
mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo.
Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk,
distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas,
Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

E.       Punk rock

Punk Rock adalah salah satu cabang genre dari musik Rock, musik punk rock ini muncul pada era
1970'an dengan munculnya band seperti The Clash, Sex Pistols.

Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik garage rock dari tahun 1960-an.
Biasanya mereka terdiri dari satu drum kit, satu atau dua electric guitar, satu electric bass, dan vocals.
Drums biasanya hanya memiliki satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu
atau dua crash cymbal dan satu ride cymbal.

Pada awal tahun 1990, musik punk rock dikenalkan kembali oleh Nirvana, walau pada akhirnya,
mayoritas media menyebut Nirvana dengan istilah grunge atau rock alternatif. Kesuksesan album
Nevermind dari Nirvana, diakui sebagai "pembuka jalan" kepada musik punk rock untuk dikenal oleh
dunia luas, sampai saat ini.[1]

Pada tahun 2007, perusahaan sepatu punk rock dari Inggris, Doc Martens, membuat iklan promosi yang
menggunakan foto-foto ikon yang telah berjasa mengenalkan musik punk rock, yaitu Joey Ramone
(Ramones), Sid Vicious (Sex Pistols), Joe Strummer (The Clash), dan Kurt Cobain (Nirvana).[2]

Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk pertama kali. Tapi ada sebuah
catatan penting ketika sebuah grup band dari Inggris yang dalam tiap pertunjukannya selalu dihadiri
anak-anak muda dengan dandanan berbeda dari yang lain. Nama band itu adalah Sex Pistols dan hit
mereka yang terkenal adalah “Anarchy in U.K.” Wabah ini secara cepat menyebar ke Eropa. Punk
muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat yang kondisi perekonomiannya lemah dan pengangguran di
pinggiran kota-kota Inggris, terutama kelompok anak muda, terhadap kondisi keterpurukan ekonomi
sekitar tahun 1976-1977. Kelompok remaja dan kaum muda ini merasa bahwa sistem monarkilah yang
menindas mereka. Dari sini muncul sikap resistensi terhadap sistem monarki. Kemarahan-kemarahan ini
diwujudkan dalam bentuk musik yang berisi lirik-lirik perlawanan dan protes sosial politik serta cara
berpakaian yang tidak lazim. Konser-konser musik digelar sebagai media untuk mengampanyekan ide-
ide mereka. Dari Rock n’ roll ke Punk Punk sebetulnya memiliki dasar sikap yang sama dengan musik
rock n’ roll, aliran musik yang lahir pada tahun 1955. Dulu, rock n’ roll itu menjadi musik milik generasi
muda yang ingin memberontak terhadap kemapanan, sehingga dijauhi dan tidak disukai para orang tua.
Tapi saat rock mulai kehilangan gereget dan dianggap monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk
menciptakan jenis musik baru yang ekstrem sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan
itulah aliran punk lahir.

Tidak seperti aliran musik lainnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat ketimbang
aspek teknis bermain musik. Para pencinta punkberprinsip bahwa tidak perlu jago bermain musik, yang
penting penampilan oke dan yang namanya unek-unek harus bisa dikeluarkan. Dan memang, buktinya,
almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak
memandangnya dengan remeh dia. Malah justru Sid banyak digandrungi para pencinta punk.

Pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Dan yang menjadi “biang
keladinya” adalah The Beatles. Melihat trend baru itu, remaja Amerika pun sadar bahwa sebuah grup
sanggup mengerjakan semuanya sendiri. Maka di berbagai pelosok Amerika, anak-anak sekolah pun
mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka sendiri. Karena mereka baru belajar,
musiknya pun tidak yang susah-susah. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple
tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Whom atau Yardbirs, yang musiknya lebih menitikberatkan
padariff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.

Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik mereka sangat bersemangat dan
relatif "kencang" sehingga menggugah semangat para pendengarnya. Sesuai dengan tempat
kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock. Grup-grup yang lahir
contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dan lain-lain. Dan dari sini lahirlah
sound yang selanjutnya berkembang jadi punk rock. Dari Iggy hingga Ramones Punk selanjutnya
berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu
didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak
memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk
lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan
rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah,
kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan
untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri
pemberontakannya makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul.
Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy
and The Stooges.

Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa
90-an. Dan seiring dengan lahirnya generasi barupunk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah
satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, dan punk pada khususnya.

Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang avant
garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The
Ramones. Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar
dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini memancang mitos bahwa mereka satu
keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976,

Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka
meninggalkan bekas yang dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan
oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris, yaitu Sex Pistols, The
Damned, dan The Clash. Dari Sex Pistols hingga Green Day Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek
baru dalam perkembanganpunk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung
lidah kaum muda Inggris yang frustrasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala
ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai dengan latar
belakang kehidupan masing-masing.
Pada tahun 1980-an, di saat era punk di Inggris datang dan pergi, di berbagai penjuru dunia mulai
muncul berbagai macam band beraliran punk dan belakangan menjadi legenda setempat. Di Irlandia,
misalnya, ada grup The Understones. Di Australia ada The Saints. Dan di Selandia Baru ada The Clean.

Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New York, melainkan dari California.
Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain
dengan kedua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi
merekapunk bukan sekadar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup
bahkan prinsip.

Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-
belain menyewa gereja sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan
pencinta punksetempat. Grup-grup yang lahir di sana The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal
Tendencies, dan lain-lain. Mereka lebih berhaluan keras. Penampilannya lebih brutal dan liriknya lebih
radikal.

Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sana muncul nama-nama macam The
Avengers, The Dils, dan yang paling dominan The Dead Kennedys. Grup yang terakhir disebut tadi
melancarkan protes keras terhadap berbagai hal, mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme.
Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.

New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memperkaya khazanah musiknya dengan unsur
lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.

Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu, awal dasawarsa
ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup bandbernama Bad Religion. Bad Religion memiliki
personelnya yang rata-rata sangat intelek. Saking inteleknya, lagu mereka sering memakai kata-kata
yang membuat orang Amerika harus membuka kamus. Bad Religion merupakan band yang memelopori
berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut saja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan
belakangan tentu saja Rancid, Offspring, serta Green Day. Punk dan Gaya Hidup Punk dapat
dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip
dengan para pendahulu gerakan seniavant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan batas antara
idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para
performer berkualitas rendah, dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan
gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya
penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi
wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula
yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan
berbagai tindak kriminal. Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang
mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan
diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatuboots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat
dan baju yang lusuh, antikemapanan, antisosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk
berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak
untuk disebut sebagai punker, punk juga sebuah keyakinan anak-anak muda yang mempunyai landasan
pemikiran DIY (Do it Yourself). Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-
lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan
bahkan masalah agama. Punk dan Anarkisme Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat
dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-
bandpunk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan
BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi
pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi
anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex
Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan
kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian
hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman,
karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan
mereka.

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi
anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang
mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk. Dari tahun ke
tahun, musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang tidak berubah adalah semangat
pemberontakannya.

F.     Faktor Pendorong Anak lebih memilih untuk hidup di jalan :

Banyaknya anak jalanan yang menempati fasilitas-fasilitas umum di kota-kota, bukan melulu disebabkan
oleh faktor penarik dari kota itu sendiri. Sebaliknya ada pula faktor-faktor pendorong yang
menyebabkan anak-anak memilih hidup di jalan. Kehidupan rumah tangga asal anak-anak tersebut
merupakan salah satu faktor pendorong penting. Banyak anak jalanan berasal dari keluarga yang
diwarnai dengan ketidakharmonisan, baik itu perceraian, percekcokan, hadirnya ayah atau ibu tiri,
absennya orang tua baik karena meninggal dunia maupun tidak bisa menjalankan fungsinya. Hal ini
kadang semakin diperparah oleh hadirnya kekerasan fisik atau emosional terhadap anak. Keadaan
rumah tangga yang demikian sangat potensial untuk mendorong anak lari meninggalkan rumah. Faktor
lain yang semakin menjadi alasan anak untuk lari adalah faktor ekonomi rumah tangga. Dengan adanya
krisis ekonomi yang melanda Indonesia, semakin banyak keluarga miskin yang semakin terpinggir.
Situasi itu memaksa setiap anggota keluarga untuk paling tidak bisa menghidupi diri sendiri. Dalam
keadaan seperti ini, sangatlah mudah bagi anak untuk terjerumus ke jalan.

G.    Fenomena Punkers di Jakarta


Keberadaan anak Punk di Jakarta dapat dikatakan seperti sebuah fenomena yang sangat meresahkan
masyarakat. Punkers ( sebutan untuk anak punk ) sering kali masuk ke angkutan umum dengan keadaan
mabuk berat atau bahkan sakau untuk meminta uang penumpang angkutan umum. Sebelum Punkers
mengamen, bernyanyi dengan tidak jelas, mereka selalu mengeluarkan kata-kata yang menjurus ke
ancaman atau menakut-nakuti. Tidak jarang mereka melakukan tindakan yang menakukkan, seperti
menyayat-nyayat silet ke tangan atau Memakan silet.

Penampilan sangar dengan baju yang compang camping dan bau badan yang sangat tidak enak
menjadikan Punkers sebagai sosok yang dihindari dan ditakuti. Walaupun keberadaan Punkers ini
meresahkan bagi masyarakat, namun belum terlihat penanganan serius dari pemerintah atau kepolisian
untuk berusaha mengurangi jumlah Punkers ini. Hal ini terbukti dari masih banyak berkeliaran anak Punk
di area sekitar ciputat, kebayoran, ciledug, atau wilayah Jakarta lainnya.
Dari beberapa sumber menyebutkan aliran Punk merupakan sebuah gaya hidup anak muda yang bebas
dan dapat berbuat sesukanya terutama dalam mengeluarkan kreativitas. Namun, fenomena yang terjadi
di Jakarta berbeda. Punkers tidak lebih dari sosok yang menakutkan dan mengancam masyarakat.
Memang benar Punkers memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, tetapi seluruh
masyarakat juga mempunyai hak untuk merasa aman, tanpa harus merasa terintimidasi atas ancaman-
ancaman anak Punk tersebut.
Semestinya pemerintah bertindak lebih tegas dan cepat dalam mengatasi fenomena ini. Terlalu miris
rasanya apabila penumpang kendaraan umum seperti bus, kopaja atau angkot yang sudah tidak nyaman
dengan keadaan kendaraan umum masih ditambah dengan kehadiran Punkers yang meresahkan.

H.    Kajian Antropologis Terhadap Fenomena musik Punk Dan Gaya Hidupnya.

Antropologi sendiri melihat fenomena punk sebagai dua variabel yang terpisah. Pertama punk sebagai
musik, dan kedua punk sebagai gaya hidup/ideologi. Dalam hal ini, saya berusaha mengkaji pola
kehidupannya di luar musikalitas mereka. Mengapa mereka identik dengan anarki, atau gaya hidup rebel
sebagai ideoligi mereka.

Rebel, mungkin hal itulah yang terbntang dalam benak kita ketika melihat seorang anak punk yang lewat
di depan kita. Mengapa pemberian cap “pemberontak” ini tertera pada pundak mereka. Hal ini karena
mereka sendiri yang mendeskripsikan diri mereka sebagai kaum marjinal dan pemberontak. Mereka
memang bangga akan identitas yang mereka sandang. Ini bukan permaslahan salah atau benar, namun
ini masalah ideologi kata mereka.

Saya pun tak akan menaggapi persoalan moral mereka disni. Mungkin ada lebih tepatnya
menggambarkan bagaimana pola interaksi mereka dalam kehidupan sosial. Pola interaksi yang selama
ini mereka jalani, dengan menjauhkan diri dari kehidupan kota yang gemerlap. Mereka memilih struktur
terbawah dari masyarakat oleh karena mereka memiliki suatu budaya tersendiri yakni budaya punk.

Budaya ini terbentuk oleh warisan yang telah cukup mengakar. Sehingga kalau kita lihat pada zaman
sekarang, identitas punk merupakan identitas yang diberikan oleh para pendahulunya yang memiliki
prinsip kemandirian. Dan hal ini tetap tertanam hingga kini, yang pada akhirnya membentuk sebuah
identitas marjinal pada diri mereka. Punk merupakan bagian dari sebuah struktur masyarakat yang
memiliki budaya tersendiri.

Punk yang sering menyuarakan ketidakadilan sosial tak pernah memikirkan bahwa itu akan membawa
dampak ketenaran bagi mereka. Suara keras nan tajam mereka keluarkan semata-mata untuk
menyadarkan mereka yang berdiri di singasana pemerintahan untuk lebih peduli terhadap rakyatnya.
Sekali lagi ini terkait dengan ideologi mereka yang menjunjung kebersamaan (sosialisme) dalam
kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan beragama. Tak pelak pendapat mereka dianggap
berlawanan dengan etika karena digunakan dalam bahasa yang bagi masyarakat dinilai kurang sopan.
Namun itulah punk, keadlan sosial yang mereka perjuangkan tidak melalui cara formal, melainkan lirik
lagu yang keras, cadas, dan penuh emosi positif di dalamnya.
I.       Pengaruh Positif bagi komunitas anak ‘’Punk’’ :

1)      Adanya tempat untuk mengekspresikan diri.

2)      Mereka merasa cocok dengan lingkungan pergaulan yang mereka pilih.

3)      Komunitas punk (khususnya bagi yang terampil) bisa membantu pemerintah untuk mengurangi
pengangguran.

4)      Mempererat jalinan silaturahmi dan tali persaudaraan.

J.      Pengaruh Negatif bagi komunitas anak ‘’Punk’’ :

1)      Penampilan dan gaya komunitas Punk yang tidak sesuaui dengan etika budaya Indonesia, menyebabkan
mereka dipandnag sebelah mata oleh masyarakat.

2) Mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif seperti :

narkoba,seks bebas, mabuk-mabukan, dan menjadi anak yang liar.

3)      Membuat jiwa seseorang menjadi kasar, melakukan tindakan anarkis karena selalu menghadapi hidup
dengan mengekspresikan kemarahan karena pengekangan dari orang lain.

4)      Mengganggu ketentraman malam.

K.    Penyelesaian Masalah yang Bijak untuk Para Anak Punk :

1)      Menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan yang berprilaku menyimpang.

2)      Keluarga harus bisa lebih dekat dengan anak, menyadarkan anak agar tidak kembali lagi menjadi anak
punk dengan perilaku yang negatif.

3)      Memberikan bimbingan serta penyuluhan kepada komunitas punk.

4)      Mendirikan panti sosial atau panti rehabilitasi untuk anak punk.Bagi anak punk yang bermasalah akan
diberikan shock therapy agar anak tersebut menjadi jera dan menyesal akan perbuatannya yang telah
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
L.     Penjelasan Materi Makalah dengan menggunakan Analisis Swot : 

Analisis permasalahan perilaku sosial kelompok ‘’PUNK’’ dengan memperhatikan dan


mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek 

            1. Kekuatan (Strength)


a.       Komunitas anak punk dianggap sebagai ajang bergengsi dan ingin dianggap menjadi seorang jagoan.

b.      Rasa seni yang kental terdapat di jiwa mereka,dan mereka juga ingin mengekspresikannya.

c.       Ingin melakukan perubahan dan pemberontakan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan oleh mereka.

d.      Rasa tidak puas terhadap pemerintahan,atau ingin protes terhadap kebebasan yang terkekang. 

 2. Kelemahan ( Weakness )

a.       Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua memberikan dampak buruk dalam kehidupan
mereka.

b.      Teman sebaya, yang mempengaruhi kita untuk masuk ke dalam komuitas punk.

c.       Stres dan frustasi dalam menghadapi masalah pribadi dengan orang tua,masalah pribadi dengan
kekasih, bisa menjadi pemicu remaja masuk dalam komunitas punk.

d.      Terlalu dikekang dalam keluarganya, menyebabkan anak menjadi ingin mencari kebebasan di kehidupan
luar.

3. Peluang (Opportunity)

a.       Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja.

b.      Masyarakat yang tidak bisa menerima kelompok anak punk, mengucilkan mereka sehingga
menyebabkan mereka menjadi lebih anarkis.

c.       Orang tua yang tidak terlalu perduli dengan anaknya. Tidak mau tahu tentang kehidupan anaknya,apa
yang diinginkan oleh anaknya bisa menjadi peluang anak remaja untuk ikut dalam komunitas punk.

d.      Teman, jika kita salah dalam memilih pergaulan kita akan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak
baik.

4                4. Tantangan / Hambatan ( Threats )

a.       Tidak diakui oleh keluarga kandungnya sendiri atau di usir oleh keluarganya.
b.      Dikucilkan oleh masyarakat setempaat dan mereka akan dipandang sebelah mata karena penampilan
mereka yang sedikit aneh.

c.       Orang tua bisa menjadi stres atau bahkan sakit melihat anaknya menjadi anak yang lebih memilih hidup
bebas di jalanan. Bisa juga masuk ke dalam penjara bagi komunitas anak punk yang melakukan tindakan
kriminal yang membahayakan orang lain.

d.      Akan dianggap sebagai sampah masyarakat.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.  Punkdi definisikan oleh O’Harra pada tahun 1999 dalam tiga bentuk. Pertama, punk sebagai
trend remaja dalam fashion dan musik.Kedua punk sebagai keberanian memberontak dan
melakukan perubahan.Terakhir punk sebagai bentuk perlawanan yang hebat karena
menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri.
2. Macam-macam komunitas punk adalah : Anarche Punk, Crust Punk, Glam Punk, Hard Core
Punk,Nazi Punk,Ska Punk,Punk Fashion,The Oi,Quees Core,Riot Grrrl,Scum Punk,The Skate
Punk,Positive Punk.  
3.    Motto anak Punk adalah ‘’Equality’’ yang berarti persamaan hak, itulah yang membuat para
remaja tertarik untuk bergabung dalam komunitas punk.
4.  Penyebaran budaya punk tidak lepas dari adanya peran dari media yang dapat
menyebarluaskan jenis musik ini, yang mendorong anak-anak muda untuk mengikuti gaya hidup
yang disajikan dalam musik Punk tersebut.

B.     Rekomendasi 

 1. Ingin melakukan perubahan dan pemberontakan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan oleh
mereka.Sebaiknya membiarkan anak tersebut mengeluarkan aspirasi mereka dan memberikan
kesempatan untuk mengeluarkan pendapat masing-masing.

 2.   Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua memberikan dampak buruk dalam kehidupan
mereka.Sebagai orang tua sebaiknya harus selalu memberikan perhatian yang lebih untuk anaknya,
memantau anak-anaknya.Memantau tentang sejauh mana pergaulan buah hati mereka agar tidak
terjerumus ke dalam hal yang negatif dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma-
norma yang sudah ada.

 3.      Teman, jika kita salah dalam memilih pergaulan kita akan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak
baik.Maka berhati-hatilah dalam bergaul, jangan mudah terpengaruh oleh hasutan-hasutan teman yang
bisa memberikan dampak negatif untuk kita. 

4.      Akan dianggap sebagai sampah masyarakat.Komunitas Punk hatus lebih bisa menunjukkan karya-karya
mereka yang dapat dihargai oleh masyarakat. Komunitas Punk juga harus lebih aktif dalam kegiatan
bakti sosial ataupun kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan prestasi-prestasi yang
membanggakan.

http://triwijayantiyanti.blogspot.com/2012/10/makalah-perilaku-sosial-kelompok-punk.html

PERILAKU SOSIAL KOMUNITAS PUNK"


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Adapun judul makalah ini adalah tentang Perilaku Komunitas PUNK
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas sebagai
Ujian Tengah Semester dari mata kuliah Sosiologi.
Meskipun penyusun telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini
semaksimal mungkin, tetapi seperti pada ungkapan " Tak ada gading yang tak
retak ", saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat minim dan masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 17 Mei 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

            Kita sering melihat sekelompok pemuda berdiri di lampu merah atau di sudut-
sudut kota dengan membawa gitar kecil sambil bernyanyi dan sesekali mereka
mengamen di angkot untuk mendapatkan uang. Dengan dandanan yang urakan dan
gaya rambut mohawk ala kaum Indian mereka seolah percaya diri dan nyaman dengan
gaya hidup yang mereka jalani. Mereka itu disebut anak punk, Punk pertama lahir di
negara Inggris sekitar tahun 1960an, ketika terjadi revolusi industri. Keberadaan punk
lahir ketika itu adalah sebagai bentuk tindakan penolakkan terhadap segala macam
penindasan yang banyak terjadi terutama dikalangan masyarakat kelas bawah atau
pekerja. Orang biasanya mengenal anak punk hanya dari dandanannya yang unik,
beda dari yang lain, seperti baju kumal, jaket berspike, celana ketat, sepatu boots dan
berambut mohawk ala kaum Indian. Banyak yang beranggapan bahwa anak punk yang
berpenampilan seperti itu selalu berandalan, perusuh dan selalu bikin onar. Orang yang
berpandangan seperti itu terhadap anak punk yang suka nongkrong di pinggir jalan
biasanya hanya memandang dari segi luar mereka atau dari dandanan yang
menyeramkan. Jika kita mengenal lebih dalam tentang anak punk tidaklah semua anak
punk yang selalu berpenampilan beda itu selalu bersikap berandalan.

B.   RUMUSAN MASALAH

1.     Pengertian punk dan Pengaruh Positif dan negatif bagi komunitas anak Punk?
   2.      Factor apa yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas Punk?
3.     Bagaimana Penyelesaian Masalah komunitas Anak Punk?

C. TUJUAN
1. Untuk menambah wawasan tentang pengertian dan gaya hidup anak punk
2. Untuk menambah wawasan dalam menghadapi masalah kelompok sosial dalam
masyarakat.
3. Untuk para pembaca agar tidak hanya menilai mereka hanya dari sisi negatif nya saja
tapi juga dari sisi positif nya

BAB II
PEMBAHASAN

Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang berarti
kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, punk adalah sebuah
cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang
berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955.
Subkultur Punk muncul sekitar tahun 1970 an di Inggris. Punk mulai populer setelah
munculnya grup-grup band Sex Pistol, Velvet Underground, The Ramones, dan lainnya.
Grup-grup musik ini menjadi suatu cambuk dalam memicu munculnya suatu gaya hidup
Punk di kalangan anak-anak muda saat itu. Munculnya Punk didasari atas semangat
pemberontakan terhadap segala bentuk kemapanan dalam masyarakat. Semangat ini
berasal dari komunitas anak-anak muda kulit putih kelas pekerja di London.  Mereka
adalah kelompok marginal dalam masyarakatnya, dan tentunya sering menghadapi
tekanan persoalan sosial dan ekonomi. Anak-anak muda ini telah mencapai titik jenuh
sekaligus pesimis terhadap kehidupannya. Dari keadaan itu maka mereka memulai
suatu gaya hidup baru yang berbeda dari kehidupan yang pada saat itu dianggap
mapan, (saat itu Inggris sedang dalam masa industrialisasi modern).
Gaya hidup ini menimbulkan suatu bentuk kebudayaan sendiri yang berbeda
dengan masyarakat umum. Perbedaan ini menjadikan Punk sebuah subkultur dalam
masyarakat. Dengan gaya hidup, cara berpakaian, aliran musik, ideologi dan berbagai
hal lainnya yang berbeda dari masyarakat umum semakin menguatkan eksistensi
subkultur Punk dalam Masyarakat. Gaya berpakaiannya yang sangat khas menjadi
suatu ciri tersendiri dari budaya Punk. Dengan menggunakan apa saja yang ingin
digunakan dalam berpakaian bahkan yang tidak lazim seperti penggunaan rantai, peniti,
dan barang-barang lainnya yang bagi masyarakat umum tidak lazim digunakan dalam
berpakaian.  Penggunaan make up oleh pria dan berbagai hal lain dalam
berpenampilan menjadikan budaya Punk benar-benar ingin berbeda dari masyarakat
umum yang pada saat munculnya Punk.
Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya gaya hidup punk
ke Indonesia diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia
namun perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada
awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan
gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai
memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya.  Pada
perkembangannya baik di negeri asalnya maupun di Indonesia, Komunitas Punk telah
mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap
menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu
Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian Punk menjadi trend
fashion masyarakat umum.
Dengan demikian, Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris, yang
menjadi wadah untuk mencurahkan kritik dan protes atas penguasa pada waktu itu.
Punk memiliki ideologi sosialis yang bersifat bebas. Punk lebih dikenal melalui gaya
busananya seperti potongan rambut Mohawk, jaket penuh dengan spike dan bedge,
sepatu boots, jeans ketat, badan bertato, body piercing, dan hidup di jalan-jalan. Proses
modernisasi di Indonesia menyebabkan kehadiran Punk sebagai gaya hidup baru, yang
umumnya dianut oleh sebagian kaum muda.
Punk kemudian lebih dikenal sebagai tata cara hidup sehari-hari, dengan ekspresi
diri yang menjurus pada gaya hidup bebas seperti free sex, nongkrong di jalan,
ngamen, mengkonsumsi alkohol, main musik dengan Pogo, dan gaya busana yang
nyeleneh. Orang-orang yang mengikuti gaya hidup Punk disebut anak Punk.
Persebaran gaya hidup Punk sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah satunya di
Jakarta. Anak Punk yang ingin hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur segala
aktivitas serta perilaku mereka, menjadi sebuah masalah yang perlu dikaji dalam
makalah ini.

Berikut ini adalah permasalahan mengenai perilaku sosial anak punk:


Analisis menggunakan prinsip SWOT

a.      Kekuatan ( Strength)


Beberapa poin yang dianggap nilai positif dari komunitas punk:
         Mereka ( anak punk ) menganggap bahwa semua anak punk adalah kawan dan
bersaudar tanpa ada senioritas dan junioritas. Semua sama dan sejajar / setara, punk
menganggap kebersamaan sesama anak punk satu sama lain akan membuat mereka
bersatu dan lebih kuat.
         Kebebasan bagi anak punk adalah kebebasan untuk mengatur dan mengontrol dari
dirinya sendiri. Jadi segala sesuatu muncul dari kesadaran diri sendiri untuk bertindak
dan berbuat sesuatu. Biasanya jika mereka sudah berfikir seperti itu anak punk akan
bekerja berdasarkan inisiatif dari diri sendiri dan tidak perlu diatur dan mengatur orang
lain. Pola pikir seperti itu akan menimbulkan sikap mandiri seseorang, yang dalam
komunitas punk mereka biasa memakai filosofis dan semboyan DIY (Do It Yourself )
atau biasa diartikan “jadilah dirimu sendiri”.

b.      Kelemahan ( Weakness )


Beberapa poin yang menjadi nilai negatif dari komunitas punk :
    Gaya mereka cenderung menyeramkan sehingga  terkadang membuat masyarakat
takut bila bertemu anak punk
      Pergaulan bebas mereka  rentan terhadap gaya hidup yang merusak, seperti  Free
Sex, Narkoba, Minuman keras.
        Ada sebagian anak punk yang memanfaatkan “ keseraman” mereka untuk
melakukan kriminalitas.

c.       Peluang ( opportunity )


         Kurang nya keharmonisan di rumah sehingga anak lebih nyaman berada di luar
rumah
         Kurang nya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua
    Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor
kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisas
   Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap dalam rumah
sehingga anak lebih nyaman berada di luar rumah
         Kurang nya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua
    Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor
kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisas
      Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang
terkekang.

d.      Tantangan / Hambatan ( Threats )


         Dikucilkan di masyarakat karena hanya dianggap sebagai pelaku kriminalitas
         Terjaring razia karena di anggap mengganggu ketertiban umum
   Mendapatkan perlakuan yang berbeda dari masyarakat karena hanya dianggap sebagai
sampah masyarakat

>  Pengaruh Positif bagi komunitas anak ‘’Punk’’ :


1)      Adanya tempat untuk mengekspresikan diri.
2)      Mereka merasa cocok dengan lingkungan pergaulan yang mereka pilih.
3)      Komunitas punk (khususnya bagi yang terampil) bisa membantu pemerintah untuk
mengurangi pengangguran.
4)      Mempererat jalinan silaturahmi dan tali persaudaraan.

> Pengaruh Negatif bagi komunitas anak ‘’Punk’’ :


1)      Penampilan dan gaya komunitas Punk yang tidak sesuaui dengan etika budaya
Indonesia, menyebabkan mereka dipandnag sebelah mata oleh masyarakat.
2) Mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif seperti :
narkoba,seks bebas, mabuk-mabukan, dan menjadi anak yang liar.
3)      Membuat jiwa seseorang menjadi kasar, melakukan tindakan anarkis karena selalu
menghadapi hidup dengan mengekspresikan kemarahan karena pengekangan dari
orang lain.
4)      Mengganggu ketentraman malam.

B.      Faktor – faktor dari yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas Punk
Punk sebenarnya bukanlah sekedar fashion, Komunitas Punk merupakan bagian
dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya sekedar sekelompok anak
muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan musik yang keras, tetapi yang
mendasar adalah mereka mempunyai ideologi politik dan sosial. Kehadiran mereka
adalah perlawanan terhadap kondisi politik, sosial dan budaya yang ada dalam
masyarakat. Komunitas ini juga menghasilkan karya yang cukup banyak. Namun
mereka tidak terlalu meng-ekspos karya mereka. Hidup mereka selalu identik dengan
gaya hidup dan musik yang berbekal etika DIY (Do It Yourself : kita dapat
melakukannya sendiri).
Punk hanya aliran. Tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya akan kembali lagi ke
masing-masing individu. Motto dari komunitas Punk itu tersebut, Equality (persamaan
hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. Punk sendiri
lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala
perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya
hidup mereka dengan gaya hidup Punk.
Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya
tertarik mengikuti komunitas Punk :
1.        Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.
2.        Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui keberadaannya.
3.        Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang
terkekang.
4.        Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya
hidup, komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri
5.        Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan pemberontakan.
6.        Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion dan musik.
7.        Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun perasaan
inferior mereka dalam bentuk penampilan yang superior dan unik di mata masyarakat.
8.        Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa atribut
bergaya punk dan pemikiran-pemikiran ideologi anti-kemapanan.
9.        Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan terhadap sistem
yang telah diterapkan baik oleh orangtua maupun masyarakat.

C. Penyelesaian Masalah yang Bijak untuk Para Anak Punk :


1)      Menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan yang berprilaku
menyimpang.
2)      Keluarga harus bisa lebih dekat dengan anak, menyadarkan anak agar tidak kembali
lagi menjadi anak punk dengan perilaku yang negatif.
3)      Memberikan bimbingan serta penyuluhan kepada komunitas punk.
4)      Mendirikan panti sosial atau panti rehabilitasi untuk anak punk.Bagi anak punk yang
bermasalah akan diberikan shock therapy agar anak tersebut menjadi jera dan
menyesal akan perbuatannya yang telah merugikan diri sendiri maupun orang lain.

BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Punk sebagai suatu bentuk Kebudayaan tidak dapat begitu saja dianggap
sebagai suatu penyimpangan. Namun apabila kita melihat dari sudut pandang
Kriminologi maka Kebudayaan Punk dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
penyimpangan. Bentuk penyimpangan ini dapat meliputi seluruh subkulturnya sehingga
menjadikan subkultur punk sebagai suatu penyimpangan subkultur (delinquent
Subculture). Penyimpangan ini dipelajari dan dialirkan melalui budaya dan akibat dari
suatu perbedaan kesempatan dalam meraih kesuksesan .
Penyimpangan itu sendiri terjadi akibat adanya prasangka (prejudice) dari masyarakat
umum yang menyebabkan terjadinya suatu proses labelling terhadap subkultur Punk.
Pelabelan ini juga tidak dapat disalahkan karena masyarakat umum juga mempunyai
suatu sistem nilai dan norma yang menyebabkan suatu subkultur yang berbeda dari
norma-norma itu akan dianggap menyimpang.
Penyimpangan yang terjadi lebih disebabkan adanya perbedaan nilai-nilai budaya Punk
yang berseberangan dengan budaya masyarakat umum yang lebih dominan dalam
masyarakat.
Salah satu penyebab semakin terasanya adanya penyimpangan adalah dampak dari
media massa. Dalam pemberitaan kriminal sering terjadi pengidentifikasian pelaku
kenakalan anak yang bergaya punk sebagai punk. Hal ini menumbuhkan pendangan di
masyarakat bahwa subkultur punk memiliki nilai perilaku yang termasuk nakal.
Perbedaan nilai yang ada antara subkultur punk dengan masyarakat umum yang
berbudaya arus utama seharusnya dapat lebih diterima sebagai bentuk budaya yang
dilihat secara holistik. Dengan itu maka nilai punk yang berbeda dapat dipahami oleh
masyarakat tanpa menimbulkan konflik. Dalam hal ini kita harus dapat menghargai
budaya Punk namun kita juga harus menghargai budaya yang berkembang dalam
masyarakat luas. Media juga harus dapat menghargai perbedaan tersebut tanpa
membuat pemberitaan yang dapat memunculkan prasangka dan stereotip terhadap
punk dalam masyarakat. Kita harus bisa meminimalisir konflik yang dapat terjadi antara
masyarakat umum dan masyarakat Punk. Masing-masing kebudayaan harus arif dalam
memandang kebudayaan lainnya.

B.   SARAN
Kita harus melakukan perubahan dan pemberontakan terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan oleh mereka.Sebaiknya membiarkan anak tersebut mengeluarkan aspirasi
mereka dan memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat masing-masing.
Dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua memberikan dampak buruk
dalam kehidupan mereka.Sebagai orang tua sebaiknya harus selalu memberikan
perhatian yang lebih untuk anaknya, memantau anak-anaknya.Memantau tentang
sejauh mana pergaulan buah hati mereka agar tidak terjerumus ke dalam hal yang
negatif dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma-norma yang
sudah ada. Dari sisi lain, teman, jika kita salah dalam memilih pergaulan kita akan
mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik.Maka berhati-hatilah dalam bergaul,
jangan mudah terpengaruh oleh hasutan-hasutan teman yang bisa memberikan
dampak negatif untuk kita. Apabila tidak ada perubahan dari mereka, maka mereka
akan dianggap sebagai sampah masyarakat. Komunitas Punk harus lebih bisa
menunjukkan karya-karya mereka yang dapat dihargai oleh masyarakat. Komunitas
Punk juga harus lebih aktif dalam kegiatan bakti sosial ataupun kepedulian terhadap
lingkungan yang ditunjukkan dengan prestasi-prestasi yang membanggakan.

http://ayammahasiswa.blogspot.com/2015/01/makalah-sosiologi-perilaku-sosial.html

MAKALAH PENYIMPANGAN SOSIAL


August 29, 2016 No Comments
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


       Sudah begitu banyak penyimpangan sosial di Indonesia, terlebih di masyarakat. Penyimpangan sosial
dalam era modern sudah menjadi krusial bahkan memprihatinkan banyak pihak, baik pemerintah,
akademisi, mapupun kalangan masyarakat biasa. Penyimpangan sosial terjadi akibat berbagai faktor,
salah satunya lingkungan keluarga dan pergaulan. Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang
baru muncul. Masalah ini telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-
masalah penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah tidak
ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut.
Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau
bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang
penyimpangan sosial.
     Ironisnya, ada banyak masyarakat yang merasa bangga ketika melakukan suatu perilaku
menyimpang, seperti merokok, padahal perilaku menyimpang jelas bukanlah hal yang patut untuk
dibanggakan. Keadaan seperti inilah yang akan memicu dan memperluas lingkup terjadinya
penyimpangan sosial. Selain itu, penyimpangan sosial akan selalu berpengaruh terhadap masyarakat
lain. Para pelaku penyimpangan sosial akan berinteraksi dengan masyarakat lain dan secara tidak
langsung ia akan memberikan sugesti-sugesti untuk mengikuti perilakunya. Jika masyarakat tidak
memiliki kesadaran yang kuat dan pengetahuan yang lemah akan perilaku menyimpang, maka dengan
mudah mereka akan terpengaruh dan terbawa dalam kondisi menyimpang. Sebagian masyarakat awam
mungkin menganggap perilaku menyimpang sebagai perilaku yang normal dan wajar untuk dilakukan,
hal itu disebabkan karena masyarakat terlalu sering melakukan atau sekedar mengamati perilaku-
perilaku menyimpang tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut menjadi biasa
          Dengan keadaan masyarakat seperti uraian di atas, penulis berharap makalah ini dapat sedikit
membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan tentang perilaku
menyimpang atau penyimpagan-penyimpangan sosial. Serta memberikan informasi-informasi tentang
apa yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan sosial. Sehingga, ke depannya dapat dibentuk
masyarakat yang bermoral dan menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Karena hal tersebut juga
akan mempengaruhi kualitas bangsa di mata dunia internasional.

1.2 Rumusan Masalah


      Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan di
bahas adalah :

1. Apa pengertian dari penyimpangan sosial ?


2. Apa penyebab perilaku menyimpang?
3. Sebutkan teori penyimpangan sosial?
4. Bagaimana proses pembentukan perilaku menyimpang?
5. Apa contoh penyimpangan sosial ?
6. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyimpangan sosial ?

1.3 Tujuan Penulisan


          Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah
tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
Untuk mengetahui pengertian dari penyimpangan sosial ?
Untuk mengetahui penyebab perilaku menyimpang?
Untuk mengetahui teori penyimpangan sosial?
Untuk mengetahui proses pembentukan perilaku menyimpang?
Untuk mengetahui contoh penyimpangan sosial ?
Untuk mengetahui Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyimpangan sosial ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyimpangan Sosial


      Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak
masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan
norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut dengan deviasi
(deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut divian (deviant).
Berikut merupakan beberapa pengertian penyimpangan sosial menurut para ahli:

1. James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh sejumlah besar orang
dianggap tercela dan di luar batas toleransi.
2. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi
jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat (dalam buku
Sosiologi : Suatu Pengantar, Terjemahan).
3. Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang
berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang (dalam buku materi
pokok pengantar sosiologi).

       Penyimpangan sosial terlihat dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang disebut
nonkonformitas. Jadi, pada dasarnya perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang atau sifat
sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau kelompok, baik secara sengaja ataupun
tidak sengaja.

Gambar sedang terjadi penyimpangan sosial pada kalangan pelajar di sekolah


2.2  Penyebab Penyimpangan Perilaku Sosial
           Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada.
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut.

1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok
mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga
2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai
keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang,
pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi
pengamen atau pengemis jalanan.
3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja,
mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong,
dan lain-lain.
4. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial.
Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan¬kegiatan yang sifatnya negatif seperti
berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang
menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.

2.3   Teori Penyimpangan Sosial


        Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah
beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut :
1. Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan
norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat
dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat
mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar
nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku
sesuai dengan standar.
Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk meyempurnakan tata nilai
yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini terjadi inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap
menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk
mencapai tujuan.

2. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor.
Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau
hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya masyarakat
melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap lembaga dasar masyarakat.
Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan masyarakat, akan semakin baik karena bisa
menghayati norma sosial yang dominan yang berlaku dalam masyarakat.

3. Teori Reaksi Sosial


Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku
masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan
primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan sekunder.
Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media massa sehingga khalayak
umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus ia tanggung adalah adanya stigma atau cap dari
lingkungannya yang mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya
abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara,
namun hal itu tidak cukup efektif untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat akan dirinya.

4. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya
ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut
disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku
seseorang.
Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah
sebagai berikut.
a.       Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b.      Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c.       Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d.      Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.

Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal (1938), menemukan bahwa di kampung-kampung yang
berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal dan
wajar.

Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosial


          Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku menyimpang. Upaya-
upaya pencegahan bisa dilakukan oleh semua orang yang bersangkutan, baik oleh pemerintah,
keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah
dengan memperluas sosialisasi tentang penyimpangan-penyimpangan sosial. Pihak keluarga
dapat melakukan kontrol sosial. Dan teman-teman lingkungan sekitar dapat menghimbau untuk
tidak melakukan penyimpangan sosial. Kontrol sosial dan sosialisasi yang cukup akan membantu
mencegah penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Keharmonisasian
keluarga juga sangat mempengaruhi terjadinya penimpangan sosial, sehingga perlu diciptakan
keluarga yang harmonis.

BAB II
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada. Tindakan manusia yang
menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan perilaku menyimpang.terutama
pada kalangan remaja karena tingkat emosionalnya cukup tinggi dan bulum mampu mengontrol
diri dalam mengambil pergaulan .perilaku menyimpang ini tidak memandang umur baik anak-
anak sampai orang dewasa bisa melakukan  perilaku menyimpang tersebut.

3.2    Saran
Sebaiknya kita harus lebih  memperhatikan dan mentaati segala aturan dan norma yang  berlaku
di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat menyebabkan kerusakan moral pada
masyarakat terutama pada remaja ,apalagi pada zaman ini banyak terdapat perilaku menyimpang
sehingga kita harus lebih menjaga diri dari perilaku-perilaku tersebut agar tidak merusak masa
depan kita .

2.4  Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang


      Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan
nilai-nilai subkebudayaan menyimpang.

1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna


2. Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak
yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri
atas : keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa.
3. Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang tua dengan
lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh
agen di sekolah. Contoh: Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti
penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok, berkelahi, dan lain-lain
diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan dan media massa.
4. Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu
dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh :
5. Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena
anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
6. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam
keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan.

.   Latar Belakang Anak Punk


Anak Punk merupakan gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja di
Amerika. Gerakan tersebut muncul akibat masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh
kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas
yang tinggi.
Punk berusaha menyindir para penguasa melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang
sederhana namun kadang-kadang kasar dengan beat yang cepat dan menghentak. Lirik lagu-lagu
punk menceritakan rasa frustasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum
jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur
penguasa terhadap rakyat. Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri,
sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil diacara televisi. perusahaan-
perusahaan rekaman pun enggan menerbitkan mereka.
Banyak yang menyalah artikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di inggris
pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh
mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di
jalanan dan melakukan tindak kriminal.
Punk lebih dikenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka
perlihatkan, seperti rambut mohawk ala suku Indian (rambut paku) dengan warna-warni yang
terang/menyolok, sepatu boots, rantai dan spike (gelang berduri), body piercing (tindik), jaket
kulit, celana jeans ketat, baju yang lusuh, atau t-shirt hitam, anti kemapanan, anti sosial, kaum
perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira
bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Di Indonesia, punk lebih dikenal sebagai tata cara hidup sehari-hari, dengan ekspresi diri
yang menjurus pada gaya hidup bebas seperti free sex, nongkrong dijalan, ngamen,
mengkonsumsi alkohol, main musik dengan pogo, dan gaya busana yang nyeleneh.

B.Faktor yang Menyebabkan Adanya Anak Punk


Adanya komunitas anak punk merupakan bentuk dari kenakalan remaja. Dengan
demikian, faktor penyebab adanya komunitas anak punk merupakan faktor dari kenakalan remaja
itu sendiri. Faktor kenakalan remaja tak lepas dari lingkungan mereka tinggal. berikut faktor
kenakalan remaja yang menyebabkan adanya komunitas anak punk :
1.      Lingkungan keluarga
Keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, karena sosialisasi primer terjadi
dalam keluarga. Kasih sayang kedua orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberikan
dampak pada kehidupan mereka. Orang tua yang berkerja jauh dari rumah akan kesulitan
mengawasi dan memberikan kasih sayang kepada anaknya. Jauhnya jarak yang memisahkan
mereka tersebut menjadikan hubungan mereka semakin jauh pula. Ketika mendapat masalah,
mereka akan sulit menceritakan masalah mereka kepada orangtuanya. Hal tersebut membuat
mereka menjadi individualis. Selain itu, mereka mengira orang tua mereka tidak sayang lagi
pada mereka, sehingga mereka berpikir untuk mencari perhatian orang lain disekitarnya melalui
tindakan-tindakan yang membuat orang lain memperhatikannya meskipun tindakan itu
menyimpang. Lebih parahnya, terkadang mereka melakukan tindakan yang dapat
membahayakan mereka. Tidak hanya sampai disini saja, apabila usaha mereka kurang berhasil
memancing perhatian orang lain, mereka akan melampiaskan kekesalan mereka pada tindakan
yang bisa membuat mereka tenang. Seperti mengkonsumsi narkoba, minum minuman keras, free
sex, melakukan tindak kriminal dan lain sebagainya.
2.      Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal. Guru
memiliki peran sebagai orang tua di sekolah. Seorang guru akan menjadi panutan oleh mereka.
Guru tidak hanya memberikan ilmu saja, tapi juga memberi kasih sayang kepada anak didiknya.
Apabila guru tidak bisa memberi kasih sayang kepada anak didiknya, hal tersebut sama saja
seperti yang dilakukan orang tua kepada anak di rumah. Sehingga mereka akan melakukan
tindak penyimpangan.
3.      Lingkungan Teman Sebaya
Pernahkah anda mendengar istilah "tunjukan dengan siapa kamu berteman, maka akan
kuberitahu siapa dirimu". Istilah tersebut menjelaskan bahwa teman sangat berpengaruh pada
karakter seseorang. Seperti halnya jika anda berteman dengan penjual jengkol, maka secara tidak
langsung anda akan bau jengkol. Sedangkan jika anda berteman dengan penjual parfum, maka
secara tidak langsung anda akan bau parfum. Dengan demikian, kita harus pandai memilih teman
untuk bergaul. Jika kita salah melih teman, bisa jadi kita akan tersesat (dalam arti menyimpang).
Apabila salah satu teman kita ikut dalam komunitas punk, sedikit demi sedikit kita akan
berperilaku seperti anak punk, dan pada akhirnya kita pasti akan ikut terjun menjadi anggota
anak punk juga.
4.      Lingkungan Dunia Luar
Lingkungan dunia luar merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman
sebaya, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan
mempengaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun
salah. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor
kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun glabalisasi. Seiring dengan pesatnya
perkembangan scane punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja
Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas anak punk. Tapi tidak semua remaja Indonesia
tertarik apa yang di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja Indonesia hanya mengonsumsi
sedikit yang ada di dalam punk.
Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya tertarik
mengikuti komunitas punk :
1.      Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.
2.      Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui keberadaanya.
3.      Rasa tidak puas terhadap pemerintah, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.
4.      Punk sebagai bentuk perlawanan yang "hebat" karena menciptakan musik, gaya hidup,
komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri.
5.      Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan pemberontakan.
6.      Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion anak musik.
7.      Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun perasaan inferior mereka
dalam bentuk penampilan yang superior dan unik dimata masyarakat.
8.      Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa atribut bergaya punk
dan pemikiran-pemikiran ideologi anti kemapanan.
9.      Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan terhadap sistem yang telah
diterapkan baik orang tua maupun masyarakat.
C.   Dampak Positif Adanya Anak Punk
Pengaruh positif adanya komunitas anak punk ;
1.       Adanya tempat untuk mengekspresikan diri, adanya kecocokan terhadap lingkungan pergaulan.
2.       Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi (protes dan kritik terhadap pengekangan, baik dari
pihak masyarakat maupun pemerintah) dan jiwa seni yang mereka miliki.
3.       Dibidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat dihati remaja
Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band papan atas.
4.       Selain dibidang musik, komunitas punk juga bergerak dibidang fashion, mereka membuat T-
shirt,kaos,aksesoris dengan jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang lebih variatif. Wadah
untuk pakaian dan aksesoris yang diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa disebut
distro, di industri inipun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk terkenal yang
sudah akrab dengan remaja indonesia.
5.       Dengan adanya komunitas ini (terutama bagu punkers yang memiliki ketrampilan), mungkin
saja dapat membantu pemerintah mengurangi pengganguran dan dapat meningkatkan ekonomi
khususnya bagi komunitas punk ini.
6.       Komunitas punk bukan hanya berasal dari kalangan bawah, tapi ada yang berasal dari kalangan
pejabat. Sehingga dapat mempererat jalinan silaturahmi dan memperbanyak saudara.

D.   Pengaruh Negatif Adanya Anak Punk


1.      Gaya dandanan yang tidak sesuai dengan etika dan budaya Indonesia sehingga mendapat
pandangan sebelah mata dan negatif dari masyarakat.
2.      Sering menjerumuskan pada hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Misalnya : Narkoba, freesex, mabuk-mabukan. Dan akhirnya malah mengantarkan diri dibalik
jeruji besi.
3.      Dapat memicu tindakan anarkis karena selalu menghadapi hidup dengan mengekspresikan
kekesalan (kemarahan) karena pengekangan ataupun hanya untuk mengekspresikan kehebatan
(kesombongan) diri.
4.      Mengaggu ketemtraman malam karena kebanyakan dari mereka ini beraktivitas di waktu malam
yang seharusnya di gunakan untuk beristirahat.
5.      Membuat lingkungan kumuh.
6.      Menjadi masalah sosial.
7.      Masa depan anak menjadi suram.
8.      Bertambah anak putus sekolah.

E.   Penyesaian masalah

1. Memperkuat iman dan taqwa anak sejak dini.


2. Mengumpulkan anak punk untuk di beri ketrampilan agar dapat lebih berguna bagi
masyarakat.
3. Memberi beasiswa bagi anak yang kekurangan biaya agar tidak putus sekolah.
4. Orang tua lebih memperhatikan anaknya.
5. Orang tua lebih mengawasi pergaulan anaknya.
6. Orang tua harus meluangkan waktu lebih banyak untuk memperhatikan anak. Saya
sarankan untuk tidak meninggalkan anak dirumah sendiri ataupun dititipak kepada
pembantu. Orang tua sebaiknya mencari nafkah secukupnya saja dan meluangkan banyak
waktu untuk mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak.
7. Memilih teman yang baik untuk bergaul.

http://mymiiscreamo.blogspot.com/2014/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Perilaku Sosial Kelompok Punk

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmat Nya lah maka saya bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Dan karena
bimbingan Nya lah saya bisa membuat makalah yang berjudul “Perilaku Sosial Kelompok Punk”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan
sebuah karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih semoga makalah ini, bisa menjadi makalah yang bermanfaat untuk para pembaca dan
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

2. Tujuan .................................................................................................... 3

3. Sasaran ................................................................................................... 3

BAB 2 I S I ......................................................................................................4

1. Pengertian .............................................................................................. 4

2. Permasalahan ......................................................................................... 5

3. Pembahasan ........................................................................................... 7

4. Punk dan Anarkisme .............................................................................. 11

5. Fenomena Anak Punk jalanan di Indonesia .......................... 12

BAB 3 KESIMPULAN ......................................................................................... 14

REKOMENDASI ......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Media massa adalah sebuah bentuk sistem komunikasi dalam masyarakat. Saat
ini media massa berperan penting dalam proses penyampaian informasi bagi
masyarakat. Perkembangan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat juga semakin banyak. Sistem informasi
menjadi semakin penting posisinya dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan semakin
pentingnya juga media massa.

Media massa dalam menyampaikan informasi berpengaruh sangat besar bagi


masyarakat baik secara sosial maupun budaya. Penyampaian informasi oleh media
massa dapat muncul dalam bentuk berita. Perkembangan pada bidang teknologi juga
mempengaruhi proses penyampaian informasi. Penemuan media-media baru
menyebabkan banyak dampak bagi dunia komunikasi dan kehidupan sosial masyarakat.
Pemberitaan media massa sedikit banyak mempengaruhi masyarakat yang menerima
informasi tersebut.

Pemberitaan mengenai kenakalan yang dilakukan oleh anak pengikut subkultur


punk sering mengidentifikasikan mereka sebagai “anak punk”, “Punkers” atau “remaja
punk”. Sebutan “anak punk” menunjukkan pengkaitan identitas subkultur anak dengan
perilakunya. Pemberitaan semacam ini dapat menyebabkan terbangunnya pandangan
masyarakat tentang perilaku subkultur. Hal ini pada akhirnya dapat berlanjut ke bentuk-
bentuk prasangka terhadap mereka yang termasuk dalam suatu subkultur tertentu.

Subkultur Punk muncul sekitar tahun 1970 an di Inggris. Punk mulai populer
setelah munculnya grup-grup band Sex Pistol, Velvet Underground, The Ramones, dan
lainnya. Grup-grup musik ini menjadi suatu cambuk dalam memicu munculnya suatu
gaya hidup Punk di kalangan anak-anak muda saat itu. Munculnya Punk didasari atas
semangat pemberontakan terhadap segala bentuk kemapaman dalam masyarakat.
Semangat ini berasal dari komunitas anak-anak muda kulit putih kelas pekerja di
London.  Mereka adalah kelompok marginal dalam masyarakatnya, dan tentunya sering
menghadapi tekanan persoalan sosial dan ekonomi. Anak-anak muda ini telah mencapai
titik jenuh sekaligus pesimis terhadap kehidupannya. Dari keadaan itu maka mereka
memulai suatu gaya hidup baru yang berbeda dari kehidupan yang pada saat itu
dianggap mapan, (saat itu Inggris sedang dalam masa industrialisasi modern).

Gaya hidup ini menimbulkan suatu bentuk kebudayaan sendiri yang berbeda
dengan masyarakat umum. Perbedaan ini menjadikan Punk sebuah subkultur dalam
masyarakat. Dengan gaya hidup, cara berpakaian, aliran musik, ideologi dan berbagai hal
lainnya yang berbeda dari masyarakat umum semakin menguatkan eksistensi subkultur
Punk dalam Masyarakat. Gaya berpakaiannya yang sangat khas menjadi suatu ciri
tersendiri dari budaya Punk. Dengan menggunakan apa saja yang ingin digunakan dalam
berpakaian bahkan yang tidak lazim seperti penggunaan rantai, peniti, dan barang-
barang lainnya yang bagi masyarakat umum tidak lazim digunakan dalam berpakaian. 
Pennggunaan make up oleh pria dan berbagai hal lain dalam berpenampilan menjadikan
budaya Punk benar-benar ingin berbeda dari masyarakat umum yang pada saat
munculnya punk, adalah masyarakat yang memuja kemapanan.

Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya gaya hidup
punk ke Indonesia diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia
namun perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada
awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan
gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai
memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya.  Pada
perkembangannya baik di negeri asalnya maupun di Indonesia, Komunitas Punk telah
mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap
menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu
Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian Punk menjadi trend
fashion masyarakat umum.

Punk sebagai bentuk subkultur seperti telah dijelaskan sebelumnya, tentu


memiliki nilai-nilai yang bersifat bertentangan karena subkultur ini muncul sebagai
bentuk counter culture dari sistem sosial budaya arus utama (mainstream). Yang
dimaksud dengan arus utama (mainstream) adalah pola sosial yang dominan dan
konvensional.  Perbedaan ini dapat menimbulkan anggapan menyimpang dari
masyarakat tentang subkultur punk.
2.      Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah supaya kita semua tidak terjerumus
oleh anak-anak punk jalanan yang mereka lakukan adalah perilaku yang menyimpang
khususnya buat para pelajar dan masyarakat muda lainnya.

3.      Sasaran

Yang harus utama membaca makalah ini adalah para pelajar sekolah maupun
mahasiswa dan masyarakat umum lainnya karena agar mereka tidak ikut menjadi
anggota atau tidak ikut menjadi komunitas anak punk jalanan.
BAB 2

ISI

1.      Pengertian

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya,


kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an,
saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu,
karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik
atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup
yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera
merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh
kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan
kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya
sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang
kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di
Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang
tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari
mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang
mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong
ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan
spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial,
kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak
yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut
sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang


berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu
masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik,
lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

2.      Permasalahan

Prasangka yang muncul di masyarakat terhadap suatu subkultur dapat berujung


pada munculnya konflik di masyarakat. Subkultur punk sebagai bentuk subkultur
pemuda (youth) banyak didalamnya yang berusia anak. Pemberitaan tentang kenakalan
anak yang dilakukan oleh anak yang tergabung dalam subkultur punk dan dengan
menyebutkan identitas mereka sebagai “anak punk” dapat menyebabkan timbulnya
prasangka pada masyarakat tentang “anak-anak punk” lainnya.

Punk didefinisikan oleh O’Hara (1999) dalam tiga bentuk.  Pertama, punk
sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Kedua, punk sebagai keberanian
memberontak dan melakukan perubahan. Terakhir, punk sebagai bentuk perlawanan
yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan
sendiri. Definisi pertama adalah definisi yang paling umum digambarkan oleh media.
Tapi justru yang paling tidak akurat karena cuma menggambarkan kesannya saja.  

Penyebaran budaya punk tidak lepas dari adanya peran dari media yang dapat
menyebarluaskan jenis musik ini yang mendorong anak-anak muda untuk mengikuti
gaya hidup yang disajikan dalam musik Punk tersebut. Maka dapat dikatakan mereka
yang bergaya hidup dan berbudaya Punk mengimitasi suatu bentuk gaya hidup dan
budaya yang diterimanya melalui musik yang mereka dengarkan. Suatu bentuk
pembelajaran untuk bertingkah laku yang didapat ini sangat mungkin mendapat
tanggapan sebagai perilaku yang menyimpang. Peniruan ini semakin didukung dengan
adanya desakan dari orang-orang lain yang sebaya (peer group) yang juga mempunyai
tingkah laku yang sama dilingkungannya. Hal ini menimbulkan suatu bentuk Delinquency
imitation model (peniruan model kenakalan remaja)

Proses Imitasi memerlukan beberapa syarat, menurut Chorus yang dikutip oleh
Soelaiman Joesoef dan Noer Abijono (1981) syarat syarat tersebut ialah:

1.   Adanya minat atau perhatian yang cukup besar terhadap apa yang akan diimitasi

2.   Ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi apa yang akan diimitasi
3. Tergantung pada pengertian, tingkat perkembangan serta tingkat pengetahuan dari
individu yang akan mengimitasi.

Dalam makalah ini juga dibahas mengenai media massa. Media massa adalah
industri dan teknologi komunikasi yang mencakup surat kabar, majalah, radio, televisi,
dan film. Istilah massa mengacu pada kemampuan teknologi komunikasi untuk
mengirimkan pesan melalui ruang dan waktu dan menjangkau banyak orang.

Teori-teori Subkultur menjelaskan mengenai Bricolage yang berarti penataan


ulang dan penghadapan obyek-obyek bermakna yang sebelumnya tidak terkait dalam
rangka menghasilkan makna baru dalam konteks yang segar. Konsep ini dapat digunakan
dalam memahami subkultur punk.

Namun dalam menjelaskan peran media, penjelasan Cohen dan Young terasa
lebih tepat. Mereka menempatkan liputan media pada posisi sentral dalam penciptaan
dan keberlangsungan penyimpangan subkultur pemuda.  Respon masyarakat yang akan
muncul adalah kepanikan moral yang berusaha melacak dan menghukum segala budaya
pemuda yang menyimpang.

Berbagai pemikiran dan teori diatas akan digunakan dalam menjelaskan


beberapa hal yang dibahas dalam makalah ini.
3.      Pembahasan

Subkultur Punk Sebagai Suatu Kenakalan Anak

Punk menjadi suatu kultur yang dianggap menyimpang dalam masyarakat.


Penilaian ini dapat terjadi berawal dari semangat memberontak dan anti kemapanan,
sedangkan kemapanan adalah hal yang menjadi tujuan hidup dalam masyarakat industri.
Pemberontakan ini mengakibatkan adanya anggapan dari masyarakat modern yang
biasanya hidup dikawasan perkotaan dan tidak lepas dari kehidupan industrialisasi
bahwa budaya Punk adalah budaya yang menyimpang.  Dari sini akan timbullah suatu
bentuk delinquent subculture yang muncul di masyarakat.

Di Jakarta Komunitas Punk terkadang di justifikasi sebagai pembuat onar dan


kekacauan seperti dalam suatu pengalaman yang dikutip dari laporan Bisik.com tentang
acara punk di Senayan ini  :

“Ibu dari seorang teman saya yang kebetulan lewat jalan itu untuk suatu keperluan
bahkan sempat menelepon beberapa orang kerabat dan anaknya untuk
memberitahukan agar mereka pada hari itu menghindari areal Senayan yang
menurutnya “dipenuhi gerombolan massa anak-anak muda yang tidak jelas
juntrungannya di sana”.

Namun memang tidak dipungkiri terkadang terjadi keributan dalam acara-acara


semacam ini seperti dilaporkan Bisik.com:

"melihat segala keributan dan kerusuhan remeh-temeh yang selalu terjadi di even-even
punk rock (masih ingat even STOP THE CONFLICT di Moestopo tahun lalu ? 1000 massa
punks versus 3 truk tronton aparat kalap. Skor akhir : 5 anak punk menderita luka-luka
akibat berondongan pelor karet aparat)"

Dari keributan-keributan seperti itu maka akan timbul Prejudice dari masyarakat
bahwa Punk identik dengan kekerasan. Namun Kekerasan itu sendiri ditentang oleh
Punkers atau anak Punk (sebutan bagi anak-anak bergaya hidup Punk). Bagi mereka
kekerasan hanyalah suatu tindakan bodoh namun entah mengapa selalu terjadi
keributan dalam suatu event atau acara musik yang diadakan oleh mereka.

Kekerasan yang mereka lakukan kadang muncul sebagai pengaruh minuman


keras. Minuman keras sudah tidak terlepas dari kehidupan mereka yang sebagian besar
memang peminum minuman keras.
Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi. Perkelahian
antar anak Punk atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan ketika mereka
berjoget didepan panggung sebuah acara musik punk. Kekerasan saat mereka
menikmati musik ini seperti sudah menjadi sebuah ritual dalam komunitas punk. Saling
memukul dan saling menendang bahkan bergulat bergulingan menjadi hal yang biasa
saat mereka berjoget mengikuti irama lagu. Hal ini mereka anggap sebagai ungkapan
kebebasan. Dalam komunitas ini kekerasan tidaklah menjadi sesuatu yang anti sosial.
Menurut mereka, mereka melakukan kekerasan biasanya karena mereka diganggu lebih
dahulu. Namun mereka bukanlah sumber dari kekacauan.

Di Jakarta Komunitas Punk yang biasanya bermatapencaharian di bidang


informal. Misalnya berjualan aksesoris perlengkapan pakaian punk, kaset-kaset punk
(yang biasanya bajakan), dan usaha lainnya yang biasanya tidak jauh dari gaya hidup
mereka. Tidak sedikit juga dari mereka yang menjadi polisi cepek di putaran-putaran
jalan dan menjadi pengamen. Mereka dalam kehidupannya sebagaimana sudut pandang
mereka yang anti kemapanan maka dalam hal mata pencaharian mereka tidak mencari
untung yang sebesar-besarnya. Mereka mencari uang hanya untuk bertahan dan
menikmati hidup serta untuk memenuhi kebutuhan kelompoknya.

Tidak jarang massa Punk menggelar aksi demonstrasi terhadap pemerintah.


Mereka terkadang membawa nama suatu partai dalam aksi-aksinya dimana banyak
massa Punk yang tergabung dalam partai politik tersebut. Punk juga mempunyai
ideologinya sendiri tentang politik. Ideologi mereka dalam menyikapi proses politik
adalah Anarki. Keanarkian ini dianggap sesuai dengan motto Do It Yourself yang mereka
anut. Keanarkian ini yang dimaksud ialah tidak adanya pemerintahan.

Hal-hal seperti diataslah yang dapat menyebabkan suatu subkultur Punk dinilai
sebagai suatu penyimpangan oleh masyarakat umum. Tidak hanya perorangannya
namun juga kebudayaannya itu sendiri. Kebudayaan ini biasanya disosialisasikan ke
anak-anak muda sekitar 12-18 tahun. Suatu bentuk kebudayaan yang menawarkan
kebebasan dan anti kemapanan yang disosialisasikan kepada anak usia remaja akan
sangat mungkin untuk diserap oleh remaja-remaja itu.

Anggota kebudayaan ini tidak selalu anak-anak muda. Tidak sedikit orang-orang
dewasa yang mungkin sudah tidak bergaya hidup punk namun masih ber ideologi punk
dan bersemangatkan sudut pandang Punk.
Dalam melihat sebuah kebudayaan kita harus melihatnya secara holistik dan dengan
menghilangkan sikap etnosentris. Kebudayaan Punk juga harus dilihat dari sudut
pandang mereka juga. Masing-masing kebudayaan mempunyai suatu nilai-nilainya
sendiri. Walaupun Punk mempunyai kebudayaan yang berbeda dari masyarakat pada
umumnya tetapi mereka tidak dapat dipisahkan sepenuhnya dari masyarakat umumnya.
Karena itulah Budaya ini menjadi suatu subkultur dalam budaya urban industrialis.

Pengimitasian juga sangat mungkin terjadi dalam proses enkulturasi Punk


karena adanya pengidolaan bintang-bintang musik Punk yang menjadi model bagi
pengimitasi. Pengidolaan yang dialami remaja sangat mungkin menjadi sebuah proses
enkulturasi dimana remaja yang masih labil disosialisasikan suatu bentuk budaya yang
dapat diikutinya. Proses regenerasi budaya (enkulturasi) ini melalui pembelajaran yang
bersifat imitasi dari kebudayaan pendahulunya. Pengenkulturasian ini tidak terlepas dari
peran media yang mendorong terjadinya proses enkulturasi. Selain melalui musik,
proses perambatan nilai juga terjadi melalui media lain misalnya media cetak. Sistem
informasi mereka juga melalui suatu sistem yang mandiri. Mereka menerbitkan
semacam media cetak dalam bentuk buletin atau majalah independen yang dibuat
dengan biaya sendiri yang seadanya. Media cetak independen ini disebut Zine. Zine
-diambil dari kata Magazine- sebenarnya tidak hanya ada di komunitas Punk namun juga
komunitas minoritas  lainnya misalnya komunitas sastra, homosexual atau hacker.

Bentuk-bentuk munculnya budaya punk dapat dilihat sebagai bentuk bricolage


yang dilakukan oleh pemuda dalam menghadapi budaya yang sudah ada sebelumnya.
Pemaknaan baru dari makna yang sudah ada sebelumnya terjadi dalam bentuk-bentuk
fashion statement. Penggunaan peniti, kalung anjing, asesoris fetisisme dan berbagai
bentuk lain juga menunjukkan pemaknaan baru dari berbagai hal yang sudah memiliki
makna sebelumnya. Bentuk-bentuk inilah yang menjadikan punk sebagai sebuah sistem
subkultur yang berbeda.

Analisis permasalahan perilaku sosial kelompok punk dengan memperhatikan


dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari
aspek :

1.      Kekuatan (Strength)

a.       Karena mereka ingin dianggap keren didepan teman-temannya


b.      Terjadi karena hasutan dari teman-temannya untuk mengikuti pergaulan yang salah

c.       Karena tidak mendapatkan perhatian dari orang tua

d.   Karena bisa juga terjadi dari faktor lingkungan dab akhirnya mereka menjadi komunitas
anak punk jalanan.

2.      Kelemahan (Weakness)

a.       Berperilaku buruk

b.      Hampir keseluruhan berpendidikan rendah

c.       Susah untuk di cari karena tempat mereka berkumpul berpindah-pindah

d.      Hidup tidak terarah

3.      Peluang (Opportunity)

a.       Menjadi musisi

b.      Menjadi kritikus

c.       Masyarakat yang mengucilkan komunitas anak punk menyebabkan mereka menjadi
lebih liar

d.      Lingkungan sekitar yang mempengaruhi perilaku mereka

4.      Tantangan/Hambatan (Threats)

a.     kematian

b.    sulit diterima masyarakat

c. merusak generasi muda

d. merusak masa depan bangsa

4. Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam


pada tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk
gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex
dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum
punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar
pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk
gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang
sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap
otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa
untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal.
Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan
Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya
masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk
kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali


bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung
jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas
rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia
akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata.
Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari
masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri
aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam
inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan


warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan
tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi
lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

5. Fenomena Anak Punk jalanan di Indonesia


Punk jalanan bukanlah fenomena baru dikalangan anak muda. Bahkan, anda
mungkin sudah tidak asing lagi manakala melihat sekelompok pemuda dengan
penamlan “liar”. Penampilan tersebut biasanya berupa rambut dicat warna warni
dengan potongan jabrik (mohawk) atau lebih mirip rambut indian.

Tak hanya itu saja sekelompok remaja tersebut suka memakai beragam aksesori
mulai dari anting-anting, kalung, rantai, yaitu ketika mendapati sebuah gembok
tergantung dipinggang. Ternyata gembok yang tergantung dipinggang tersebut memiliki
makna tersendiri bagi anak punk, yaitu sebuah simbol bahwa mereka menginginkan
kebebasan.

Dandanan liar anak punk terkadang sangat mengganggu karena sebagian dari
mereka suka menindik beberapa bagian tubuhnya padahal itu sama saja dengan
menyakiti dirinya sendiri. Satu lagi ciri khas anak punk yang di nilai sangat mengganggu,
yaitu bau badan menyengat tercium ketika sekelompok remaja itu melintas di hadapan
kita.

Menurut keterangan dari salah satu anggota anak punk jalanan, mereka
memang tidak pernah mandi ataupun sekedar membersihkan diri dari tubuhnya yang
kotor dan kumal. Bagi mereka, kewajiban mandi merupakan bentuk ketidak bebasan
yang harus ditentang habis habisan.

Kebebasan seperti itulah yang mereka cari, bebas dari segala aturan yang
dianggap menyusahkan diri dan mengikat. Kebebasan dari kewajiban-kewajiban
terhadap Tuhan maupun terhadap diri sendiri yang seringkali mereka anggap sebagai
suatu paksaan. “punker” itulah sebutan bagi sekelompok remaja yang menginginkan
kebebasan dalam hal apapun. Punker sendiri sangat mudah ditemui dikota kota besar.
Biasanya mereka sering bergerombol di alun-alun, taman kota, lampu merah, atau di
jalan-jalan dipusat kota. Bahkan disetiap konser atau pertunjukan musik, punker dengan
segala atribut yang menempel padanya selalu setia menikmati dentuman alat musik.
Punker begitu menikmati hidup dengan tanpa beban sedikitpun di pundaknya.
BAB 3

KESIMPULAN

Punk sebagai suatu bentuk Kebudayaan tidak dapat begitu saja dianggap sebagai
suatu penyimpangan. Namun apabila kita melihat dari sudut pandang Kriminologi maka
Kebudayaan Punk dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penyimpangan. Bentuk
penyimpangan ini dapat meliputi seluruh subkulturnya sehingga menjadikan subkultur
punk sebagai suatu penyimpangan subkultur (delinquent Subculture). Penyimpangan ini
dipelajari dan dialirkan melalui budaya dan akibat dari suatu perbedaan kesempatan
dalam meraih kesuksesan .
Penyimpangan itu sendiri terjadi akibat adanya prasangka (prejudice) dari masyarakat
umum yang menyebabkan terjadinya suatu proses labelling terhadap subkultur Punk.
Pelabelan ini juga tidak dapat disalahkan karena masyarakat umum juga mempunyai
suatu sistem nilai dan norma yang menyebabkan suatu subkultur yang berbeda dari
norma-norma itu akan dianggap menyimpang.
Penyimpangan yang terjadi lebih disebabkan adanya perbedaan nilai-nilai budaya Punk
yang berseberangan dengan budaya masyarakat umum yang lebih dominan dalam
masyarakat.

Salah satu penyebab semakin terasanya adanya penyimpangan adalah dampak


dari media massa. Dalam pemberitaan kriminal sering terjadi pengidentifikasian pelaku
kenakalan anak yang bergaya punk sebagai punk. Hal ini menumbuhkan pendangan di
masyarakat bahwa subkultur punk memiliki nilai perilaku yang termasuk nakal.

Anak seharusnya dapat dilindungi dari prasangka dan stereotip yang berkaitan
dengan subkulturnya. Pemberitaan berita kriminal yang menunjukkan identitas punk
berpotensi muncul prasangka bagi setiap anak yang bergaya punk. Sebagai subkultur
pemuda, punk memang memiliki nilai yang berbeda dengan budaya arus utama
(mainstream). Bricolage yang terjadi tidak seharusnya mengorbankan anak sebagai
korban prasangka dan stereotip. Prasangka dan stereotip dapat menyebabkan anak
berurusan dengan sistem peradilan yang sebenarnya tidak perlu dijalani anak tersebut
karena memang mereka tidak melakukan pelanggaran apapun seperti yang terjadi
dalam pemberitaan tempointeraktif.
Perbedaan nilai yang ada antara subkultur punk dengan masyarakat umum yang
berbudaya arus utama seharusnya dapat lebih diterima sebagai bentuk budaya yang
dilihat secara holistik. Dengan itu maka nilai punk yang berbeda dapat dipahami oleh
masyarakat tanpa menimbulkan konflik. Dalam hal ini kita harus dapat menghargai
budaya Punk namun kita juga harus menghargai budaya yang berkembang dalam
masyarakat luas. Media juga harus dapat menghargai perbedaan tersebut tanpa
membuat pemberitaan yang dapat memunculkan prasangka dan stereotip terhadap
punk dalam masyarakat. Kita harus bisa meminimalisir konflik yang dapat terjadi antara
masyarakat umum dan masyarakat Punk. Masing-masing kebudayaan harus arif dalam
memandang kebudayaan lainnya.
REKOMENDASI

a.       Karena tidak mendapatkan perhatian dari orang tua

Diharapkan kepada para orang tua agar lebih memberikan perhatian dan kasih sayang
yang lebih secara utuh kepada anak-anaknya. Kasih sayang disini bukan selalu harus
diukur dari banyaknya meter yang diberikan. Tetapi, lebih kepada perhatian rasa aman
dan nyaman.

b.      Hampir keseluruhan berpendidikan rendah

Pendidikan itu sangat penting untuk menunjang masa depan kita sebaiknya kita sebagai
generasi muda harus peduli dengan pendidikan tinggi dan jangan sampai putus sekolah.
Karena, dengan mereka putus sekolah mereka tidak akan punya arah tujuan hidup. Jadi
untuk para generasi muda mengenyam bangku pendidikan itu sangatlah penting
minimal kita bisa menyelesaikan wajib belajar 12 tahun.

c.       Menjadi kritikus, boleh tetapi harus mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang
mereka kritik dan mengkritik itu harus menggunakan bahasa yang baik, sopan, dan
mempunyai tata krama sehingga dengan begitu kritikan mereka dapat ditanggapi
dengan baik.

d.      Kematian

Mereka menjadi anak punk jalanan itu bukanlah hal yang menguntungkan tetapi
menjadi anak punk jalanan atau menjadi komunitas anak punk itu adalah yang sangat
membahayakan diri sendiri tentunya dan bukan orang lain. Bahkan mereka bisa
menghabiskan nyawa mereka sendiri dengan melakukan perilaku yang menyimpang
seperti memakai narkoba, jarum suntik, menindik dirinya sendiri, memakai aksesori yang
berbahaya, meminum minuman keras. Alkohol, narkoba, dan barang-barang lainnya
seharusnya dijauhi dan bukan malah dikonsumsi karena itu barang-barang yang sangat
membahayakan tubuh.

http://fitriavrilapriyanti.blogspot.com/2012/10/makalah-perilaku-sosial-kelompok-
punk.html
Pengaruh Positif dan Negatif Adanya Komunitas Punk
Komunitas Punk di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah masyarakat.
Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang ingin mencari
kebebasan. Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tata cara hidup yang
dicuri dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya
membangun identitas berdasarkan simbol-simbol.
Pengaruh positif dan negatif dari komunitas ini, kembali lagi ke cara pandang
masyarakat itu sendiri. Memang, sebagian komunitas Punk memberikan dampak negatif
bagi seseorang, terutama remaja yang jiwanya masih labil dan belum mengerti
maknaPunk itu sendiri. Sebenarnya anak Punk adalah bebas tetapi bertanggung jawab.
Artinya mereka juga berani bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah
dilakukannya. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para Punkers memang sangat
aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal
banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian sosial.
Pengaruh positif adanya komunitas Punk tersebut, antara lain :
1. Adanya tempat untuk mengekspresikan diri, adanya kecocokan terhadap
lingkungan pergaulan.
2. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi (protes dan kritik terhadap
pengekangan, baik dari pihak masyarakat maupun pemerintah) dan jiwa seni yang
mereka miliki, bahkan mereka
3. Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di
hati remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band papan atas.
4. Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang fashion, mereka
membuat T-shirt, kaos, aksesoris dengan jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang
lebih variatif. Wadah untuk pakaian dan aksesoris yang diproduksi sendiri oleh anak-
anak punk sendiri biasa disebut distro, di industri ini pun komunitas punk mampu
bersaing dengan produk-produk terkenal yang sudah akrab dengan remaja Indonesia.
5. Dengan adanya komunitas ini (terutama bagi Punkers yang memiliki
keterampilan), mungkin saja dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran
dan dapat meningkatkan ekonomi khususnya bagi komunitas Punk ini.
6. Komunitas Punk bukan hanya berasal dari kalangan bawah, tapi ada yang berasal
dari kalangan pejabat. Sehingga dapat mempererat jalinan silaturahmi dan
memperbanyak saudara.
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah :
1. Gaya dandanan yang tidak sesuai dengan etika dan budaya Indonesia sehingga
mendapat pandangan sebelah mata dan negatif dari masyarakat.
2. Sering terjerumus pada hal – hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,
misalnya : Narkoba, freesex, mabuk – mabukan. Dan akhirnya malah mengantarkan diri
dibalik jeruji besi.
3. Dapat memicu tindakan anarkis karena selalu mengahadapi hidup dengan
mengekspresikan kekesalan (kemarahan) karena pengekangan ataupun hanya untuk
mengekspresikan kehebatan (kesombongan) diri.
4. Mengganggu ketentraman malam karena kebanyakan dari komunitas ini
beraktifitas diwaktu malam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.

http://punkunitednotkingdom.blogspot.com/2016/02/pengaruh-positif-dan-negatif-
adanya.html

Sisi Positif Komunitas Punk di Indonesia


Komunitas punk tidak selalu dengan makna negatif di mata masyarakat, perubahan-
perubahan yang terjadi di masyarakat membuat beberapa komunitas punk berjalan
kearah positif, mereka tak lagi mengenal anarkisme, mabuk-mabukan. Mereka berubah
dengan ideologi baru sejalan hidup yang positif.  Energi positif komunitas punk di
Indonesia

1. Glam Punk
Glam punk adalah salah satu komunitas punk yang berbeda dari komunitas punk
lainnya. Komunitas ini terdiri dari orang-orang yang menyukai seni, seperti melukis
Tatto, Graffity, menyablon, membuat souvenir dan masih banyak lagi. Komunitas Glam
punk ini juga sangat jauh dari kekerasan (Bukan maksud bahwa punk dekat dengan
kekerasan, namun ada beberapa komunitas yang sangat keras (garis keras), bahkan
sering berselisih dengan komunitas punk lainnya (Anarcho).
Dalam cara berpenampilan, komunitas punk ini juga tidak terlalu melihatkan bahwa ia
adalah anak punk (rambut Mohawk, jaket kulit dan celana jeans ketat, dengan
beraksesoriskan spick). Punk dilihat bukan dari penampilannya tetapi dari jiwanya.
Banyak orang-orang dengan penampilan kebanyakan anak punk (rambut Mohawk, jaket
kulit dan celana jeans ketat) yang berkeliaran di jalanan dan membuat onar, MENCOPET,
MEMALAK dan banyak lagi hal yang membuat citra punk di masyarakat menjadi jelek,
dan hanya bisa menjadi sampah. Pada hal orang-orang yang seperti itu hanya bisa bisa
bergaya saja seperti punk tetapi tidak tau arti dari sebuah punk itu sendiri.

2. Punk Straight Edge


Komunitas punk tanpa narkoba, tanpa minuman keras, tanpa rokok, tanpa seks bebas
dan memilih menjadi vegetarian.
Straight edge diambil dari judul lagu band hardcore awal 1980-an asal Washington,
Amerika Serikat, Minor Threat. Saat itu sang vokalis, Ian Thomas Garner MacKaye,
mengkritik pedas punker yang doyan mengisap kokain lewat syair-syair lagunya. Salah
satunya berbunyi begini: “I’m a person just like you, but I’ve got better things to do than
sit around and smoke dope."
Gerakan straight edge ala MacKaye kemudian mendunia. an 1980-an, straight edge
berkembang menjadi isu vegetarianisme dan hak binatang, yang diusung oleh dua band
punk Gorilla Biscuits dan Youth of Today. Saat itu Ray Cappo, vokalis Youth of Today,
mengajakpengikut straig ht edge tidak makan daging lewat lirik lagu-lagunya.
Perkembangan isu vegetarianisme kian tajam pada 1990-an dan m-munculkan gerakan
straight edge militan, yang dikenal dengan nama hardline.
Menurut vokalis band punk Take One Step, Ricky Joney, pada 1990-an nilai-nilai straight
edge berpengaruh terhadap pemusik dan pencinta hardcore punk di Bogor. Tapi saat itu
belum ada dari mereka yang mendeklarasikan diri sebagai straightedge-er. Para
penganutnya baru sebatas kumpul bareng di depan Rumah Sakit Salak di Jalan Jenderal
Sudirman dan di samping Matahari Department Store Bogor, sanibil mendiskusikan
musik.
Ricky menyatakan, dari diskusi dan bertukar fanzine semacam majalah dari fans musik
tertentu banyak dari mereka yang kemudian terilhami paham itu. Yang dulunya suka
mabuk, merokok, dan dekat dengan narkoba berubah total menjadi seorang straight-
edge-er.

3. Punk Muslim
Apa yang terbayang saat anda mendengar kata ‘anak punk’? Mungkin yang terlintas
dalam pikiran adalah pengamen, rambut mohawk, narkoba, anarkisme, anti kemapanan
dan segala dinamika kehidupan jalanan lainnya. Namun, terlepas dari stigma tersebut, di
salah satu sudut Kota Jakarta, terdapat puluhan punkers yang memilih dakwah sebagai
orientasi pergerakannya.
Punk Muslim, sebuah komunitas punk yang bermarkas di Jalan Swadaya, Pulogadung,
Jakarta Timur. Embel-embel kata Muslim di nama komunitas ini bukan tanpa alasan. Ya,
sejak berdirinya komunitas ini mereka berkomitmen akan membawa Islam sebagai jalur
dalam segala kegiatannya.
Tak mau disebut sebagai anggota, mereka lebih memilih disebut ‘penghuni’ Punk
Muslim. Kalau boleh membahas penampilan, mereka tak berbeda dengan punkers lain
yang biasa ditemui. Mereka bercelana jeans kumal, gaya bicara yang tidak pernah serius,
dan hampir semuanya memakai kaos berwarna hitam bergambar cadas. Baru kemudian
ketika berkenalan dan berbincang lebih jauh, karakter mereka yang berbeda dari
punkers pada umumnya akan tampak jelas.
Sementara punkers pada umumnya membawa ideologi anarkisme, mereka memilih
untuk menjadikan Al Quran dan Hadits sebagai pedoman pergerakannya. Lutfi
menegaskan komunitas ini ingin merubah stigma negatif yang menempel pada punk
jalanan atau lebih banyak disebut street punk. Ketika banyak pihak yang menilai street
punk hanyalah sampah, Punk Muslim memilih untuk merangkul mereka.
Kenapa Menjadi Anak Punk?

Dalam kesempatan ini Celoteh Galang akan mengulas dan membahas mengenai
Komunitas Anak Punk. Sebenarnya apa sih itu Punk? dan kapan pertama kali
muncul? Menurut penelusuran Si Embah Google,  Punk adalah sebuah komunitas
yang berdiri pada tahun 1908 dan didirikan oleh Michael Bakkunin. Komunitas
ini lahir pada masa Revolusi Industri di Inggris, dimana pada saat itu struktur
masyarakat didominasi oleh kaum buruh yang termarjinalkan. Mereka mencoba
mengkritik kebijakan pemerintah melalui lagu-lagu dan nyanyian.

Di Indonesia sendiri, komunitas ini lahir pada awal kerajaan-kerajaan kecil. Pada
kala itu belum disebut sebagai komunitas punk, tapi disebut komunitas orang yang
termarjinalkan. Pada saat itu banyak rakyat yang termarjinalkan oleh kebijakan
yang dikeluarkan oleh pihak kerajaan. Sejarah singkat tersebut merupakan awal
mula terbentuknya komunitas punk di Indonesia menurut perspektif penulis.

Pada era globalisasi saat ini, banyak pemuda di negeri ini yang mencoba
mengidentikkan diri menjadi anak punk walaupun mereka tidak mengetahui
sejarah komunitas ini sebelumnya. Yang lebih parah lagi ketika mereka tidak
mengetahui nilai-nilai yang ada dan apa yang diperjuangkan dalam komunitas ini.
Pada umumnya anak muda di negeri ini hanya sekedar mengadopsi budaya hidup
punk tanpa memahami subtansi dari komunitas ini. Tetapi tidak semua anak punk
seperti itu, karena sebenarnya masih ada komunitas punk di negeri ini yang masih
menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada dan masih konsisten akan perjuangannya.

NILAI-NILAI APA SAJA YANG ADA DI DLAM KOMUNITAS INI?


Nilai nilai yang ada di dalam komunitas ini adalah:
Ø DO IT YOURSELF
Ø SOLIDARITAS
Apa Yang mereka perjuangkan pada era globalisasi ini?
Yang selama ini mereka perjuangkan adalah:

Ø Mereka ingin komunitas ini diterima di masyarakat


Ø Mereka ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap komunitas ini yang
selama ini bisa dikatakan komunitas ini dipandang sebelah mata

Jadi yang merusak atau yang memberikan nilai negatif terhadap komunitas
hanyalah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan mereka tidak
mengetahui nilai-nilai yang ada pada komunitas ini. Sehingga komunitas ini
dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Oleh karena itu sudah menjadi
tanggungjawab setiap anak punk untuk memasyarakatkan nilai-nilai
perjuangannya kepada tiap anggota komunitasnya.

Seberapa banyak anak punk yang masih menjunjung tinggi nilai nilai yang ada
dalam komunitas ini:
Ketika ditanyakan seberapa banyak kuantitas anak punk yang masih menjunjung
tinggi nilai ini, bisa dikatakan hanya beberapa saja karena mayoritas anak punk di
era globalisasi ini hanya mengadopsi budaya asing atau bisa dikatakan hanya
mengikuti life style. Maka tidak salah ketika masyarakat mempunyai persepsi
negatif terhadap komunitas ini. Tetapi tidak bisa dipungkiri masih ada anak punk
yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai[1] sehingga dapat berkontribusi lebih
terhadap lingkungannya dan mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Walaupun respon positif ini masih dalam lingkup kecil, tapi ini bisa dijadikan
sebagai motivasi untuk seluruh anak punk. Setidaknya hal ini bisa menajdi
pencitraan yang baik, bahwa tidak semua anak punk yang ada saat ini hanya
mengikuti life style saja. Ini menjadi sebuah pembuktian bagi masyarakat bahwa
anak punk pada hakikatnya mempunyai nilai dan budaya hidup yang baik.

KENAPA ANAK PUNK IDENTIK DENGAN TATO?


Memang anak punk bisa dikatakan identik dengan tato. Kenapa demikian ? Ini
bisa dikatakan suatu ciri khas dari komunitas ini karena menurut mereka tato
adalah sebuah karya seni dan medium untuk mengekspresikan kreativitasnya.
Sayangnya, selama ini masyarakat mempunyai persepsi negatif terhadap mereka
yang bertato. Oleh karena itu, anak-anak punk ini ingin mengubah paradigma
bahwa tidak semua orang bertato identik dengan tindakan kriminal. Memang
cukup sulit mengubah stigma masyarakat terhadap tato. Tetapi tidak ada yang
tidak mungkin ketika mereka masih mempunyai kemauan dan konsistensi untuk
mengubah pandangan negatif tersebut.

Faktor Penyebab Dan Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Komunitas


Anak Punk

Adanya Komunitas anak Punk tersebut merupakan bentuk dari kenakalan anak
remaja. Dengan demikian, faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi
adanya komunitas anak punk merupakan faktor dari kenakalan anak remaja itu
sendiri. Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan
sangat berperan. Kalau kita perhatikan, ada empat faktor lingkungan yang
mempengaruhi kenakalan remaja, seperti adanya komunitas anak punk. Faktor-
faktor tersebut diantara, sebagai berikut :

1. Lingkungan Keluarga
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang
tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan
mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga
khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar biasa. Seorang
remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin
dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini,
diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka
harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik
anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana
yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan
memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang
semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan
globalisasi.

2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal,
dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan
berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah
menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan perkembangan
intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar, tetapi
mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu
argumen dengan pengajarnya.

Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru
bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana,
mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami
perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan. Guru
menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru
adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan
remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru
merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka
mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja
menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti
berfikirnya guru-guru mereka.

3. Lingkungan Teman Sebaya


Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu
teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan
pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan
penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri di masa
mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya.
Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari
keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang
sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa
kanak-kanaknya.

4.  Lingkungan Dunia Luar


Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman sebaya, baik
lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar
akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar
semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi,
transportasi, informasi maupun globalisasi.

Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk
mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa inilah
seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring
dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di Indonesia, komunitas
punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk.
Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk
itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di
dalam punk.

Faktor – faktor dari dalam Diri yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti


Komunitas Punk

Punk sebenarnya bukanlah sekedar fashion, Komunitas Punk merupakan bagian


dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya sekedar sekelompok anak
muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan musik yang keras, tetapi
yang mendasar adalah mereka mempunyai ideologi politik dan sosial. Kehadiran
mereka adalah perlawanan terhadap kondisi politik, sosial dan budaya yang ada
dalam masyarakat. Komunitas ini juga menghasilkan karya yang cukup banyak.
Namun mereka tidak terlalu meng-ekspos karya mereka. Hidup mereka selalu
identik dengan gaya hidup dan musik yang berbekal etika DIY (Do It Yourself :
kita dapat melakukannya sendiri).

Punk hanya aliran. Tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya akan kembali lagi ke
masing-masing individu. Motto dari komunitas Punk itu tersebut, Equality
(persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung
didalamnya. Punk sendiri lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran
musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-
masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup Punk.

Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya
tertarik mengikuti komunitas Punk :
1.  Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.
2. Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui
keberadaannya.
3. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan
yang terkekang.
4. Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya
hidup, komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri (O’Hara, 1999, h. 41).
5.  Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan
pemberontakan.
6.  Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion dan musik.
7. Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun perasaan
inferior mereka dalam bentuk penampilan yang superior dan unik di mata
masyarakat.
8. Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa atribut
bergaya punk dan pemikiran-pemikiran ideologi anti-kemapanan.
9. Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan terhadap
sistem yang telah diterapkan baik oleh orangtua maupun masyarakat.

Pengaruh Positif dan Negatif Adanya Komunitas Punk


Komunitas Punk di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah
masyarakat. Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang
ingin mencari kebebasan. Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tata
cara hidup yang dicuri dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang lebih
mapan, merupakan upaya membangun identitas berdasarkan simbol-simbol.

Pengaruh positif dan negatif dari komunitas ini, kembali lagi ke cara pandang
masyarakat itu sendiri. Memang, sebagian komunitas Punk memberikan dampak
negatif bagi seseorang, terutama remaja yang jiwanya masih labil dan belum
mengerti makna Punk itu sendiri. Sebenarnya anak Punk adalah bebas tetapi
bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani bertanggung jawab secara pribadi
atas apa yang telah dilakukannya. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para
Punkers memang sangat aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu
ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai
kepedulian sosial.

Pengaruh positif adanya komunitas Punk tersebut, antara lain :


1. Adanya tempat untuk mengekspresikan diri, adanya kecocokan terhadap
lingkungan pergaulan.
2. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi (protes dan kritik terhadap
pengekangan, baik dari pihak masyarakat maupun pemerintah) dan jiwa seni yang
mereka miliki, bahkan mereka
3. Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di
hati remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band papan atas.
4. Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang fashion,
mereka membuat T-shirt, kaos, aksesoris dengan jumlah yang lebih banyak dan
juga desain yang lebih variatif. Wadah untuk pakaian dan aksesoris yang
diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa disebut distro, di industri ini
pun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk terkenal yang sudah
akrab dengan remaja Indonesia.
5. Dengan adanya komunitas ini (terutama bagi Punkers yang memiliki
keterampilan), mungkin saja dapat membantu pemerintah mengurangi
pengangguran dan dapat meningkatkan ekonomi khususnya bagi komunitas Punk
ini.
6. Komunitas Punk bukan hanya berasal dari kalangan bawah, tapi ada yang
berasal dari kalangan pejabat. Sehingga dapat mempererat jalinan silaturahmi dan
memperbanyak saudara.

Sedangkan pengaruh negatifnya adalah :


1. Gaya dandanan yang tidak sesuai dengan etika dan budaya Indonesia sehingga
mendapat pandangan sebelah mata dan negatif dari masyarakat.
2. Sering terjerumus pada hal – hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain, misalnya : Narkoba, freesex, mabuk – mabukan. Dan akhirnya malah
mengantarkan diri dibalik jeruji besi.
3. Dapat memicu tindakan anarkis karena selalu mengahadapi hidup dengan
mengekspresikan kekesalan (kemarahan) karena pengekangan ataupun hanya
untuk mengekspresikan kehebatan (kesombongan) diri.
4. Mengganggu ketentraman malam karena kebanyakan dari komunitas ini
beraktifitas diwaktu malam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.

Alternatif Pemecahan Masalah untuk Menetralisir Anggapan Negatif Publik


terhadap Komunitas Punk

Adapun alternatif yang dapat digunakan untuk menetralisir anggapan negatif


publik terhadap komuitas ini, antara lain :
a. Komunitas Punk harus lebih menunjukkan karya – karya mereka yang dapat
dihargai oleh masyarakat.
b. Komunitas Punk lebih aktif dalam kegiatan bakti sosial ataupun kepedulian
terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan prestasi yang membanggakan.
c. Ada baiknya komunitas ini banyak beraktifitas diwaktu siang, dan tidak
mengganggu ketentraman.
d. Menghindari dandanan yang berlebihan, misalnya tetap menggunakan aksesoris
dan dandanan khas mereka namun tetap memperhatikan aspek kebersihan dan
kerapihan.
e. Beramah – tamah dan tersenyum ketika disapa dan tidak menunjukkan wajah
angkuh ataupun dengan istilah ‘jagoan’.
f. Anggota dari komunitas ini hendaknya menghindari bergaya layaknya preman
yang membuat risih dan takut masyarakat ketika bersua dengan mereka.
g. Mereka juga hendaknya diberikan penyuluhan, namun sebaiknya penyuluhan
tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Misalnya dengan memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk membuka peluang
usaha.

Komunitas Punk  sebenarnya berdandan khas ‘amburadul’ atau lebih mirip


gelandangan yang dipandang sebelah mata ini karena ingin
menyampaikan/mengekspresikan aspirasi/solidaritas mereka terhadap kaum
tertindas dan termarjinal di muka bumi ini. Semua yg mereka kenakan adalah
simbol keberpihakan mereka pada kaum yang tertindas.  Rambut mereka yang
bergaya mowhawk adalah cermin dari keberpihakan mereka terhadap suku
mowhawk asli Indian yang dibantai orang kulit putih di Amerika. Spike kulit yang
mereka kenakan di tangan adalah simbol pengikat tangan terpidana pada kursi
listrik yang digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik para diktator
di negara-negara barat pada masa itu. Sepatu boot militer yang mereka pakai
adalah simbol dari arogansi militer yang harus dilawan dangann kekuatan yang
sama. Celana jeans ketat adalah simbol dari nasib kaum minoritas yang selalu
terjepit. Rantai dan gembok adalah simbol kekuatan persatuan kaum punk, dan
masih banyak lagi.

Komunitas punk akan berhenti mengenakan penampilan dan gaya hidup


menggelandang ini setelah tidak ada lagi penindasan di atas bumi ini. Namun
sayangnya anak muda sekarang salah mengartikan Punk itu sendiri dan lebih
ditujukan untuk ajang ‘bergengsi’ atau merasa ‘jagoan’.

Pemecahan Atau Penyelesaian Yang Bijak Didalam Menyelesaikan Masalah


Adanya   Komunitas Punk
Persebaran komunitas Punk yang sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah
satunya di Bandung, dengan gaya hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur
segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi salah satu masalah patologi sosial
yang perlu diselesaikan. Karena jika kita abaikan begitu saja, komunitas Punk
yang cenderung berperilaku negatif itu akan meluas menjadi suatu kenakalan
remaja dan menyebabkan suatu penyimpangan sosial.

Sebenarnya tidak semua anak punk itu berperilaku negatif, ada beberapa anak
punk yang bergabung dalam suatu komunitas karena menyukai gaya punk yang
identik dengan model rambut Mohawk, body piercing, tato, gelang spike, dan
aksesoris nyentrik lainnya. Gaya hidup negative yang kerap terjadi di dalam
komunitas anak punk biasanya disebabkan karena mendapatkan terpengaruh
teman sesama anak punk lainnya yang melakukan hal-hal menyimpang seperti
memalak, meminum minuman keras, melakukan kekerasan atau penganiayaan,
“ngelem”, narkoba, free sex, dan sebagainya.

Masalah gaya hidup negatif pada anak punk tersebut dapat diselesaikan dengan
beberapa cara seperti menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan
yang berperilaku menyimpang. Disini peran keluarga sangat dibutuhkan untuk
bisa menyadarkan anak agar tidak kembali lagi menjadi anak punk dengan
perilaku negatif. Selain itu memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para
anak punk juga dapat menjadi salah satu alternative pemecahan masalah. Karena
dengan pemberian bimbingan dan penyuluhan, oleh para psikolog khususnya,
dapat merubah pola pikir (belief) anak punk tersebut untuk menghentikan perilaku
negative yang dilakukannya sebelumnya.

Didirikannya panti sosial atau panti rehabilitasi juga menjadi alternatif pemecahan
lainnya karena dalam panti rehabilitasi, anak punk yang bermasalah akan
diberikan suatu shock therapy agar anak tersebut menjadi jera dan menyesal telah
melakukan hal-hal negatif dan menyimpang sehingga nantinya dia tidak akan lagi
menjadi anak punk dengan gaya hidup yang merugikan dirinya sendiri maupun
orang lain.
https://celoteh-galang.blogspot.com/2013/04/kenapa-
menjadi-anak-punk.html

Punk, pasti dalam pikiran kita ketika mendengar kata itu pasti yang terbayang adalah
kenakalan dan kerusuhan. Kita semua pasti pernah melihat sekelompok anak-anak
berumur 14-18 tahun yang berkeliaran di lampu merah, halte, gang senggol, dan
tempat-tempat lainnya yang biasa dijadikan tempat nongkrong anak-anak yang bergaya
ala Punk. Berpakaian serba hitam, rambut mowhawk dan atau camuri (cakar muka
sendiri), celana ketat serta bau minuman anggur (alkohol) yang harganya “ceban”.
Awalnya kelompok ini hanya terdapat pada anak-anak band yang mengikuti inspirator
mereka dalam bermusik, akan tetapi gaya ala punk ini sudah memasuki gaya hidup ABG
sekarang ini. Keberadaan mereka belakangan ini sangat meresahkan karena sering
melakukan pemalakan, ngamen secara paksa di dalam angkot-angkot dan sering
membuat keributan.Mirisnya lagi, mereka bergaya ala Punk akan tetapi tidak tahu arti
Punk itu sendiri dan tidak tahu pula sejarah dan asal muasalnya. Yang mereka tahu Punk
adalah anak gaul, anak band, pemberani dll. Hal yang demikian ini sebenarnya adalah
perusak citra punk sendiri karena tujuan punk sebenarnya adalah menuntut keadilan,
serta saling menghargai ke semua orang, entah apa itu suku, etnis dan agama harus
bersatu melawan ketidak adilan. Sebenarnya Punk ini merupakan pemberontakan dari
anak-anak kelas pekerja yang tidak puas akan sistem politik dan ekonomi yang
diterapkan oleh pemerintah karena menyebabkan pengangguran dan juga terjadinya
krisis moral, Punk ini juga dijadikan sebagai Ideologi dan aliran musik yang bernuansa
sosial, politik, dan budaya. Banyak yang mengartikan punk itu adalah Pemuda Urakan
Namun Kreatif, sebenarnya kata punk itu muncul pertama kali di Inggris dari sebuah
karya Williams Shakespeares yang berjudul , The Marriage of Lady Windsor .Sebagai sub-
kultur, Punk berkembang sekitar tahun 80-an . Punk sebagai gerakan mengunggulkan
rasa toleransi dan kebebasan. Punk, sebagai pemula, yang pertama meneriakkan
ketidakadilan dan perlawanan terhadap sistem yang korup, anak-anak kelas pekerja ini
dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan
yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat
pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa
dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun
terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Banyak yang menyalahartikan punk
sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem
berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang
merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan
melakukan berbagai tindak kriminal. Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan
dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku
indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang,
sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti
kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk
berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu
sudah layak untuk disebut sebagai punker. Tetapi Punk sebenarnya tidak harus
menggelandang dijalan,mabuk-mabukan nggak jelas, berambut mohawk,tatoan,
berdandan urakan dan apalagi harus berbuat onar. Pekerja kantoran, mahasiswa, dan
pelajar pun bisa dianggap sebagai punkers. Hakekat dari punkers sendiri adalah mereka
yang memiliki spirit punk yang pantang menyerah serta peka terhadap masalah sosial
yang ada disekitarnya. Punk yang menganut ideologi bagus yaitu Do It Your Self yang
artinya lakukan apa yang menurut kamu harus lakukan yang tentu saja tidak menginjak
harga diri orang lain dan tidak merugikan orang lain. Ideologi tersebut sebenarnya
sangat bagus jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang melatih kita untuk tidak
takut untuk mengambil resiko, mandiri,  bisa berfikir out of the box, serta menambah
giat bekerja untuk tidak bermalas-malasan. Selain itu jika kita menemui kegagalan
ingatlah punk pasti kita tidak terlarus terus menerus dalam kegagalan itu karena punk
mengajarkan tentang ketegaran dalam menghadapi masalah serta tidak boleh cengeng
dalam menghadapi masalah. Hal ini bisa dibuktikan bahwa banyak tokoh punk yang
sukses bukan karena keonaran mereka, tetapi karena usaha mereka yang giat untuk
mencapai sukses. Bahkan mereka juga sukses  tidak hanya dengan bermusik saja mereka
juga membuka clotingan kaos, membuka distrro-distro, membuka bar, dan studio musik
tetapi mereka tidak keluar dari konsep punk atau malah berkejasama dengan apa yang
sebenarnya mereka lawan yaitu ketidakadilan, serta tidak hanya bercinta dan main band
saja tetapi tetap kritis dengan permasalahan sosial dan penegakan HAM.

https://www.kompasiana.com/raden_rahmat_wijaya/552
ae9f1f17e612953d623bd/semangat-punk-dan-arti-punk-
sebenarnya
http://plapon-plapon.blogspot.com/2009/12/pengertian-
punk.html
https://khalidzaev.blogspot.com/2015/11/makalah-
tentang-penyimpangan-sosial-dan.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-penyimpangan-
sosial/
https://pendidikan.co.id/pengertian-penyimpangan-sosial-
faktor-ciri-jenis-bentuk/

Anda mungkin juga menyukai