Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Ashila deaz shafira
2. Ainun asih triyani
3. Alan hadikusuma
4. Aditia abdul
5. Ahmad kahfi
Kelas: XI Ips A

Guru Pembimbing: Neneng Triyani Sp.d

SMA NEGERI 7 TANJUNG JABUNG BARAT


TAHUN AJARAN 2019/2020
2
KATA PENGANTAR

Assalamualiakum warrahmatullahi wabarakatuh.


Alhamadulillahirabbilalamin puji dan syukur mari sama-sama kita haturkan kepada
Allah SWT yang memberi kesehatan begi penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Shalawat berangkaikan salam tidak lupa pula kita ucapkan kepada roh
jungjungan nabi umat islam, Nabi Muhammad SAW.
Dan juga tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen pengampuh yaitu Ibu Neneng
Triyani Sp.d yeng telah membimbing bagaimana cara pembuatan makalah yang baik dan
benar. Dan juga semua teman-teman yang telah mensuport penulis, serta seluruh pihak yang
telah berkontribusi.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu selain memenuhi tugas mata
sekolah tentang Sejarah Indonesia, juga sebagai pembelajaran bagi para pembaca untuk
menambah pengatahuan. Dan penulis berharap agar makalah ini dapat berguna kedepannya.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Jambi, 16 Januari 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
PEMBAHASAN
A. Kedatangan Jepang Ke Indonesia...................................................................................1
B. Menganalisis Organisasi Pergerakan Pada Masa Pendudukan Jepang...........................6
PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17

iii
iv
PEMBAHASAN

A. Kedatangan Jepang Ke Indonesia


Awal mula ekspansi Jepang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak
bumi untuk keperluan perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang
untuk keperluan perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor
minyak bumi ke Jepang. Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini
akhirnya mendorong Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.
Pada tanggal 1 Maret 1942, sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di tiga
tempat di Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-masing dengan
kekuatan lebih kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama pendaratan Jepang adalah
mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini nyatanya disambut dengan antusias
oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang
saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap
perang gerilya yang dilakukan oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut
memudahkan pendaratan tentara Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil
merebut pangkalan udara Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat. Hingga
akhirnya tanggal 9 Maret tahun Showa 17, upacara serah terima kekuasaan dilakukan antara
tentara Jepang dan Belanda di Kalijati.
Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik simpati rakyat Indonesia.
Dan kemenangan Jepang atas perang Pasifik digembor-gemborkan sebagai kemenangan
bersama, yaitu kemenangan bangsa Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia,
Pemerintah Jepang mengeluarkan slogan-slogan : ”India untuk orang India, Birma untuk
orang Birma, Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang Indonesia. Jepang juga
memberikan janji kemerdekaan “Indonesia shorai dokuritsu”, dan membiarkan bendera
Indonesia dikibarkan. Bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Tokyo sering
menyiarkan lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang adalah
melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda. Sejak itulah bahasa Indonesia
ikut berkembang dengan pesat. Keadaan sebelum kedatangan Jepang juga dikisahkan sebagai
berikut :
Kalau malam, di radio, disiarkan siaran-siaran radio Jepang yang berbahasa Indonesia,
menganjurkan supaya rakyat Indonesia berontak, sebelum Jepang mendarat. Dalam
propaganda itu mereka mengatakan Jepang datang bukan untuk menjajah Indonesia
melainkan memerdekakan bangsa Indonesia

1
Setelah kedatangannya ke Indonesia, tentara ke 16 sebagai perwakilan pemerintah
militer Jepang Jepang Pelindung Asia di Indonesia membentuk suatu badan propaganda yang
disebut dengan Sendenbu. Badan ini berfungsi untuk mendukung pergerakan Jepang di
Indonesia. Melalui badan ini pula, “Gerakan 3A” dipropagandakan, yaitu:
Jepang Cahaya AsiaJepang Pemimpin Asia

1. Faktor – Faktor Penyebab Kedatangan Bangsa Jepang


Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana
Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak
menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941
mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika
melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di
Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Terjadinya perang pasifik sangat berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan
negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki
Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna
mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai
pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber
minyak utama.

2. Penjajahan Jepang di Indonesia


* 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak mentah
* Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di Kalijati, Subang,
Jabar.
*Pihak Belanda:Letjen Ter Porten
*Pihak Jepang Letjen Hitoshi Imamura
*Saat dikuasai Jepang Indonesia dibagi dua :

1) P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta


2) Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat di
Ujung Pandang
*Propaganda Jepang:

2
1) Gerakan 3A:
Jepang pemimpin asia
Jepang pelindung asia
Jepang cahaya asia
2) Jepang adalah saudara tua Indonesia
3) Jepang membentuk Putera
4) Jepang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan
*Indonesia dimasukkan dalam kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya,
dibawah kepemimpinan Jepang.
a. Romusha
Romusha (“buruh”, “pekerja”) adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang
dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga
1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan
para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia
serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti –
perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.

b. Kamikaze
Bangsa Jepang, setelah kekalahan mereka di Pertempuran Pulau Midway pada Tahun
1942,mereka mempunyai momentum Untuk memulai Perang Pasifik (dikenal secara resmi
sebagai Perang luar biasa Asia Timur di Jepang). Selama Tahun 1943-1944, angkatan perang
Sekutu, didukung Oleh sektor industri yang maju dan sumber penghasilan yang cukup Kaya
Mulai mengintai gerak gerik pasukan jepang. Pesawat pesawat tempur Jepang banyak yang
kalah kelas dengan pesawat -pesawat tempur AS, terutama F4U Corsair dan P-51
Mustang.Karena kekalahan di pertempuran dan banyaknya pilot – pilot yang mati, jepang pun
jadi kekurangan pilot – pilot trampil untuk dijadikan pilot kamikaze.
Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze waktu itu karena merasa sudah tidak
mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut
Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan
khusus ini dicetuskan oleh Vice Admiral Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf
komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa tidak mungkin dilakukan,
mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia super. Ide ini kemudian direalisasikan
oleh Vice Admiral Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada Oktober 1944 yang
kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze

3
3. Bangsa Jepang Menduduki Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya perang Dunia kedua di
kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk menguasai negara-negara Asia
dan merebutnya dari negara-negara imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan
supremasi (keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di asia sebagai
tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya. Sejak awal abad 20 Jepang
telah menjadi negara industri dan mulai melaksanakan imperialisme modern saat itu Jepang
berhasil menduduki korea dan cina. Ketika Jepang menduduki indocina, pada juli 1941 AS
tidak menyetujui tindakan tersebut. Tindakan protes AS dilakukan dengan menghentikan
penjualan karet, baja lemepngan, minyak bumi dan lain-lain yang sangat dibutuhkan jepang.
Jepang memutuskan untuk menyerang daerah-daerah koloni eropa di Asia Tenggara tujuannya
untuk memperolehbarang-barangkebutuhanperang.
Dengan itu Jepang yakin bahwa serangan tersebut menimbulkan perang dengan as.
Jepang mendahului serangan terhadap pearl habour, hawaii. Pada 7-12-1941. setelah
menghancurkan pearl harbour, Jepang meneruskan serangan ke filifina pada 10 Desember
1941 dan berhasil menduduki luzon dan batoon, lalu pada tanggal 16 Desember berhasil
menduduki burma.
Akhirnya pada 11 januari Jepang mendarat di Indonesia yaitu dirasakan kalimantan timur dan
berhasil menduduki pulau kalimantan. Dari kalimantan Jepang meneruskan serangannya ke
jawa sebagai pusat bertahan belanda, dan mulai menduduki daerah-daerah lainnya.

4. Daerah Yang Di Kuasai Jepang Selama Menduduki Indonesia


Secara berurutan Jepang mulai menguasai Hindia Belanda yang diawali dengan
penaklukan Tarakan, Kalimantan Timur (11 Januari 1942), Balikpapan (24 Januari 1942),
Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), dan Banjarmasin (10 Februari
1942). Setelah berhasil menguasai wilayah luar Jawa. Jepang kemudian memusatkan
serangannya ke Pulau Jawa. Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga
tempat sekaligus, yaitu di Teluk Banten, di Eretan Wetan, sebelah barat Cirebon (Jawa Barat),
dan Kragan (Jawa Tengah). Setelah menguasai wilayah tersebut, Belanda pada tanggal 5
Maret 1942 mengumumkan Batavia (Jakarta) sebagai kota terbuka. Artinya, Batavia tidak
akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Serbuan tentara Jepang ke Indonesia yang demikian
besar membuat tentara Belanda tidak mampu bertahan. Akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1942
Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Sejak saat
itu, Indonesia dikuasai oleh Jepang.

4
5. Perubahan Yang Di Buat Oleh Bangsa Jepang
Secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi
Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.
Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia
diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung
kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia
dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14
Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang
sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat
itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaan.

6. Kemunduran Bangsa Jepang Ke Negaranya


Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II.
Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945,
sementara invasi Sekutu ke Jepang hanya tinggal waktu. Walaupun keinginan untuk melawan
hingga titik penghabisan dinyatakan secara terbuka, pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat
Militer Jepang secara pribadi memohon Uni Soviet untuk berperan sebagai mediator dalam
perjanjian damai dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang. Sementara itu, Uni
Soviet juga bersiap-siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi janji kepada
Amerika Serikat dan Inggris di KonferensiYalta.
Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima
dan Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuan mendadak ke koloni
Jepang di Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang. Kaisar
Hirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan
memerintahkan Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang ditawarkan
Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsung perundingan di balik layar selama
beberapa hari, dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan
rakyat pada 15 Agustus 1945.
Dalam pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito
membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat
bahwa Jepang telah menyerah.Pendudukan Jepang oleh Komando Tertinggi Sekutu dimulai
pada 28 Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur

5
Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang ditandatangani hari itu oleh
pejabat pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan
anggota militer di negara-negara Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day).
Walaupun demikian, sebagian pos komando terpencil dan personel militer dari kesatuan di
pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selama berbulan-bulan bahkan hingga
bertahun-tahun setelah Jepang menyerah. Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat
tentang etika penggunaan bom atom

B. Menganalisis Organisasi Pergerakan Pada Masa Pendudukan Jepang


Terdapat perbedaan antara organisasi pergerakan pada masa kolonial Belanda dengan
era pendudukan Jepang, pada masa kolonial Belanda organisasi pergerakan pada umumnya
diprakarsai oleh tokoh pejuang Indonesia sedangkan saat era pendudukan Jepang kebanyakan
organisasi pergerakan dibentuk oleh jepang. Berikut adalah bebarapa organisasi pergerakan
yang ada pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
a. Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
1. Gerakan Tiga A
Tiga A adalah propaganda Kekaisaran Jepang pada masa Perang Dunia 2 yaitu
"Jepang Pemimpin Asia", "Jepang Pelindung Asia" dan "Jepang Cahaya Asia". Gerakan
Tiga A didirikan pada tanggal 29 April 1942. Pelopor gerakan Tiga A ialah Shimizu
Hitoshi. Ketua Gerakan Tiga A dipercayakan kapada Mr. Syamsuddin. Gerakan Tiga A
bukanlah gerakan kebangsaan Indonesia. Gerakan ini lahir semata - mata untuk memikat
hati dan menarik simpati bangsa Indonesia agar mau membantu Jepang. Gerakan ini
kurang mendapat perhatian rakyat, karena bukan gerakan kebangsaan Indonesia. Oleh
karena kurang berhasil menggerakkan rakyat Indonesia dalam membantu Usaha tentara
Jepang, maka gerakan ini dibubarkan pada tahun 1943 dan digantikan oleh PuTeRa.

2. PuTeRa
Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah
Jepang di Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu
Ir.Soekarno M.Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan K.H Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah
untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan
tenaganya untuk kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya
pemimpin orang Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh kegiatan ini. Dalam
tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya adalah

6
kumpulan organisasi profesi seperti, Persatuan Guru Indonesia, perkumpulan pegawai
pos, radio dan telegraf, perkumpulan Istri Indonesia, Barisan Banteng dan Badan
Perantara Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia.
Propaganda Tiga A yang disebarluaskan oleh Jepang untuk mencari dukungan
rakyat Indonesia ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan, karena rakyat justru
merasakan tindakan tentara Jepang yang kejam seperti dalam kerja paksa romusha.
Oleh sebab itu pemerintah Jepang berupaya mencari dukungan dari para pimpinan
rakyat Indonesia dengan cara membebaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional antara lain
Soekarno, Hatta dan Syahrir serta merangkul mereka dalam bentuk kerjasama. Para
pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara menghadapi kekejaman
militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk tetap berusaha
mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang dengan
pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan. Hal ini didukung oleh
propaganda Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan Indonesia. Maka setelah terjadi
kesepakatan, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
Keberadaan Putera merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan
melalui surat kabar dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak
mendapatkan bantuan dana operasional. Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin
Putera memanfaatkan media massa yang disediakan untuk mengikuti dan mengamati
situasi dunia luar serta berkomunikasi dengan rakyat.
Karena Putera tidak menguntungkan Jepang, Putera hanya bertahan selama
setahun, lalu dibubarkan dan diganti dengan Jawa Hokokai.

3. Jawa Hokokai
Jepang mendirikan Jawa Hokokai pada tanggal 1 Januari 1944. Organisasi ini
diperintah langsung oleh kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan). Latar belakang
dibentuknya Jawa Hokokai adalah Jepang menyadari bahwa Putera lebih bermanfaat bagi
pihak Indonesia daripada bagi pihak Jepang. Oleh karena itu, Jepang merancang
pembentukan organisasi baru yang mencakup semua golongan masyarakat, termasuk
golongan Cina dan Arab. Berdirinya Jawa Hokokai diumumkan oleh Panglima Tentara
Keenambelas, Jenderal Kumakichi Harada.
Sebelum mendirikan Jawa Hokokai, pemerintah pendudukan Jepang lebih dahulu
meminta pendapat empat serangkai. Alasan yang diajukan adalah semakin hebatnya

7
Perang Asia Timur Raya sehingga Jepang perlu membentuk organisasi baru untuk lebih
menggiatkan dan mempersatukan segala kekuatan rakyat. Dasar organisasi ini adalah
pengorbanan dalam hokoseiskin (semangat kebaktian) yang meliputi pengorbanan diri,
mempertebal rasa persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bakti.
Secara tegas, Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah. Jika
pucuk pimpinan Putera diserahkan kepada golongan nasionalis Indonesia, kepemimpinan
Jawa Hokokai pada tingkat pusat dipegang langsung oleh Gunseikan. Adapun pimpinan
daerah diserahkan kepada pejabat setempat mulai dari Shucokan sampai Kuco.
Kegiatankegiatan Jawa Hokokai sebagaimana digariskan dalam anggaran dasarnya
sebagai berikut.
a. Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap
tenaga kepada pemerintah Jepang.
b. Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat
persaudaraan antara segenap bangsa.
c. Memperkukuh pembelaan tanah air.

Anggota Jawa Hokokai adalah bangsa Indonesia yang berusia minimal 14 tahun,
bangsa Jepang yang menjadi pegawai negeri, dan orang-orang dari berbagai kelompok
profesi. Jawa Hokokai merupakan pelaksana utama usaha pengerahan barang-barang dan
padi. Pada tahun 1945, semua kegiatan pemerintah dalam bidang pergerakan
dilaksanakan oleh Jawa Hokokai sehingga organisasi ini harus melaksanakan tugas
dengan nyata dan menjadi alat bagi kepentingan Jepang.

4. MIAI
Jepang membutuhkan bantuan dan tenaga umat Islam. Hal ini terbukti dengan
diaktifkannya kembali MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) pada tanggal 4 September
1942. Pengaktifan kembali MIAI ini diharapkan dapat memobilisasi gerakan umat
Islam untuk menopang keperluan perang.
Dengan semboyan "Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan
janganlah berpecah belah", MIAI berkembang menjadi organisasi yang cukup penting
pada masa pendudukan Jepang. Adapun tugas MIAI di masa Jepang antara lain
sebagai berikut :
 Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat.
 Mengharmoniskan Islam dengan kebutuhan perkembangan jepang.

8
Untuk melaksanakan tugas tersebut, MIAI membuat perencanaan program yang
menitik beratkan pada tercapainya tujuan yang bersifat sosio-religius. Adapun
perincian program MIAI sebagai berikut :
 Menyelamatkan dan memelihara kehormatan dan kejayaan umat Islam.
 Membangun masyarakat muslim yang mampu memelihara perdamaian dan
menciptakan kesejahteraan rakyat.
 Meningkatkan pengurusan semua masalah penting kaum muslim seperti :
perkawinan, waris, masjid, zakat, pendidikan dan pengajaran, penyiaran dan
wakaf, serta kesejahteraan fakir miskin.
 Membantu Jepang dan bekerja untuk Asia Raya.

Dalam upaya pelaksanaan program tersebut MIAI memusatkan perhatiannya pada


tiga proyek utama, yaitu membangun Masjid Agung di Jakarta, melanjutkan upaya
pendirian Universitas Islam, dan membentuk baitulmal. Pada bulan Mei 1943, MIAI
membentuk Majelis Pemuda dan Keputrian. Majelis Pemuda dipimpin oleh Ir.
Safwan, dengan sektretaris H.M. Effendi, dan penasihat Dr. Abu Hanifah. Sedangkan
Keputrian dipimpin oleh Siti Nurjanah sebagai ketua dan Ny. Radian Anwar sebagai
sekretaris.
MIAI yang tidak memberi kontribusi kepada Jepang akhirnya dibubarkan pada
November 1943.

5. Masyumi
Pada tanggal 24 Oktober 1943, MIAI dibubarkan. Hal ini disebabkan Jepang
memandang berkembangnya MIAI tidak sesuai dengan harapan Jepang. Sebagai gantinya
Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Sebagai ketuanya
ditunjuklah Hasyim Asy'ari, sedangkan wakil ketuanya Mas Mansur dan Wahid Hasyim.
Sedangkan sebagai penasihat yaitu Ki Bagus Hadikusuma dan Abdul Wahab.
Sebagai induk organisasi Islam, anggota Masyumi terdiri dari para ulama. Dengan
demikian para ulama dilibatkan dalam kegiatan pergerakan politik. Oleh pihak Jepang
Masyumi diharapakan dapat mengumpulkan dana dan menggerakkan umat Islam untuk
menopang kegiatan Perang Asia Timur Raya.
Masyumi cepat berkembang, di setiap kepresidenan terdapat cabang-cabang Masyumi.
Oleh karena itu, Masyumi berhasil meningkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana.
Dalam perkembangannya, tampilah tokoh-tokoh muda di dalam Masyumi, antara
lain : Moh. Natsir, Harsono, Cokroaminoto dan Prawoto Mangun Sasmito. Masyumi
menjadi organisasi massa pendukung rakyat, sehingga menentang keras romusa.

9
Organisasi ini telah menolak perintah Jepang agar menjadi penggerak romusa. Dengan
demikian Masyumi telah menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat.
Masyarakat yang berkembang diberbagai kelompok. Adapun kelompok-kelompok
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kelompok Pangreh Praja dan Pegawai
Kelompok pangreh praja dan pegawai masih tetap mempertahankan sikap
konservatif. Mereka takut kehilangan kedudukan dan jabatan. Kelompok ini
cenderung menjadi pengikut penguasa.
2. Kelompok Nasionalis Nonagama
Kelompok ini dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Mereka memahami
begitu keras dan kejamnya tentara Jepang.
3. Kelompok Santri dan Ulama
Kelompok Santri dan Ulama juga dinamakan dengan kelompok nasionalis agama.
Kelompok ini memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam masyarakat,
contohnya MIAI.

4. Kelompok Sosialis
Kelompok di bawah pimpinan Sutan Syahrir ini bersikap antifasisme Jepang.
Kelompok ini termasuk pendukung paham demokrasi parlementer dari Barat.
5. Kelompok Komunis
Kelompok Komunis di bawah pimpinan Amir Syarifuddin ini dikenal antikapitalis,
tetapi sekaligus juga antifasisme. Oleh karena itu, wajar jika kelompok ini anti
Jepang.
6. Kelompok Pemuda
Kelompok pemuda ada 2 macam, yaitu :
a. Kelompok pemuda yang lebih condong ke komunis, di bawah pimpinan Tan
Malaka. Mereka umumnya bekerja pada Sendenbu.
b. Kelompok pemuda kaigun (pegawai-pegawai dapa Dinas Angkatan Laut
Jepang). Kelompok ini dipimpin oleh Ahmad Subarjo.
Jepang ternyata memberikan kesempatan pada tokoh-tokoh Indonesia untuk
melibatkan diri dalam kegiatan politik dan memangku jabatan-jabatan politis, seperti menjadi
residen. Para tokoh nasionalis juga dilibatkan di dalam keanggotaan dan kepemimpinan Chuo
Sangi In.
Di dalam Chuo Sangi In, Ir. Soekarno sebagai ketua dan para anggotanya jelas dituntut
untuk membina diri dan mengembangkan wawasan politik, karena tugasnya antara lain
memberikan jawaban terhadap pertanyaan pemerintah tentang politik dan pemerintahan.

b. Organisasi Semi-Militer & Militer

10
Pada tahun 1943 terjadi perubahan politik dunia, di mana blok As (Jerman, dkk.) telah
menderita kekakalahan di mana-mana. Jepang mulai cemas terhadap serangan balasan Sekutu
yang semakin ofensif dalam perang pasifik. Kondisi ini membuat Jepang mulai bersikap
lunak terhadap negeri-negeri jajahannya. Kepada bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk
ambil bagian dalam uruasan pemerintahan. Untuk itulah dibentuk Tjihio Sangi Kai (semacam
Dewan Daerah) dan Tjuai Sangi In (semacam Dewan Rakyat) dengan Ir. Soekarno sebagai
ketua dan RMAA Kusumoutoyo dan dr. Buntaran sebagai wakil ketua. Sementara itu Perang
Pasifik semakin mendesak kekuatan Jepang. Untuk itu Jepang memerlukan bantuan rakyat
daerah pendudukan untuk menahan laju ofensif tentara Sekutu. Pemerintah Jepang mulai
memikirkan pengerahan pemuda-pemuda Indonesia guna membantu usaha peperangannya.
Jepang mulai beralih ke strategi defensif di mana Indonesia menjadi front depan (Nugroho:
1993).
Berdasarkan keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, Perdana Menteri Tojo
mengemukakan perlunya dibentuk barisan semi militer dan militer di Indonesia. Pada bulan
Januari 1943 dibukalah sebuah pusat latihan militer untuk pemuda-pemuda Indonesia yang
dikenal dengan ”Sainen Dojo” di Tanggerang. Seinen Dojo ini dipimpin oleh perwira pelatih
Jepang Yanagawa, dibantu oleh M.Nakajima seorang Jepang yang besar di Indonesia dan pro
terhadap Kemerdekaan Indonesia. Di Seinen Dojo ini para pemuda diberi latihan militer yang
sangat berat. Di tempat ini juga dibentuk karakter pemuda semangat dan keberanian
berkorban tentara Jepang yaitu ”Seisin” . Karakter-karakter ”Seisin” seperti ”Tai atari”,
”Jibaku”, ”Harakiri” inilah yang kelak amat berguna dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Di Sainen Dojo ini juga kelak lahir pahlawan-pahlawan kemerdekaan seperti
Letnan Jenderal A. Kemal Idris, Letnan Jenderal A. Kosasih, dan Mayor Daan Mogot.
Keberhasilan Seinen Dojo dalam melatih pemuda-pemuda Indonesia membuat Jepang
membentuk organisasi-organisasi semi militer lain dalam rangka membantu tentara Jepang
dalam peperangannya. Dalam bulan April 1943 dibentuklah organisasi-organisasi pemuda
yang diberi latihan militer, yaitu antara lain:
1. Barisan Pemuda (Seinendan)
Organisasi ini dimaksudkan untuk melatih dan mendidik pemuda agar mampu
menjaga dan memepertahankan tanah airnya dengan kekuatannya sendiri, sedangkan
tujuan sesungguhnya adalah agar Jepang mempunyai kekuatan cadangan dalam
menghadapi Sekutu dalam perang pasifik yang semakin ofensif. Pada awal
pembentukannya jumlah anggota Seinendan tercatat 3.500 orang dan kemudian
berkembang mencapai jumlah sekitar 500.000 orang pada akhir pemerintahan Jepang.

11
Susunan Seinendan terdiri atas:
a.Dancho(Komandan)
b.Fuku Dancho(Wakil Komandan)
c.Komon(Penasehat)
d.Sanyo(Anggota Dewan Pertimbangan)
e.Kanji(Administrator)

Yang pasti bahwa organisasi ini digunakan untuk mengamankan garis belakang dan
sebagai barisan cadangan. Selain itu dibentuk pula Seinendan putri yang membantu
pelaksanaan garis belakang.

2. Barisan Pembantu Polisi (Keiboidan)


Keiboidan adalah organisasi pemuda (20-35 tahun) yang mempunyai tugas kepolisian
berupa penjagaan lalu lintas, keamanan desa, memelihara keamanan dan ketertiban,dan
lain-lain. Organisasi ini berada dalam binaan Keimubu (Departemen Kepolisian) dan
anggotannya berjumlah sekitar satu juta orang. Yang menarik dari organisasi ini ialah
bahwa organisasi ini dijauhkan dari pengaruh kaum nasionalis, sedangkan di dalam
Seinendan duduk nasionalis muda seperti Sukarni, Abdul Latief Hendraningrat, dan lain-
lain.

3. Pembantu Prajurit (Heiho)


Pada tanggal 22 April 1943 Tentara Wilayah Ketujuh mengeluarkan peraturan tentang
pembentukan Heiho (Pembantu Prajurit). Sejak saat itu para Heiho dilatih dan
dipergunakan dalam berbagai kesatuan militer di bawah wewenang tentara wilayah
ketujuh yang di dalamnya termasuk Tentara Ke Enam Belas (yang menguasahi wilayah
Jawa-Madura).
Setelah melihat latihan di Seinen Dojo pihak Jepang tidak meragukan kemampuan
Heiho dalam melaksana-kan tugas-tugas militernya. Namun yang dikawatirkan adalah
kesetiaan para Heiho terhadap usaha dan kepentingan perang Jepang. Pihak Jepang
merasa takut jika para pemuda Indonesia yang telah terdidik dan terlatih secara militer
akan memukul balik pasukan Jepang di Indonesia.
Jumlah pasukan Heiho sampai akhir pendudukan Jepang adalah 42.200 orang yang
memiliki keahlian diberbagai seluk beluk persenjataan, tetapi di antara mereka tidak ada
yang berpangkat perwira.

12
4. Himpunan Wanita (Fujinkai)
Pada bulan Agustus 1943 dalam rangka membentuk potensi wanita Pemerintah Jepang
membentuk Fujinkai. Tenaga wanita dengan keanggotaan batas umur 15 tahun ini
digunakan digaris belakang untuk membantu dan merawat korban perang, namun banyak
juga yang dilibatkan dalam penanaman pohon jarak untuk diambil minyaknya. Selain itu
mereka juga diberikan latihan-latihan semi militer yang meliputi baris-berbaris dan
menyelamatkan diri dari peperangan.

5. Organisasi Islam
Golongan Nasionalis Islam memperoleh perhatian khusus pemerintah Jepang.
Golongan Nasionalis Islam oleh pemerintah Jepang dianggap anti barat dalam persoalan
sekulerisme. Untuk itu Pemerintah Jepang tetap mengijinkan berdirinya organisasi Islam
yang sudah berdiri dari jaman Hindia Belanda, yaitu Majelis Islam A’la Indonesia yang
didirikan oleh K.H Mas Mansur pada tahun 1937 di Surabaya.
Pemerintah Jepang melalui Kolonel Horie Choso seorang Kepala Shumubu (Kantor
Urusan Agama) Jakarta, meminta agar umat Islam tidak melakukan kegiatan yang bersifat
politik. Pemerintah Jepang mengharap-kan agar MIAI membantu segala aktifitas Jepang
dalam rangka mencapai kemakmuran bersama di bawah pimpinan Dai Nippon. Sebagai
organisasi massa yang besar, dalam segala kegiatannya MIAI tetap diawasi oleh
pemerintah Jepang.
Pada bulan September 1943 Pemerintah Jepang mengijinkan berdirinya organisasi
Islam yang lain yaitu NU dan Muhammaddiyah. Pada bulan Oktober 1943 MIAI
dibubarkan, sebab dianggap kegiatannya tidak begitu memuaskan oleh pemerintah Jepang.
Sebagai pengganti MIAI berdirilah Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Pada bulan desember 1944 Masyumi diperboleh-kan memiliki organisasi militer yang
bernama Barisan Hizbullah (Pasukan Tuhan) Perkembangan organisasi Islam pada masa
Jepang mendapatkan keleluasaan. Dalam praktiknya organisasi-organisasi ini tidak selalu
memihak kepada pemerintah Jepang, hal ini disebabkan karena banyak dari aktivitas
bangsa Jepang yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.

6. Pembentukan PETA (Kiodo Bo Ei Giyugun)


Pembentukan PETA atau yang lebih dikenal dengan Tentara Pembela Tanah Air lahir
atas prakarsa salah seorang tokoh pergerakan nasional Indonesia yaitu R. Gatot

13
Mangkuprojo melalui suratnya yang ditujukan kepada Saiko Shikan (Panglima Tentara
Kenambelas) dan kepada Gunsekan (Kepala Pemerintahan Pendudukan Tentara Jepang).
Isi surat tersebut adalah keinginan untuk meyumbangkan tenaganya dalam
mempertahankan daerah negara Indonesia agar pemerintah Jepang mau membentuk
pasukan sukarela yang seluruh pasukannya terdiri atas bangsa Indonesia.
Dalam waktu sebulan setelah permohonan Gatot, dikeluarkanlah Osamu Seirei No. 44
pada tanggal 3 Oktober 1943, mengenai “Pembentukan Pasukan Sukarela untuk membela
Jawa“. Peraturan tersebut mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a.Tentara PETA beranggotakan orang Indonesia asli mulai dari pimpinan sampai
bawahan yang terendah;
b.Penempatan militer Jepang untuk tujuan pelatihan;
c.Tentara PETA berada langsung di bawah Panglima Tentara, terlepas dari badan
manapun;
d.Tentara PETA merupakan tentara teritorial yang tugas dan kewajibannya
mempertahankan daerahnya masing-masing (Syu); dan
e.Tentara PETA di masing-masing daerahnya (Syu) harus siap membela dan
mempertahankannya sampai titik darah penghabisan.
Dari pembentukan PETA ini bisa dilihat adanya dua kepentingan yang berbeda. Di satu
pihak bangsa Indonesia membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil serta mahir dalam bidang
kemiliteran yang dibutuhkan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang tidak
lama lagi menjadi kenyataan. Di pihak lain Jepang membutuhkan tenaga pemuda Indonesia
untuk membantu tentara Jepang mempertahankan Indonesia dari tangan Sekutu.
Sistem kepangkatan tentara PETA memilki lima tingkatan, yaitu:
a. Daidanco : Komandan Batalion
b. Cudanco : Komandan Kompi
c. Shodanco : Komandan Peleton
d. Budancho : Komandan Regu
e. Giyubei : Prajurit Sukarela

Menjelang tahun 1944, Jepang mulai terdesak dan satu demi satu daerah jajahannya
berhasil direbut Sekutu. Serangan yang diarahkan ke Jepang semakin jelas dan kemungkinan
besar hubungan antara Jepang dan Indonesia terputus oleh blokade Sekutu. Untuk menutupi
kekalahan yang semakin lanjut tersebut pemerintah Jepang mendirikan Badan Pelopor atau
Suisyintai pada tanggal 1 November 1944, sebulan kemudian dibentuk pula Barisan Berani

14
Mati atau Jibakutai. Para pemuda yang tergabung dalam Barisan Berani Mati berjumlah
sekitar 50.000 orang.
Mereka mendapat latihan kemilliteran di bawah bimbingan Kapten Yanagawa di
Cibarusa, Bogor selama 2 bulan. Sesuai dengan hasil Chui Sangi-In yang ketiga maka
pengerahan seluruh kekuatan harus diciptakan dan untuk melaksanakannya maka Ir. Soekarno
diangkat menjadi ketua dan R.P Suroso sebagai wakilnya. Jumlah anggotanya ada sekitar
60.000 orang yang ada di kota dan desa.

15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya perang Dunia kedua di
kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk menguasai negara-negara Asia
dan merebutnya dari negara-negara imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan
supremasi (keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di asia sebagai
tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya. Sejak awal abad 20 Jepang
telah menjadi negara industri dan mulai melaksanakan imperialisme modern saat itu Jepang
berhasil menduduki korea dan cina. Ketika Jepang menduduki indocina, pada juli 1941 AS
tidak menyetujui tindakan tersebut. Tindakan protes AS dilakukan dengan menghentikan
penjualan karet, baja lemepngan, minyak bumi dan lain-lain yang sangat dibutuhkan jepang.
Dengan itu Jepang yakin bahwa serangan tersebut menimbulkan perang dengan as.
Jepang mendahului serangan terhadap pearl habour, hawaii. Pada 7-12-1941. setelah
menghancurkan pearl harbour, Jepang meneruskan serangan ke filifina pada 10 Desember
1941 dan berhasil menduduki luzon dan batoon, lalu pada tanggal 16 Desember berhasil
menduduki burma.
Akhirnya pada 11 januari Jepang mendarat di Indonesia yaitu dirasakan kalimantan
timur dan berhasil menduduki pulau kalimantan. Dari kalimantan Jepang meneruskan
serangannya ke jawa sebagai pusat bertahan belanda, dan mulai menduduki daerah-daerah
lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11476757/KEDATARANGAN_JEPANG_KE_INDONESIA
https://www.academia.edu/12694400/_Organisasi_Pergerakan_Pada_Masa_Penduduk_J
epang_

17

Anda mungkin juga menyukai